Anda di halaman 1dari 12

DEHIDRASI

Oleh : UMI MALINDA 2011210250

Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak dari pada air (dehidrasi hipotonik). Dehidrasi berdasarkan tosinitas / kadar cairan yang hilang: o Dehidrasi hipertonik ditandai tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). o Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). o Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter). Penting untuk diketahui perubahan fisiologi pada usia lanjut, secara umum terjadi penurunan kemampuan homeostatik seiring dengan bertambahnya usia. Secara khusus, terjadi penurunan respon, rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hipermolaritas. Disamping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomelurus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin, aldosteron, dan penurunan respon ginjal terhadap vasopresin.

penggolongan dehidrasi berdasarkan banyaknya cairan yang hilang yaitu : Dehidrasi ringan ( < 5 %) kehilangan cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan), Dehidrasi sedang ( 5- 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan) Dehidrasi berat ( > 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).

Etiologi
Dehidrasi dapat terjadi karena : 1. Kemiskinan air (water depletion) 2. Kemiskinan Natrium (sodium depletion) 3. Water and sodium depletion terjadi bersama-sama Water depletion atau dehidrasi primer terjadi karena masuknya air sangat terbatas,akibat : Penyakit yang menghalangi masuknya air Penyakit mental yang disertai menolak air atau ketakutan dengan air (hydrophobia) penyakit sedemikian rupa,sehingga si penderita sangat lemah dan tidak dapat minum air lagi Koma yang terus-menerus Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit.Istilah sodium depletion lebih sesuai daripada salt depletion untuk memberi tekanan terhadap perlunya natrium.Kekurangan intake garam biasanya tidak menimbulkan sodium depletion oleh karena ginjal,bila perlu,dapat mengatur dan menyimpan natrium. Sodium depletion sering terjadi akibat keluarnya cairan melalui saluran pencernaan pada keadaan muntah-muntah dan diare yang keras.

Penyebab timbulnya dehidrasi bermacam-macam, selain penyebab timbulnya dehidrasi dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu : Eksternal (dari luar tubuh ) 1. Akibat dari berkurangnya cairan akibat panas yaitu kekurangan zat natrium;kekurangan air;kekurangan natrium dan air. 2. Latihan yang berlebihan yang tidak diiringi dengan asupan minuman yg cukup. 3. Sinar panas matahari yang panas. 4. Diet keras dan drastis. 5. Adanya pemanas dalam ruangan. 6. Cuaca/musim yang tidak menguntungkan (terlalu dingin). 7. Ruangan ber AC , walaupun dingin tetapi kering. 8. Obat-obatan yang digunakan terlalu lama. Internal (dari dalam tubuh) Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat : a. Normal Hal tersebut terjadi akibat pemakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kalori. Misalnya keringat. b. Abnormal Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau rendah. Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi. Misalnya muntah, diabetes, Burns, diare dll.

Diagnosis
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya : Dehidrasi ringan a. Muka memerah b. Rasa sangat haus c. Kulit kering dan pecah-pecah d. Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya e. Pusing dan lemah, lemas, dan mulai terasa pening dan mual f. Kram otot terutama pada kaki dan tangan g. Kelenjar air mata berkurang kelembabannya h. Sering mengantuk i. Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang j. Tiba tiba jantung berdetak lebih kencang k. Suhu badan meningkat

Dehidrasi sedang a. Tekanan darah menurun b. Pingsan c. Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung d. Kejang e. Perut kembung f. Gagal jantung g. Ubun-ubun cekung h. Denyut nadi cepat dan lemah Tanda dehidrasi pada bayi / anak : a. Mulut dan lidah kering b. Tidak keluar air mata saat menangis c. Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam d. Perut, mata, dan pipi cekung e. Demam f. Lesu atau rewel g. Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika dicubit kemudian dilepaskan.

Pemeriksaan Penunjang :
Kadar natrium plasma darah Osmolaritas serum Ureum dan kreatinin darah BJ urin Tekanan ventra sentral (central venous pressure)

Hasil Laboratorium 1. Peningkatan hematokrit 2. Peningkatan kadar protein serum 3. Na+ Serum normal (biasanya) 4. Rasio BUN/Kreatinin serum >20:1 (normal=10:1) 5. Berat jenis urine tinggi 6. Osmolalitas urine >450 meq/L 7. Na+ urine <10 meq/L (penyebab dari ekstrarenal) 8. Na+ urine >20 meq/L (penyebab dari renal atau adrenal)

Komplikasi
Akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi komplikasi karena dehidrasi antara lain : hipokalemi, kejang, syok, gagal ginjal, sindrom delirium akut dan malnutrisi.

Terapi/Penanganan
Lakukan pengukuran keseimbangan cairan yang masuk dan keluar secara berkala sesuai kebutuhan. Pada dehidrasi ringan, terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500ml/24 jam (30ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar ditambah dengan penggantian defisit cairan sehari. Perhatikan tanda-tanda kelebihan cairan seperti ortopnea, sesak napas, perubahan pola tidur, atau confusion. Cairan yang diberikan scara oral tergantung jenis dehidrasi.
Dehidrasi hipertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk dan anggur. Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan selain air dan suplemen yang mengandung sodium (jus tomat), juga dapat diberikan larutan isotonik yang ada di pasaran. Dehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan seperti di atas tetapi dibutuhkan kadar sodium yang lebih tinggi.

Pada dehidrasi sedang sampai berat dan pada pasien yang tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan internal, dapat diberikan rehidrasi parental. Jika cairan tubuh yang hilang terutama adalah air, maka jumlah cairan rehidrasi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus: o Defisit cairan (liter) = cairan badan total (CBT) yang diinginkan CBT saat ini. o CBT yang diinginkan = kadar na serum X CBT saat ini 140 o CBT saat ini (pria) = 50% X berat badan (kg) o CBT saat ini (perempuan) = 45% berat badan (kg). Jenis cairan kristaloid untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total per hari. Pada dehidrasi hipertonik caian Nacl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksana dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.

Sekian. . Terimakasih Syukron kastiron

Anda mungkin juga menyukai