Ibn Miskawaih mempunyai nama lengkap Abu Ali Ahmad ibn Muhammad ibn Yaqub ibn Miskawaih Lahir di kota Ray (Iran) sebuah kota sebelah Selatan Teheran pada tahun 320 H (932 M)
2.
3.
Ibn Miskawaih banyak belajar sejarah kepada Abu Bakar Ahmad ibn Kamil al-Qadhi dan belajar filsafat kepada Ibn al-Khammar. Disiplin ilmunya meliputi kedokteran, bahasa, sejarah dan filsafat. Dan populer sebagai filsuf akhlak.
4.
Hidup pada zaman Daulah Bani Buwaihi (334-447 H) yang berkuasa di Bagdad. Di bawah pemerintahan inilah dia bekerja dengan para putra-putra penguasa.
Ibn Miskawaih meninggal di Asfahan pada tahun 421 H (1030 M).
4.
METAFISIKA
Dalam
Metafisika Ibn Miskawaih tidak memberikan perhatian besar terhadap masalah ketuhanan. Pemikiran Ibn Miskawaih tentang ketuhanan tidak banyak berbeda dengan pemikir filsuf sebelumnya.
berjisim, azali dan pencipta. Tuhan esa dalam segala aspek. Tuhan ada tanpa diadakan, dan ada-Nya tidak tergantung kepada yang lain, sedangkan yang lain membutukan-Nya.
Tuhan menjadikan alam ini secara emanasi dari tiada
menjadi ada.
2.
KENABIAN
Pemikiran Ibn Miskawaih tentang masalah kenabian hampir sama dengan pemikiran Al-Farabi.
Semua manusia membutuhkan Nabi sebagai sumber informasi untuk mengetahui sifat-sifat keutamaan dan yang terpuji dalam kehidupan praktis. Ibn Miskawaih : Nabi adalah Manusia pilihan yang memperoleh hakikat-hakikat kebenaran, karena pengaruh Aql Faal (Akal Aktif) atas daya imajinasinya.
Hakikat-hakikat yang sama diperoleh juga oleh para filsuf. Perbedaannya hanya terletak pada cara memperolehnya.
Para Filsuf memperoleh kebenaran dari bawah ke atas, yaitu dari daya inderawi naik ke daya khayal, dan naik lagi ke daya pikir. Para Nabi memperoleh kebenaran langsung dari akal aktif sebagai rahmat Tuhan.
3.
MORAL
Moral atau Akhlaq menurut Ibn Miskawaih: suatu sikap mental yang mengandung daya dorong untuk berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. Berasal dari watak Sikap Mental Berasal dari kebiasaan dan latihan
Ibn Miskawaih : bahwa kedatangan Nabi Muhammad adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Ini terlihat dari tujuan melakukan ibadah adalah untuk pembentukan watak yang pada gilirannya akan memperbaiki tingkah laku manusia.
Kajian yang paling urgen dalam masalah akhlaq menurut Ibn Miskawaih adalah kebaikan, kebahagiaan dan keutamaan. Suatu keadaan dimana kita sampai kepada batas akhir dan kesempurnaan wujud. Dalam diri manusia terdapat dua unsur yaitu jiwa dan badan, maka kebahagiaan meliputi keduanya. Asas semua keutamaan adalah cinta kepada semua manusia
Kebaikan
Kebahagiaan
Keutamaan