Anda di halaman 1dari 36

TUGAS IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

BAB II PERENCANAAN BADAN BENDUNG

II. 1

Data Perencanaan = 25 m = + 201 m = + 203 m = + 205 m = 200 m 3 /dt = 0,0020 = 8,5 kg/cm
2

1. Lebar dasar sungai pada lokasi bendung 2. Elevasi dasar sungai pada dasar bendung 3. Elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh 4. Elevasi muka tanah pada tepi sungai di lokasi bendung 5. Debit banjir rencana sungai/bendung (Qd) 6. Kemiringan/slope dasar sungai 7. Tegangan tanah dasar yang diizinkan (t) 8. Koefisien pengaliran (c) akibat curah hujan 9. Pengambilan satu sisi (Q1) II. 2 Perhitungan Hidrolika Air Sungai

= 0,5 = 2,0 m3/dt

a. Menentukan Tinggi Air Maksimum pada Sungai Data sungai : Kemiringan/slope dasar sungai (I) Lebar dasar sungai (b) Debit banjir rencana (Qd 50th ) Persamaan : Q =A.V V = C R.I 87 C = dimana : Q = debit (m 3 /dt) A = luas penampang basah (m2) P = keliling penampang basah (m) V = kecepatan aliran sungai di hilir (m/dt) R = jari jari hidrolis (m) 1 + (1 ) R = 0,0020 = 25 m = 200 m 3 /dt

= kemiringan dasar sungai = 1,3 (untuk dinding saluran yang terbuat dari tanah biasa)

C = koef. Chezy

1 b Bn
Gambar 1

d3 1/2 d3

Kedalaman maksimum air sungai dicari dengan cara coba coba sampai didapat Q = Qdesign. Kemiringan tepi sungai dianggap 1 : 1 Tabel 3.1 Perhitungan tinggi air maksimum di hilir bendung
Rumu s A=b. d3+d3 P =b+2 2d3 R=A/P
2

87

Perkiraanting i air g (d 3) As umed Water s Depth (m) 2,4 2,447 8 65,7 67,18 6 8 7 31,7 31,92 82,06 32,10 9 5 45,6 9 7 2,93 9 9 19 ,2 3 1 45,88 4 2,97 7 0 200,0 6

2,5 68,7 5 32,07 12,14 4 46,08 3 3,01 7 207,4 47

C= 1

V3=C RI Q=A. V

Dari perhitungan tersebut, maka didapat tinggi air sungai maksimum di hilir bendung d3 = 2,4478 meter.

Cek jenis aliran air dengan Bilangan Froude ( Fr ) Fr = 1 ......................aliran kritis Fr > 1 ......................aliran super kritis Fr < 1 ......................aliran sub kritis Fr = V g.d 3 =
2,977 9,81 2,4478 0,607 < 1, termasuk aliran sub kritis

b. Menentukan Lebar Bendung Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal pangkalnya (abutment). Agar tidak mengganggu sifat pengaliran setelah dibangun bendung dan untuk menjaga agar tinggi air di depan bendung tidak terlalu tinggi, maka dapat dibesarkan sampai B Tinggi Jagaan Untuk menentukan besarnya tinggi jagaan (freeboard) maka dapat dipergunakan tabel berikut : Tabel 3.2 : Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah Q (m 3 /dt) < 0,5 0,5 1,5 1,5 5,0 5,0 10,0 10,0 15,0 >15,0 Tinggi Jagaan (m) 0,40 0,50 0,60 0,75 0,85 1,00 1,2 Bn

Sumber : Kriteria perencanaan KP-03-hal 26

1 b Bn
Gambar 2

d3 1/2 d3

Lebar sungai rata rata/lebar air normal (Bn) Bn = b + 2 (1/2 d3) = b + d3 = 25 + 2,4478 = 27,4478 m Lebar maksimum/panjang bendung (B) B = 6/5 Bn = 1,2 Bn = 1,2 . 27,4478 = 32,9373 m 33 meter Tinggi jagaan (freeboard) = 1 m ;dimana : Bn B = lebar air normal (m) = lebar bendung (m)

c. Menentukan Lebar Efektif Bendung Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit. Pada saat banjir, pintu pembilas ditutup, ujung atas pintu bilas tidak boleh lebih tinggi dari mercu bendung, sehingga air bisa lewat diantaranya. Kemampuan pintu bilas untuk mengalirkan air dianggap hanya 80% saja, maka disimpulkan besar lebar efektif bendung : Beff = L = B b t + 0,80. b = B t 0,20. b

Dimana : Beff B t b

= lebar efektif bendung (m) = lebar seluruh bendung (m) = jumlah tebal pilar (m) = jumlah lebar pintu bilas (m)

Lebar pintu pembilas (b1) b = B 33 = = 3,3 m 10 10

Lebar maksimum pintu = 2,0 m n = 3,3 1,6468 2 buah 2,0 3,3 1,647 m 2 = 1,647 = 1,5

Lebar pintu pembilas (b) m Tebal pilar (t) diambil

m Pengambilan air dari satu sisi, maka Beff = L = B t 0,20. b = 33 ( 2 . 1,5 ) 0,20 ( 2 . 1,647) = 29,28 m Direncanakan 2 pintu pembilas dan 2 pilar.

Gambar 3

d. Menentukan Tinggi Bendung

Kehilangan Energi Air : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) Elevasi sawah yang tertinggi dan terjauh Ketinggian air di sawah Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah m Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier m Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder m Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran m Kehilangan tekanan pada alat-alat ukur Kehilangan tekanan dari sungai ke primer m Kehilangan tekanan karena eksploitasi m Kehilangan tekanan karena bangunan - bangunan + Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (x) JUMLAH m Elevasi dasar sungai pada dasar bendung (y) +201,00 m Tinggi Mercu Bendung ( P) = xy = 204,65 m 201,00 m = 3,50 m = = = = = +203,00 m = = = = = 0,10 m 0,10 0,10 0,10 0,15 0,40 m 0,20 0,10 0,25 m

= +204,50 =

II. 3

Perhitungan Tinggi Air Maksimum di Atas Mercu Bendung

Ec

E1 hvc

M .A .B
e

hv0

H H dc

hv1 v1

E2 hv2 T hv3 d3

E3

M .A .N
v0 d0 p

d1 L

d2

v3

Gambar 4

a. Menentukan Tinggi Total Air di atas Mercu (Peil) Bendung Tinggi mercu bendung (P) m Lebar efektif bendung (Beff) 29,28 m Dipakai Bendung type Ogee : Q = C . Beff . He2/3 He3/2 =
f

3,50 =

Qd C x B ef
2 3

Qd He = C x B ef dimana : Qd = debit banjir rencana = lebar efektif

(m3/dt) Beff bendung (m) He C

= tinggi total air di atas bendung (m) = koefisien pelimpasan (discharge coefficient) C1 = dipengaruhi sisi depan bendung C2 = dipengaruhi lantai depan C3 = dipengaruhi air di belakang bendung Nilai C, C1, C2, dan C3 didapat dari grafik ratio of discharge coefficient (pada lampiran)

Untuk menentukan tinggi air di atas bendung digunakan cara coba coba (Trial and Error)

dengan menentukan tinggi perkiraan He terlebih dulu.

Dicoba : He = 2 m maka : P 3,65 = = 1,75 He 2 Dari grafik DC 12 (pada lampiran) didapatkan C1 = 2,125 (dengan upstream face : vertical) hd = P + He d3 = 1,825 + 2 2,4478 = 3,052 m hd d 3 3,2022 2,4478 = = 2,75 He 2 Dari grafik DC 13A didapatkan C2 = 1,00 hd 3,202 = = 1,526 He 2 Dari grafik DC 13B didapatkan C3 = 1,00 Didapat C = C1 x C2 x C3 = 2,125
2

He` =

Qd C x B ef

200 = 2,125x 29,28

2 3

= 2,170

He

He`

Perhitungan selanjutnya ditabelkan Tabel 3.3 Perhitungan tinggi air di atas mercu bendung
Rumu s Qd P/He Tinggi Perkira nHe a (m)2,175 2,00 200 1,7 5 0 0 3,2 2 8 2,6 7 1,6 0 1 2 2,1 5 1,00 1,00
2

Catatan 2,2 200 1,59 1 3,40 2 2,65 9 1,54 7 2,10 91,0 0 1,0 0 2,10 P =3,50m Beff =29,28m 8m d3=2,44 7

Hd = P + He d (hd + d 3 )/He

2 0 0 1,6 0 9 7 3,3 7 1 2,7 8 1,5 6 7 1 2,1 5 1,00 1,00

hd/He C1 C2 C3 C=C1xC2xC3 He = Qd C x Bef


3

2,1 2 5

2,1 1 5

2,170

2,177

2,181

Maka didapat tinggi total air di atas puncak/mercu bendung (He) = 2,175 m.

b. Tinggi Air Maksimum di Atas Mercu Bendung

Tabel 3.4 Tinggi air maksimum di atas mercu bendung Bagian H = He h d0 = H + P A=B
eff

Tin g i perkiraan h v0 g (m) 0,073 0 0,0757 2,102 0 5,602 0 164,0266 1,219 3 0,075 8 2,0993

Catatan

v0

.d0 v0
2

v0 = Q d / A hv = 2g Maka didapat :

5,5993 Qd = 200 m 3 /dt P = 3,5 m 163,9475 Beff = 29,28 1,2199 m He = 2.1 75 m 0,0758

hv0 = hv = 0,0757 m H d0 A vo dimana : hv0 H d0 v0 g = tinggi kecepatan di hulu sungai (m) = tinggi air maksimum di atas mercu (m) = tinggi muka air banjir di hulu bendung (m) = kecepatan aliran di hulu bendung (m/dt) = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2) = 2,09 m = 5,59 m = 163,95 m2 = 1,21 m/dt

II.4

Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik q Menentukan hidrolic pressure of the weir (dc) = Q Q = L` Bef 200 29,28 q g
2 1 3

a. Tinggi Energi pada Aliran Kritis

6,8309 m4/dt

dc

6,830942 9,81

1 3

1,6818 m

Menentukan harga Ec vc = = q dc 6,8309 1,6918


2

4,0618 m/dt

hvc

v = c 2g =

4,06184 2 x 9,81

0,8409 m

Ec

= dc + hvc + P = 1,6818 + 0,8409 + 3,5 = 6,02 m

dimana : dc (m) vc hvc Ec = tinggi air kritis di atas mercu

= kecepatan air kritis (m/dt) = tinggi kecepatan kritis (m) = tinggi energi kritis (m)

b. Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam

10 10

Olakan

11 11

Tabel 3.5 Kecepatan aliran pada punggung bendung


Perkiraan kecepatan ( v Bagian d1 = q v1 12,182 13,887 )

10,252

Catatan

0,561 7,564 8,125

0,492 9,829 10,321

0,666 5,357 6,023

q = 6,8309 m /dt Ec =6,02 m E1=Ec


4

hv1 =

v1 2g

E1 = d 1 + h v1

Maka didapat : v1 = 10,252 m/dt d1 = 0,666 m hv1 = 5,357 m E1 = Ec = 6,023 m dimana : d1 v1 hv1 E1 = tinggi air terendah pada kolam olakan (m) = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt) = tinggi kecepatan (m) = tinggi energi (m)

c. Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan Fr = = v1 g . d1 10,252 9,81.0,666 4,010

d2 =

d1 2

1 8Fr

-1

0,666 2

1 8 4,010

-1

= 3,4601 m v2 = q

d2

6,8309 1,9742 m/dt 3,4601


2

hv2

v2 = 2g

1,9742 2 0,1987m 4 = 2 x 9,81 E2 = d2 + hv2 = 3,4601 + 0,1987 = 3,6587 m dimana : Fr d2 v2 hv2 E2 = bilangan Froude = tinggi air tertinggi pada kolam olakan (m) = kecepatan aliran ( m/dt ) = tinggi kecepatan (m) = tinggi energi (m)

d. Tinggi Energi di Hilir Bendung Pada perhitungan sebelumnya, telah didapat v3 = 2,9768 m/dt d3 = 2,4478 m. hv3 v3 = 2g
2

2,97684 = 2 . 9,81 E3 = d3 + hv3

0,4517m

= 2,4478 + 0,4517 = 2,8994 m

dimana : v3 d3 hv3 E3 = kecepatan aliran di hilir bendung (m/dt) = tinggi air di hilir bendung (m) = tinggi kecepatan di hilir bendung (m) = tinggi energi di hilir bendung (m)

e. Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan

Dalam penggerusan ( Scouring Depth ) d0 = 5,59 m; d3 = 2,4478 m. h q d = d0 d3 = 5,59 2,4478 = 3,1515 = 6,8309 m3/dt = diameter terbesar yang hanyut waktu banjir, diambil d = 300 mm 4,75 0,2 0,57 .q 0,32 . h d 4.75 . 3,15150,2 . 6,8309 0,32 300
0,57

Schoklish Formula : T = = dimana : h d = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir (m) = diameter terbesar yang hanyut waktu banjir (d = 300 mm) T = dalam penggerusan (m) Panjang penggerusan ( Scouring Length ) v1 H = 10,252 m/dt = 2,09 m P

2,8799 m

= 3,50 m Angerholzer Formula : L = v1 2.g.H 2P g H

= 10,252 = 16,1807 m dimana :

2 9,81 2,09

2 3,50 9,81

2,109

v1 = kecepatan aliran pada punggung bendung (m/dt) H = tinggi air maksimum dari puncak mercu (m) P = tinggi mercu bendung (m) L = panjang penggerusan (m)

Elevasi Masing Masing Titik :

Elev. dasar sungai Elev. muka air normal (MAN) Elev. muka air banjir (MAB) Elev. energi kritis Elev. energi di hilir bendung Elev. dasar kolam olakan

= + 201,00 m = 100 + P = 201 + 3,50 = + 204,50 m = 100 + do = 201 + 5,59 = + 206,59 m = 100 + Ec = 201 + 6,02 = + 207,02 m = 100 + E3 = 201 + 2,8994 = + 203,8994 m = 100 (T d3) = 100 (2,8799 2,4478) = + 200,5679 m

Elev. sungai maksimum di hilir

= 100 + d3 = 201 + 2,4478 = + 203,4478 m

GAMBAR MERCU

II.5

Perencanaan Bentuk Mercu Bendung

Tahap I Menentukan bagian up stream (muka) bendung Untuk menentukan bentuk penampang kemiringan bendung bagian hulu, ditetapkan Data : H P P H = 2,09 m = 3,50 m = 1,6672 m berdasarkan parameter seperti H dan P, sehingga akan diketahui kemiringan bendung bagian up stream seperti ketentuan Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Nilai P/H terhadap kemiringan muka bendung P/He < 0,40 0,40 1,00 1,00 1,50 > 1,50 Kemiringan 1:1 3:2 3:1 Vertikal

Dari tabel, untuk P/H = 1,7355 diperoleh kemiringan muka bendung adalah vertikal. Bentuk mercu yang dipilih adalah mercu Ogee. Bentuk mercu Ogee tidak akan memberikan tekanan subatmosfer pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana, karena mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Untuk debit yang rendah, air akan memberikan tekanan ke bawah pada mercu. Dari buku Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 48 Gambar 4.9, untuk bendung mercu Ogee dengan kemiringan vertikal, pada bagian up stream diperoleh nilai : X0 X1 R0 R1 = 0,175 Hd = 0,175 . 2,09 = 0,282 Hd = 0,282 . 2,09 = 0,5 Hd = 0,2 Hd = 0,5 . 2,09= = 0,2 . 2,09= = 0,367 m = 0,592 m 1,050 m 0,420 m

Tahap II Menentukan bagian down stream (belakang) bendung Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, U.S.Army Corps of Engineers mengembangkan persamaan sebagai berikut :
n ( n 1)

x
Dimana :

k.H

.y ..................................................(1)

- k dan n tergantung kemiringan up stream bendung Harga harga k dan n adalah parameter yang ditetapkan dalam Tabel 3.7. - x dan y adalah koordinat koordinat permukaan down stream - H adalah tinggi air di atas mercu bendung Tabel 3.7 Nilai k dan n untuk berbagai kemiringan Kemiringan permukaan 1:1 3:2 3:1 Vertikal K 1,873 1,939 1,936 2,000 n 1,776 1,810 1,836 1,850

Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Hal 47

Bagian up stream : Vertikal, dari Tabel 2.6 diperoleh :

k= 1,850

2,000 n =

Nilai k dan n disubstitusi ke dalam persamaan (1) Persamaan down stream

xn
x x
1,850 1,850

k.Hd ( n 1) .y
2,000 2,09 (1,850 1).y 3,757 y 1 1,850 x 3,757 0,266 x
1,850

y y

Menentukan koordinat titik singgung antara garis lengkung dengan garis lurus sebagian hilir spillway

Kemiringan bendung bagian down stream (kemiringan garis lurus) dy dx 1 (1 : 1)

Persamaan parabola : y 0,266 x 1,850

Turunan pertama persamaan tersebut : y dy dx 0,266 x 0,266


1,850

1,85x

0,850

0,49 x
0,850

Kemiringan garis lurus 1 : 1 dy dx tg 1 1


0,850

1 0,49 x x
0,850

1 0,49
0,850

2,03 1,82 1,82 m

x xc

0,265 x

1,850

1,850 = 0,265.(1,82)

= 0,81 yc 0,81 m

Diperoleh koordinat titik singgung ( x c , y c ) = (1,82 ; 0,81) m Jadi perpotongan garis lengkung dan garis lurus terletak pada jarak : y = 0,81 m dari puncak spillway x = 1,82 m dari sumbu spillway

Lengkung Mercu Spillway Bagian Hilir

Persamaan : y 0,266 x 1,850

Elevasi muka air normal Elevasi dasar kolam olakan m ( x c , y c ) = (1,82 ; 0,81) m

= + 204,50 m = + 200.568

Tabel 3.8 Lengkung mercu bagian hilir ( interval 0,2 )


x(m) 0
0,2

y(m ) 0 0,0 1 0,4 9 0,1 0,1 8 0,2 7 0,3 7 0,4 9 0,6 3 0,7 9 0,8 1

Eleva si 2(m) 0 ,5 4
2 4,49 0 2 4,01 0 2 4,40 0 2 4,32 0 2 4,23 0 2 4,13 0 2 4,01 0 2 3,87 0 2 3,71 0 2 3,69 0

0,4
0,6

0,8
1

1,2
1,4

1,6
1,8

1,82

Bagian Hilir Spillway dengan Kemiringan 1 : 1

tgn = 1 ; persamaan y x

45

tgn

Elev. dasar kolam olakan

= 203,689

Tabel 3.9 Bagian hilir dengan kemiringan 1 : 1 (interval 0,2)


x (m) y (m) Elevasi (m)

0
0,2

0
0,2

0,4
0,6

0,4
0,6

0,8
1

0,8
1

1,2
1,4

1,2
1,4

1,6
1,8

1,6
1,8

2
2,2

2
2,2

2,4
2,6

2,4
2,6

2,8
3,121

2,8
3,121

203,689 203,489 203,289 203,089 202,889 202,689 202,489 202,289 202,089 201,889 201,689 201,489 201,289 201,089 200,889 200,568

20 2 20

II.6

Perencanaan Lantai Depan ( Apron ) Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah H terbesar. H terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu bendung, sedangkan di belakang bendung adalah kosong. Seberapa jauh lantai muka ini diperlukan, sangat ditentukan oleh garis hidraulik gradien yang digambar kearah upstream dengan titik ujung belakang bendung sebagai titik permulaan dengan tekanan sebesar nol. Miring garis hidraulik gradien disesuaikan dengan kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar tertentu, yaitu dengan menggunakan Creep Ratio (c) Fungsi lantai muka adalah menjaga jangan sampai pada ujung belakang bendung terjadi tekanan yang bisa membawa butir butir tanah.

a. Menentukan panjang lantai muka dengan rumus Bligh H L = L c : H = Beda tekanan L = Panjang creep line cbligh = Creep ratio (diambil c = 5, untuk pasir kasar) H ab H bc H cd H de H ef H fg H gh = = = = = = = 3,5 5 3 5 2,5 5 1,5 5 2 5 3 5 2,5 5 0,7 0,6 0,5 0,3 0,4 0,6 0,5 2 0,4 5 1,5 0,3 H ij = 5 4 0,8 H jk = 5 2 0,4 H kl = 5 H hi =

= c . H dimana

H = 5,5 m L = 5,5 x 5 = 27,5 m Faktor keamanan = 20% . 27,5 m = 5,5 m Jadi Ltotal = 27,5 m + 5,5 m = 33 m

b. Menentukan Panjang Creep Line (Creep Length) Panjang horizontal ( Lh ) Panjang vertikal ( Lv ) = (4x1) + (2x1,5) + (1x2) + (2x3) + (5x3,5) + (1x4) = 36,5 m = (9x1) + (1x1,5) + (1x2) + (2x2,5) + (1x3,5) + 1,911 = 22,911 m Panjang Total Creep Line ( L ) = Lh + Lv = 36,5 + 22,911 = 59,411 m Cek : L 59,411 59,411 c. 1) Blighs theory L = Cc . Hb dimana, L Cc = Panjang creep line yang diijinkan = Koefisien Bligh (tergantung bahan yang dilewati, Cc diambil 5) Hb = beda tinggi muka air banjir dengan tinggi air di hilir (m) Hb = P + H d3 = 8,5 + 2,1173 - 2,5482 = 8,0691 m Maka, L = Cc . Hb = 5 . 8,0691 = 40,3455 m Syarat : L < L 40,3455 m < 59,411 m . (OK !) Faktor keamanan = 20% . 40,3455 = 8,0691 m Jadi LTOTAL = 40,3455 + 8,0691 = 48,4146 m H.c 5,5 . 5 27,5 ............. (konstruksi aman terhadap tekanan air)

Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu :

2) Lanes theory L = Cw . Hb dimana, Cw adalah koefisien lane (tergantung bahan yang dilewati, Cw diambil 3) maka, L = Cw . Hb = 3 . 8,0691 = 24,2073 m 1 Ld = Lv + Lh 3 1 36,5 = 22,911 + 3 = 35,0777 m Syarat : L < Ld 24,2073 m < 35,0777 m ....... (OK !) Tabel 4.0 Data Hasil Perhitungan

d3 5 482 mv 2,849 2, 3
m

v 14,38 m/ d 0,472 mh 10,539


1 dt 1 v1

/ L=B 2 ,436 mP8,5


dt
eff

m He2,12 6

mh

0,0209
v0

mE 11,012 md 4,229 1 2 mv 1,562m/ h 1,606 mE 4,36 2 dt v2 2 mT3,46 mL24,98 mh 0,414


v3

m d 1 0,6173

mH2,1173
0

mv

0,6399m/ d 1,67 4 mv 4,056 0 c dt c / h 0,83 8 mE 1 1,012 m dt vc c

mE 2,9622 mL54,411 m 3

GAMBAR PERANCANGAN APRON DAN CREEP LINE

Anda mungkin juga menyukai