|
.
|
\
|
+ + =
s
s
R jX R I
1
2 2 2 2
(3)
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN Suyamto 208
dimana besaran |
.
|
\
|
s
s
R
1
2
merupakan
ekspreasi beban mekanik pada rotor, lihat
Gambar 3b.
Gambar 3. Rangkaian ekivalen rotor
Sehingga rangkaian ekvalen motor listrik
saat berputar dengan slip s adalah seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Rangkaian ekivalen motor saat berbeban
dengan slip s
Dengan memperhatikan Gambar 4 dapat
dibuat blok diagram seluruh daya nyata (watt)
yang bekerja pada motor beserta rumusnya
sebagi berikut, lihat Gambar 5. .
[1, 3, 5]
Gambar 5. Blok diagram daya-daya yang bekerja
pada motor
untuk sisi stator :
P
in S
= V
1
I
1
Cos
1
: daya masuk ke motor
melalui stat
P
r inti
= V
1
I
o
Cos
o
: Rugi daya inti stator
P
r CU
= I
2
1
R
1
: Rugi daya lilitan
stator
P
oS
= P
in S
- P
r inti
- P
r CU
= V
1
I
1
Cos
1
-
V
1
I
o
Cos
o
- I
2
1
R
1
(daya keluar
stator)
Untuk sisi rotor
P
in r
= P
oS
, (dengan asumsi rugi bocor fluks
magnit dari stator ke rotor
diabaikan)
P
r inti
= rotor kecil dan diabaikan
P
r CU
= I
2
2
R
2
: Rugi daya lilitan rotor
P
ok
= Daya keluar kotor dari motor
P
t
= Rugi daya tambahan (disebabkan
oleh angin gesek dan fluks bocor)
(4)
Dari persamaan 3 , daya keluar motor
kotor dapat dihitung secara cepat bila diketahui
daya keluar dari stator atau daya masuk ke rotor
dengan rumus sebagai berikut, lihat rangkaian
rotor pada Gambar 4.
) 1 ( : : 1 )
1
( : 1 : / 1
)
1
( : : /
: :
2
2
2 2
2
2 2
2
2
s s
s
s
s
s
s
R I R I s R I
P P P
ok rCU inr
=
= (5)
Rumus di atas Jadi bila s dan salah satu
dari ketiga daya tersebut diketahui maka daya
yang lain dapat dihitung dengan cepat.
Perhitungan yang dilakukan dengan cara
di atas belum dapat dipakai untuk menghitung
dayadaya mekanis secara langsung sehingga
seri dipakai metode diagram lingkaran motor
induksi. Untuk keperluan tersebut, rangkaian
ekivalen motor pada Gambar 4 kemudian
diubah dengan memindahkan rangkaian rotor
ke sisi stator seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 6.
Gambar 6. Rangkaian ekivalen motor saat berbeban
dengan slip s rotor dipindah ke stator
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
Suyamto Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 209
Arus tanpa beban I
o
pada umumnya kecil
dibandingkan dengan arus beban penuh dari
motor terutama untuk yang berdaya besar maka
diabaikan terhadap arus masuk I
1
. Dengan
demikian dari Gambar 5, I
1
= I
1
1
= I
1
2
dan
( )
( )
( ) ( ) 2
1
1
1
2 1
2
1
1
1
2
1
2 1
/
/ ) 1 (
X X j s R R
X X j
s s R R R Z
t
+ + + =
+ +
+ + =
Karena
Z
X
impedansi
si reak
Sin = =
tan
maka
( ) ( )
Sin
X X
V
X X s R R
V
Z
V
I
t
2
1
1
1
2
2
1
1
2
1
2 1
1 1
1
/
+
=
+ + +
= =
(5)
Persamaan 5 di atas merupakan
persamaan polar I
1
dengan garis tengah
V
1
/(X
1
+X
1
2
) dan sudut , Jadi dalam diagram
lingkaran tersebut merupakan tempat
kedudukan dari I
1
., lihat Gambar 7 .
[1, 2, 3]
Gambar 7. Diagram lingkaran motor sebagai tempat
kedudukan arus I1 dan I2
Dengan menggunakan diagram lingkaran
motor pada Gambar 6, dapat diketahui besarnya
seluruh daya nyata yang bekerja pada motor
listrik, termasuk daya mekanik keluar kotor dari
motor (P
ok
), rugi daya tambahan (P
t
) dan daya
keluar motor bersih (P
ob
) dengan cara
mengukur panjang proyeksi arus dikalikan
dengan besarnya tegangan sumber. Sebagai
contoh adalah besarnya daya masuk ke motor
P
in S
= V
1
(I
1
Cos
1
) = V
1
x panjang garis AF.
Daya-daya yang lain juga dapat dihitung
dengan mengukur panjang garisnya kemudian
dikalikan dengan tegangan sumber V
1
. Panjang
garis AF terdiri dari garis AB yaitu daya keluar
bersih, BC rugi daya tambahan, CD rugi daya
lilitan rotor, DE rugi daya lilitan stator dan EF
rugi daya inti stator.
PERCOBAAN
Pembuatan diagram lingkaran motor
induksi maupun perhitungan untuk mengetahui
seluruh daya pada motor dapat dilakukan buat
setelah dilakukan 3 macam percobaan yaitu
percobaan tanpa beban, berbeban dan rotor
ditahan. Dalam hal ini dilakukan percobaan
menggunakan motor induksi 3 fasa 0,1 kW, A :
380 V, 0,35 mA, 50 Hz, 2800 rpm. Sedangkan
untuk beban mekanik dipasang Magnetic
Powder Brake UAF-5W yang dikopel dengan
motor listrik menggunakan kopling magnet
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Peralatan yang dipakai
Untuk mendapatkan tegangan, arus , daya
dan Cos ., semua pengukuran dilakukan pada
sisi stator seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 9 sedangkan hasilnya ditunjukkan pada
Tabel 1.
Gambar 9. Rangkaian pengukuran V, I, W dan Cps
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN Suyamto 210
Tabel 1. Hasil Percobaan Untuk NLT, LT dan BRT
M-A
V
(volt)
I
(mA)
P
(watt)
Cos rpm
NLT 380 160 100 0,74 2990
LT1 380 170 105 0,7 2958
LT2 380 200 125 0,7 2880
LT3 380 300 155 0,86 2790
BRT 100 160 31 0,80 0
R1(O) 253 (diukur langsung)
R2(O) (dari perhitungan)
Keterangan
M-A : Motor terhubung delta
LT3 : Load Test 3test berbeban 3)
NLT : No Load Test (Test tanpa beban )
BRT : Test rotor ditahan(Blocked)
LT1 : Load Test 1 (test berbeban 1)
R
1
(O) : Tahanan lilitan stator
LT2 : Load Test 2 (test berbeban 2)
R
2
(O) : Reaktansi lilitan rotor
ANALISIS PERHITUNGAN DAN
PEMBAHASAN
Dari pengukuran seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 8, terlihat bahwa
hubungan antara besarnya daya, tegangan, arus
dan Cos adalah xVxIxCos P 3 = .
Perhitungan daya dan torsi dilakukan dengan
terlebih dulu menghitung daya pada saat tanpa
beban dan berbeban dengan mengambil data
percobaan LT3 pada Tabel 1 sebagai berikut.
V
1
= 380 volt
Slip s = 2,25 % (dari rumus 2)
I
o
= 160 mA
I
1
= 300 mA
P
o
= 100/98 Watt
P = 155 Watt
Cos
o
= 0,74
Cos
1
= 0,86
Maka dengan menggunakan rumus-
rumus daya pada persamaan 4 dapat dihitung :
1. Daya masuk pada motor
watt
x x
xVxIxCos P
in
8 , 169
86 , 0 ) 10 ( 300 380 3
3
3
=
=
=
2. Rugi daya inti pada saat tanpa beban
watt
x x
xVxIxCos P
o
9 , 77
74 , 0 ) 10 ( 160 380 3
3
3
=
=
=
3. Rugi daya lilitan stator
( ) watt x x R I P
rCU
77 , 22 253 10 300
2
3 2
= = =
4. Daya keluar stator = Daya masuk - Rugi
daya stator total
watt P
oS
13 , 69 77 , 22 9 , 77 8 , 169 = =
5. Rugi daya lilitan rotor, dicari dengan
menggunakan rumus 5.
) 1 ( : : 1
)
1
( : 1 : / 1
)
1
( : : /
: :
2
2
2 2
2
2 2
2
2
s s
s
s
s
s
s
R I R I s R I
P P P
ok rCU inR
=
=
inR rCU
sxP P =
Dimana besarnya slip s dicari dengan
menggunakan rumus 2 : s = (n
s
- n
m
)/n
s
=
(2800 - 2790)/2800= 0,025 atau 2,5 %.
Sedangkan besarnya P
inR
sama dengan P
oS
,
dengan asumsi bahwa rugi fluks bocor
pada celah udara antara inti stator dan inti
rotor diabaikan. Sehingga P
rCU
= 0,025 x
69,13 = 1,72 watt
6. Daya keluar motor kotor (menggunakan
Persaaan 5)
watt
x
xP s P
inR ok
4 , 67
13 , 69 ) 025 , 0 1 (
) 1 (
=
=
=
7. Daya keluar motor bersih atau BHP
Dari Gambar 5 : Blok diagram daya-daya
yang bekerja pada motor, dapat dilihat
bahwa daya keluar bersih sama dengan daya
keluar kotor dikurangi dengan rugi daya
tambahan P
oB =
P
ok
- P
t
yang ditimbulkan
oleh gesek dan angin. Dalam hal ini P
t
sama dengan nol karena motornya sangat
kecil sehingga tidak memerlukan
SEMINAR NASIONAL V
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
Suyamto Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 211
pendinginan dengan kipas. Jadi daya keluar
bersih P
oB
= P
ok
= 67,4 watt
8. Torsi motor pada poros
Dengan menggunakan rumus 1 dapat
dihitung torsi motor sebagai berikut.
55 , 9
Txn
P = atau
m N
x
n
P
T = = = 23 , 0
2790
4 , 67 55 , 9 55 , 9
Terlihat bahwa daya dan torsi yang
dihasilkan kecil karena motornya kecil
yaitu 100 watt, sedangkan rugi daya inti
statornya yang bersifat tetap sangat besar
yaitu 100 watt. Hal ini wajar karena motor
yang digunakan adalah motor skala
laboratorium dimana yang dipentingkan
adalah putarannya sehingga proses induksi
dan magnetisasi yang direpresantasikan
oleh rugi inti lebih dominan, lihat gambar
rangkaian ekivalen motor pada Gambar 2.
9. Pada saat rotor ditahan keluaran motor
sama dengan nol sehingga daya masuk =
rugi daya inti stator dan rugi daya lilitan
(stator + rotor) atau P
in
= P
inti
+ P
rCU
.
Dan besarnya R
2
adalah :
a. PinS pada saat tegangannya 380 volt =
(380/100)2 x 31 = 447,64 W
b. PrCU = Pin - Pinti = 447,64 100 =
347,64 watt
c. (R1 + R12) = V2/P = 3802/347,64 =
415,37 O
d. R12 = 415,37 253 = 162,37 O
Dari pembahasan yang telah dijelaskan
diketahui bahwa dengan melakukan tiga macam
percobaan yaitu tanpa beban, berbeban dan
rotor ditahan dapat dihitung seluruh besaran
yang ada di dalam motor kecuali rugi daya
lilitan rotor, rugi daya tambahan yang
diakibatkan oleh fluks bocor, gesekan lager dan
pendingin kipas angin. Untuk mengetahui
ketiga macam daya tersebut termasuk daya
mekanik yang lain, hanya dapat diketahui dan
dihitung melalui pembuatan diagram lingkaran
motor induksi. Pembuatan diagram lingkaran
tersebut hanya dapat dilakukan dengan baik bila
motor yang dipakai berdaya besar sehingga
daya maupun torsinya juga besar. Hal ini dapat
dimengerti dan dipahami bahwa untuk
membuat diagram lingkaran motor induksi
diperlukan data hasil prercobaan yang akurat
dan berharga besar. Hal ini hanya dapat
dipenuhi apabila dalam percobaan dipakai alat
ukur digital dan pengukurannya dilakukan
secara berulang-ulang.
KESIMPULAN
Dari percobaan dan perhitungan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Untuk motor induksi 3 phase, 0,1kW , 350
mA, yang dibebani sebesar 300 mA atau
85,7 % dari beban penuh diperlukan
daya.masuk ke motor 169,8 watt., rugi daya
total 102,4 watt dan besarnya daya keluar
motor bersih sebesar 67,4 watt. Sedangkab
besarnay torsi pada poros hdala 0,243 N-m
dengan putaran 2790 rpm
2. Untuk motor listrik dengan daya kecil
seperti yang dipakai di laboratorium,
perhitungan daya mekanis yang biasanya
dilakukan dengan metode diagram
lingkaran sulit dilakukan karena rugi daya
tanpa bebannya besar, sedangkan daya
keluarannya kecil dengan putaran yang
besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. ZUHAL; Dasar Tenaga Listrik;, Penerbit ITS,
Bandung, Edisi ke-2,1986
2. A.E. FITZGERALD, DJOKO ACHYANTO,
Mesin mesin listrik, Erlangga, Edisi ke
empat, Jakarta, 1992.
3. M.L.SONI A. SUBBA RAO, Electrical
Technology, Dhanpat Rai & Sons, foto Copy,
tanpa tahun
4. BUDI ASTUTI, IR, Teknik Tenaga Listrik Bab
III, Mesin Dinamik Elementer, foto copy,
tanpa tahun
5. MUSLIMIN MARAPPUNG, IR, Teori Soal
dan Penyelesaian : Teknik Tenaga Listrik,
cetakan pertama Juni 1979, copyright by
Armico Bandung.
6. CURTIS D. JOHNSON, Handbook of Electrical
ang Elektronis Technology, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, New Jersey, Columbus,
Ohio. 1996.
7. ROBERT L. BOYLESTAD, Introductory
Circuit Analysis, 9
th
edition (international
edition), Prentice Hall International, Inc,
1997
SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009
ISSN 1978-0176
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN Suyamto 212
8. DRS. SUMANTO, M.A, Motor listrik arus
bolak-balik, Andi offset Yogyakarta, Edisi
pertama , 1993.
9. EXPERIMENT FILE, Einstruments and
Systems for Training in the Professional
Field Electrical Engineenering. Copyright by
ELWE, Kurt Franz KG- West Germany,
Hindenburgstrase 16, , 3302 Cremlingen 3,
All rights reversed for the publihsher, tanpa
tahun.
10. A.E. FITZGERALD, PANTUR SILABAN,
Dasar-dasar Elektro Teknik, Erlangga, Edisi
ke lima, Jakarta, 1984.