Anda di halaman 1dari 67

PERSALINAN NORMAL

Oleh : Dr. Dr JENIUS L TOBING, SpOG L. Dr. HOTMA P. PASARIBU, SpOG

DEFINISI

Persalinan proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu, dianggap normal usia kehamilan cukup bln (setelah 37 mgg) tanpa disertai adanya penyakit Persalinan dimulai (inpartu) pd saat uterus berkontraksi perubahan pd serviks p p (membuka dan menipis) dan berakhir dgn lahirnya plasenta secara lengkap

DIAGNOSIS
Curigai adanya persalinan jika terdapat:
Nyeri abdomen intermiten setelah kehamilan 22 minggu Nyeri disertai lendir darah Adanya pengeluaran air dari vagina atau keluarnya air secara tib tib i tiba-tiba

Pastikan keadaan inpartu jika:


S ik terasa l k adanya pemendekan d Serviks lunak d d k dan pendataran serviks secara progresif Dilatasi serviks peningkatan diameter pembukaan serviks yang diukur dlm sentimeter

DIANOSIS KALA & FASE PERSALINAN


Gejala dan Tanda Serviks belum dil t i S ik b l dilatasi Serviks dilatasi < 4 cm Serviks dilatasi 4 9 cm S ik dil i 4-9 kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih / jam penurunan kepala dimulai p p Serviks membuka lengkap (10 cm) penurunan kepala berlanjut belum ada keinginan utk g meneran Serviks membuka lengkap (10 cm) g p bagian terbawah telah mencapai dasar panggul ibu meneran Kala Persalinan palsu/ P li l / belum in partu I I Laten Aktif Ak if Fase

II

Awal (nonekspulsif)

II

Akhir (ekspulsif)

PEMERIKSAAN DALAM
Dilakukan sebaiknya dilakukan setiap 4 y p jam selama kala I Hal-hal yang diperhatikan: a a ya g pe at a :
Warna cairan amnion Dilatasi serviks Penurunan kepala

Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis in partu blm dpt ditegakkan

PEMERIKSAAN DALAM

PEMERIKSAAN DALAM

Kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan atau dilatasi serviks

Gambar 1. Penurunan kepala janin menurut sistem perlimaan

PEMANTAUAN
Parameter Tekanan d h Tk darah Suhu badan Nadi Denyut jantung janin Kontraksi Pembukaan serviks Penurunan Frekuensi pada fase laten Setiap jam S i 4j Setiap 4 jam Setiap 30 60 menit Setiap 1 jam Setiap 1 jam Setiap 4 jam* jam Setiap 4 jam* Frekuensi pada fase aktif Setiap jam S i 4j Setiap 2 jam Setiap 30 60 menit Setiap 30 menit Setiap 30 menit Setiap 4 jam* jam Setiap 4 jam*

* Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam

MONITORING INTRAPARTUM
Kardiotokografi / Cardiotocography g g p y (KTG/CTG) Partograf a tog a

KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
Salah satu alat untuk menilai kesejahteraan janin dalam uterus Kesejahteraan ja : ja dalam keadaan eseja te aa janin janin a a ea aa hidup, sehat, tidak mengalami hipoksia Menggunakan dua elektrode yang dipasang pada fundus (untuk menilai aktifitas uterus) dan pada lokasi punctum maximum denyut jantung janin

KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
Dapat menilai aktifitas jantung janin p p j gj pada saat kontraksi (his) maupun diluar his. Dapat menilai hubungan a ta a denyut apat e a ubu ga antaran e yut jantung dan tekanan intrauterin

KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

Hasil rekaman KTG DJJ: Denyut Jantung Janin; AU: Aktivitas Uterus

KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
Rata-rata baseline DJJ : 120 160 bpm JJ p Baseline variability : fluktuatif 10 beats/ beats/min setiap 5 detik set ap et Respon DJJ terhadap kontraksi uterus
Kontraksi uterus stress terhadap janin mengurangi suplai oksigen ke janin

KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

Gambaran Early Decelerations Djj terendah tepat berada puncak dari kontraksi uterus Normal dalam proses persalinan

KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

Gambaran Late Decelerations Djj terendah muncul setelah puncak kontraksi uterus Menandakan adanya hipoksia janin fetal distress

KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

Gambaran Variable Decelerations Bentuk dan waktu deselesari bervariasi terhadap kontraksi uterus Kemungkinan adanya kompresi tali pusat, dan juga dipengaruhi oleh posisi ibu

PARTOGRAF
Partograf digunakan selama fase aktif g g persalinan Tujuan uta a pe ggu aa pa tog a : ujua utama penggunaan partograf
mencatat kemajuan persalinan pembukaan serviks Mendeteksi persalinan berjalan secara normal.

PARTOGRAF
Jika digunakan secara tepat dan konsisten partograf membantu penolong persalinan :
Mencatat kemajuan persalinan Mencatat kondisi ibu dan janinnya Mencatat asuhan yg diberi selama persalinan dan kelahiran Menggunakan informasi secara dini mengidentifikasi adanya penyulit. id ifik i d li Menggunakan informasi membuat keputusan kli ik secara cepat d t t k t klinik t dan tepat

PARTOGRAF
Partograf harus digunakan: g g
Untuk semua ibu dlm fase aktif kala satu persalinan Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat Secara rutin semua penolong persalinan memberikan asuhan k d ibu selama b ik h kepada ib l persalinan dan kelahiran.

PARTOGRAF
Kondisi ibu dan bayi dinilai dan dicatat secara seksama :
denyut jantung janin Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus Air ketuban Nadi N di Pembukaan serviks Penurunan kepala Tekanan darah dan temperatur tubuh Produksi urin aseton dan protein urin,

PARTOGRAF
Pencatatan selama fase aktif persalinan : partograf A. Informasi tentang ib A I f i ibu: Nama, umur Gravida, para, Gravida para abortus (keguguran) Tanggal dan waktu mulai dirawat Waktu pecahnya selaput ketuban p y p

B Kondisi janin Djj Warna dan adanya air ketuban Penyusupan (molase) kepala janin

PARTOGRAF
C. Kemajuan persalinan Pembukaan serviks Penurunan bagian terbawah janin atau persentasi janin Garis waspada dan garis bertindak. D. Jam dan waktu Waktu mulainya fase aktif persalinan Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaiannya. penilaiannya

PARTOGRAF
E. Kontraksi uterus
Frekuensi dan lamanya

F. Obat-obatan dan cairan yg diberikan


Oksitosin Obat-obatan lainnya dan cairan iv yg diberikan. diberikan

PARTOGRAF
G. Kondisi ibu
Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh ( , , protein) ) Urin (volume, aston, atau p

H. Asuhan H Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya

Gambar partograf

Gambar partograf

PARTOGRAF
Mencatat temuan pada partograf p p g Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom lajur dan skala angka pada partograf mencatat denyut jantung janin (djj), air ketuban dan penyusupan (kepala janin)

PARTOGRAF
1. Denyut jantung janin y j gj
Nilai dan catat djj setiap 30 mnt g p g Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan djj Kisaran normal djj diantara garis tebal angka 180 dan 100 Waspada bila djj dibawah 120 atau diatas 160. Catat tindakan yg dilakukan disalah satu dari kedua sisi partograf

PARTOGRAF
Memantau denyut jantung janin Gunakan jarum detik dan sebuah p pp fetoskop Pinnards atau Doppler utk memantau denyut jantung janin (DJJ) Dgn fetoskop dengarkan DJJ yg dihantarkan melalui dinding abdomen

PARTOGRAF
Tentukan titik tertentu pd dinding abdomen dimana DJJ terdengar paling kuat Tips : Jika Jik DJJ sulit di li ditemukan, palpasi abdomen d k l i bd dan tentukan dataran punggung bayi. Biasanya DJJ lebih mudah di dengar melalui dinding abdomen sesuai d d i dgn dataran pungung b i bayi Nilai DJJ selama dan segera setelah kontraksi uterus Mulailah penilaian sebelum / selama puncak kontraksi

PARTOGRAF
2. Warna dan adanya air ketuban Pemeriksaan air k b d warna selaput k b P ik i ketuban dan l ketuban pecah Catat temuan dlm kotak dibawah lajur djj menggunakan lambang : l b U : ketuban utuh (belum pecah) J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium D : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban p (kering)

PARTOGRAF
3. Molase (penyusupan kepala janin) Penyusupan seberapa jauh kepala janin menyesuaikan diri dgn bagiankeras panggul ibu Catat pemeriksaan dlm nilai penyusupan kepala janin dlm, dan gunakan lambang berikut ini:
0 1 2 3 : tulang2 kepala janin terpisah, sutura dgn mudah dpt dipalpasi d l : tulang2 kepala janin hanya saling bersentuhan : tulang2 kepala janin saling tumpang tindih tapi dpt dipisahkan : tulang2 kepala janin tumpang tindih dan tdk dpt dipisahkan

4. Memantau kontraksi uterus Gunakan jarum detik utk memantau kontraksi uterus Letakkan tangan diatas uterus dan g rasakan jumlah kontraksi yg terjadi dlm kurun wkt 10 mnt

PARTOGRAF

What is he looking at ?!

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR Sikap atau Habitus p


Hubungan antara bagian-bagian badan fetus satu sama lain Biasanya fetus dalam keadaan fleksi, membentuk ovoid mengikuti bentuk kavum uteri (ruangan fundus lebih luas dari serviks) Fleksi dalam keadaan normal adalah fleksi maksimal (k l ) punggung membungkuk, k i l (kepala), b k k kedua tangan bersilang di depan dada dan kedua tungkai bersilang di depan perut

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR Letak atau Lie


Hubungan antara sumbu fetus dengan sumbu jalan lahir Letak memanjang / longitudinal : sumbu fetus searah / sejajar sumbu jalan lahir Letak melintang / tranversal : sumbu fetus tegak lurus terhadap sumbu jalan lahir Letak oblik : sumbu fetus dalam sudut tertentu dengan sumbu jalan lahir

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR Presentasi


Bagian tubuh fetus yang terdapat di bagian terbawah jalan lahir Letak lintang atau oblik : dapat presentasi bahu atau punggung Letak memanjang : dapat presentasi kepala atau sungsang Presentasi kepala : kemungkinan presentasi belakang kepala, puncak kepala, dahi atau muka

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR Presentasi bokong :


P Presentasi b k t i bokong sempurna ( (complete b pl t breech) h)
Fetus dalam posisi duduk dalam lahir tp bokong masuk merupakan presenting part. Seluruh anggota gerak janin p p gp gg g j fleksi sempurna

Presentasi bokong murni (Frank breech)


Bagian b B i terbawah d i f h dari fetus adalah b k d l h bokong, k d kedua tungkai dalam fleksi dan sejajar toraks (lutut ekstensi)

Presentasi kaki (footling breech/incomplete (f g p breech).


Salah satu atau kedua kaki lebih inferior dibandingkan dengan bokong dan akan menjadi bagian pertama yg lahir

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR Posisi


Hubungan antara bagian tertentu fetus (UUK, dagu, mulut, sakrum, punggung) dengan bagian kiri, kanan, depan, belakang sumbu ibu Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) UUK kiri depan, UUK kanan belakang

FASEFASE-FASE PROSES PERSALINAN


KALA I
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
Fase Laten Fase Aktif

KALA II
Pengeluaran bayi

KALA III
Pengeluaran uri

KALA IV
Observasi pasca persalinan

KALA I
DIMULAI waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin t ki terasa nyeri, di t i pengeluaran i disertai l lendir darah BERAKHIR waktu pembukaan serviks kt b k ik telah lengkap (bibir portio tidak dapat diraba) Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada akhir kala I

KALA I
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 4 p p p cm, berlangsung 8 jam Fase aktif : pembukaan dari 4 cm sampai ase a t pe bu aa a c sa pa lengkap. Terdiri dari :
Fase akselerasi ( 2 jam) Fase dilatasi maksimal ( 2 jam) Fase deselerasi ( 2 jam)

KALA I
Peristiwa penting pada kala I :
1.

Keluar lendir darah (bloody show) lepasnya mucous plug, terbukanya vaskular p y p g y pembuluh darah serviks, pergeseran antara selaput ketuban dgn dinding dalam uterus Ostium uteri internum dan eksternum terbuka serviks menipis dan mendatar Selaput ketuban pecah spontan Pada primi ( 20 jam) pada multi ( 14 jam) jam),

2. 3. 4. 4

KALA II
DIMULAI p pembukaan serviks telah lengkap BERAKHIR saat bay telah lahir lengkap bayi te a a e g ap His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, lama sangat kuat Selaput ketuban mungkin juga pecah spontan pada awal Kala II

KALA II
Peristiwa penting pada kala II : 1. B Bagian terbawah janin turun h b h hingga d dasar panggul 2. 2 Ibu timbul perasaan ingin mengedan yang makin berat 3. Perineum meregang dan anus membuka 4. Kepala dilahirkan lebih dahulu, dgn suboksiput di bawah simfisis, selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan 5. Mungkin diperlukan episiotomi 6. Pada primi 1,5 jam, pada multi 0,5 jam

KALA II

KALA II

KALA II

KALA II

KALA II

KALA II

KALA II

KALA II

KALA III
DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap BERAKHIR lahirnya plasenta Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentra (Schultze) ditandai perdarahan baru. baru Atau dari tepi/marginal (Matthews (MatthewsDuncan) tidak disertai perdarahan Pd keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi pusat, plasenta lepas 5-15 menit setelah bayi lahir

KALA III

KALA IV
Observasi hingga 2 jam post partum Hal-hal yang diperhatikan :
Vital sign ibu dalam batas normal Kontraksi uterus baik Perdarahan per vaginam < 500 cc Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap Kandung kemih harus kosong Luka-luka di perineum harus dirawat Resume keadaan ibu dan janin

Anda mungkin juga menyukai