Anda di halaman 1dari 42

PENINGKATAN EFEKTIFITAS DIKLAT SISTEM PENGAPIAN ELKTRONIK MELALUI PENDEKATAN CTL PADA DIKLAT GURU SMK OTOMOTIF DI P4TK

BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK MALANG

RINSON SITANGGANG,ST.,MT NIP 19650129 199003 1 003 DEPARTEMEN PENDIDIDKN NASIONAL PUSAT PENGEMBANNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (P4TK) BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK MALANG. 2012

ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan diklat, yang

bertujuan bagaimana cara meningkatkan efektifitas pembelajaran Sistem Pengapian Elektronik dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada diklat guru SMK Otomotif

Subjek penelitian adalah peserta diklat guru otomotif

pada Pusat Pengembanngan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bidang Otomotif dan Elektronik Malang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.


Sistem Pengapian Elektronik pada mata Diklat Kelistrikan Teknik Mekanik Otomotif adalah merupakan keterampilan dasar Secara khusus tujuan program keahlian teknik MO adalah membekali peserta diklat dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar lebih kompeten. Std kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum program keahlian teknik MO adalah Std Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada bidang otomotif perbaikan kendaraan ringan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu:tindakan Siklus I dan Siklus II,dan setiap siklus mencakup:Perencanakan Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan, Evaluasi pada setiap akhir siklus, Menganalisis Data Hasil Evaluasi dan Hasil Pengamatan serta mengadakan Refleksi berdasarkan hasil analisis dan tanggapan peserta diklat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata peserta diklat pada tes akhir siklus I adalah 2,52 dan nilai rata-rata pada tes akhir siklus II adalah 3.13 , maka hasil perolehan nilai rata-rata peserta diklat tiap siklus meningkat (0,61).

Skenario

pembelajaran selama ini masih banyak menggunakan metode ceramah,banyak kelemahan:kurang efektif,kurang termotivasi dibuktikan dgn hsl belajar yang kurang,dengan kelemahan tersebut kiranya dapat dipecahkaan dengan metode pengajaran kontekstual CTL (contextual teaching and learning).

B.Rumusan Masalah Apakah melalui pendekatan pengajaran kontekstual pd diklat guru otomotif meningkatkan efektifitas diklat Sistem Penagapian Elektronik bagi guru-guru SMK Otomotif?

C.Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan efektivitas pembelajaran Sistem Pengapian Elektronik pada diklat guru dengan menggunakan pendekatan pengajaran kontekstual.

D.Manfaat Penelitian
Dpt meningkatkan, memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas serta mutu pembelajaran Peserta diklat dpt terlibat langsung dlm mengaplikasikan pengalaman belajarnya baik mental, fisik, dan sosialnya guna untuk diterapkan dlm kehidupan sehari-hari.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. DESKRIPSI TEORI 1.Efektivitas Pembelajaran Sistem Pengapian Elektronik
Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus Bahasa Indonesia efektif berarti : (1) ada efek (akibat, pengaruh, dan kesan), (2) dapat membawah hasil, berhasil guna, sedangkan efektivitas berarti : (1) berpengaruh, hal berkesan, (2) keberhasilan usaha atau tindakan Pembelajaran adalah usaha widyaiswara yang bertujuan membantu peserta diklat belajar. disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan timbal balik antara widyaiswara dan peserta diklat untuk mencapai tujuan tertentu.

Efektifitas pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan diklat ini adalah keberhasilan peserta diklat mencapai tujuan tertentu akibat adanya proses yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan timbal balik antara widyaiswara dan peserta diklat. Berkaitan dengan mata pelajaran Sistem Pengapian Elektronik, efektivitas pembelajaran yang dimaksudkan adalah keberhasilan peserta diklat dalam menguasai teori Sistem Pengapian Elektronik dan aplikasinya. Efektifitas tergambar dari hasil belajar peserta yang tentunya tidak terlepas dari aktifitas peserta diklat dan metode yang digunakan pada proses belajar mengajar yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung

Metode tersebut antara lain:metode demonstrasi,metode kerja proyek dan lain-lain

ceramah,metode

B.Metode Ceramah
Pada umumnya metode yang digunakan penulis selama ini adalah metode ceramah yang merupakan penjelasan materi oleh widyaiswara secara lisan dan mendemonstrasikan model, kemudian diselingi dengan tanya jawab untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada peserta diklat

Beberapa pakar mengatakan ceramah mempunyai keuntungan sbb: 1.Murah 2.Mudah disesuaikan dgn kondisi peserta didik. 3.Dpt mengembangkan kemampuan mendengar peserta didik 4.Dpt menjadi penguatan kepada peserta didik dengan adanya humor

Sagala (2005 : 2) kekurangan metode ceramah antara lain : (1) Tidak memberikan kesempatan untuk berdiskusi memecahkan masalah sehingga proses menyerap pengetahuan kurang tajam, (2) Tidak memberikan kesempatan kepada peserta diklat untuk mengembangkan keberanian mengemukakan pendapatnya, (3) Pertanyaan lisan dalam ceramah kurang dapat ditanggapi oleh pendengar, terlebih lagi jika menggunakan kata-kata asing
.

Metode ceramah lebih menuntut keaktifan widyaiswara,metode ceramah tidak mengarahkan peserta diklat belajar yang bermakna, Salah satu pendekatan pembelajaran yang bermakna adalah Contextual Teaching and Learning (CTL).

C. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)


1.Pengertian Pendekatan CTL

Pendekatan CTL adalah: Konsep belajar yang mendorong widyaiswara untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata peserta diklat dan juga mendorong peserta diklat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan diterapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan peserta diklat diperoleh dari usaha peserta diklat mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar (Nurhadi, 2004 : 103)

2.Latar Belakang Lahirnya Pendekatan CTL


Latar belakang lahirnya pendekatan konstekstual adalah peserta diklat belajar lebih bermakna jika lingkungan di ciptakan alamiah. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran keseluruhan.
Bentuk kegiatan peserta diklat untuk bekerja dan mengalami,

bukan transfer pengetahuan dari widyaiswara ke peserta diklat.


Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Melalui strategi CTL peserta diklat diharapkan belajar melalui

mengalami bukan menghafal.

Tiga elemen yang harus diperhatikan dlm pembelajaran kontekstual sbb: 1.Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta diklat. 2.Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian secara khusus (dari umum ke khusus). 3.Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman dengan cara : a.Menyusun konsep sementara. b.Melakukan kerja sama untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain.

3. Landasan Filosofi Pengembangan CTL

Landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya menghafal Peserta diklat harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Konstruktivisme berakar pada filsafat paragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada abad ke 20 (Nurhadi, 2004 : 105)

4.Hakikat CTL
Nurhadi (2002 : 5) Memandang bahwa CTL adalah konsep

belajar yang membantu widyaiswara untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata.

Konsep pendekatan CTL ada 3 hal yang harus difahami : Proses belajar Hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata Menerapkannya dalam kehidupan

D. Komponen-komponen CTL
Komponen pembelajaran CTL adalah melibatkan 7 komponen

utama pembelajaran produktif, yakni : Konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya (Nurhadi, 2004 : 105) 1.Kata-kata kunci pendekatan CTL Hal-hal pokok pada pendekataan CTL adalah : (1) Mengutamakan Pengalaman Nyata (2) Berpikir tingkat tinggi, (3) Berpusat pada peserta diklat, (4) Peserta diklat aktif, kritis, dan kreatif, (5) Pendidikan bermakna dalam kehidupan, (6) Pendidikan bukan pengajaran, (7) Memecahkan masalah, (8)Peserta diklat berbuat widyaiswara mengarahkan

Menurut (Nurhadi, 2004 : 106) penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran, memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

Kembangkan pemikiran bahwa peserta diklat akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkostruksikan sendiri pengetatahuan dan keterampilan barunya. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan ingkuiri untuk semua topik Kebangkan sifat ingin tahu peserta diklat dengan bertanya Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompokkelompok) Hadirkan Model sebagai contoh pembelajaran Lakukan refleksi diakhir pertemuan Lakukan penilain yang sebenarnya dengan berbagai cara

2.Ciri-ciri Kelas yang Menggunakan Pendekatan CTL


Pendekatan CTL adalah sebagai berikut : Pengalaman nyata Kerja sama Saling menunjang Gembira Belajar bergairah Pembelajaran terintegrasi (Nurhadi, 2004 : 107). Menggunakan berbagai sumber, Peserta diklat aktif dan kritis Menyenangkan Tidak membosankan Kerja sama dengan teman Widyaiswara kreatif

E.Kerangka Pikir
Kondisi awal
Peneliti : Belum menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL )
Yang diteliti: Hasil diklat Sistem Pengapian Elektronik masih rendah

Tindakan

Memanfaatkan/ Menerapkan Contextual Teaching and Learning (CTL )

SIKLUS I Memanfaatkan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL ) dgn kelompok besar

Kondisi Akhir

Diduga melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL ) dapat meningkatkan hasil diklat sistem Pengapian Elekronik bagi guru SMK

SIKLUS II Memanfaatkan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL dgn kelompok kecil

F.Hipotesis Tindakan
Melalui pendekatan kontekstual diduga dapat

meningkatkan efektivitas Pengapian Elektronik

diklat

Sistem

BAB III MET0DE PENELITIAN


A.Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan diklat (Classroom

Action Research) yang dilaksanakan selama dua siklus. Tindakan yang dilakukan adalah pendekatan CTL melalui tahapan-tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

B.Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian


Subyek penelitian adalah diklat guru SMK otomotif pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bidang Otomotif dan Elektronik Malang

C.Perencanaan Tindakan
Membuat perangkat pembelajaran, meliputi : Satpel/Lembar

Kerja, daftar hadir peserta diklat, dan daftar penilaian peserta diklat. Media pembelajaran seperti alat peraga, wall chard, trainer Sistem Pengapian Elektronik. Bahan dan alat seperti engine stand dan kunci-kunci (kunci ring,pas satu set, kunci sok satu set, obeng plat satu set, obeng bunga satu set). Instrumen observasi: Lembar Kerja Peserta Diklat, format indikator keberhasilan dan lain-lain. Evaluasi: soal-soal penilaian. Refleksi pada setiap siklus

1. Tahap Perencanaan Siklus


Siklus I Perencanaan Sub Kompetensi : Cara penyalaan Bag-bagian SP dan cara kerja: Kontak pemutus dan sudut dwell Kondensator Koil dan tahanan ballast Busi Program Pembelajaran

Merencanakan pembelajaran Menentukan pokok bahasan/sub pokok bahasan Mengembangkan skenario pembelajaran Menyusun Lembar Kerja Menyiapkan sumber belajar Mengembangkan format evaluasi Mengembangkan format observasi

Tindakan Pengamatan

Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran Melakukan observasi dengan memakai format observasi Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format Melakukan observasi tindakan yang telah dilakukan meliputi : evaluasi mutu, jumlah waktu dari setiap macam tindakan Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan siklus berikutnya

Refleksi

Siklus II

Perencanaan sub kompetensi : -Saat pengapian -Advans sentrifugal -Advans vacuum Tindakan Pengamatan Refleksi

Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah Pengembangan program tindakan II Pelaksanaan program tindakan II Pengumpulan data tindakan II Evaluasi tindakan II

Siklus-siklus berikutnya. Kesimpulan, saran, dan rekomendasi.

2.Distribusi Penggunaan Waktu Pembelajaran Sistem Pengapian Elektronik pada Setiap Siklusnya
Siklus I dengan 5 kali pertemuan
Siklus II dengan 4 kali pertemuan

D.Jadwal Rencana Kegiatan Persiapan Pelaksanaan Penyusunan Laporan

E. Indikator Keberhasilan
Pemanfaatan waktu belajar peserta diklat Pemanfaatan kegiatan belajar peserta diklat dengan orang

lain Pemanfaatan kegiatan PBM peserta diklat Evaluasi diri

F. Indikator Kinerja Peserta


KSR = Kategori sangat rendah KR = Kategori rendah KS = Kategori sedang KT = Kategori tinggi (3.00 KST= Kategori sangat tinggi (0,00 0,99 ) (1,00 1,99 ) (2.00 2,99 ) 3,50 ) (3,51 4,00 )

G.Pelaksanaan Tindakan

1.Implementasi dan Observasi


Siklus pertama berlangsung lima (5) kali tatap muka dengan

kajian sub kompetensi : (1) Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar, bagianbagian Sistem Pengapian Baterai, dan cara kerja, (2) Kontak pemutus dan sudut dwell, (3) Kondensator, (4) Koil dan tahanan ballast, (5) Busi.
Siklus kedua berlangsung empat (4) kali tatap muka dengan

kajian sub kompetensi : (1) Saat pengapian, 2 kali pertemuan (2) advans sentrifugal, (3) advans vacuum.

H.Analisis dan Evaluasi 1.Teknik pengumpulan data


Kehadiran, Keaktifan, Kedisiplinan Keberanian menjawab pertanyaan Hasil belajar,Akhir siklus satu (1) dan akhir siklus dua (2)

2.Teknik analisa data


Teknik analisis kualitatif dan kuantitatif 0,00 0.99 dikategorikan sangat rendah 1.00 1,99 dikategorikan rendah 2.00 2,99 dikategorikan sedang 3.00 3.50 dikategorikan tinggi 3.51 4.00 dikategorikan sangat tinggi

3.Evaluasi

Untuk memperoleh informasi atau balikan dari proses kegiatan penelitian yaitu menilai tahap perencanaan, observasi, dan pelaksanaan tindakan. Apakah proses penelitian sudah berjalan secara efektif Apakah hasil belajar peserta diklat yang dicapai pada setiap siklus sudah sesuai dengan harapan yang diinginkan atau belum.

4.Refleksi
Kegiatan dilaksanakan untuk mengoreksi atau mengkaji ulang

I.Perencanaan tindak lanjut


Perencanaan tindak lanjut untuk satu siklus bila hasil belajar peserta diklat secara klasikal belum mencapai 75 % penguasaan materi pembelajaran atau kompetensi yang diajarkan. Pengayaan atau perbaikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.Perubahan sikap, Kehadiran, Keaktifan dalam Proses Pembelajaran. 1.Kehadiran Siklus I 92,3 % ,Siklus II 100% 2.Kemampuan /keberanian mengajukan pertanyaan

Nilai Kriteria
4 3 2 1 Baik Sekali Baik Kurang Kurang Sekali

Siklus I
53,84% 38,46% 7,69% 0%

Siklus II
84,61% 15,38% 0% 0%

3.Perhatian peserta diklat pada saat proses belajar mengajar dengan metode pendekatan CTL
Nilai Kriteria 4 3 2 1 Baik Sekali Baik Kurang Kurang Sekali Siklus I 7,69% 38,46% 53,84% 0% Siklus II 84,61% 23,07% 7,69 % 0%

4. Kedisiplinan peserta diklat dalam mengikuti proses belajar-mengajar


Nilai Kriteria 4 Baik Sekali Siklus I 61,53% Siklus II 84,61%

3
2 1

Baik
Kurang Kurang Sekali

46,15%
0% 0%

15,38%
0% 0%

B.Hasil Belajar Sistem Pengapian Elektronik


1.Siklus I
No Nama Peserta Nilai

Standar Deviasi (SD) :0,4525 Nilai rata-rata :2,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

(01) (02) (03) (04) (05). (06) (07) (08) (09) (10) (11) (12) (13)

2.5 2.3 2.2 3.0 2.1 2.0 1.8 2.8 2.6 2.7 3.3 3.1 2.3

Diskripsi skor hasil belajar


Statistik Subyek Skor maksimum Skor minimum Rentang skor Skor rata-rata Median Standar deviasi Nilai Statistik 13 3,30 1,80 1,50 2,51 2.30 0,45

Distribusi frekwensi skor hasil belajar peserta diklat pada tes akhir siklus I
Skor 0 0,9 1,0 1,9 2,0 2,9 Kategori Rendah sekali Rendah Sedang Frekwensi 0 1 9 Presentasi (%) 0 7,692 69,230

3,0 3,5
3,6 4,0

Tinggi
Tinggi sekali Jumlah

3
0 13

23,076
0 100,00

1.Siklus II
No Nama Peserta Nilai

Standar Deviasi (SD) :0,379 Nilai rata-rata :3,13

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

(01) (02) (03) (04) (05). (06) (07) (08) (09) (10) (11) (12) (13)

3.1 3.2 3.2 3.5 3.0 2.5 2.4 3.3 3.2 3.1 3.7 3.6 2.9

Diskripsi skor hasil belajar


Statistik Subyek Skor maksimum Skor minimum Rentang skor Skor rata-rata Median Standar deviasi

Nilai Statistik 13 3,70 2,40 1,30 3,13 3,20 1,76

Distribusi frekwensi skor hasil belajar peserta diklat pada tes akhir siklus II
Skor 0 0,9 1,0 1,9 2,0 2,9 3,0 3,5 3,6 4,0 Kategori Rendah sekali Rendah Sedang Tinggi Tinggi sekali Jumlah Frekwensi Presentasi (%) 0 0 0 0 3 23,076 8 61,538 2 15,384 13 100,00

C.Refleksi Terhadap Pelaksanaan Dalam Proses pembelajaran Pengapian Elektronik


1.Refleksi Siklus I.

Tindakan Sistem

Dibentuk kelompok dengan jumlah perkelompok terdiri dari 6-7 orang sehingga dapat terbentuk 2 kelompok dari 13 orang peserta diklat. Pada awalnya ada peserta diklat yang menolak,ada yang menerima,ada yang acuh tak acuh,ada yang hanya bermainmain atau berceritera dengan rekan dekatnya, masih ragu-ragu untuk menanyakan tugas-tugas yang tidak dimengerti, Bahkan ada kelompok yang menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan maksud pertanyaan. Jika dilontarkan pertanyaan peserta diklat,umumnya peserta diklat berani menjawab serempak,menjelang akhir siklus I sudah menampakkan ada kemajuan,tetapi pada peserta diklat yang aktif pada kelompoknya

2.Refleksi Siklus II.


Debentuk kelompok dengan ketentuan jumlah perkelompok terdiri dari 3-4 orang sehingga dapat terbentuk 4 kelompok dari 13 orang peserta diklat Memasuki siklus II, efektivitas, perhatian dan motivasi peserta diklat semakin memperlihatkan kemajuan dikelompoknya. Widyaiswara memberikan dorongan serta motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok, saling berbagi tugas untuk mendapatkan solusi dalam menyelesaikan tugas Peserta diklat yang semula hanya diam-diam saja sudah mulai aktif bertanya bahkan tidak segan-segan mengundang widyaiswara untuk meminta penjelasan bila mereka belum mengerti. Selain itu, mereka juga sudah dapat menunjukkan keberanian mereka untuk tampil di depan kelas untuk menyelesaikan tugas di hadapan teman temannya.

Hasil yang dicapai peserta diklat setelah pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL ini dapat mengalami peningkatan. sikap peserta diklat, keaktifan, perhatian serta motivasi dalam menyelesaikan tugas/soal-soal secara individu sebagai dampak dari pembentukan kelompok. Sehingga tentunya telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan efektivitas hasil belajar peserta diklat secara klasikal.

D.Analisis Refleksi Peserta Diklat 1.Pendapat peserta diklat terhadap pelajaran sistem pengapian Elektronik.
Sebagian besar peserta diklat merasa senang dengan pelajaran

SP dengan alasan bahwa SP merupakan kompentensi dasar yang harus di kuasai pada mata pelajaran kelistrikan teknik mekanik otomotif, Peserta diklat merasa senang dengan cara mengajar widyaiswara yang selalu menghubungkan antara materi yang di ajarkan dengan pengalaman nyata peserta diklat

E.Tanggapan peserta diklat Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan CTL


Secara umum tanggapan yang diberikan peserta diklat dengan

metode pembelajaran denga pendekatan CTL sangat bagus. Karena dapat menghubungkan antara materi yang di pelajari di tempat diklat dengan pengetahuan mereka di luar, dan dapat bekerja sama, bertukar pengalaman dalam kelompok. Peserta diklat menginginkan semua mata pelajaran di berlakukan seperti halnya pembelajaran dengan pendekatan CTL.

F.Cara-cara Perbaikan Pembelajaran dengan Pendekatan CTL.


Peserta diklat menyarankan agar widyaiswara lebih menguasai

perkembangan dunia otomotif Pembagian kelompok hendaknya anggota kelompok bersifat heterogen. Pembentukan kelompok- kelompok belajar yang terdiri dari 34 orang telah memberi dampak yang positif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN


A.Kesimpulan
Terjadi peningkatan frekuensi kehadiran, perhatian , dan

keaktifan peserta diklat Efektivitas pembelajaran sistem pengapian Elektronik peserta diklat juga mengalami peningkatan melalui pembelajaran CTL dapat dilihat di bawah ini
Siklus I Siklus II

Skor Rata-Rata

2,50

3,10

Standar Deviasi 0,45 1,75 Pembelajaran CTL, diawali dengan widyaiswara menjelaskan materi pelajaran dan memberi gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari lebih kurang 15 menit,dibentuk kelompok antara 6-7 orang perkelompok (Siklus I) dan 3-4 orang per kelompok (Siklus II)

B.Saran Saran

Dalam melaksanakan pembelajaran, sebaiknya widyaiswara tidak hanya terfokus pada satu metode saja tetapi menggunakan beberapa metode. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL sangat efektif, maka diharapkan kepada widyaiswara khususnya widyaiswara Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) bidang Otomotif & Elektronik Malang dan pada umumnya widyaiswara kelompok produktif dapat menerapkan metode ini dalam upaya peningkatan efektivitas dan keberhasilan peserta diklat. Setiap tugas yang diberikan kepada peserta diklat hendaknya widyaiswara selalu memberikan umpan balik supaya peserta diklat dapat mengetahui sampai dimana pemahamannya

finally ..
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai