Anda di halaman 1dari 2

1.

Latar Belakang Desa Sumber Brantas merupakan desa yang masuk dalam kawasan rawan bencana banjir dan longsor. Menurut Peraturan Daerah Kota Batu (Pasal 45 ayat 2a, Mengenai Kawasan Rawan Bencana Alam)1, longsor dan banjir meliputi : Wilayah Kota Batu bagian utara terdiri dari Kawasan Gunung Pusungkutuk, Gunung Welirang, Gunung Kembar, Gunung Anjasmoro, Gunung Rawung di Desa Sumber Brantas pemanfaatan ruang untuk kawasan tersebut untuk hutan, ruang terbuka hijau, pertanian, pariwisata, permukiman, dan pergudangan Memiliki klasifikasi kelerengan kurang dari 40 %; Berdasarkan Profil Desa Sumber Brantas Tahun 2009,2 jumlah penduduk Desa Sumber Brantas sebanyak 4.100 jiwa dan sebagian besar bekerja sebagai petani sebanyak 21,17%. Tingkat pendidikan terakhir penduduk Desa Sumber Brantas sebagian besar adalah tamat SD/sederajat, yaitu sebesar 58%. Desa Sumber Brantas merupakan salah satu desa yang menjadi daerah penyangga bagi kawasan Tahura Raden Soerjo. Luas wilayah Desa Sumber Brantas sebesar 541,1364 Ha dan berada pada ketinggian 1.400 s/d 1.700 di atas permukaan laut. Penggunaan lahan di Desa Sumber Brantas didominasi oleh lahan pertanian yakni sebesar 58,82%, hal ini dipengaruhi oleh kondisi tanah yang subur dan iklim yang menunjang untuk kegiatan pertanian. Desa Sumber Brantas merupakan daerah penyangga bagi kawasan Tahura Raden Soerjo Kota Batu. Namun Desa Sumber Brantas tercatat sebagai salah satu titik lahan kritis di Kota Batu karena sebagian besar penggunaan lahannya adalah untuk pertanian hortikultura yang memiliki tingkat erosi yang sangat peka atau sangat tinggi karena pola tanam yang ada di lahan pertanian ini kurang tepat.3 Melihat kondisi ini, dan kurang sadarnya masyarakat desa Sumber Brantas menyebabkan kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana. Tidak heran jika kemudian kesadaran itu kurang tertanam dalam masyarakat desa Sumber Brantas. Sebesar 58,82% masyarakat Desa Sumber Brantas adalah tamatan SD/sederajat. Kawasan rawan bencana alam tanah

Peraturan Daerah Kota Baru Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030 Listyarini. Sari Nindya,Sutikno, Fauzul Rizal. Juli 2011. Optimalisasi Fungsi Daerah Penyangga Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo (Studi Kasus: Desa Sumber Brantas Kota Batu). Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 3, Nomor 1 Ibid, hal. 47

Kedatangan bencana alam tidak dapat diprediksi kedatangannya. Hal ini terkadang pula menyebabkan raibnya harta benda bahkan tempat tinggal dengan waktu yang relatif cepat. Mau tidak mau, mayoritas masyarakat yang menggantungkan hidupnya terhadap alam membuat ekonominya kritis ketika bencana alam tiba, dan memaksa mereka untuk mencari dan menggantungkan hidupnya terhadap hal-hal lainnya. Disorientasi ekonomi inilah yang terkadang menyebabkan timbulnya kemiskinan dalam masyarakat, baik permanen maupun sementara.

Anda mungkin juga menyukai