Menyediakan berbagai kitab kuning karya ulama ulama Mutaqoddimin dan Mutaakhirin. Tampilkan posting dengan label Fikih. Tampilkan semua posting
yang telah di berikan kepada para siddiqin dan syuhada'." - untuk menyesuaikan format kertas,nuskhoh/text arabnya tidak di ikut sertakan. Al maraji': - Ianatuttolibyn juz II hal:256-258. - Syarhul manhaj. - Khozinatul Asror hal: 38. - Ihya ulumiddin juz I hal: 235. - For more artikel please visit www.kitabgundul.blogspot.com Diposkan oleh zedna.elmanafea@gmail.com di 07:01 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Fikih
1. Matan ajurumiyah,fan ilmu nahwu 2. Amtsilatu Tasrifiyah,fan ilmu sharaf. 3. Kamus.tinggal pilih aja sendiri.bisa kamus yunus dulu sih 10.000an atau kalau mau agak komplit beli aja munawir,tapi mungkin untuk kamus ini ente harus rela merogoh kocek lebih dalam.dulu 80.ribuan.gak apa apa kan?namanya juga mau sukses kan mesti pakai modal.kata orang dulu sih "Jer Basuki mowo beyo".Atau bagi yg udah sedikit tahu bahasa arab,bisa comot El munjid.Walaupun ini karangan yahudi,tapi untuk urusan belajar lughat masih bisa di pakai kok.Atau bagi yg udah kenal dengan mbah google,bisa manfaatin fasilitas google translate,bukan cuma bahasa arab-indonesia,tapi puluhan bahasa bisa ente ketahui dengan sekali klik saja.Waduh apalagi ini mang?Btw mana nih tips yang di janjikan?Tenang bro,baca lagi ya. Dulu almarhum Gus Maksum jauhari,Pendiri pencak silat pagar nusa dan sekaligus menjadi salah satu pengasuh pondok pesantren Lirboyo Kediri pernah menuturkan bahwa Kyai Jipang (konon nama ini di ambil dari ngajinya gampang) hanya butuh Ajurumiyah dan Tasrif untuk membaca kitab setingkat Fathul wahhab.Woww... sebuah kitab yang dikenal cukup sulit, yang saat ini menjadi kitab wajib di Ma' had aly Situbondo. Eh masak seehh?kalau gitu saya juga bisa dong?Bener Non,masak mau bohong?belum tahu ya yang punya julukan Al amin?he.he. Itu rasulullah bukan saya.tapi bukan sekedar punya kitabnya saja,tapi ya harus mengerti dan menguasai isinya.Duchh ini yang sulit mang.Tenang Non,gak sulit kok.ikuti aja tips selanjutnya ya.. Di bawah ini adalah sebagian jurus yang ampuh untuk belajar membaca kitab kuning versi Kiyai Abdul Aziz Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul nasyiin pacul Gowang,jombang,jawa timur. 1. Tanamkan rasa cinta dulu pada mata pelajaran dan juga sang pengajarnya(cinta dalam artian yg positif dan edukatif ya bung,jangan ngeres dulu ).Kalau belum bisa,paksakan sedikit sedikit deh.bisa dengan membiasakan membaca buku buku nahwu,saraf,fikih di waktu luang,dari pada cuma ngerumpi kan?.kata pepatah orang wetan sih,"Witteng trezno jalaran songko kulino".awal berseminya benih cinta bermula dari biasa.Walaupun ini cuma pepatah jawa,tapi 200% betul lho ya.makanya bagi yg suka main mata,hati hati aja,ntar bisa bener bener jatuh C*n** low.hee oleh karna itu,biasakan aja untuk selalu melakukan hal hal yang positif doang ya.ok ?! 2.Ikuti pengajian kitab- kitab yang kecil atau tipis dulu. Lha iya dong mang,masak langsung di suruh baca Ihya. 3. Sebelum mengaji, berilah makna sendiri kitab yang akan antum gunakan mengaji sebatas kemampuan yang antum miliki dengan ketiga bekal kitab diatas.pasti dah pada ngaji kan?Ingat ini bukan untuk mengetes guru lho ya,tapi untuk melatih otak tengah kita biar gak 'mlempem' kayak kerupuk kena hujan. Sekedar cerita dikit nih,kalau di pondoknya kyai Maymun Zubayr,Sarang, ngajinya agak beda,waktu kyai ngaji yg di artiin/di coret sama santri hanya makna makna yang sulit aja.malah kalau ada yg kitabnya di penuhi dengan coretan akan jadi ketawaan yg laen.kata mereka sih "Al'ilmu fissudur,La fissutur".Ilmu itu yg ada dalam dada kamu bro,bukan yg ada di tulisanmu.emang betul sih,kalau cuma ngandalin yg di tulis di kitab,namanya itu ilmu "KELLENG" yen lagi nyekel yo eleng. alias cuma bisa ingat kalau lagi megang kitab saja.Ini mah sekedar cerita para senior bro,kalau kita ngajinya di isi aja ya.
Kalau di kwagean,kediri sono,memaknai/nyoret sendiri (otodidak) kitab kitab macam Bajuri,Bujayromi,dll adalah sesuatu yg biasa saya lihat.bedanya kalau di ponpes asuhan Romo yai Hannan ini,justru di tekankan untuk memaknai semua lafad,bahkan yg udah paling di hafal sekalipun.Kata mereka sih,"Al'ulumu idza hufidzot farrot,wa idza kutibat qorrot".ilmu ketika cuma di hafal ada kemungkinan akan hilang karna lupa,tapi kalau di tulis,pasti akan tetap.Betul gak? Buat kita para junior sebaiknya memilih metode ini aja deh.apalagi yg cuma berIQ cap kerupuk tempe.he.he.Just kidding( ^ _^) Aduh jadi O.O.T/Out Off Topic nih.sampe mana tadi. Ok next. 4.Lalu Cocokkan hasil makna yang antum beri sendiri tadi dengan yang disampaikan guru mengaji 5. Biarkan makna yang sesuai dengan guru, dan beri tanda pada makna yang berbeda dengan guru, dan tanyakan kepada sang guru atau kalau malu sama temennya yg senior, kenapa berbeda dengannya. 6. Dan jika antum sudah terbiasa dengan metode di atas, cobalah meng i rabnya sendiri 7. Jika ada makna yang sulit antum artikan dan tidak ditemukan di kamus, jangan segan untuk bertanya kepada temannya yg senior, atau ke pada guru antum."duh malu mang,kan katanya Malu sebagian dari iman"?.Betul neng,tapi itu malu berbuat maksiat,bukan utk kebaikan.ingat malu untuk berbuat kebaikan adalah bisikan syaiton.Lho kok jadi nyalahin setan sih?Maaf ya Tan.hee.. Ente gak perlu takut dan malu deh,biasanya kan malu maluin.Oupzz...maaf jeng,jangan anggap guyon ya.serius nih,masak udah guede, di pondok juga udah ngabisin beras banyak,tapi masak baca taqrib aja belum bisa...L.O.L Laughing out loud. hee. 8. Untuk meyakinkan kemampuan antum, coba mintalah sang guru menyimak bacaan antum, atau dalam bahasa pesantrennya lakukan sorogan.Bisa secara privat atau reguler.sekali lagi rasa malunya di umpetin dulu ya bro,justru dengan mau bertanya seorang guru akan senang,coz hal ini berarti menunjukkan antusias sang murid terhadap pelajaran yg di berikan. 9.Inilah yang paling pokok,dan sering di tekankan oleh Syaikhina Cipulus.Ilmu Allah tidak akan di turunkan pada hati yg ternodai oleh maksiat.Oleh karna itu,jangan pernah berbuat maksiat lagi,sekecil apapun itu,walau cuma ngelirik thok.Memang sih katanya dosa mata itu bisa hilang dengan wudhu,hadistnya sahih kok.Tapi sekarang pertanyaannya gini,Apa wudhu yg ente lakukan udah masuk standart wudhu yg bisa menghapus dosa? Tahu dari mana? Orang zaman dulu sih habis wudhu mukanya bisa langsung pucat pasi,karna takut dan ngerasa akan segera sowan ke hadirat Rabbil izati.kalau manusia bahkan santri zaman sekarang gimana?jangankan waktu taatnya,selagi habis maksiat aja masih bisa cengengesan tanpa ada beban.Naudzubillah. Hati itu ibarat cermin ya.jangan kau kotori dengan dosa dosa baru.dosamu di masa lampau itu udah numpuk,apa masih kurang banyak?Ighfir Lana ya Alloh...amin. Insyaallah dengan membebaskan dari cengkraman maksiat,kita akan mudah menerima ilmu yang kita pelajari,bahkan inilah salah satu syarat untuk memperoleh ilmu nafi'.ilmu yg bukan cuma bisa untuk ngomong,tapi juga bisa kita implementasikan dalam kehidupan sehari hari.Semoga kita mendapatkannya.Amin... Jika Langkah langkah diatas antum lakukan dengan benar, dalam beberapa bulan saja, insyaALLAH impian kita untuk bisa membaca kitab kuning akan menjadi kenyataan.Amin...Karena memang, membaca kitab kuning tidaklah sesulit yang dibayangkan kebanyakan orang. Percayalah "Man zaro'a hasoda", siapa yang menanam,dia akan menuai.ada yg bilang,"Ah gak juga kok,buktinya tikus gak pernah nanam juga selalu makan".ya udah kalau gitu ente mau jadi tikus?he.he Oke tetap semangat ya belajarnya.ingat kita adalah armada masadepan yg punya misi mengukir dunia.
Bener gak sih tips tips di atas? Gak percaya?? silahkan coba aja sendiri. By: sufyfantasy@gmail.com at www.kitabgundul.blogspot.com Diposkan oleh zedna.elmanafea@gmail.com di 06:52 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Fikih, kitab kuning, Konsultasi
tarawih 8 (delapan) rakaat dengan witir 3 (tiga) rakaat, adalah mengikuti hadits yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah yang berbunyi sebagai berikut: "Tiadalah Rasulullah saw. menambah pada bulan Ramadlan dan tidak pula pada bulan lainnya atas sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan Anda bertanya tentang kebagusan dan panjangnya. Kemudian beliau salat empat rakaat dan jangan Anda bertanya tentang kebagusan dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat. Kemudian aku (Aisyah) bertanya, "Wahai Rasulullah, adakah Tuan tidur sebelum salat witir?" Beliau bersabda, "Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, sedang hatiku tidak tidur. Syekh Muhammad bin 'Allan dalam kitab "Dalilul Falihin" jilid III halaman 659 menerangkan bahwa hadits di atas adalah hadits tentang salat witir, karena salat witir itu paling banyak hanya sebelas rakaat, tidak boleh lebih. Hal itu terlihat dari ucapan Aisyah bahwa Nabi saw. Tidak menambah salat, baik pada bulan Ramadlan atau lainnya melebihi sebelas rakaat. Sedangkan salat tarawih atau "qiyamu Ramadlan" hanya ada pada bulan Ramadlan saja. Ucapan Aisyah "beliau salat empat rakaat dan Anda jangan bertanya tentang kebagusan dan panjangnya", tidaklah berarti bahwa beliau melakukan salat empat rakaat dengan satu kali salam. Sebab dalam hadits yang disepakati kesahihannya oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar ra. Nabi bersabda: "Salat malam itu (dilakukan) dua rakaat dua rakaat, dan jika kamu khawatir akan subuh, salatlah witir satu rakaat". Dalam hadits lain yang disepakati kesahihannya oleh Bukhari dan Muslim, Ibnu Umar juga berkata : "Adalah Nabi saw. melakukan salat dari waktu malam dua rakaat dua rakaat, dan melakukan witir dengan satu rakaat". Pada masa Rasulullah saw. dan masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq, salat tarawih dilaksanakan pada waktu tengah malam, namanya bukan salat tarawih, melainkan "qiyamu Ramadlan" (salat pada malam bulan Ramadlan). Nama "tarawih" diambil dari arti "istirahat" yang dilakukan setelah melakukan salat empat rakaat. Disamping itu perlu diketahui, bahwa pelaksanaan salat tarawih di Masjid al-Haram, Makkah adalah 20 rakaat dengan dua rakaat satu salam. Ini adalah dalil dari kebenaran ijtihad dari para ulama dalam menambahi ibadah yang telah disyariatkan. Sama sekali tidak perlu diragukan bahwa setiap orang diperbolehkan untuk melakukan salat sunnah semampu mungkin pada waktu malam atau siang hari, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan salat. Pengarang kitab "Al-Fiqhu 'Ala alMadzahib al-Arbaah" menyatakan bahwa salat tarawih adalah 20 rakaat menurut semua imam mazhab kecuali witir. Dalam kitab "Mizan" karangan Imam asy-Sya'rani halaman 148 dinyatakan bahwa termasuk pendapat Imam Abu Hanifah, asy-Syafii, dan Ahmad, salat tarawih adalah 20 rakaat. Imam asy-Syafii berkata, "20 rakaat bagi mereka adalah lebih saya sukai!". Sesungguhnya salat tarawih secara berjamaah adalah lebih utama. Imam Malik dalam salah satu riwayat menyatakan bahwa salat tarawih adalah 36 rakaat. Dalam kitab "Bidayah al-Mujtahid" karangan Imam Qurthubi juz I halaman 21 diterangkan bahwa salat tarawih yang Umar bin Khattab mengumpulkan orang-orang untuk melakukannya secara berjamaah adalah disukai; dan mereka berbeda pendapat mengenai jumlah rakaat yang dilakukan orang-orang pada bulan Ramadlan. Imam Malik dalam salah satu dari kedua pendapat beliau, Imam Abu Hanifah, Imam as-Syafii, dan Imam Ahmad bin Hambal memilih 20 rakaat selain salat witir. Pada pokoknya Imam Madzhab Empat tersebut memilih bahwa salat tarawih adalah 20 rakaat selain salat witir. Sedangkan orang yang berpendapat bahwa salat tarawih adalah 8 (delapan) rakaat adalah menyalahi dan menentang terhadap apa yang telah mereka pilih. Sebaiknya
pendapat orang ini dibuang dan tidak usah diperhatikan, karena tidak termasuk golongan Ahlus Sunnah Wal-Jamaah, yaitu golongan yang selamat, yang mengikuti sunah Rasulullah saw. dan para sahabat beliau. Golongan ini berpendapat bahwa salat tarawih delapan rakaat adalah berdasarkan hadits Aisyah ra di atas.akan tetapi kalau di teliti lagi,ternyata dalil tersebut bukan untuk shalat tarawih sebagaimana disebutkan di muka. Wallohu 'alam bisshowab. By jibril_313@yahoo.com Diposkan oleh zedna.elmanafea@gmail.com di 06:41 2 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Fikih, Konsultasi
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Umumnya jumhur ulama mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat yang tidak boleh terlihat. Dengan pengecualian wajah dan kedua tapak tangan, baik bagian dalam maupun bagian luar. Namun khusus dalam mazhab Al-Hanafiyah, ada sedikit perbedaan dalam batasannya. Batasan Aurat Wanita Dalam Pandangan Mazhab AlHanafiyah Batasan aurat wanita khususnya dalam mazhab Al-Hanifiyah memang disebutkan bahwa kaki para wanita bukan termasuk aurat.
Tepatnya mulai dari batas mata kaki ke bawah, tidak termasuk bagian yang harus ditutup. Hal itu dikarenakan alasan kedaruratan, di mana para wanita pasti butuh untuk berjalan dan beraktifitas. Dan tidak mungkin dilakukan kecuali dengan mengangkat pakaiannya agar tidak menyentuh tanah. Penjelasan tentang batasan aurat wanita menurut mazhab AlHanafiyah ini bisa kita dapati di beberapa rujukan, antara lain dalam kitab Addur Al-Mukhtar wa Radd Al-Muhtar jilid 1 halaman 375-379 dan Tabyinul Haqaiq oleh Az-Zaila'i jilid 1 halaman 95-97. Pendapat Mazhab Lainnya Jumhur ulama mengatakan bahwa aurat wanita itu adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan tapak tangan. Sehingga kaki tetap merupakan aurat yang tidak boleh diperlihatkan kepada non mahram. Baik di dalam shalat mapun di luar shalat. Di antara dalilnya adalah firman Allah SWT yang kemudian ditafsirkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali apa yang biasa tampak daripadanya (QS An-Nuur:31) Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhhu dan para ulama sepakat bahwa yang dimaksudkan itu adalah muka dan telapak tangan. 1. Mazhab Maliki Al-Malikiyah dalam kitab 'AsySyarhu As-Shaghir atau sering disebut kitab Aqrabul Masalik ilaa Mazhabi Maalik, susunan Ad-Dardiri dituliskan bahwa batas aurat waita merdeka dengan laki-laki ajnabi (yang bukan mahram) adalah seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.
2. Mazhab As-Syafi'i Asy-Syafi`iyyah diwakili oleh pendapat As-Syairazi dalam kitabnya 'al-Muhazzab'. Kitab di kalangan mazhab ini mengatakan bahwa wanita merdeka itu seluruh badannya adalah aurat kecuali wajah dan tapak tangan. 3. Mazhab Al-Hanabilah Dalam mazhab Al-Hanabilah kita dapati Ibnu Qudamah berkata kitab Al-Mughni jilid 1 halaman 1-6, bahwa seorang wanita boleh membuka atau terlihat wajah dan tapak tangannya di dalam shalat. Artinya, kedua bagian tubuh itu bukan termasuk aurat. 4. Mazhab Dhzahiri Daud yang mewakili kalangan zahiri pun sepakat bahwa batas aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuai muka dan tapak tangan. Sebagaimana yang disebutkan dalam Nailur Authar. Begitu juga dengan Ibnu Hazm mengecualikan wajah dan tapak tangan sebagaiman tertulis dalam kitab Al-Muhalla. Kesimpulannya, jumhur ulama sepakat mengatakan bahwa kaki wanita termasuk aurat yang harus ditutup. Sedangkan mazhab Al-Hanafiyah menyendiri dalam masalah ini dengan mengatakan kaki wanita bukan aurat. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, [www.ustsarwat.com/] Diposkan oleh zedna.elmanafea@gmail.com di 14:52 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Akhwat, Fikih, Konsultasi
http://www.shamela.ws
____________________ )3/1( { }
____________________ )4/1( ( (
{ } { } ( ( ____________________ )5/1( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( (
{ { } } Diposkan oleh zedna.elmanafea@gmail.com di 15:12 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Fikih, kitab kuning, Sofware islami
Artikel terkait:
$.Kode Rahasia Handphone Nokia $.Download koleksi mp3 Alquran $.Jasa hacking ponsel symbian Diposkan oleh zedna.elmanafea@gmail.com di 09:49 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Fikih, Konsultasi
Pertanyaan Bagaimana hukumnya jika kita melakukan doa qunut nazilah setiap shalat fardu? Jawab: Melakukan doa qunut nazilah setiap shalat sangat di anjurkan. qunut semacam ini di sunahkan bila ada bencana,waba,peperangan dll. Referensi: 1.Kasyifatussaja karangan syeh Nawawi al bantany Fashl abadussholat hal:73 2.Hamisy Bulugul marom Hadist 324 hal:61 3.Nihayatuzzain hal:67 Perlu anda lihat:
$.Kode Rahasia Handphone Nokia $.Download koleksi mp3 Alquran $.Jasa hacking ponsel symbian Diposkan oleh zedna.elmanafea@gmail.com di 22:20 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Fikih, Konsultasi
asslmkm wr wb .. forsan yg saya kagumi, saya ingin brtanya, bagaimana hukumnya seorang wanita yg menjadi
qori'ah ? bukankah suara wanita adalah aurat? tapi jika menjadi qori'ah berarti suaranya akan didengarkan oleh banyak orang bukan??
FORSAN SALAF menjawab : Suara wanita dihadapan lakilaki ajnabi ada dua pendapat. Pertama, bukan aurat, dan itu adalah pendapat yang kuat. Oleh karena itu, boleh mengeraskan suara di hadapan
ajnabi dengan syarat aman dari fitnah, kecuali beradzan, maka diharamkan bagi wanita sebab bagi yang mendengar adzan disunnahkan memandang muadzin (orang yang beradzan). Hal ini memastikan tidak aman dari fitnah. Kedua, suara wanita adalah aurat. Oleh karena itu, diharamkan mengangkat suara di hadapan ajnabi tanpa terpaksa (daruarat) secara mutlak (adanya fitnah atau aman dari fitnah).
Adapun membaca Al-Qur'an dengan suara keras bagi wanita di hadapan ajnabi, sebagian ulama' menyatakan hukumnya sama dengan adzan baik bacaan itu di dalam shalat maupun di luar shalat, yaitu haram. Sedangkan pendapat yang kuat (mu'tamad) menyatakan bahwa membaca Al-Qur'an berbeda dengan adzan, artinya tidak haram membaca al-Qur'an selama aman dari fitnah,
namun makruh mengeraskan bacaan di dalam shalat karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah. Fitnah yang dimaksud di atas yaitu sekiranya dapat mengajak laki-laki ajnabi (pendengar) ke perbuatan maksiat seperti dapat menimbulkan keinginan untuk memegang wanita itu atau berduaan dengannya.
Referensi: 1.Ianah tolibin juz 3 hal 302. 2.Majmu' juz 3 hal 390 3.Khasyatul jamal juz 3 hal 100 4.Bujairomy alal manhaj juz 2 hal 205 5.Nihayatul muhtaj juz 20 hal 186 Diposkan oleh zedna.elmanafea@gmail.com di 07:29 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Fikih, Konsultasi Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Entri (Atom)
Labels
Google Hacking Java Akhwat Farmasi Astronomy Komputer Mp3 e-Mail Biografi Blog Lucu e-Book 2007 (1) 2006 (7)
Blog Archive
Agustus (6) Tabel Zakat Maal (Kekayaan) Pantun Lucu Malam Istimewa Laylatul Qadr Malam Istimewa Laylat... Cara cepat membaca & menguasai kitab kuning Apakah shalat tarawih 20 rakaat adalah bid'ah? Tutorial instalasi eBook kitab kuning untuk HP
Juni (1)
2005 (48)
Followers
Blog Archive
2007 (1) 2006 (7) Agustus (6) Tabel Zakat Maal (Kekayaan) Pantun Lucu Malam Istimewa Laylatul Qadr Malam Istimewa Laylat...
o
Cara cepat membaca & menguasai kitab kuning Apakah shalat tarawih 20 rakaat adalah bid'ah? Tutorial instalasi eBook kitab kuning untuk HP Juni (1)
2005 (48)
About Me
zedna.elmanafea@gmail.com Blogger newbi yg ingin belajar dan belajar... Lihat profil lengkapku
Labels
Akhwat (3) Astronomy (2) Biografi (1) Blog (1) e-Book (1) e-Mail (2) Farmasi (3) Fikih (8) Google (4) Hacking (4) Handphone (15) Html (5) Java (4) kitab kuning (6) Komputer (2) Konsultasi (6) Lucu (1) Mp3 (2) Sofware islami (13) Symbian (14)