Anda di halaman 1dari 16

Anatomi Fisiologi Sistem Saraf

A. Pengertian Sistem Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. b. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. c. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

B.

Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. a. Badan sel Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh selselsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi). Sel saraf sensori Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet). Sel saraf motor Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang. Sel saraf intermediet Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

C. Impuls

Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. Perubahan dari dingin menjadi panas. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung. Suatu benda yang menarik perhatian. Suara bising. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut: a. Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut. b. Gerak refleks Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak. Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk. Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh. Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi

Mekanisme Penghantar Impuls Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. 1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis. Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis sarafsaraf lainnya. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

D. Fungsi Sistem Saraf a. Untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita, dilakukan melalui alat indera.

b. Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh kita. c. Mengendalikan kerja organ-organ tubuh

E.

Klasifikasi Sistem Saraf

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. mempunyai 3 materi esensial yaitu: Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

1.

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan a. Otak Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu . 1. Otak besar (Cerebrum) Otak besar berasal dari Otak depan (Prosoncephalon) berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus. Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

a. Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai tempat penerimaan untuk sementara sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks. b. Hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya.

2. Otak tengah (Mesencephalon) Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.

3. Otak belakang (Rhombencephalon) Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.

a. Otak kecil (serebelum) Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. b. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

c. Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..

b. Sumsum tulang belakang (medula spinalis) Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor ) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Is2. Sistem Saraf Perifer / Tepi Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang. Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. a. Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) b. Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat saraf ke otot atau kelenjar berupa respon.

Saraf Volunter/Somatik (disadari)

Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).

Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)

Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik mempunyai efek yang berlawanan (antagonis). System saraf parasimpatetik : memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah mempercepat gerakan-gerakan usus serta sekresi kelenjar. Sementara system saraf simpatetik kebalikannya. a. Saraf Parasimpatik mengecilkan pupil menstimulasi aliran ludah memperlambat denyut jantung membesarkan bronkus menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan mengerutkan kantung kemih b. Saraf Simpatik memperbesar pupil menghambat aliran ludah mempercepat denyut jantung mengecilkan bronkus menghambat sekresi kelenjar pencernaan menghambat kontraksi kandung kemih

Sistem simpatis terdiri atas serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion-ganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kolumna vertebra, lantas berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigeus. Ganglion-ganglion itu tersusun berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah berikut:

Daerah leher : tiga pasang ganglion servikal Daerah dada: tiga pasang ganglion torakal Daerah pinggang: empat pasang ganglion lumbal Daerah pelvis: empat pasang ganglion sakral Di depan koksigis: ganglion koksigen Ganglion-ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui sumsum tulang belakang, dengan mmpergunakan cabang-cabang penghubung, yang bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsumtulang belakang. Ganglion simpatis lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini, dan bersama serabut-serabutnya membentuk pleksus-pleksus simpatis. 1. Pleksus kardiak terletak dekat dasar jantung serta mengarhkan cabang-cabangnya ke situ dan keparu-paru. 2. Pleksum seliaka terletak disebelah belakang lambung, dan melayni organ-organ dalam rongga abdomen. 3. Pleksus mesenterikus (pleksus hipogatilus) terletak di depan sakrum dan melayani organorgan dalam pelvis. Fungsi, serabut-serabut saraf simpatis menyarafi otot jantung, otot-otot tak sadar semua pembulu darah, serta semua alat dalam, seperti lambung, pangkreas, dan usus.Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut-serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit arektores pilorum serta mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar. Sistem parasimpatis.Saraf kranialotonom adalah saraf kranial ketiga, ketujuh, kesembilan, dan kesepuluh.Saraf-saraf ini merupakan penghubung, tempat serabu-serabut parasimpatik lewat dalam perjalanannya kelur dari otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan olehnya.Serabut-serabut yang mencapai serabut-serabut otot sirkular pada iris merangsang gerakan-gerakan yang menentukan ukuran pupil mata menggunakan saraf kranial ketiga, yaitu saraf okulo motorik. Serabut-serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh, fasial, serta saraf kesembilan,glosofaringeus. Saraf fagus atau saraf kranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar.Daerah layanannya luas, serta serabut-serabutnya disebarkan ke sejumlah besar kelenjar dan organ.Penyebaran ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis. Saraf parasimpatis sakral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah sakral. Sarafsaraf ini membentuk urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan bersama saraf simpatismembentuk pleksus yag melayani kolon,rektum, dan kandung kemih.

No. Saraf Kranial 1. 2. N. Olfaktorius N. Optikus

Komponen Sensorik Sensorik

Fungsi dan distribusi Saraf Penciuman/Penghidung . Dimulai di hidung dan diteruskan ke bulbus olfaktorius. Saraf Penglihatan. Dimulai di retina dan diteruskan le lateral genikulat tubuh. Melayani sebagian besar otot eksterna mata. Juga menghantar saraf parasimpatis ke otot iris. Secara klinis kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ptosis, juling

dan kehilangan refleks terhadap cahaya dan daya akomodasi 3. N. Okulomotorius Motorik Mengangkat kelopak mata atas Konstriksi pupil Timbul pada otak tengah dan berakhir pada otot-otot yang menggerakan mata. Gerakan mata ke bawah dan ke dalam 4. N. Troklearis Motorik kearah sebuah otot mata, yaitu muskulus oblikus eksterna Otot temporalis dan maseter. Mempersyarafi otot-otot pengunyah dan memiliki 3 cabang saraf sensori: oftalmik, maksila dan mandibula. Kulit wajah; dua pertiga depan kulit kepala; mukosa mata; mukosa hidung dan rongga mulut; lidah dan gigi. Refleks kornea atau refleks mengedip Deviasi mata ke lateral. Timbul pada ons dan berakhir pada salah satu otot penggerak mata. Otot-otot ekspresi wajah termasuk otot dahi, sekeliling mata serta mulut.

Motorik 5. N. Trigeminus & Sensorik

6.

N. Abdusens

Motorik

7.

N. Fasialis

Motorik Sensorik Pengecapan dua pertiga depan lidah (rasa, manis, asam, dan asin). Bercabang dari telinga dan koklea yang dapat menghasilkan pendengaran dan keseimbangan. Faring : menelan, refleks muntah Parotis : salivasi Faring, lidah posterior, termasuk rasa pahit.

8.

N. Acusticus / vestibuloklearis

Sensorik Motorik

9.

N. Glosofaringeus & Sensorik

10. 11. 12.

N. Vagus N. Aksesorius N. Hipoglosus

Mempersyarafi saluran pencernaan dengan Motorik dan Sensorik mengontrol sekresi dan pergerakan (peristaltik). Mempersyarafi otot-otot leher, sebagian Motorik besar faring dan palatum. Motorik Mempersyarafi pergerakan lidah.

B.

BAGIAN-BAGIAN ALAT INDRA DAN FUNGSINYA PADA SISTEM KOORDINASI.

Indea berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :

1. Indra penglihatan Rangsangan berupa cahaya reseptor berupa retina mata diteruskan ke nervus opticus sampai ke otak area sensorik pada lobus occipitalis 2. Indra penciuman Rangsangan berupa aroma reseptor pada selaput lendir bagian atas rongga hidung diteruskan ke nervus olfaktorius sampai ke otak, area di otak pada lobus temporalis. 3. Indra perasa pengecap Rangsangan berupa cairan diterima mukosa lidah diteruskan oleh syaraf kranial 5,7,9 ke otak area sensorik pada lobus temporalis 4. Indra pendengaran Rangsangan berupa getaran/gelombang suara resptor pada telinga bagian dalam sensorik melalui syaraf ke 8 ke otak area sensorik di otak pada lobus temporalis bagian bawah 5. Indra peraba Rangsangan yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri diterima oleh kulit .

D. PERSYARAFAN TIDUR Pada waktu tidur terjadi perubahan tingkat kesadaran yang berfluktuasi. Tngkat kesadaran pada organ organ pengindraan berbeda-beda. Organ pengindraan yang mengalami penurunan kesadaran yang paling dalam selama tidur adalah indra pencium. Hal ini dapat di buktikan dengan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi pada malam hari tanpa disadari oleh penghuninnya yang sedang tidur. Organ pengindraan yang mengalami penurunan tingkat kesadaran yang aling kecil adalah indera pendengaran dan rasa sakit. Ini menjelaskan mengapa orang-orang yang sakit dan berada di lingkungan yang bising asap kali tidak dapat tidur. Tidur tidak dapat di artikan sebagai manifestasi deaktifasi sistem saraf pusat. Sebab pada orang yang tidur, sistem saraf pusatnya tetap aktif dalam sinkronnisasi terhadap neuron-neuron substansia retikularis dari batang otak. Ini dapat di ketahui melalui pemeriksaan electroenchepalogram (EEG). Alat tersebut dapat memperlihatkan flutuasi energi (glombang otak) pada kertas grafik. E. MEKANISME MENDENGKUR (SNORING) Tidur adalah suatu proses fundamental yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia dewasa memerlukan tidur rata-rata 6-8 jam/hari. Gangguan tidur lebih sering ditemukan pada pria, mulai dari sleep walking, sleep paralysis, insomnia, narkolepsi, sampai sleep apnea. Bentuk gangguan tidur yang paling sering ditemukan adalah sleep apnea (henti nafas pada waktu tidur), dan gejala yang paling sering timbul pada sleep apnea adalah mendengkur. Mendengkur (snoring) adalah suara bising yang disebabkan oleh aliran udara melalui sumbatan parsial saluran nafas pada bagian belakang hidung dan mulut yang terjadi saat tidur.Sumbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas melakukan stabilisasi jalan nafas

pada saat tidur.Gangguan tidur dengan gelaja utamanya mendengkur adalah Obstructive Sleep Apnoea (OSA).Dan adanya penyempitan saluran nafas. Saluran nafas yang menyempit tersebut apabila dilalui udara maka akan menimbulkan suara. Sehingga, terciptalah dengkuran saat kita sedang tidur. Penyebab menyempitnya saluran nafas antara lain sbb: 1. 2. 3. 4. Karena sewaktu tidur otot-otot pernafasan mengendur; Karena melemahnya otot tenggorokan dan otot lidah; Karena adanya amandel yang terlalu besar; Karena lidah jatuh ke belakang akibat posisi tidur yang terlentang, dan;

5. Karena adanya benjolan pada tenggorokan sebagai akibat kegemukan atau penyakit tertentu. Ciri dengkuran berbahaya tersebut adalah dengkuran terdengar keras lalu tiba-tiba terputus dan dilanjutkan kembali dengan hentakan nafas. Saat terjadi situasi seperti itu seluruh organ tubuh kita akan bekerja lebih keras, termasuk jantung dan otak. Jantung akan bekerja keras memompa darah lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Sementara itu, otak bekerja keras membuat kita tersadar dari tidur agar pernapasan yang terhenti dapat dilanjutkan kembali. Mendengkur juga dapat menyebabkan hal-hal berikut: 1. Tidur menjadi tidak sempurna sehingga selalu muncul rasa kantuk dan rasa lelah yang berlebihan di siang hari. 2. Muncul berbagai penyakit, seperti: mudah lupa, sakit kepala, darah tinggi, stroke, dan jantung. Pendengkur berat lebih mudah menderita hipertensi, stroke dan penyakit jantung dibandingkan orang yang tidak mendengkur dengan umur dan berat badan yang sama Patofisiologi Mendengkur Suara mendengkur timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran nafas atas akibat sumbatan.Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidah atau palatum.Sumbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas menstabilkan jalan nafas pada waktu tidur di mana otot-otot faring berelaksasi, lidah dan palatum jatuh ke belakang sehingga terjadi obstruksi.Trauma pada jaringan di saluran nafas atas pada waktu mendengkur mengakibatkan kerusakan pada serat-serat otot dan serabut-serabut saraf perifer.Akibatnya kemampuan otot untuk menstabilkan saluran nafas terganggu dan meningkatkan kecenderungan saluran nafas untuk mengalami obstruksi. Obstruksi yang diperberat oleh edema karena vibrasi yang terjadi pada waktu mendengkur dapat berperan pada progresivitas mendengkur menjadi sleep apnea pada individu tertentu

Proses Terjadinya Mendengkur Menurut Jodi Mindell, Direktur Sleep Center Children's Hospital Philadelphia, AS, mendengkur terjadi karena waktu tidur otot-otot lidah bagian belakang menutup saluran pernapasan.Kondisi

ini selain menyebabkan tidur mendengkur, juga bisa mengakibatkan seseorang berhenti bernapas untuk beberapa detik. Akibatnya terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah. Secara sederhana, proses mendengkur bisa digambarkan sebagai berikut ini. Selama tidur, otot-otot termasuk otot pernapasan akan menjadi lebih rileks dibandingkan dengan saat terjaga. Pada sebagian orang keadaan ini tidak jadi manjadi masalah.Namun pada beberapa orang, terutama yang berusia lanjut, otot yang rileks membuat saluran napas menyempit dan mengakibatkan penyumbatan.Kondisi di atas makin diperparah lagi apabila penderita dalam posisi tidur telentang, sehingga lidah yang melemas terjatuh ke belakang.Maka terjadi penyumbatan seperti leher botol.Getaran akibat turbulensi udara pada bagian lunak faring karena tekanan negatif di jalan pernapasan saat tidur itu muncul sebagai dengkur. Mendengkur (Snoring) dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu : 1. Dengkuran ringan, dengan suara halus dan berlangsung terus-menerus. Ini biasanya terjadi pada fase awal tidur dan umumnya merupakan tanda kelelahan. 2. Dengkuran keras, terputus-putus, serta diikuti hentakan napas yang dalam. Dengkuran macam inilah yang patut diwaspadai karena berisiko merusak organ-organ vital. Kebiasaan mendengkur yang keras saat tidur dan itu menandakan ada masalah kesehatan yang serius. Yang patut diwaspadai adalah jenis dengkuran keras sampai-sampai terdengar keluar kamar.Dengkuran ini biasanya terputus beberapa saat, kemudian dilanjutkan dengan napas yang terdengar seperti dihentakkan. Kalau terjadi situasi semacam itu, berarti secara periodik orang tersebut berhenti bernapas. Napas yang terentak merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap risiko rendahnya kadar oksigen atau karbon dioksida dalam darah. Keadaan ini menyebabkan kualitas tidur tidak memadai dan sering dikeluhkan penderita sebagai insomnia. Dalam istilah kedokteran, pola dengkur - henti napas ini disebut Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) atau gangguan napas obstruktif saat tidur. Berdasarkan keterangan di atas, boleh dikatakan mendengkur merupakan indikasi penting dari adanya gangguan napas saat tidur.Namun, bila Anda mendengkur dan sebagian dari gejala OSAS dirasakan, jangan panik. Pengobatannya tidaklah serumit dan semahal akibat yang mungkin terjadi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari mendengkur sebagai berikut: a. Jika mendengkur dipicu oleh faktor berat badan yang berlebihan, maka berusahalah untuk mengurangi berat badan agar jalan napas menjadi lega. b. Bila mendengkur disebabkan karena adanya amandel, maka sebaiknya segera lakukan operasi amandel. c. Hindari minuman beralkohol karena alkohol menyebabkan penekanan pusat napas di otak. d. Berusahalah untuk berhenti merokok karena rokok juga dapat menyebabkan mendengkur. e. Hindari obat tidur, obat flu, obat penghilang rasa cemas, dan sejenisnya karena obat-obat tersebut juga dapat menimbulkan gangguan nafas saat tidur. f. Jika kita memiliki alergi terhadap sesuatu, maka hindarilah faktor pemicunya. Karena, ternyata alergi juga dapat memicu timbulnya dengkuran. g. Usahakan untuk tidak tidur terlentang. Karena, pada saat tidur terlentang jalur pernapasan terhalang oleh otot di sekitar lidah yang jatuh ke belakang. Apnea tidur Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran darah melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis apnea tidur : apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif.

Bentuk yang paling banyak terjadi : apnea tidur obstruktif (obstructive sleep apnea, OSA), terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorok rileks pada saat tidur. Jalan napas atas menjadi tersumbat sebagian atau seluruhnya, dan aliran udara pada hidung berkurang (hipopnea) atau berhenti (apnea) selama 30 detik (Guilleminault, 1994). Individu masih berusaha untuk bernapas karena gerakan dada dan abdomen terus terjadi, yang seringkali menyebabkan bunyi dengkuran atau dengusan yang keras. Pada saat napas hilang sebagian atau seluruhnya, setiap gerakan diafragma yang berhasil dilakukan menjadi lebih kuat sampai obstruksi tersebut berkurang. Abnormalitas structural seperti deviasi septum, polip hidung, atau pembesaran tonsil dapat menyebabkan klien mengalami apnea obstruktif. Upaya untuk bernapas selama tidur menyebabkan seseorang terbangun dari tidur dalam ke siklus tidur tahap 2. Pada kasus-kasus berat , ratusan episode hipopnea/apnea dapat terjadi setiap jam sehingga menyebabkan gangguan yang parah pada tidur dalam. Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari merupakan keluhan utama penderita OSA. The National Commission on Sleep Disorders Research (1993) memperkirakan bahwa 18juta orang di Amerika Serikat memenuhi criteria diagnostic untuk OSA. Apnea obstruktif menyebabkan penurunan kadar oksigen arteri yang serius. Klien berisiko mengalami disritmia jantung, gagal jantung kanan, hipertensi pulmonal, serangan angina, stroke, dan hipertensi. Pria usia pertengahan biasanya dianggap lebih sering terkena terutama jika mereka obesitas. Namun, penemuan terbaru menunjukan bahwa wanita pascamenopause juga relative sering mengalami apnea tidur obstruktif yang berkaitan erat dengan hipertensi (Gislason et al. 1993). Waktu tersering terjadinya kematian yang tampak terjadi secara alami atau malah tidak dapat dijelaskan adalah antara pukul 4 dan 6. Beberapa peneliti meyakini bahwa apnea tidur merupakan penyebab dari berbagai jenis kematian ini (Berman et al, 1990). Apnea tidur sentral (central sleep apnea, CSA) melibatkan disfungsi pada pusat pengendalian pernapasan di otak. Impuls untuk bernapas sementara terhenti, dan aliran udara pada hidung dan gerakan dinding dada juga terhenti. Saturasi oksigen dalam darah menurun. Kondisi ini terjadi pada klien yang mengalamicedera batang otak,distrofi otot,dan ensefalitis dan juga pada orang yang bernapas normal disiang hari. Kurang dari 10% apnea tidur berasal dari sentral. Individu dengan CSA cenderung terbangun diwaktu tidur dan oleh karena itu, ia mengeluh insomnia dan EDS. Klien juga mengalami dengkuran yang ringan dan intermiten. Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang hari, serangan tidur, keletihan, sakit kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksual. Pengobatannya mencakup terapi untuk komplikasi jantung dan pernapasan yang utama dan terapi untuk masalah emosional yang muncul akibat gejala dari gangguan ini. Higiene tidur dan program penurunan berat badan juga dapat membantu. Salah satu terapi yang paling efektif adalah penggunaan alat penekanan jalan napas positif yang kontinu di dalam hidung (continuous positive airway pressure, CPAP) di malam hari. Klien yang menggunakan CPAP harus memakai masker pada hidungnya. Udara ruangan dialirkan melalui masker pada tekanan yang tinggi. Tekanan udara mencegah kolapsnya jalan napas. Alat CPAP bersifat portable dan efektif terutama untuk apnea obstruktif. Pada kasus-kasus apnea tidur yang parah, tonsil, uvula, atau bagian dari palatum mole dapat diangkat melalui pembedahan. Keberhasilan prosedur bedah sangat bervariasi

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan teratur. Dengan saraf pula kita dapat menerima rangsang serta merespon rangsangan yang kita dapat. Kita berkedip dan bernafas semua diatur oleh sistem saraf tanpa kita sadari. Kita merasakan lapar dan kenyang juga diatur oleh sistem saraf. Absorbsi makanan dan minuman didalam sistem pencernaan bekerja berdasarkan urutan dengan koordinasi dari sistem saraf. Orang yang mengalami kerusakan dalam sistem persarafannya akan mengalami banyak sekali hambatan dalam melakukan aktivitas. Contohnya orang stroke, mereka tidak dapat berjalan, sukar untuk bergerak, bahkan utuk berbicara saja sulit. Jadi dapat kita bayangkan betapa pentingnya sistem saraf dalam kehidupan kita. B. SARAN

Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olehnya itu penulis mengharapkan kritik san saran yang membangun sebagai bahan ajar untuk penyusunan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai