Anda di halaman 1dari 5

BATUBARA

Terdiri dari dominan unsur C, H dan O. Belerang dan nitrogen dan unsur-unsur teras elemen lainnya hadir hanya dalam jumlah yang kecil. Kayu sebagai asal batubara, mengandung kurang lebih: C H O = = = 50% 6% 43%.

Grafit yang terbentuk pada tahap akhir coalifikasi terdiri dari 100% C. Coalifikasi adalah suatu proses pengayaan yang konstan terhadap karbon dengan pengurangan H dan O, pelepasan terutama H2O. CO2, CH4, dan hidrokarbon lainnya. Klassifikasi Peringkat Batubara (Coal Rank) Parameter kimia sebagai penentu coal rank : Carbon, hydrogen, dan hydrogen asal dari elementary analysis, dihitung bersamasama dengan kandungan air dan ash-free (w.a.f basis) Kandungan volatile matter atau nilai komplementernya daripada kandungan fixed carbon berasal dari proximate analysis sebagaimana menghitung w.a.f basis, Nilai kalori daripada batubara dihitung bersama-sama dengan kelembaban (moist), mineral matter, free basis dan kandungan air (total moisture). Dari unsur oxygen tidak pernah digunakan sebab untuk determinasi tidak cukup akurat dan secara eksak sulit ditentukan, Hydrogen terbukti sebagai indikator peringkat (rank) hanya untuk batubara anthracite, Kandungan elemen karbon digunakan sangat luas, khususnya untuk lingkungan saintifis untuk determinasi peringkat batubara, Kandungan C digunakan hanya untuk low-rank coal dan meta-anthracite. Kandungan volatile matter dan fixed carbon hanya dapat pada batubara tua berperingkat tinggi, dan tidak bisa pada peringkat rendah disebabkan volatile matter diatas 33% atau dibawah 67 fixed carbon, Di sisi lain : Nilai kalori dan kandungan air adalah parameter sangat baik untuk batubara muda dan batubara tua berperingkat derajat rendah, tetapi tidak baik untuk peringkat tinggi.

Sifat Umum (General properties) : Warna, perbedaan warna /shades adalah catatan untuk berbagai macam litotipe (yaitu cerah untuk vitrain, gelap untuk fusain). Yang lebih penting adalah perubahan makroskopik dari coklat cerah ke gelap dalam batubara muda dan hitam sempurna dalam batubara tua, tergantung pada peringkat. Kilap, juga adalah tergantung pada maceral-independent, tetapi peningkatan secara bertahap kilap berkaitan dengan pemantulan sinar (light reflectance) yaitu typical daripada peningkatan peringkat batubara. Nyala, berkaitan dengan peringkat, daya bakar batubara berbeda memiliki pula nyala yang berbeda pula, terutama dengan hilangnya zat terbang (yaitu, batubara zat terbang tinggi, pembakarannya panjang, dan batubara peringkat tinggi rendah zat terbang terbakar dengan nyalanya pendek). Akan tetapi komposisi maseral tergantung atas jumlah exinites. Pelapukan, mengurangi kilapan dan mengurangi kontras antar litotypes. pelapukan disertai oleh oksidasi dan pengrusakan pada tekstur asal dalam batubara. Singkapan yang melapuk tidak dapat dipakai untuk diskripsi dan sampling (percontoan). Perpanjangan pelapukan batubara yang ditambang yang terdapat di penampungan mengurangi kwalitas teknis. juga memegang peranan penting ,

Derajat pelapukan kadang-kadang diekspresikan dengan SLACKING INDEX: gumpalan batubara akan terapung di air dan kering dan jumlah yang terpisah dapat dideterminasi dengan pengayakan. Spontaneous combustion, adalah suatu rekasi dimana tergantung kepada derajat oksidasi, yaitu pelapukan batubara. Hal ini dapat berbahaya selama penambangan jika tiba-tiba kontak dengan oksigen dari udara, dan terutama sekali kelembaban, udara basah (damp air), disebabkan pengapian. Sifat Fisika (Phisical properties): Ultrafine structure; Batubara dapat diperikan sebagai substansi colloidal yang terdiri dari partikel-partikel kecil atau micelles yang mempunyai dimeter mikron, Peningkatan devolatilisasi (devolatilization), menyebabkan pertumbuhan micelles lebih besar dan menjadi lebih teratur. Densitas (density): densitas berkurang pada batubara muda ( 1.5 gr/cm3) hingga batubara bituminous pada sekitar DOM 70 (1.25 gr/ cm3), dan kemudian bertambah lagi hingga 1.5 pada antrasit dengan DOM 95, selanjutnya akan meningkat tajam melalui meta-antrasit hingga grafit ( 2.2).

Porositas (porosity). Sebenarnya ada 2 sistim pori dalam batubara, yaitu: Yang pertama dibentuk oleh pori-pori lebih besar dengan menembuskan mercury dibawah tekanan, dan pori-pori ultrafines lainnya dengan memasukkan helium , Dalam batubara peringkat rendah porositas bisa lebih dari 20% , tetapi cepat berkurang hingga minimum sekitar 2.5% pada DOM 75. bertambah kembali kearah antrasit ( 10%). Kompaksi (compaction), tergantung terutama kepada makroporositas, Kapasitas Adsorpsi (adsorption capacity), tergantung atas area permukaan internal batubara dan secara mendasar dalam mikroporositas. Tergantung pada penyerapan gas pada lowtemperature, Oleh karena itu gas methane , berasal dari proses koalifikasi pada peringkat rendah , biasanya tidak dilepas tetapi diserap oleh batubara. Bawaan ini berbahaya dengan akumulasi gas methane apabila bercampur dengan oxygen dari udara dapat memberikan munculnya fire-dump explosions (ledakan) di tambang batubara. Moisture holding capacity atau total moisture atau bed moisture, dalam batubara peringkat rendah tergantung besarnya makroporositas dan kecepatan pengurangan dalam range batubara muda ( yaitu sesungghnya diklassifikasikan dengan kandungan total

moisture), hingga mencapai kurang dari 5% pada DOM 60, Porositas serupa, mencapai minimum sekitar 1% sekitar DOM 75 dan secara nyata bertambah kembali hingga sekitar 2 3% dalam peringkat tertinggi. Nilai kalori (calorific value), sebenarnya takaran nilai kalori, berbeda untuk 3 grup maseral; tertinggi pada exinite, menengah pda vitrinite dan terrendah pada inertenit. Nilai kalori daripada vitrinite adalah parameter rank-classification untuk batubara tua berderajat rendah dan ketinggiannya tergantung kepada kandungan air (moisture content). Kekuatan (strength), adalah berhubungan dengan kekerasan (hardness) dan kerapuhan

(friability), selanjutnya sifat daripada batubara muda lebih plastis, Standard perkiraan untuk batubara tua adalah Vickers Hardness Test, Kekerasan batubrara maximum yaitu pada DOM 65, minimum pada DOM 35 90, dengan anthrasit yang memiliki DOM lebih tinggi dari 94 bertindak sebagai material-material klastik. Mikrokekerasan (Microhardness) HV100 dalam kg/mm2 adalah Vicker microhadness untuk suatu beban 100 g. Kekuatan (the strength) HV1000 dalam kg/mm2 adalah Vickers microhardness untuk beban 1000 g. Konduktifitas kelistrikan, Konduktifitas panas, Sifat optis: Reflektifitas sinar, Anisotrophy, Diffraksi sinarx, Resonansi elektron, Immersion swelling, Thermal expansion. Keliatan (plastisitas), pada temperature kamar batubara bersifat/bertindak sebagai kompak britel (brittle solid), Diskusi mengenai deformasi plastis dan plastisitas pada temperature tinggi, adalah faktor penting dalam pemurnian batubara (coal refining).

Sifat Kimia (Chemical Properties) Sulphur (Belerang) hadir dalam jumlah sedikit sebagai campuran organic bawaan (inherent) dalam batubara dan mungkin berasal dari protein dari tanaman asli yang diperkaya oleh bakteri sulfur. Bubuk sulfur dalam batubara adalah unsur mineral tambahan dan terdapat dalam jumlah yang bervariasi. Belerang tidak diinginkan sebab bertindak sebagai polutan dalam atmosfer dalam atmosfer, kontaminasi dalam distalasi gas, dan mengganggu dalam pembuatan kokas , sulit terhidrilisis dan memiliki sifat efek korosif yang tinggi di dalam oven Sebagian akan hilang dalam pengkokasan bercampur dengan zat terbang. Nitrogen berasal dari protein unsur tanaman asli, biasanya dibawah 1% dan pada batubara peringkat tinggi hadir hanya sebagai trace, Pelarutan (Solubility); fraksi-fraksi terlarut dapat diekstraksi dari batubara dengan berbagai macam larutan organic, tetapi perlarutan adalah tidak pernah lengkap kecuali dibantu oleh temperatur tinggi untuk mengadakan degradasi panas dan reaksi-reaksi dalam larutan. Aromatik (Aromaticity) , batubara umumnya highly aromatic. Exinite kurang aromatic sehubungan dengan vitrinites, tetapi dengan mikrinit bertentangan. Sifat Teknis Nilai praktis daripada suatu batubara adalah ditentukan oleh 3 faktor utama; 1. Kandungan unsur terbang (volatile matter) Kandungan volatile batubara penting dalam ekstraksi coal tar dan gas. Pyrolysis, dimana batubara yang dipanasi dalam oven dengan pengeluaran oksigen. Nama alternative adalah dry distillation. Produksi utama pyrolusis adalah: coal tar, coal gas, gas metan, gas coke , 2. Kokabilitas (the Cokeability), Proses pengkokasan: semua batubara berupa vitrinite adalah layak pengkokasan batubara, tetapi lebih pantas pada peringkat range terbatas hingga medium (sebagian yang rendah), Dalam proses pengkokasan, adalah peleburan batubara (the coal melt), pengembangan (swells) dan pelepasan zat terbang. Titik yang penting adalah peleburan dan devolatisasi, Hasil daripada pengkokasan adalah busa (foamy) peleburan porous residu yang kaya dengan karbon. Kokas berkwalitas tinggi diharapkan mengandung kurang dari 7% abu dan kurang dari 1.3% sulfur (dimana berdampak merugikan terhadap logam). 3. Nilai panas (the heating values). Ada 3 temperature range dalam pyrolysis : Low temperature coking (up to 6000C) (up to 8000C)

Medium temperature coking

high temperature coking

(up to 10000C). high kokas kwalitas

dimana yang terakhir adalah sangat penting, menghasikan

metalurgi (quality metallurgical coke) dipakai sebagai agen pemisah dalam blastfurnaces (dapur) . Produk sampingnya (by product) adalah ammonia, benzene, aromatic tars, dan gas.

Anda mungkin juga menyukai