Dosen Pengampu: H. A. Ubaidi Fathuddin, MA Disusun Oleh: 1. Nurul Witri 202109013 2. Muhammad Syamsuddin 202109016 3. Tuti Maryam 202109017 4. Ririn Dian Metasari 202109018 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN 2010 AL QURN DAN GEOGRAFI 1. Surat Al Hajj ayat 46 A. Ayat dan Terjemahan `l ,. _ _ >. > ',l l1-, !, :, `-.`. !, !.| _.-. `.., _>.l _.-. ,l1l _.l _ ..l __ Terjemahan: Maka apakah mereka berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengannya mereka dapat memahami atau mereka mempunyai telinga yang dengannya mereka dapat mendengar karena sesungguhnya bukanlah mata yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang berada didalam dada. (QS. Al Hajj: 46) B. Asbabun Nuzul: Tidak ada C. Ulasan Tafsir 1. Tafsir Al Misbah 1 Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi lalu menyaksikan peninggalan-peniggalan yang pernah dihuni oleh orang-orang yang mendustakan para rasul Allah, lalu dengan demikian mereka mempunyai hati yakni akal sehat dan hati suci yang dengannya mengantar mereka dapat memahami apa yang mereka lihat atau kalaupun mata kepala mereka buta, mereka mempunyai telinga yang dengannya mereka dapat mendengar ayat-ayat Allah dan keterangan paara rasul serta pewaris-pewaris yang menyampaikan kepada mereka tuntunan dan nasehat sehingga dengan demikian, mereka dapat merenung dan menarik 1 M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.79 pelajaran, kendati kepala mereka buta karena sesungguhnya bukanlah mata kepala yang menjadikan seseorang tidak dapat menarik pelajaran dan menemukan pelajaran, ialah hati yang berada di dalam dada. 2. Tafsir Al Azhar 2 Apa tidakkah mereka mengembara dibumi. (pangkal ayat 46) Pangkal ayat ini berupa pertanyaan tetapi isinya berupa anjuran agar mengembara, melawat banyak dimuka bumi, terutama untuk melihat bekas-bekas hukuman tuhan kepada manusia yang mendurhakai tuhan. Lalu ada pada mereka hati yang dapat berpikir dengan dia Artinya dalam pengembaraan melihat-lihat dibumi itu, sediakanlah hati dan pasanglah telinga. Dengar apa yang mereka ceritakan orang tentang apa yang dilihat itu, lalu renungkanlah dalam hati dan ingat kebesaran tuhan. Tetapi ini bukanlah kebutaan pada penglihatan Artinya bukan sedikit orang yang mengembara dimuka bumi, namun kebesaran tuhan tidak kelihatan olehnya, walaupun mata nyalang. Sebab yang buta bukanlah mata, melainkan kebukaan hati yang ada dalam dada. (ujung ayat 46). Kalau hati yang buta, dia tidak dapat menerima dan membanding apa yang nampak oleh mata. Mata dan telinga hanya alat mengontak hati sanubari dengan tempat fakta keliling kita, alam insan, hidup dan pencipta ! karena tiap-tiap pribadi kita, barulah bertumbuh jadi manusia sejati bilamana kontak kita selalu ada dengan tempat itu alam, insan, hidup, dan pencipta. 3. Tafsir Al Maraghi 3 Allah menegaskan kebenaran ancamannya kepada mereka berdasarkan apa yang mereka saksikan pagi dan sore hari `l ,. _ _ >. > ',l l1-, !, :, `-.`. !, 2 Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983), h.182 3 Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1987) Apakah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat allah dan mengingkari kekuasaan itu tidak mengadakan perjalanan di dalam negeri, lalu memperhatikan berkas para pendusta rasul-rasul Allah yang telah lalu sebelum mereka seperti `ad, tsamud, kaum luth, dan kaum syua`ib ? apakah mereka tidak melihat bekas negeri dan tempat tinggal umat-umat itu,tidak mendengar berita tentang mereka, lalu berpikir tentang berita itu dan mengambil pelajaran dari berita itu dan mengambil pelajaran dari padanya, mengetahui perkara negeri itu dan perkara penduduknya, serta bagaimana mereka ditimpa malapetaka ? sehingga jika mereka mau, mereka dapat mengambil pelajaran dari sejarah itu kembali kepada tuhan mereka dan memahami hujjah-hujjahnya yang telah dia bentangkan di ufuk. !.| _.-. `.., _>.l _.-. ,l1l _.l _ ..l Sekalipun penglihatan mereka sehat dan tidak buta tetapi hati mereka benar-benar telah buta padahal yang dijadikan landasan untuk dapat melihat hujjah Allah adalah mata hati bukan mata kepala. Kebutuhan mata tidak berarti sama sekali jika dibandingkan dengan kebutuhan hati dan akal. Ayat-ayat tersebut benar-benar memburukan keadaan orang-orang yang tidak dapat melihat dalil-dalil digambarkan hati, bahwa ia berada di dalam dada. Dimaksudkan untuk menambahkan penegasan seperti ungkapan firman Allah Ta`ala _l1, >!, Mereka mengatakan dengan mulutnya (Ali Imran : 3 : 167) Telah diketahui bahwa tempat kebutaan adalah mata kepala, seperti diliputi warna hitam (penyakit) yang menutupi cahayanya. Dengan menyadarkan kebutaan kepada hati dan meniadakannya dari mata kepala dibutuhkan penambahan penentuan dan pengenalan ayat diketahui dengan pasti bahwa tempat kebutaan adalah hati bukan kepala. Hal ini senada dengan perkataan yang tajam itu bukan pedang tetapi lisan yang terletak diantara kedua tulang rahangmu. Seakan orang mengatakan kami tidak akan meniadakan dari ketajaman dari pedang dan tidak menetapkannya dengan lisan karena lupa, tetapi benar-benar dengan sengaja. D. Simpulan 1. Yang dimaksud buta dalam ayat ini bukanlah mata yang buta tetapi hati nurani. Orang yang hidup dimuka bumi seharusnya bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari peninggalan-peninggalan orang yang mendustakan para rasul Allah mengenai azab yang diturunkan oleh Allah kepada orang yang mendustai agamanya. 2. Manusia dianjurkan mengembara dan terutama untuk melihat bekas- bekas hukuman tuhan kepada manusia yang mendurhakai tuhan. Lalu berpikirlah dengan jalan pengembaraan itu dan dengar apa yang mereka ceritakan tentang yang dilihat itu lalu renungkanlah dalam hati dan ingat kebesaran tuhan. Gunakanlah mata dan telinga untuk Allah. 3. Ayat-ayat ini ditunjukan untuk orang-orang yang mendustakan ayat- ayat Allah dan mengingkari kekuasaan Allah. Mengapa sebab mereka mengingkarinya, padahal seharusnya mereka bisa membaca dari kisah terdahulu mengenai orang yang mendustakan Allah dan Allah menurunkan azab kepada mereka melalui bencana alam sehingga keadaan bumi berutal. 2. Surat An Nahl ayat 15 A. Ayat dan Terjemahan _.l _ _ . .,.. , .. ,. l-l ... _ Terjemahan: dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk (QS An Nahl ayat 15). B. Asbabun Nuzul: Tidak Ada C. Ulasan Tafsir 1. Tafsir Fi Zhilalil Quran 4 Adapun mengenai gunung-gunung yang kuat terpatri diatas bumi, ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah memberikan talil keterangan dengan menerangkan sebab-sebabnya akan wujud gunung-gunung tersebut. Tapi tidak menyebutkan fungsi utamanya seperti yang disebutkan Alquran dalam ayat ini. Mereka bertalil tentang wujudnya dengan teori-teori yang demikian banyak lagi penuh pertentangan. Terutama pada kesimpulan yang menyebutkan bahwa perut bumi yang berapi kemudian menjadi dingin, lalu mengerut. Setelah itu bumi pun langsung menyusut diatasnya, lalu berkerut dan berubah menjadi gunung-gunung yang tinggi dan rendah. Akan tetapi Alquran menyebutkan bahwa gunung-gunung itu menjaga keseimbangan bumi agar bumi tidak goyang dan bergeming. Fungsi inilah yang belum disentuh oleh ilmu pengetahuan modern. Setelah pembahasan tentang gunung tuntas, Alquran mengajak kita untuk mengalihkan perhatian kepada sungai-sungai yang mengalir dan jalan-jalan dibumi. Sungai-sungai memiliki hubungan yang alami dalam keajaibannya dengan gunung. Pada 4 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zilalil Quran, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h.168-169 gunung-gunung umumnya akan terdapat didekatnya sumber-sumber sungai, dimana saja air juga turun. Sementara juga jalan-jalan juga memiliki hubungan yang erat pula dengan binatang ternak, fasilitas transportasi dan alat perhubungan. Pada semuanya itulah terdapat rambu-rambu jalan yang ditempuh para penjelajah di muka bumi ini seperti gunung-gunung yang tinggi dan yang rendah. 2. Tafsir Ibnu Katsir 5 Kemudian Allah Taala menceritakan bumi dan gunung-gunung yang menghunjam pada bumi agar bumi tidak menggoncangkan apa yang ada diatasnya dan agar manusia hidup diatasnya dengan senang. Oleh karena itu Allah Taala berfirman Dan gunung-gunung dihunjamkanNya. Firman Allah Taala sungai-sungai dan jalan-jalan yakni Allah menjadikan dibumi sungai-sungai yang mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain sebagai rezeki bagi hamba. Sungai itu bersumber dari berbagai tempat. Sungai merupakan rezeki bagi penghuni tempat lain. Ia melintasi berbagai wilayah dan menerobos gunung-gunung dan perbukitan hingga sampailah ketempat yang ditetapkan Allah. Sungai itu kadang-kadang mengalir dan kadang-kadang terhenti sejalan dengan sumbernya. Maka maha suci Zat yang telah menetapkan, menaklukan, dan memudahkan. Maka tidak ada Tuhan kecuali Dia dan tiada Rab selain Dia. Demikianlah Dia telah menjadikan dibumi jalan-jalan yang dapat ditempuh dari suatu negeri ke negeri lain yang melintasi pegunungan hingga sampai ke negeri atau wilayah lain. Firman Allah Taala Dan tanda-tanda yakni dalil-dalil sepeti gunung- gunung dan perbukitan yang dapat dijadikan petunjuk baik oleh para musafir dilautan maupun didaratan, apabila mereka tersesat. 5 Muhammad Nasib Ar Rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press), h. 1016- 1017 3. Tafsir Al Maraghi 6 ,.,.. . _ _ _.l Dia menancapkan gunung-gunung yang kokoh kedalam bumi agar tetap dan tidak goncang bersama hewan yang ada di atasnya sehingga karenanya mereka tidak merasa hidup tenang , sebagaimana firmannya: _!,>' !. __ dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (QS An Naziat ayat 32) Bumi ini tidak ubahnya bahtera diatas permukaan air jika tidak ada benda berat didalamnya niscaya ia akan goncang dan miring kesana kesini meski karena sebab yang sangat kecil tetap jika didalamnya diletakan benda berat niscaya ia akan tetap pada suatu keadaan demikian halnya dengan bumi jika tidak ada gunung diatasnya niscaya ia akan goncang .. Dia telah menjadikan didalamnya sungai-sungai yang airnya mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain sebagai rezeki bagi para hamba, sungai-sungai itu bersumber pada beberapa tempat, tetapi menjadi rezeki bagi penduduk tempat- tempat lain. Ia memotong tanah dan daratan serta melubangi gunung-gunung dan bukit-bukit hingga sampai ke negeri-negeri yang para penduduknya ditakdirkan untuk memanfaatkannya. Ini dapat disaksikan pada sungai Nil ia bersumber dari tengah-tengah benua Afrika lalu melalui gunung-gunung dan lembah-lembah di Sudan tetapi faedahnya yang paling besar hanya diambil oleh penduduk Mesir semua ini terjadi berkat takdir Allah yang maha halus lagi maha mengetahui. 6 Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1987), h. 110-112 ,. Demikian pula Dia menjadikan didalamnya jalan-jalan yang ditempuh dari suatu negeri ke negeri yang lain, kadang-kadang terlihat terowongan didalam gunung untuk menjadi tempat lewat dan jalan. ... l-l Agar kalian mendapat petunjuk dengan jalan-jalan itu kepada yang kalian maksud, sehingga kalian tidak tersesat. D. Simpulan Surat An Nahl ayat 15 1. Bumi ini tidak ubahnya bahtera diatas permukaan air jika tidak ada benda berat didalamnya niscaya ia akan goncang dan miring kesana kesini meski karena sebab yang sangat kecil tetap jika didalamnya diletakan benda berat niscaya ia akan tetap pada suatu keadaan demikian halnya dengan bumi jika tidak ada gunung diatasnya niscaya ia akan goncang. 2. Dia telah menjadikan didalamnya sungai-sungai yang airnya mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain sebagai rezeki bagi para hamba, sungai- sungai itu bersumber pada beberapa tempat, tetapi menjadi rezeki bagi penduduk tempat-tempat lain. Ia memotong tanah dan daratan serta melubangi gunung-gunung dan bukit-bukit hingga sampai ke negeri-negeri yang para penduduknya ditakdirkan untuk memanfaatkannya. Ini dapat disaksikan pada sungai Nil ia bersumber dari tengah-tengah benua Afrika lalu melalui gunung-gunung dan lembah-lembah di Sudan tetapi faedahnya yang paling besar hanya diambil oleh penduduk Mesir semua ini terjadi berkat takdir Allah yang maha halus lagi maha mengetahui. 3. Demikian pula Dia menjadikan didalamnya jalan-jalan yang ditempuh dari suatu negeri ke negeri yang lain, kadang-kadang terlihat terowongan didalam gunung untuk menjadi tempat lewat dan jalan. 4. Firman Allah Taala Dan tanda-tanda yakni dalil-dalil sepeti gunung- gunung dan perbukitan yang dapat dijadikan petunjuk baik oleh para musafir dilautan maupun didaratan, apabila mereka tersesat. 3. Surat An Naba ayat 7 A. Surat dan Terjemahan _!,>' :!. _ Terjemahan: dan gunung-gunung sebagai pasak (QS, An Naba ayat 7). B. Asbabul Nuzul: Tidak ada C. Ulasan Tafsir 1. Tafsir Fi Zhilalil Qur`an 7 Di jadikan gunung sebagai pasak bagi bumi, dapat dimengerti oleh manusia dari segi bentuknya dengan pandanganya semata-mata, karena ia lebih mirip dengan pasak-pasak kemah yang diikat padanya. Adapun hakekatnya kita terima dari informasi Al Qur`an, darinya kita mengetahui bahwa gunung- gunung itu memantapkan bumi dan menjaga keseimbangannya, mungkin karena gunung-gunung itu menyeimbangkan antara rendahnya lautan dan ketinggian gunung-gunung: menyeimbangkan antara pengerutan rongga bumi dan pengerutan atapnya: dan menekan bumi pada titik tertentu hingga ia tidak lenyap dengan adanya gempa bumi, gunung meletus dan goncangan-goncangan dalam perutnya. Atau, karena mungkin ada alasan lain ynag belum terungkap hingga kini. Karena benyak sekali aturan dan hakekat-hakekat yang tidak diketahui manusia yang diisyaratkan oleh Al Qur`anul Karim. Kemudian diketahui sebagiannya oleh manusia setelah beratus-ratus tahun berikutnya. 7 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zilalil Quran, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002) 2. Tafsir Ibnu Kasir 8 Setelah itu mulailah Allah Ta`ala menjelaskan kekuasaan-Nya yang sangat agung dalam menciptakan dalam berbagai hal yang sangat aneh dan perkara- perkara yang mengagumkan. Sebagai bukti bahwa ia kuasa untuk menciptakan apa saja yang dia kehendaki mengenai urusan kebangkitan kembali umat manusia dan lain sebagainya, maka Allah swt. Berfirman, bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan. yaitu dihamparkan untuk semua makhluk dibentangkan bagi mereka sehingga bumi menjadi diam dan tenang. dan gunung- gunung sebagi pasak. Yaitu pasak-pasak yang dipancangkan padanya sehingga menjadi diam dan tidak mengguncangkan penghuni yang berada diatasnya. 3. Tafsir Al Misbah 9 Kata ( ) autadam adalah bentuk jamak dari kata ( ) watad yaitu paku yang besar. Jika anda mengarahkan pandangan ke alam sekitar, anda akan melihat langit bagaikan kemah yang besar. Masyarakat arab lebih-lebih masa lampau sangat mengenal, karena dalam perjalanan mereka selalu menggunakannya, untuk memasang kemah diperlukan tali-tali dan pematok yang kuat yang ditanam agar kemah tidak diterbangkan angin. Ayat ini menggambarkan pada mereka keadaan gunung-gunung yang berfungsi sebagai pematok-pematok bumi seperti halnya kemah. Dalam Tafsir Al Muntakhab yang disusun oleh sejumlah pakar mesir konteporer, ayat tujuh yang berbicara tentang fungsi gunung dikomentari sebagi berikut lapisan padat kerak bumi dapat mencapai ketebalan sekitar 60 kilometer, lapisan itu dapat meninggi, sehingga membentuk gunung-gunung atau menurun mendasar menjadi lautan dan samudera. Keadaan seperti ini menimbulkan keseimbangan akibat tekanan yang dihasilakan oleh gunung-gunung tersebut. Keseimbangan ini tidak mengalami kerusakan kecuali jika gunung-gunung 8 Muhammad Nasib Ar Rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press) 9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) tersebut musnah. Kerak bumi yang basah akan dikuatkan oleh gunung-gunung, persis seperti pasak menguatkan kemah. D. Simpulan 1. Adapun hakekatnya kita kita terima informasi Al Qur`an. Darinya kita mengetahui bahwa gunung-gunung menetapkan bumi dan menjaga keseimbangannya. 2. Banyak sekali aturan-aturan dan hakekat-hakekat yang tidak diketahui manusia yang diisyaratkan oleh Al Qur`anul Karim, kemudian diketahui sebagiannya oleh manusia setelah beratus-ratus tahun berikutnya. 3. Ayat tujuh yang berbicara tentang fungsi gunung dikomentari sebagai berikut : lapisan padat kerak bumi dapat mencapai ketebalan sekitar 60 kilometer. Lapisan itu dapat meninggi, sehingga membentuk gunung- gunung atau menurun menjadi dasar lautan dan samudra. Keadaan ini menimbulkan keseimbangan akibat tekanan yang dihasilkan oleh gunung-gunung tersebut. 4. Allah Ta`ala menjelaskan kekuasaan-Nya yang sangat agung dalam menciptakan berbagai hal yang sangat aneh dan perkara-perkara yang mengagumkan, sebagai bukti bahwa dia kuasa untuk menciptakan apa saja yang dia kehendaki mengenai urusan kebangkitan kembali umat manusia dan lain sebagainya. 4. Surat An Naba Ayat 6 A. Ayat dan Terjemah `l _-> _ ... _ Terjemahan bukankah kami telah menjadikan bumi itu hamparan (QS, An Naba ayat 6). B. Asbabun Nuzul: Tidak Ada C. Ulasan Tafsir 1. Tafsir Al Misbah 10 Allah dalam ayat ini menunjuk dirinya dengan kata kami. Ini dimaksudkan untuk memberi kesan keagungan dan kesabarannya juga untuk mengisyaratkan bahwa hal-hal tersebut terjadi melalui sistem yang ditetapkan Allah bagi kejadian, yakni Allah menciptakan sebab-sebab dan melalui sebab- sebab itu hal- hal yang disebut ayat diatas dapat terlaksana. Penggunaan bentuk kata kerja masa lampau (madhi) pada ayat ini mengesankan bahwa itu telah dilakukan Allah. Tetapi jika dia berkehendak dia dapat menghentikan anugerahnya itu sehingga bumi dapat tidak nyaman dihuni. Karena itu jangan mendurhakainya dan jangan menolak kehadiran utusannya. Kata ( ) terambil dari kata () mahd yakni sesuatu yang disiapkan dan dihamparkan secara halus dan nyaman. Dari sini ayunan dinamai mahd. Allah swt telah menyiapkan bumi ini sedemikianrupa menetapkan dan mengatur sistemnya serta menentukan kadar- kadar yang berkaitan dengannya sehingga menjadi nyamam dihuni manusia. Seandainya tidak pengaturan itu atau kadarnya berlebih 10 M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) atau berkurang sedikit, sehingga tidak terjadi keseimbangan, maka pastilah hidup dibumi ini akan sangat sulit kalau enggan berkata mustahil. 2. Tafsir Al Maraghi 11 Kata Al Mihaad ( ) semakna dengan kata almahd yang terdapat pada firman Allah yang berbunyi: _ _-> `>l _ .. Artinya: yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan (QS. Taha ayat 53) Bagaimana kalian bisa ingkar dan ragu terhadap masalah hari kebangkitan, padahal kalian telah menyakdikan sendiri bukti- bukti yang menunjukan kekuasaannya yang sempurna dan pengetahuan Nya yang meliputi semua mahluk serta hikmahnya yang nyata dengan tidak menciptakan segala sesuatu secara sia- sia tanpa guna. Bagi yang meresapi semua kenikmatan ini, ia tidak pernah menyia-nyiakannya. 3. Tafsir Al Azhar 12 Bumi terbentang suatu ugkapan yang maha indah dari Allah sendiri. Boleh juga disebut bumi terhampar laksana menghamparkan permadani,yang kamu manusia diberi tempat yang luas buat hidup diatas bumi yang dibantangkan itu. Untuk siapa bumi itu kalau bukan untuk kamu? Dan segala yang ada didalamnya pun boleh kamu ambil faedahnya. Maka dalam kata- kata mihaada yang kita artikan terbentang itu tersalah satu penyelenggaraan dan satu persilahan ambilah faedahnya. 11 Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1987) 12 Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983) D. Simpulan 1. Allah menciptakan segala sesuatu dimuka bumi ini pasti ada sebab dan tujuannya. Jika kita manusia tidak bisa menjaga apa yang sudah Allah berikan maka Allah akan menjadikan bumi ini tidak nyaman dihuni manusia. Karena Allah telah menciptakan bumi dan isinya secara seimbang. 2. Allah menciptakan bumi buat ditempati manusia dan membolehkan manusia mengambil apa- apa atau manfaatyang ada didalam perut bumi. 3. Allah menciptakan segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini secara sempurna dan mempunyai manfaat bagi mahluknya. Sehingga manusia dapat tinggal dimuka bumi dan dapat menganbil manfaat atau hasil- hasilnya yang ada dimuka bumi maupun yang ada didalam perut bumi. DAFTAR PUSTAKA Quraish,MShihab, 2002, Tafsir Al Misbah, Jakarta: Lentera Hati Quthb, Sayyid, 2002, Tafsir Fi Zilalil Quran, Jakarta: Gema Insani Press, Al Maraghi, Ahmad Mustafa, 1987, Tafsir Al Maraghi, Semarang: Toha Putra Hamka, 1983, Tafsir Al Azhar, Jakarta: Pustaka Panji Mas Ar Rifai, Muhammad Nasib, tanpa tahun, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Gema Insani Press