Anda di halaman 1dari 16

Ini adalah versi article in press (artikel yang disetujui untuk terbit) dari Zusfahair, Lestari, P.

, Subarjo, B., and Fatoni, A. (2007). "Aplikasi Teori Motivasi (ARCS Model) untuk Pencapaian Kompetensi Mata Kuliah Biokimia I." Pancaran Pendidikan(68), 1159-1167 Hak Cipta dan artikel asli ada pada penerbit Jurnal Pancaran Pendidikan, Universitas Negeri Jember (http://www.fkip.unej.ac.id/) Upload file ini dimaksudkan untuk mempermudah para pencari sumber informasi yang berkaitan dengan artikel tersebut, sehubungan belum tersedianya versi online dari penerbit jurnal terkait. Format versi ini dapat berbeda dengan versi Jurnal cetaknya, namun kandungan isinya tetap sama.

Aplikasi Teori Motivasi (ARCS Model) untuk Pencapaian Kompetensi Mata Kuliah Biokimia I
Oleh: Zusfahair, Puji Lestari, Amin Fatoni, Bambang Subardjo Program Studi Kimia Fakultas Sains Teknik UNSOED Purwokerto Jl. Dr.Soeparno Karangwangkal Purwokerto, telp/fax: 0281 638793 ABSTRAK Selama ini, dalam proses pembelajaran mata kuliah Biokimia I banyak mahasiswa yang kurang semangat dan kurang aktif. Hal ini karena dosen kurang menggunakan alat bantu ajar, rencana perkuliahan yang disampaikan dosen tidak ditanggapi dengan baik oleh mahasiswa, dosen kurang memberi waktu diskusi pada mahasiswa, dan dosen tidak mengembalikan tugas kepada mahasiswa. Oleh karena itu perlu diaplikasikan teori motivasi (ARCS model) untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat merangsang, meningkatkan, dan memelihara motivasi. Menurut teori motivasi, ada empat kondisi motivasional yang menjadi parameter mahasiswa dalam belajar yaitu perhatian (Attention), relevansi (Relevance), kepercayaan diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction).Tujuan kegiatan ini adalah: meningkatkan perhatian mahasiswa, meningkatkan relevansi materi kuliah dengan kebutuhan mahasiswa, meningkatkan kepercayaan diri, dan meningkatkan kepuasan mahasiswa. Meningkatkan perhatian mahasiswa dapat dicapai dengan mengoptimumkan penggunaan media pembelajaran seperti OHP atau LCD, diskusi kelompok dan memberikan studi kasus. Meningkatkan relevansi materi kuliah dengan kebutuhan mahasiswa dapat dilakukan dengan menjelaskan kompetensi-kompetensi khusus dan kompetensi-konpetensi umum yang harus dicapai mahasiswa sehingga mahasiswa mengetahui apa yang dapat mereka lakukan setelah menempuh satu semester kuliah biokimia I. Meningkatkan kepercayaan diri dilakukan dengan menyampaikan kompetensi-kompetensi khusus dan kompetensikonpetensi umum yang harus dicapai mahasiswa, kriteria evaluasi pada awal perkulihan dan mengadakan diskusi untuk topik bahasan tertentu. Meningkatkan kepuasan dilakukan dengan pemberian nilai tambahan dalam tugas tugas terstruktur yang diselesaikan tepat waktu. Evaluasi pada akhir program menunjukkan bahwa penerapan metode ini dapat meningkatkan motivasi mahasiswa selama proses pembelajaran. Teori motivasi dapat digunakan oleh para dosen sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam usaha meningkatkan motivasi. Kata kunci: proses pembelajaran, teori motivasi, ARCS model.

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 1

ABSTRACT Monitoring and evaluation in Biokimia I teaching process indicate that this teaching process have many disadvantages cause students less active and no support. The main causes in less effective teaching process are conventional teaching method (using transparent slide and white board, not yet with interactive multimedia teaching method and equipment), less student responding teaching plan, less time to student class discussion, and unclear in exercise result. Biokimia I teaching process need many completion to increase the teaching quality. Motivation theory (ARCS model) is a good model that can be implemented in this completion plan. According to this theory, there are four student motivational condition that can be use as studied parameter i.e Attention, Relevance, Confidence and Satisfaction. Aim of this research are to increase student attention, the relevance of lecture content and studend needs, student confidence and satisfaction. Increasing student attention achieved with using and optimalization multimedia teaching equipment and give more time, more newest topics to student class discussion. The relevance of lecture content and student need can be accomplish with clear explaining and discussion in the first time class meeting about general and special aim of lecture content. Increasing the student confidence achieved with explain the main purpose of this lecture and give the evaluation criteria to accomplish this lesson. Student satisfaction increase with give a more reward in a good and appropriate time exercise. Result of implementation this models show increasing student motivation i.e better monitoring evaluation result in this lesson and student evaluation result. Keywords : teaching process, motivation theory, ARCS model.

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 2

Pendahuluan Mata kuliah Biokimia I merupakan salah satu mata kuliah keahlian dan keterampilan pada Jurusan Kimia Fakultas Sains Teknik Unsoed. Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran adalah sebagian besar mahasiswa nampak bosan dan lesu, malas berpikir untuk memecahkan persoalan yang dikemukakan di kelas, apalagi secara aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Menurut hasil monitoring dan evaluasi diri terhadap proses pembelajaran Biokimia I (Program Sarjana MIPA, 2005) hal ini disebabkan oleh: alat bantu ajar kurang efektif digunakan dosen (bernilai buruk 33,33%, cukup 33,33% dan bernilai baik 33,33%); rencana perkuliahan yang

disampaikan dosen tidak ditanggapi dengan baik oleh mahasiswa (bernilai buruk 44,44 %, cukup 22,22 % dan bernilai baik 22,22 %); dosen kurang memberi waktu diskusi pada mahasiswa (bernilai buruk 33,33%, cukup 33,33% dan bernilai baik 22,22 % dan sisanya tidak menjawab). Hal ini mengakibatkan tingkat pemahaman mahasiswa juga masih rendah, yaitu; bernilai buruk 44,44%, bernilai cukup 44,44% dan bernilai baik 11,11%. Masalah-masalah tersebut berdampak pada belum tercapainya kompetensi mata kuliah. Kompetensi mata kuliah Biokimia I pada akhir semester adalah mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan prinsip-prinsip tentang organisasi sel, serta makromolekulmakromolekul organik yang berperan dalam metabolisme sel hidup. Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merangsang, meningkatkan, dan memelihara motivasi belajar mahasiswa Beberapa penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa menyatakan bahwa motivasi adalah faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar

mahasiswa. Fyans dan Maerh (1987) dalam Suciati dan Irawan (2001) menyatakan ada 3 faktor penentu keberhasilan proses belajar mahasiswa yaitu: latar belakang keluarga,
Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 3

kondisi sekolah dan motivasi. Faktor motivasi merupakan prediktor yang paling baik untuk prestasi belajar. Suciati (1990) menyimpulkan bahwa motivasi berkontribusi sebesar 64 % terhadap prestasi belajar. Dosen seringkali berasumsi bahwa motivasi belajar mahasiswa merupakan masalah mahasiswa itu sendiri dan hanya mahasiswa yang bertanggungjawab untuk mengusahakan agar mempunyai motivasi yang tinggi. Seharusnya dosen dapat berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran untuk merangsang, meningkatkan, dan memelihara motivasi mahasiswa dalam belajar (Winataputra, 2005) Upaya untuk merangsang, meningkatkan dan memelihara motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran dilakukan dngan cara menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam ARCS model. Menurut ARCS model ada empat kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan dosen agar menghasilkan perkuliahan yang menarik, bermakna dan memberikan tantangan bagi mahasiswa. Keempat kondisi motivasional tersebut adalah: Perhatian (Attention), Relevansi (Relevance), Kepercayaan diri (Confidence), dan kepuasan (Satisfaction) (Suciati dan Irawan, 2001) Perhatian mahasiswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu perlu mendapat rangsangan, sehingga mahasiswa akan memberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama perkuliahan, bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang dengan memberikan elemen-elemen yang baru, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks. Apabila elemen-elemen itu dimasukkan ke dalam rencana perkuliahan, hal ini dapat menstimulasi rasa ingin tahu mahasiswa. Elemenelemen tersebut misalnya: menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi meliputi

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 4

kuliah tatap muka, kelompok diskusi, studi kasus, mengoptimumkan penggunaan media seperti OHP (over head projector), dan LCD (liquid cristal display). Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi perkuliahan dengan kebutuhan dan kondisi mahasiswa. Motivasi mahasiswa akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi. Strategi untuk menunjukkan relevansi perkuliahan adalah dengan menjelaskan kompetensi-kompetensi khusus dan kompetensi-konpetensi umum yang harus dicapai mahasiswa sehingga mahasiswa mengetahui apa yang dapat mereka lakukan setelah menempuh satu semester kuliah biokimia I. Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Punya keyakinan bahwa dirinya mampu untuk

melakukan suatu tugas merupakan syarat suatu keberhasilan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan menyampaikan tujuan perkuliahan dan kriteria ujian pada awal perkuliahan. Hal ini akan membantu mahasiswa mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan. Meningkatkan kepercayaan diri dapat juga dilakukan dengan mengadakan diskusi untuk membahas suatu topik. Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, sehingga mahasiswa termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik

yang berasal dari dalam maupun dari luar mahasiswa. Strategi untuk meningkatkan kepuasan adalah dengan memberikan nilai tambahan terhadap tugas tugas terstruktur yang diselesaikan tepat waktu.

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 5

Metode Kegiatan dilaksanakan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Biokimia I khususnya angkatan 2003 selama satu semester mulai awal semester sampai ujian akhir semester. Aplikasi teori motivasi dilakukan dengan cara: 1. Meningkatkan perhatian, dilakukan dengan: menggunakan metode pembelajaran

yang bervariasi seperti kuliah tatap muka, diskusi kelompok untuk topik bahasan protein dan enzim, dan memberikan studi kasus untuk setiap topik bahasan yang ditunjang dengan optimalisasi media pembelajaran seperti OHP dan LCD untuk setiap topik bahasan. 2. Meningkatkan relevansi materi kuliah dengan kebutuhan mahasiswa dilakukan dengan menyampaikan kompetensi- kompetensi khusus pada setiap topik bahasan 3. Meningkatkan kepercayaan diri dilakukan dengan menyampaikan tujuan perkuliahan dan kriteria ujian pada awal perkuliahan serta mengadakan diskusi untuk membahas topik protein dan enzim. 4. Meningkatkan kepuasan dilakukan dengan memberikan nilai tambahan terhadap

tugas tugas terstruktur yang diselesaikan tepat waktu. Agar diperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran didasarkan pada teori motivasi maka diperlukan strategi pembelajaran meliputi: 1. Mempersiapkan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan kontrak pembelajaran. 2. Mempersiapkan materi ajar untuk setiap topik bahasan 3. Menjelaskan isi kontrak pembelajaran selama satu semester 4. Menjelaskan kompetensi-kompetensi khusus untuk setiap topik bahasan
Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

yang

Page 6

5. Selama penjelasan perkuliahan, mahasiswa diizinkan interupsi, menyampaikan pertanyaan dan komentar.

untuk melakukan

6. Memberikan tugas terstruktur dalam bentuk membuat tulisan ilmiah dengan topik enzim dan protein. 7. Mengadakan diskusi kelompok untuk topik-topik bahasan tertentu 8. Untuk mengetahui tingkat pemahaman maka dilakukan evaluasi dengan membagikan kuisioner; evaluasi nilai pertengahan semester dan akhir semester; serta evaluasi tugas-tugas terstruktur

Hasil dan Pembahasan Teori motivasi (ARCS model) telah diaplikasikan pada semester ganjil tahun ajaran 2005/2006 untuk pencapaian kompetensi mata kuliah Biokimia I pada Jurusan Kimia Program Sarjana MIPA Unsoed dengan jumlah mahasiswa sebanyak 49 orang. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan tugas terstuktur sebanyak 3 kali, pengisian kuisioner dua kali serta ujian tengah semester dan akhir semester. Pengaruh ARCS model terhadap proses pembelajaran maka dapat dilihat melalui empat komponen pengukuran, yaitu perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan. A. Perhatian (Attention) Menurut Reigeluth, dkk. (1987) dalam kegiatan pembelajaran, minat atau

perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Minat atau perhatian merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hasil proses pembelajaran. Oleh sebab itu

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 7

dosen harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat atau perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Strategi untuk merangsang minat atau perhatian ini adalah metode penyampaian perkuliahan yang bervariasi, mengoptimalkan penggunaan alat bantu ajar, serta meningkatkan perhatian dosen terhadap mahasiswa. Data hasil kuisioner terhadap usahausaha yang telah dilakukan untuk merangsang perhatian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

90% 80% 70%

buruk cukup baik sangat baik tidak menjawab

Responden

60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1 2 3 4 5 Pertanyaan 6 7 8

Gambar 1. Pengaruh teori motivasi terhadap perhatian mahasiswa dalam proses pembelajaran Biokimia I Keterangan pertanyaan : 1. Penggunaan alat bantu ajar 2. Dosen memberikan waktu diskusi / latihan di kelas 3. Dosen selalu memelihara kontak mata dengan baik 4. Antusiasme dosen terhadap proses pembelajaran di kelas 5. Kemauan dan kemampuan dosen dalam membantu mahasiswa dalam proses belajar mengajar

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 8

6. Dosen responsif terhadap mahasiswa 7. Dosen sering mendatangi mahasiswa yang duduknya jauh dari papan tulis 8. Dosen mengundang mahasiswa untuk selalu terlibat aktif dalam perkuliahan Gambar 1 menunjukkan bahwa metode perkuliahan yang digunakan telah bervariasi yaitu: mahasiswa memberikan nilai baik (71,11%) untuk pemberian waktu diskusi dan latihan di kelas; dan dosen mengundang mahasiswa untuk terlibat aktif dalam perkuliahan (76,9 % bernilai baik, 19,4% sangat baik). Menurut Gagne dan Driscoll (1988) variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat juga berupa variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara sedang, dan mengubah gaya belajar. Penggunaan alat bantu ajar sudah efektif yaitu mahasiswa memberikan nilai baik (56,3 % ) dan sangat baik (37%). Penggunaaan alat bantu ajar memungkinkan dosen melengkapi materi dengan gambar yang jelas dan menarik dalam jumlah yang cukup. Gambar dapat menimbulkan berbagai khayalan atau fantasi sehingga membantu mahasiswa lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajari (McClelland, 1987). Perhatian juga telah diberikan dosen dalam bentuk: selalu memelihara kontak mata dengan baik (79,7% memberikan nilai baik), Antusiasme dosen terhadap perkuliahan (79,7% bernilai baik), kemauan dan kemampuan dosen dalam membantu proses belajar mengajar (70,1 % bernilai baik), dosen responsif terhadap mahasiswa (78,9 % bernilai baik), dosen selalu mendatangi mahasiswa yang duduknya jauh dari papan tulis (52,1 % bernilai baik, 14,9% bernilai sangat baik dan 29,3% bernilai cukup). Perhatian mahasiswa dalam proses pembelajaran sudah meningkat. Hal ini bisa dibandingkan dengan hasil monitoring sebelumnya terhadap proses pembelajaran Biokimia I (Program Sarjana MIPA, 2005), yaitu; alat bantu ajar kurang efektif

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 9

digunakan dosen (bernilai buruk 33,33%, cukup 33,33% dan bernilai baik 33,33%), dosen kurang memberi waktu diskusi pada mahasiswa (bernilai buruk 33,33%, cukup 33,33% dan bernilai baik 22,22 % dan sisanya tidak menjawab). Penggunaan alat bantu ajar yang kurang efektif dan perkuliahan yang monoton menyebabkan minat mahasiswa kurang dalam proses pembelajaran. B. Relevansi (Relevance) Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi perkuliahan dengan kebutuhan dan kondisi mahasiswa. Mahasiswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat, berguna bagi kehidupan mereka. Mereka akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan mereka pelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka dan memiliki tujuan yang jelas. Strategi untuk meningkatkan relevansi adalah dengan menjelaskan kompetensikompetensi khusus dan kompetensi-konpetensi umum yang harus dicapai mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang dapat mereka lakukan setelah menempuh satu semester kuliah biokimia I. Data hasil kuisioner terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan relevansi ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 10

80% 70% 60% kurang cukup baik 50% 40% 30% 20% 10% 0% sangat baik tidak menjawab

Responden

2
Pertanyaan

Gambar 2. Pengaruh teori motivasi terhadap peningkatan relevansi mahasiswa dalam proses pembelajaran Biokimia I. Keterangan pertanyaan : 1. Dosen menyampaikan rencana kuliah. 2. Pemahaman anda terhadap materi kuliah yang diterangkan dosen. 3. Manfaat metode pengajaran yang digunakan saat ini terhadap pemahaman materi Gambar 2 menunjukkan bahwa rencana perkuliahan yang disampaikan dosen sudah ditanggapi dengan baik oleh mahasiswa, yaitu mahasiswa menjawab 13,9% bernilai sangat baik, 75,9% bernilai baik. Menurut Semiawan (1991) tujuan yang jelas akan memberikan harapan yang jelas pada mahasiswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Adanya tujuan yang jelas dalam proses pembelajaran berakibat meningkatnya pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan dosen. Pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah yang diterangkan dosen bernilai cukup 39,5% dan baik 52,3%.

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 11

Selama proses pembelajaran Biokimia I sudah terjadi peningkatan relevansi mahasiswa. Hal ini bisa dibandingkan dengan hasil monitoring sebelumnya terhadap proses pembelajaran Biokimia I (Program Sarjana MIPA, 2005), yaitu: rencana perkuliahan yang disampaikan dosen tidak ditanggapi dengan baik oleh mahasiswa (bernilai buruk 44,44 %, cukup 22,22 % dan bernilai baik 22,22 %), tingkat pemahaman mahasiswa masih rendah, yaitu; bernilai buruk 44,44%, bernilai cukup 44,44% dan bernilai baik 11,11%. C. Percaya diri (Confidence) Percaya diri berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau berhubungan dengan harapan untuk berhasil (Kelller dan Koop, 1987). Menurut Sopah (1999) seseorang yang memiliki sifat percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Sikap seseorang yang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan tersebut. Sikap ini mempengaruhi kinerja aktual seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini akan menimbulkan perbedaan dalam kinerja. Strategi yang telah digunakan untuk meningkatkan percaya diri mahasiswa meliputi: menyampaikan rencana perkuliahan dan memberikan bahan ajar perkuliahan yang terstruktur dengan baik. Data hasil kuisioner terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan percaya diri dapat dilihat pada Gambar 3.

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 12

90% 80% 70% kurang cukup baik sangat baik tidak menjawab

Responden

60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1 Pertanyaan 2

Gambar 3. Pengaruh teori motivasi terhadap peningkatan percaya diri mahasiswa dalam proses pembelajaran Biokimia I. Keterangan: 1. Dosen menyampaikan rencana kuliah 2. Kualitas bahan ajar perkuliahan terstruktur dengan baik

Gambar 3 menunjukkan bahwa kualitas bahan ajar perkuliahan sudah terstruktur dengan baik, mahasiswa memberi nilai baik 83,0% dan bernilai sangat baik 13,3%. Menurut Sopah (1999) menyajikan materi secara bertahap sesuai dengan urutan dan tingkat kesukarannya merupakan salah satu usaha menanamkan rasa percaya diri pada mahasiswa.

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 13

D. Kepuasan (Satisfaction) Menurut Keller dan Koop (1987) kepuasan dapat timbul karena pengaruh dari luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan. Seseorang merasa puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapatkan penghargaan baik dari orang lain atau lingkungan. Oleh sebab itu memberikan penghargaan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi hasil proses pembelajaran. Strategi yang digunakan untuk memberikan kepuasan kepada mahasiswa terhadap proses pembelajaran adalah membagikan hasil kuis dan mengumumkan nilai hasil ujian secara transparan serta memberikan nilai tambahan untuk mahasiswa yang

mengumpulkan tugas tepat waktu. Selama perkuliahan diberikan tiga tugas terstruktur, dan diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang menyerahkan tugas tepat adalah 41 orang dari 49 mahasiswa. Bagi mahasiswa yang menyerahkan tugas tepat waktu maka diberi tambahan nilai 10% dari total nilai yang diperoleh.

Simpulan Penerapan teori motivasi (ARCS model) terhadap proses pembelajaran mata kuliah Biokimia I telah dirasakan manfaatnya oleh mahasiswa dalam bentuk kepuasan mahasiswa terhadap penggunaan alat bantu ajar dan peningkatan perhatian dosen selama proses pembelajaran. Hasil kuisioner menunjukkan secara umum mahasiswa menilai proses pembelajaran sudah berjalan baik.

Daftar Pustaka 1. Gagne,R.M., dan Driscoll, M.P. 1988. Essentials of learning for instruction. Englewood Cliffs, N.J. Prentice-Hall.Inc. Page 14

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

2. Keller, J.M. dan T. W. Koop. 1987. An application of the ARCS model of motivational design,. Hillsdale, N.J: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. p. 289-319 3. McClelland, D.C. 1987. Memacu masyarakat berprestasi. Terjemahan Siswo Suyanto dan W.W. Bakowatun. C.V. Intermedia Jakarta 4. Pannen, P dan I.M. Sadjati. 2005. Pembelajaran Orang Dewasa. PAU- PPAI-UT, Jakarta 5. Program Sarjana MIPA Unsoed. 2005. Laporan hasil monitoring proses pembelajaran. Purwokerto. 6. Reigeluth, Charles, M., dan Curtis R.V., 1987. Learning situations and instructional models, 175-206. Hillsdale, N.J: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. 7. Rooijakkers, A. 1991. Mengajar dengan Sukses. Petunjuk untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran. PT. Grasindo, Jakarta 8. Rooijakkers, Ad. 2003. Cara Belajar di Perguruan Tinggi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 9. Semiawan,C.R., 1991. mencari strategi pengembangan pendidikan nasional menjelang abad XXI, 165-175. Grasindo. Jakarta. 10. Sopah, D. 1999. Pengaruh model pembelajaran ARIAS dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa, Disertasi. PPS-IKIP Jakarta. Jakarta 11. Suciati dan P. Irawan. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. PAU-PPAI-UT, Jakarta 12. Winataputra, U.S. 2005. Model-Model Pembelajaran Inovatif. PAU-PPAI-UT, Jakarta

Zusfahair et.al 2007. Pancaran Pendidikan (68), 1159-1167

Page 15

Anda mungkin juga menyukai