Anda di halaman 1dari 11

Dibuat Berdasarkan Pengalaman Oleh :

Jl. MASJID MUJAHIDIN No. 178 JATIBARANG, KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH

Diperuntukkan sebagai bahan perbandingan dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas usaha Menuju Program Swasembada Beras II

I. PENDAHULUAN Usaha Desa Kelompok

Kelompok Usaha Desa ini dibentuk pada tahun 2003 dalam rangka menggabungkan potensi petani dan pedagang (bakul ) untuk bersama sama dengan segenap kemampuan yang dimiliki sendiri berusaha mencari rizki dengan mengelola bidang hasil pertanian berupa; padi,jagung,dan palawija, dengan hasil produksi andalan adalah padi / gabah dan beras. Konsep usahanya adalah berbentuk Kelompok Usaha Bersama dengan model Koperasi menggunakan system administrasi dan keuangan seperti halnya Perseroan Terbatas. Untuk keperluan usaha yang memerlukan legalitas lengkap kami menggunakan PD. Dian Pradana yang telah berdiri sejak tahun 1992 . Penggunaannya antara lain untuk pembelian bibit dan pupuk, penjualan gabah ke Dolog ,penjualan beras ke Jakarta dan Bandung, penjualan Jagung kepabrik pakan ternak dan lainya. Keanggotaan / peserta adalah para petani dan pedagang hasil bumi yang dikelompokkan dalam beberapa unit kerja.. Untuk permodalan setiap anggota/ peserta mempunyai modal sendiri baik berupa asset atau uang atau order pembelian atau penjualan. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, kami telah dapat turut serta menunjang penghasilan dan penghidupan masyarakat khususnya anggota/peserta kelompok usaha Tani maju Dian Pradana.

B. Legalitas Badan Usaha :


NAMA ALAMAT : PD DIAN PRADANA : Jl.. Masjid Mujahidin No. 178, Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah 52261 Telpon : 0283 -3330127 e-mail S I U P No. T D P No. BIDANG USAHA ibamb01@yahoo.com : 503.532/PK/2003. : 112455207658 : Perdagangan Hasil bumi (Beras, Jagung, Palawija dll)

II. Gambaran Peluang Agribisnis


Beras adalah makanan pokok sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi didunia, terutama di Indonesia. Kebutuhan beras nasional tidak terpenuhi oleh produksi beras dalam negeri karena itu kita masih selalu mengimpor beras. Pemerintah, pada tahun 2007 mengimpor 1,1 juta ton beras untuk mengantisipasi kebutuhan beras masyarakat. Berbicara beras tentu tidak dapat dipisahkan dari; Bahan baku gabah / padi dari lahan sawah atau ladang Sarana dan prasarana budidaya/ penanaman dari varietas bibit yang sesuai sampai dengan penanganan pasca panen Sarana dan prasarana produksi beras menyangkut kualitas yang akan dicapai Sistim tataniaga mulai dari petani penggarap dan penghasil sampai kepelaku pasar dan konsumen Sistem keuangan atau permodalan yang melibatkan lembaga keuangan atau perbankan Sumberdaya manusia termasuk pembelajaran dan pemberian informasi yang terbuka dan benar Dengan memperhatikan hal di atas maka agribisnis padi dapat menarik banyak para investor. Namun demikiaan, sebaiknya harga beras tidak terlalu dicampuri oleh kebijakan pemerintah sehingga tidak dinamis seperti halnya tanaman hortikultur atau perkebunan Tanpa perubahan tata niaga beras dan pengurangan campur tangan pemerintah, agribisnis padi akan tetap tidak banyak diperhitungkan dan diminati oleh investor di bidang pertanian. Usaha ini bila dikelola oleh organisasi usaha yang professional sebetulnya masih sangat visible,marketable dan bankable. Dari beberapa pengalaman yang kami alami hanya pada tahun 2004 saja kami mengalami devisit karena ketidak jelasan sistim pembelian gabah dari petani oleh dolog . Sejak saat itu kami tidak lagi turut serta secara langsung dalam pengadaan gabah dolog, lebih baik kami membantu melalui mitra kami yang sudah terbiasa dengan sistim birokrasi tersebut. Untuk sementara kami memfokuskan diri pada konsumen pasar bebas dengan pola distribusi dan pembayaran yang lebih terjamin. Selanjutnya kami sampaikan sebuah ilustrasi analisis biaya budidaya padi dan niaga beras pada tahun 2007-2008 didaerah Jatibarang Kabupaten Brebes,Jawa tengah.

III. STANDAR PRODUKSI BERAS


1. Ruang lingkup
Standar produksi meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara uji, syarat penandaan dan

pengemasan. 2. Diskripsi
Standar mutu tidak lepas dari standar mutu gabah di Indonesia yang tercantum dalam SNI 0224-1987-0.

3. Klasifikasi dan Standar mutu


a) Persyaratan kualitatif 1. Bebas hama dan penyakit. 2. Bebas bau busuk, asam atau bau-bau lainnya. 3. Bebas dari bahan-bahan kimia seperti sisa-sisa pupuk, insektisida, fungisida dan bahan kimia lainnya. 4. Gabah tidak boleh panas.

b) Persyaratan kuantitatif
1. Kadar air maksimum (%): mutu I=14,0; mutu II=14,0; mutu III=14,0. 2. Gabah hampa maksimum (%): mutu I=1,0; mutu II=2,0; mutu III=3,0. 3. Butir rusak dan butir kuning maksimum (%): mutu I=2,0; mutu II=5,0; mutu III=7,0. 4. Butir rusak dan gabah muda maksimum (%): mutu I=1,0; mutu II=5,0; mutu III=10,0. 5. Butir merah maksimum (%): mutu I=1,0; mutu II=2,0; mutu III=4,0. 6. Benda asing maksimum (%): mutu I tidak ada; mutu II=0,5; mutu III=1,0. 7. Gabah varientas lain maksimum (%): mutu I=2,0; mutu II=5,0; mutu III=10,0. Tingkat mutu gabah rendah (sample grade) yang tingkat mutu gabah tidak memenuhi persyaratan tingkat mutu I,II dan III tidak memenuhi persyaratan kualitatif.

4. Pengemasan
Pengemasan dengan karung harus mempunyai persyaratan bersih dan dijahit mulutnya, berat netto maksimum 50 kg dan tahan mengalami handling baik waktu pemuatan maupun pembongkaran.

Di bagian luar karung (kecuali dalam bentuk curah) ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur dan jelas terbaca antara lain: a) Produksi Indonesia. b) Daerah asal produksi. c) Nama dan mutu barang. d) Nama perusahaan pembuat. e) Berat bruto. f) Berat netto. g) Nomor karung h) Tujuan / Peruntukan

IV. ANALISIS USAHA BUDIDAYA PADI DAN NIAGA BERAS


1. Analisis Usaha Budidaya Padi
Analisis budidaya padi permusim panen dengan luas lahan 1hektar masa tanam perioda II (Sadon) tahun 2008 di kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Luas Lahan sawah : 12,1 Ha Hasil Panen per Ha GKP : 6208 Kg

A. Biaya produksi 1. Sewa lahan per Ha Rp. 3.000.000,-*


2. Penyiapan lahan 4. Pupuk (Traktor) Rp. 600.000,Rp. 275.000,-

3. Bibit: benih 50 kg @ Rp. 27.500,-/ kantong 5Kg


Urea: 200 kg @ Rp. 1.300,ZA: 50 kg @ Rp. 1.500,SP-35: 100 kg @ Rp. 1.600,KCl: 75 kg @ Rp. 1.650,PPC/ZPT Ppk Kandang Jumlah

Rp. 260.000,Rp. 75.000,Rp. 160.000,Rp. 123.750,Rp. 64.000,Rp 100.000,Rp 782.750,Rp. 250.000,-

5. Pestisida
6. Tenaga kerja

Persemaian 5 HOK @ Rp. 18.000,Pengolahan tanah dgn manual 25 HOK @ Rp. 25.000

= =

Rp. Rp

90.000,625.000,-

Menanam 50 HOK @ Rp. 15.000,Penyiangan 30 HOK @ Rp. 15.000,Pemupukan 10 HOK @ Rp. 18.000,Pemberantasan OPT 3 HOK @ Rp. 25.000,Jumlah

= = = = =

Rp. 750.000,Rp. 450.000,Rp. 180.000,Rp. 75.000,-

Rp. 2.170.000,-

7. .Panen dan pascapanen

Merontok, angkut 50 HOK @ Rp. 25.000,-

= Rp. 1.250.000,-= = Jumlah biaya produksi = = Total Biaya Produksi Rp. Rp 200.000,0,-

Alat & Ongkos angkut ke rice mill 8. .Bunga bank 9. Penyusutan sewa lahan

Rp. 5.527.750,-, Rp. 1.000.000,-

= Rp 6.527.750,-

B. Pendapatan 6208 GBP @ Rp 1800,Saldo rata-rata /Ha = Rp. 11.174.400 ,= Rp. 4..646.650,- (71.18 %)

Jumlah Total Hasil Panen Perioda II dengan : Luas lahan 12,1 Ha ,GBP : Kg,dengan peserta/anggota 14 orang didapat saldo sebesar Rp. 56.224.465,- sebelum dipotong zakat dan sodakoh. Hasil akhir dibagi kepada peserta/anggota sesuai kontribusinya.

2. Analisis Usaha Niaga Beras


Jumlah GKG perhari : 10.000 Kg Hasil Produksi Beras : 6000 Kg

I. Biaya produksi :
A. Biaya Ricemill
1. Tenaga Kerja 10 HOK @ Rp. 20.000 =Rp. 200.000,=Rp =Rp =Rp =Rp =Rp 150.000,12.000,50.000,32.000,-

2. BBM Solar 30 Lt @ Rp.5000


3. BBM Minyak tanah 10 Lt @ Rp 3.200

4. Pelumas 1 Lt 5. Uang makan 10 Org @ Rp 5.000,6. Listrik

8.000,-

7. Penyusutan Pabrik & Peralatan


Jumlah

=RP

55.000,=Rp 507.000,-

B. Biaya langsung
1. Bongkar muat @ Rp 15 /Kg =Rp =Rp =Rp Jumlah Total Biaya : Rp 2.217.000,150.000,600.000,1.500.000,=Rp 1.710.000,-

2. Kemasan/Karung 50 Kg,120 buah @ Rp5000 3. Biaya Pengiriman/transportasi

Biaya produksi beras/ Kg : Rp.369,5,-

II.Analisis Produksi :
A. Modal Produksi ;
Pembelian GKG 10.000 Kg @ Rp 2150 Biaya Produksi Jumlah =Rp =Rp 21.500.000,2.217.000,=Rp 23.717.000,-

B.Penjualan Produksi;
Penjualan 6000 Kg beras rata-rata Rp.5000,Penjualan menir 225 Kg @ Rp 2500,Penjualan Bekatul 500 Kg @ Rp 500,Penjualan Sekam (borong) Jumlah 31.112.000,=Rp =Rp =Rp =Rp 30.000.000,562.500,250.000,-

300.000,=Rp

Saldo : Rp. 7.395.000,- (31,18 %) Berdasarkan aturan yang telah disepakati maka saldo merupakan hak pengurus, dibagi sesuai kontribusinya.Perkecualian bagi anggota yang tidak mengambil bagian pada saat pembagian dari budidaya maka berhak mendapatkan pembagian dari budidaya ditambah bagian dari niaga beras..

Berdasarkan konsep permodalan dengan sitim Syatiah maka pemilik modal/ anggota/peserta mendapatkan pembagian sebesar 50 % dari keuntungan.

Tabel 1. Kalender Kerja dan Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Padi Sawah Jenis padi Memberamo musim tanam II Hari ke-25-23 -23 0 -20 0 12 15 30 40 70 112

Kegiatan Persemaian & Tabur benih Pemeliharaan-Persemaian Pengolahan tanah Tanam Pupuk I Menyiangi I Menyiangi II Pupuk II Insektisida Panen JUMLAH

Tenaga Kerja 3 HOK 2 HOK 25 HOK 50 HOK 5 HOK 15 HOK 15 HOK 5 HOK 3 HOK 50 HOK 173 HOK

Tabel 2. Komponen Biaya Usaha Tani Padi Sawah per Hektar Daerah JATENG Uraian Biaya Benih Biaya Pupuk Biaya Tenaga Kerja Biaya Mesin Traktor Biaya Insektisida Penyusutan Panen & Pasca Jumlah Rp. 275.000 782.750 2.170.000 600.000 250.000 1.000.000 1.450.000 6.527.750 % 4,22 11,99 33,24 9,19 3,83 15,32 22,21 100

KELOMPOK USAHA DESA

10

KELOMPOK USAHA DESA

Panen Padi

Proses Pengeringan

Proses Pecah Kulit

Proses Pemberasan

Siap Untuk Distribusi

Anda mungkin juga menyukai