Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

ANALISA PENURUNAN TEKANAN AIR PADA PIPA LENGKUNG BERSPUYER UNTUK SISTEM PENGUJIAN KEBOCORAN 0leh : Budhy Basuki, Djuhana

ABSTRAK Telah dilakukan sistem pengujian kebocoran dengan sebuah pipa yang dilengkungkan dan berspuyer. Pada pipa tersebut dibuat luabng-lubang kecil untuk menyemprotkan air. Air dialirkan dari sebuah pompa ke pipa yang dilengkungkan, kemudian tekanan air dalam pipa dan ujung pipa diukur dengan menggunakan manometer. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui tekanan air pada pipa yang melengkung dan diberi lubang. Dari grafik diperoleh untuk tekanan 0,1 hingga 2 bar terjadi penurunan tekanan. Untuk tekanan 0,1 bar dihasilkan 0 bar, sedangkan untuk tekanan 2 bar terjadi penurunan tekanan 1,9 bar.

ABSTRACT It has been tested a bending pipe fitted electronically and connected to the pipe some small holes to sprinkling water. As water flowing from a pump to the bending pipe then water pressure in the pipe and at the pipes ends was measured using manometer. Objectives of this research is to know the pressure drop of water in the bending pipe having holes on it. The result for pressure 0,1 bar until 2 bar pressure drop. For pressure 0,1 bar pressure drop 0 bar. For pressure 2 bar pressure drop 1,9 bar.

1. PENDAHULUAN Pengujian sebuah pipa yang dilengkungkan didalamnya dipasang kotak elektronik dilakukan dengan menyemprotkan air. Dengan menyemprotkan air pada kotak elektronik atau dikatakan pengujian simulasi curah hujan. Sistem pengujian terdiri dari sebuah pipa yang dilengkungkan, kemudian pipa tersebut dipasang lubang kecil untuk penyemprotan air. Air di hasilkan dari sebuah pompa dialirkan ke pipa, kemudian tekanan air nya diukur dengan menggunakan manometer dan di ujung yang lain juga diukur tekanannya. Tujuannnya adalah untuk mengetahui 298 penurunan tekanan air pada pipa

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

yang dilengkungkan dan diberi lubang keluaran air. Kemudian penurunan tekanan diukur dan juga perubahan semprotan air.

2. TEORI DASAR Apabila sebuah fluida mengalir pada sebuah pipa, dan jika diberi lubang keluaran fluida maka di ujung pipa akan terjadi penukaran tekanan. Dengan menggunakan persamaan kontinuitas antara seksi 1 dan seksi 2 [1]. Q = V1A1 = V2A2 dengan : Q = Debit air (m /det), V = Kecepatan Air (m/det) A = Luas Penampang (m) 2.1 Rugi-rugi akibat pembesaran secara mendadak Bila diameter pipa membesar secara tibatiba/mendadak, seperti terlihat pada gambar Fluida mengalami shock (kejutan). Hal ini menyebabkan terjadinya eddy dan berakibat hilangnya sebagian energi yang disebabkan oleh naiknya turbulensi lokal/setempat. Kehilangan energi (Head loss) dapat di evaluasi dengan menggunakan prinsip kontinuitas, momentum dan energi. Gunakan persamaan kontinuitas pada bagian 1 dan 2. Q= V1A1 = V2A2 Dengan mengabaikan gaya gesek pada dinding, dengan menggunakan persamaan momentum maka. Gaya luar = Laju perubahan momentum p1A1-p2A2= mV2 mV1 = m(V2 V1 ) = Q(V2 V1 ) = v2A2(V2 V1 ) (p1- p2 )A2 = A2 v2 2 v1v2 (m /det),

( p1 p2 )
p

= v 2 2 v1v 2 (A2)

299

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

dengan : = Massa jenis air (kg/m3) P = Tekanan (bar)

Gambar - 1 Pengisian dari pipa ke reservoir besar.

Jadi, seluruh energi kinetik diubah menjadi pencampuran dan turbulensi, bahkan apabila pengosongannya bebas seperti gambar -1 seluruh energi kinetik tetap hilang. Catatan: Energi yang hilang tidak benar- benar hilang, ia berubah menjadi energi panas dan

menyebabkan naiknya suhu fluida dalam reservoir. Oli ( crude oil ) mengalir lewat pipa berdiameter 100 nm, pada laju 40l/s. Jika pipa tiba-tiba membesar menjadi 200 nm, estimasi rugi-rugi energi (head loss) yang di akibatkan oleh perubahan bagian secara mendadak. Gunakan persamaan antara bagian 1 dan 2 ambilah sumbu horizontal sebagai datum (titik acuan).
p1 v1 p v + hm = 2 + 2 pg 2 g pg 2 g Dengan (hm) rugi rugi energi akibat pengembangan mendadak. Susun kembali persamaan diatas diperoleh :
2 2

hm =

p1 p2 v1 v2 + pg 2g

Substitusikan untuk

p1 p2 dari (A). p

300

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

hm =

v2 v1v2 v1 v2 (v1 v2 ) + = g 2g 2g
2 2 2

(6.6)

Dengan menggunakan persamaan kontinuitas,

v v1 1 1 2 2 2 2 = 1 1 v1 = v1 hm = 2g 2g 2g 2

(6.7)

Dengan : K= 1 1 2

V = Kecepatan pada pipa yang lebih kecil.

(6.8)

2.2 Rugi-rugi keluaran.


Bila sebuah pipa mengisi reservoir besar, seperti terlihat pada gambar -1. Sebagian energinya dipindahkan dan dapat di evaluasi menggunakan persamaan 6.7. Dalam hal A2<<A,hasil substitusi.

hm = (1 0 )

v2 2g

[v1 = v; v2 = 0]

v2 2g

(d.p.l

K=1)

(6.9)

a)Keluaran Terendam b) Keluaran Bebas

3. METODOLOGI PENGUJIAN. A. Sistem Pengujian Tekanan Pipa


Sistem pengujian penurunan tekanan pada sebuah pipa yang dilengkungkan dan diberi lubang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar -2 Sistem pengujian drop tekanan

301

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

1. Pipa bahan S5 schedule 40 lengkungan R=1 meter, jumlah lubang 2. Spuyer 0,5 mm, bahan, kuningan 3. Pompa air kap tekanan 0 - 5 bar, 5 liter/menit, 2800 rpm, 220 V, 50 HZ 4. Alat ukur tekanan tabung Bourdon, kap 0 5 bar, Resolusi 0,1 bar

B. Metode Percobaan.
1. Jalankan pompa air. 2. Putar katup pada posisi OFF 3. Putar katup pada posisi ON secara perlahan. 4. Ukur tekanan (1) pada posisi 0,1 bar 5. Baca tekanan 2. 6. Ubah tekanan dari 0,1 2 bar dengan kenaikan tekanan 0,1 bar. 7. Amati pancaran air pada spuyer.

4. HASIL PERCOBAAN DENGAN DAN PEMBAHASAN


Hasil dari percobaan yang telah dilakukan dengan mengatur bukaan katup aliran air kemudian mengukur tekanan air dan penurunan tekanan air dapat dilihat pada dibawah ini. able

Tabel 1. Hasil Pengujian


N0 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Tekanan (1) (Bar) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 Tekanan (2) (Bar) 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 Pancaran air ke Spuyer Kondisi air sedikit ada tekanan Kondisi ada kenaikan tekanan Kondisi air mulai ada tekanan Kondisi air sudah mulai naik Kondisi air mulai naik Kondisi air naik Kondisi air naik Kondisi air terlihat naik Kondisi air naik Kondisi air naik Kondisi air naik Kondisi air tekanan stabil Kondisi air tekanan stabil Kondisi air stabil Tekanan air pada posisi puncak Kondisi puncak Kondisi puncak Kondisi puncak Kondisi puncak air mulai ada penurunan Kondisi puncak air mulai terlihat melemah Kondisi air mulai melemah Kondisi air melemah

302

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

Dari tabel (1) hasil pengujian dapat dibuat grafik yang memuat hubungan antara tekanan
(1) terhadap penurunan tekanan (2). Kemudian dibuat juga tekanan air (1) terhadap pancaran air pada spuyer pada tiap-tiap spuyer.
5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
2,2 2,1 2 1,9 1,8 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 1,2 1,1

Tekanan (2) (Bar) Tekanan (1) (Bar)

2 1 1,9 1,8 0,9 1,7 1,6 0,8 1,5 1,4 0,7 1,3 1,2 0,6 1,1 1 0,5 0,9 0,8 0,4 0,7 0,6 0,3 0,5 0,4 0,2 0,3 0,2 0,1

2,2 2,1

0,1 0,3 0,5 0,7 0,9 1,1 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1

Gambar grafik -1 : Hubungan tekanan (1) dengan tekanan air (2)

Gambar grafik -2 : Tekanan Pancaran air pada spuyer.

Dari grafik dapat dilihat untuk tekanan air 0,1 bar terjadi penurunan tekanan bahkan tekanan airnya 0 bar dan kondisi aliran air sedikit sekali, kemudian tekanan air yang masuk dinaikan maka ada tekanan air dan terjadi semprotan air, kemudian tekanan air dinaikan juga terjadi ada tekanan air namun terjadi penuruanan tekanan air, bahkan sampai dengan tekanan air 2 bar maka terjadi penuruanan tekanan 1,9 bar. Penurunan tekanan terjadi disebabkan karena lengkungan, kekasaran dan perubahan diamater pipa.

303

Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007

ISSN 1693-3346

5. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Tekanan air 0,1 bar sampai dengan 2 bar maka terjadi penuruanan tekanan Data yang diperoleh untuk tekanan air 0,1 bar didapat penurunan tekanan 0 bar. Sedangkan untuk tekanan air 2 bar, maka terjadi penurunan didapat tekanan 1,9 bar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Khurmi, 2001, A Textbook Of Fluid Mechanics, S.Chand & Company LTD, New Delhi. 2. Popov.E.P. 1990, Engineering Machinecs of Solids, Preutice Hall, Inc, Engelwood Chiffes, New Jercey. 3. 4. Nierman, G, 1978, Machinecs Element, Vol II, Sis 0 ed, Berlin. Ernest ) Doebelin, 1990 Measurement System: Application And Design, 4th Ed, McGraw-Hill Publishing Company, Singapore. 5. 6. Sularso, 1981, Pompa dan Kompressor, Erlangga, Jakarta. Karassik I.J., 1986, Pump Handbook, McGraw-Hill, New York.

304

Anda mungkin juga menyukai