No.
Fax:3SC6136-35Mi:
3007144
a. bahwa dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 9 Tahun 2010 tcntang Program Keamanan Pcnerbangan Nasional lelah diaiur mengenai pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut
dengan pcsawat udara;
b.
bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a, pcrlu menetapkan pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang
diangkut dengan pesawat udara, dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pcrhubungan Udara;
Mengingat
1. Undang-undang
Nomor
1 tahun
2009
lentang
2009 tcntang
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERHUBUNGAN
Pasal 1
1.
Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri alas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, kcsclamatan dan keamanan, lingkungan hidup, scrta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
2.
Pesawat udara adalah sctiap mesin atau alai yang dapat terbang di
atmosfir karena gaya angkat dari reaksi udara tctapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk
penerbangan.
3.
penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. 4. Angkutan Udara adalah seliap kegiatan dengan menggunakan
pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos
untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara kc bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.
5.
perseroan
tcrbatas
atau
kopcrasi,
yang
kegiatan
utamanya
6.
7.
Badan Usaha Bandar Udara adalah badan usaha perseroan terbatas atau
mengoperasikan bandar udara untuk pclayanan umum.
8.
9.
udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. 11. Daerah Keamanan Terbatas (Security Restricted Area) adalah dacrahdaerah tertentu didalam bandar udara maupun diluar bandar udara
yang diidentifikasi sebagai daerah bercsiko tinggi untuk digunakan kepentingan keamanan penerbangan, penyelcnggara bandar udara dan
12.
13.
14.
15.
Barang pos untuk selanjutnya disebul pos adalah kantung atau wadah lain yang bcrisi himpunan surat pos dan atau pakct pos untuk
dipcrtukarkan.
16. Surat Muatan Udara {airway bill) adalah dokumen berbentuk cetak, satu bukti adanya perjanjian pengangkutan udara antara pengirim kargo dan pengangkut, dan hak penerima kargo untuk mengambil
kargo.
17.
18. Oloritas Bandar Udara adalah lembaga pemerintah yang diangkat oleh
pengawasan terhadap dipenuhinya ketemuan peraluran perundangundangan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan pelayanan
penerbangan.
20. Regulated Agent adalah Badan Hukum Indonesia yang melakukan kegiatan usaha dengan badan usaha angkutan udara yang
pemeriksaan keamanan terhadap kargo dan pos.
mempcroleh izm dari Direktur Jenderal unluk melaksanakan
BAB II
Orang pcrscorangan, kendaraan, kargo, dan pos yang akan memasuki daerah
keamanan terbatas wajib mcmiliki izin masuk daerah terbatas atau tiket pesawat udara bagi penumpang pesawat udara atau Surat Mualan Udara
(airway bill) untuk kargo dan pos dan dilakukan pemeriksaan keamanan.
Pasal 3
(1) Badan
Usaha
Angkutan
Udara
wajib
membual,
melaksanakan,
mcngcvaluasi, dan mengembangkan program keamanan kargo dan pos yang akan diangkut dengan pesawat udara dan bagian dari program
keamanan angkutan udara.
(2) Program keamanan kargo dan pos yang akan diangkut dengan pesawat udara scbagaimana dimana dimaksud pada ayat (1) bcrpedoman pada
program keamanan penerbangan nasional.
Pasal 5
Program keamanan kargo dan pos yang akan diangkut dengan pesawat udara
sekurang-kurangnya memuat:
a. b. c. d. personil; fasilitas/peralatan; proscdur untuk kegiatan;dan peta daerah keamanan terbatas dan daerah terbatas.
Pasal 6
Personil keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara
scbagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, terdiri dari : a. personil keamanan yang telah bersertifikat;
pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, terdiri dari: a. gedung/ruangan untuk kegiatan penerimaan, pemeriksaan dan
penumpukan kargo dan pos; c.
Pasal 8
(1) Gcdung/ruangan untuk penanganan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a,
harus dilctapkan daerah keamanan terbatas, dearah terbatas, daerah publik dan harus dibuat dalam bentuk pela.
(2) Daerah keamanan terbatas dan daerah terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberi perlindungan berupa batas fisik yang nyata dan
dilakukan pcngendalian, pengawasan dan untuk masuk dilakukan
pemeriksaan.
Pasal 9
(1) Peralatan pemeriksaan dan pengawasan keamanan kargo dan pos yang
diangkut dengan pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf b, meliputi: a. mesin x-ray;
b.
c.
d.
c.
f.
pagar,
peralatan
pemantauan
keamanan
(dose
circuit
television/CCTV).
(1) Label atau segel keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, merupakan tanda
bahwa kargo dan pos telah dilakukan pemeriksaan keamanan.
(2) Label atau segel keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1( harus
memenuhi persyaratan:
b. ditempatkan pada ruas sambungan pembuka kemasan luarjdan c. mempunyai bentuk, ukuran dan warna sesuai dengan lampiran
peraturan ini.
Pasal 11
a.
a.
b.
c.
Penumpukan/storage;
d. e. f. g.
Pengepakan/bm'M up; Pcngangkutan/muat ke pesawat Udara; Penempatan di Pesawat Udara;dan Pcngangkuian dengan pesawat udara.
Pasal 12
(1) Prosedur pcncrimaan kargo dan pos harus memuat proses pemeriksaan
terhadap dokumen antara lain: a. administrasi;
b.
c.
d. e.
pabrikan
(2) Dokumen lain yang diperlukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
(3)
dalam Pasal 5 huruf d, mcrupakan denah daerah kerja untuk proses kargo dan pos yang akan diangkut dengan pesawat udara dan menjadi lampiran
program keamanan angkutan udara.
Pasal 14
(1) Setiap kargo dan pos yang diterima harus dilakukan pemeriksaan
keamanan.
(4)
ketersediaan peralatan scbagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, a. perbandingan volume kargo dengan pcrsonel keamanan yang
melakukan pemeriksaan; dan
b. kondisi bandar udara terbatas.
Pasal 15
(1) Pemeriksaan kargo dan pos melalui peralatan pemeriksaan harus diatur dan ditempatkan pada posisi yang tepat untuk mengenali atau mendctcksi jenis dan sifal kargo dan pos.
(2) Posisi yang tepat untuk pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seharusnya dilakukan sesuai dengan kamampuan dan kapasitas x-ray
yang tersedia.
(3) Kargo dan pos yang diperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
sesuai dengan surat pemberitahuan tentang isi (PTIJ dan surat muatan
angkutan udara (S.MU).
(4) Surat pemberitahuan tentang isi (PTI) scbagaimana dimaksud pada ayat
(3) sesuai dengan contoh pada Lampiran I peraturan ini.
Pasal 16
c.
e.
Pemeriksaan keamanan kargo dan pos dengan menggunakan detektor pelaeak peledak (explosive trace detector) harus dilakukan terhadap kargo dan pos :
Kargo dan pos yang telah dilakukan pemeriksaan keamanan diberi label
keamanan nya.
(1) Pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat
udara dapat dilakukan diluar bandar udara sctclah memenuhi
(2) Proscdur pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara di luar bandar udara harus termuat dalam Program
Keamanan Angkutan Udara.
Pasal 20
(1) Alat angkut kargo dan pos dari luar bandar udara sebagaimana dimaksud
dalam pasal 19 harus :
dan diterima oleh badan usaha angkutan udara harus dijaga tingkat
keamanannya;
d. pintu alat angkut kargo dan pos diberi label pemeriksaan keamanan {security check label) dan kunei plastik solid {seal).
e. dilengkapi dengan sertifikat keamanan kiriman (Consignment Security Certificate) atau salinan sertifikat pengirim pabrikan {known
f. shipper/known consignor certificate); dan Kargo dan Pos yang diangkut telah dilabel.
(2) Sertifikat
keamanan
kiriman
[consignment
security
certificate)
d. e.
f.
g.
j.
k.
1. (3)
dimaksud pada ayat (1) huruf f, sesuai dengan contoh pada Lampiran III
Adan B peraturan ini dengan ketentuan sebagiberikut:
pabrikan (known shipper);
a. warna dasar biru dengan tulisan warna kuning untuk pengirim b. warna dasar orange dengan tulisan warna hitam untuk pengirim non
c. pabrikan (unknown shipper); logo dan nama perusahaan;
d.
e.
f.
(41
a. bemomor seri;
b. identitas perusahaan;
Pasal 21
(1) Unit pcnyelenggara bandar udara, badan usaha bandar udara dan
pengelola
a.
bandar
udara
khusus
dalam
pelaksanaan
kegiatan
b.
1)
2)
3) 4)
5)
sertifikat
keamanan
kiriman
(consignment
security
c.
(2) Daerah tempat penerimaan kargo dan pos dari luar bandar udara yang
telah dilakukan pemeriksaan harus di daerah keamanan terbatas.
(1) Badan Usaha Angkutan Udara yang menerima kargo dan pos dari luar
bandar udara yang telah dilakukan pemeriksaan keamanan harus melakukan pemeriksaan terhadap:
c.
(2) Dokumen lain yang diperlukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d antara lain:
a.
b.
c.
(3) Pada kondisi meningkat ancaman keamanan penerbangan dan/atau dikhawatirkannya keamanan kargo dan pos yang akan diangkut dengan
udara.
pesawat udara, Badan Usaha Angkutan Udara dapat melakukan pemenksaan ulang keamanan kargo dan pos sebelum dimuat ke pesawat
(4) Proscdur pemeriksaan kargo dan pos dari luar bandar udara yang telah dilakukan pemeriksaan keamanan sebagaimana dimana dimaksud pada
ayat (1| dan ayat (3) harus termuat dalam program keamanan angkutan
udara.
Pasal 23
(1) Dalam hal tcrjadi insiden keamanan badan usaha angkutan udara harus
segera melaporkan kepada Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara.
(2) Laporan insiden keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara
lain:
a. ancaman bom;
c. manipulasi dokumen pemberitahuan tentang isi (PTI); dan d. sabolase terhadap pengiriman kargo dan pos. (3) Prosedur pclaporan insiden keamanan sebagaimana dimana dimaksud
(1)
b. sertifikat sebagai pengirim pabrikan {known shipper/known consignor) untuk badan hukum yang bergerak dibidang produksi
barang yang bersifal reguler.
(2)
Izin regulated agent dan sertifikat sebagai pengirim pabrikan {known shipper/known consignor) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)
dibcrikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan setiap tahun dilakukan evaluasi.
Pasal 26
(1)
Untuk mendapatkan izin regulated agent sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1| huruf a harus memenuhi persyaralan :
a. mcmiliki aklc perusahaan yang telah disahkan oleh Kementerian
Hukum dan HAM.
1)
2)
Ruangan/Gedung/Bangunan
untuk
kegiatan
penerimaan,
3) Peralatan/sislcm pengawasan keamanan; 4) Alat angkut kargo dan pos;dan 5) Label dan segel keamanan. d. memiliki personil : 1) bcrlisensi Keamanan Penerbangan;
2)
3)
berlisensi
penanganan
pengangkutan
barang
bcrbahaya
{dangerous goods);
administrasi.
e. memiliki dokumen :
1)
2) 3) 4)
(2|
Standar Operasi Proscdur (SOP); Barang Berbahaya [dangerous goods document); Peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan tata
cara dan pcrsyaratan pengiriman kargo dan pos.
b. memiliki area/tempat penyimpanan barang scmentara sebelum diangkut kc bandar udara yang dijamin tingkat keamanannya;
c. memiliki unit organisasi yang bcrtanggung jawab dalam pengawasan keamanan proses produksi;
d. memiliki daftar/list barang yang diproduksi, jika barang yang diproduksi adalah kategori barang berbahaya (dangerous goods)
harus ditangani sesuai ketentuan yang berlaku;
2)
2)
3)
berlisensi
penanganan
pengangkutan
barang
berbahaya
{dangerous good's!;
administrasi.
j. memiliki dokumen :
1)
2) 3)
4)
Peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan tata cara dan pcrsyaratan pengiriman kargo dan pos.
Pasal 27
(1) Permohonan izin regulated agent atau sertifikat sebagai pengirim pabrikan {known shipper/known consignor) scbagaimana dimaksud dalam Pasal 24
d. daftar personil;
(2) Paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah permohonan diterima
a. melakukan kegiatan pemcriksan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara secara nyala paling lambat 12 (dua belas) bulan scjak izin
atau sertifikat diterbitkan;
b. memaluhi
ketentuan
perundang-undangan
yang
terkait
dengan
pengangkutan kargo dan pos dengan pesawat udara dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait;
g. memenuhi standar Tasilitas dan personil yang ditctapkan; h. melaporkan apabila terjadi pcrubahan penanggung jawab atau pemilik badan hukum, domisili, fasilitas dan personil kepada Direktorai
Keamanan; dan
(1( Pemegang izin regulated agent atau sertifikat sebagai pengirim pabrikan
{known shipper/known consignor) yang melanggar ketentuan Pasal 28
dikenakan sanksi administratif dan denda.
peringatan;
pembekuan izin; dan pencabutan izin.
(3| Besaran denda sanksi administrasi ditetapkan dalam Peraturan Pemerinlah tcntang Penerimaan Ncgara Bukan Pajak (PNBP).
Pasal 30
(1) Sanksi peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf a, dikenakan sebanyak 3 (tiga) kali bcrturut-turut dengan tenggang
waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kerja.
tidak
diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan izin untuk jangka waklu paling lama 14 (empat belas) hari kerja.
(3) Apabila selama masa pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak ada perbaikan oleh regulated agent, izin dicabut.
Pasal 31
(1) Biaya pelaksanaan pemeriksaan keamanan kargo dan pos yang diangkut
dengan pesawat udara disesuaikan dengan jasa yang dibcrikan dan
besaran tarif ditetapkan oleh penyedia jasa terkait berdasarkan
kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa. (2) Komponen tarif jasa pemeriksaan keamanan kargo dan pos sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. personil;
shipper/known consignor) dikenakan biaya sesuai ketentuan yang berlaku dibidang keuangan negara tcntang Penerimaan Ncgara Bukan Pajak (PNBP).
Pasal 33
Badan Hukum Indonesia pemegang izin Regulated Agent atau pemegang sertifikat Pengirim Pabrikan {known shipper/known consignor) sebagaimana
dimaksud Pasal 24 merupakan perwakilan/bcrtindak untuk dan atas nama
Badan Usaha Angkutan Udara.
Pasal 34
Direktur Keamanan Penerbangan dan/atau Kepala Kantor Otorilas melaksanakan pengawasan terhadap regulated agent dalam pemenuhan peraturan keamanan penerbangan untuk pemeriksaan keamanan kargo dan
pos. BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Pada saat ini berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor
Ditetapkan di Jakarta
Menteri Perhubungan;
Menteri Keuangan; Menteri Pertanian; Menteri Perindustrian; Menteri Perdagangan; Menteri Kelautan dan Perikanan; Sckrctaris Jenderal; Inspektur Jenderal;
9.
13. Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero); 14. Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero);
15. KetuaKADIN;
16. KetualNACA.
.HAYAT
a (lV/a)
9 199403 1 002
Tanggal
: 20 April 2012
CONTOH
Menerangkan
oleh
Nama Alamat
bahwa
kiriman
: :
yang
diserahkan
untuk
diangkut
JUMLAH
SATUAN
PENJELASAN
BERAT KG
JUMLAHBERAT
KG
Selain daripada itu, apabila pengisian Ibrmulir ini temyata tidak benar maka pengirim bcrscdia dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
Jakarta.
HERRY BAKTI
HAYAT
(IV/a)
199403 1 002
REGULATED AGEVr
llmte.'Fiv:
Tanfwitl (Dale)
CSC NO.
,.
Comraci oiniodity
(Nature of Goods)
Quantity
(Pes)
Weight
Flight
No/Date
SPCL
(Kg)
Code
AWS/SMU No.
Total Remarks :
K&terangan Garanal:
AUianumfi (Nnuia I'tiuiuhmin PenEirimi aya yangbertanda tangan di btiwtih ini mcmaaiikajj bnhwn, kccuaH iPTtulis selaiiuiyabahwa w-mua barang untuk prniKiriroau
melalui udum olrh saya/pcrusahuun soya ;
terbakai;
D
saya/ppmruihiuui saya.
Driver name&i u Ko.
XamaPcmjmoaiig&ID No.
KERRY BAKT1
1 002
Tanggal
: 20 April 2012
Nama Petusahasn
Losg Pctiaabaan
PT.XXXX
."'.
PT.XXXX
PT.XXXX
i)
PT.XXXX
29.7 cm
Tanggal
: 20 April 2012
No. Sen 3 an
N&H3 Pen-ssiaan
I"
PT.XXXX
PT.XXXX
L090 Perusanasn
PT.XXXX
-. s
PT.XXXX
PT.XXXX
PT.XXXX
1
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
ttd
HERRY BAKTI
Peiftbina (IV/a)
lan
PT.XXX
1H4G978
^J
*-Q I CM
HERRY BAKTI
lOLHAYAT
rntina (IV/a)
619 199403 1 002