Anda di halaman 1dari 9

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tumor kulit merupakan salah satu dari beberapa jenis tumor pada manusia yang dapat diikuti sejak dini karena dapat dilihat dan diraba sejak permulaannya. Pengawasan dan penemuan tumor kulit dapat dilakukan lebih dini dan teliti, apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan pengetahuannya. (Djuanda, 2008) Tumor ganas kulit memperlihatkan suatu pola struktur yang tidak teratur. Selselnya sering menunjukkan pola yang tidak normal. Lesi-lesi pada tumor ganas sering tumbuh dengan cepat. Di samping itu, pertumbuhan yang eksvasif, tumor ganas juga memperlihatkan pertumbuhan infiltratif dengan invasi dan destruksi jaringan di sekitarnya. (Harahap, 2000). Salah satu tumor ganas pada kulit adalah melanoma maligna. Melanoma maligna merupakan tumor ganas yang berasal dari sel melanosit. (Underwood, 1999; Buxton, 2003). Melanoma maligna menarik perhatian orang banyak karena penyakit ini terlalu sering menyebabkan kematian. Masyarakat umum sekarang lebih tau mengenai peningkatan insiden dan bahaya penyakit ini. (Hunter et al., 2003).

Melanoma maligna biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam jangka waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah ke alat-alat dalam, serta dapat menyebabkan kematian. (Harahap, 2000). Risiko hidup terkena melanoma maligna pada orang-orang eropa yang berkulit putih meningkat secara dramatis, dari 1: 1.500 pada tahun 1935 menjadi 1:75 pada tahun 2000, menunjukan perlipatgandaan terjadinya melanoma maligna setiap 10-15 tahun. Pada Australia dan Southwestern di USA, risiko hidup terkena melanoma adalah 1:25. Hal yang jarang pada orang berkulit hitam dan Asia (Biasanya insidennya 2-4/ juta). (Sterry, 2006). Perkembangan kanker senantiasa meningkat sejalan dengan pola hidup masyarakat yang lebih banyak mengkonsumsi lemak daripada makanan yang kaya akan serat, misalnya sayur dan buah-buahan.yang dapat menurunkan risiko kanker terutama pada saluran cerna. (Putri, 2004).

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Apakah pemberian ekstrak buah ekstrak buah makasar ( Brucea javanica) yang terkapsulasi dalam liposom dapat menyebabkan kerusakan pada

gambaran histolopatologi tubulus proksimal ginjal mencit (Mus musculus) galur Balb/c ? 2. Apakah kerusakan gambaran histopatologi tubulus proksimal ginjal mencit (Mus musculus) galur Balb/c akan meningkat dengan peningkatan dosis pemberian ekstrak buah makasar ( Brucea javanica)yang terkapsulasi dalam liposom ?

3. Apakah pemberian ekstrak buah ekstrak buah makasar (Brucea javanica) yang terkapsulasi dalam liposom dapat menyebabkan perubahan pada hasil analisis darah mencit (Mus musculus) galur Balb/c ?

C. Tujuan Penelitian ini bertujuan yaitu, 1. Menganalisa adanya kerusakan pada gambaran histopatologi tubulus proksimal ginjal mencit galur Balb/c akibat pemberian ekstrak buah makasar ( Brucea javanica) yang terkapsulasi dalam liposom ?. 2. Menganalisa adanya peningkatan kerusakan gambaran histopatologi tubulus proksimal ginjal mencit galur Balb/c pada peningkatan dosis pemberian ekstrak buah makasar ( Brucea javanica). 3. Menganalisa adanya pemberian ekstrak buah ekstrak buah makasar (Brucea javanica) yang terkapsulasi dalam liposom dapat menyebabkan perubahan pada hasil analisis darah mencit (Mus musculus) galur Balb/c.

C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai tata cara penulisan karya ilmiah yang baik, mengetahui pengaruh ekstrak buah makasar (Brucea javanica) yang terkapsulasi dalam liposom terhadap gambaran histopatologi tubulus proksimal ginjal dan analisia darah mencit galur Balb/c. 2. Manfaat bagi masyarakat Memberikan informasi mengenai pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan buah makasar (Brucea javanica) secara berulang sebagai alternatif pengobatan di masyarakat terhadap kesehatan ginjal. 3. Manfaat bagi peneliti lain Memberikan gambaran untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dan lebih baik mengenai efek pemakaian buah makasar (Brucea javanica) terhadap organ lain dan bagian buah lain yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. 4. Manfaat bagi lembaga terkait Memberikan informasi mengenai efek yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan buah makasar (Brucea javanica) dengan dosis berulang yang beredar luas di masyarakat Bandar Lampung. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi lembaga tersebut dalam pengambilan kebijakan penggunaan dosis aman pemakaian buah makasar (Brucea javanica) sebagai obat tradisional.

D.

Kerangka Penelitian

1.

Kerangka Teori Banyaknya jenis dan keragaman tanaman di Indonesia tentunya mendukung untuk penggunaan obat tradisional di kalangan masyarakat. Selain memiliki khasiat, penggunaan obat tradisional juga dinilai aman untuk dikonsumsi. Buah makasar juga dapat digunakan untuk menyembuhkan malaria, disentri, demam berdarah, dan kanker. Studi farmakologis terhadap Brucea javanica sudah banyak dilakukan. Kandungan bahan aktif utamanya tanaman ini dari golongan kuassinoid, sudah diteliti memiliki potensi senyawa sitotoksik pada suatu system sel-sel tumor dari nasofarink manusia, karsinoma tikus Walker dan limfosit mencit P388 (Lee, et al., 1979; Okano et al., 1985; Chang et al., 1985). Selain itu, buah makasar juga mengandung senyawa bruseatin yang merupakan senyawa quasinoid yang sudah teruji secara klinis dapat membunuh sel tumor (Bedikian et al., 1979; Leismann et al., 1988). Bruseatin juga mempunyai kemampuan untuk menginduksi terjadinya apoptosis sehingga terjadi degradasi DNA menjadi rantai oligonekleosom ( Kerr et al., 1972; Wyllie et al., 1980; Duval and Willie., 1986; Wyllie, 1980). Karena senyawa brucein-A mempunyai persamaan dengan bruseatin serta

aktivitasnya tidak berbeda nyata dengan obat cisplatin, maka besar kemungkinan brucein-A dapat juga digunakan sebagai obat kanker payudara di Indonesia.

Apabila dikonsumsi dengan dosis secara berlebihan, buah makasar dapat menstimulir saluran pencernaan dan menimbulkan gejala keracunan. Hal tersebut disebabkan oleh zat glikosida kosamine yang terkandung didalamnya. Dalam dosis kecil, buah makasar berkhasiat sebagai pencahar, memperlancar pengeluaran empedu ke usus (kolagoga), mencegah pembekuan darah dan memberantas cacing usus, sebaliknya pada dosis besar dapat menyebabkan keracunan akut. Tanda-tandanya ditunjukkan dengan lambatnya proses pernapasan, tungkai lumpuh, muntah, diare dan koma yang akhirnya bisa menimbulkan kematian. Jika keracunan kronis terjadi dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Ibu hamil dan anak-anak dilarang minum ramuan tumbuhan obat buah makasar. Selain itu, buah makasar dikontraindikasikan pada penderita perdarahan saluran pencernaan, gastritis, penyakit hati dan penyakit ginjal berat. (Annaria, 2005). Buah makasar tidak boleh digunakan berlebihan, karena tanaman ini mengandung zat aktif glikosida kosamine. Senyawa ini bersifat merangsang saluran pencernaan dan menimbulkan gejala keracunan. Keracunan tanaman ini ditandai dengan pernapasan yang lambat, tungkai lumpuh, muntah, diare, dan koma, bahkan dapat menyebabkan kematian. Hati dan ginjal juga dapat terganggu jika digunakan dalam dosis besar. ( Suryanto, 2010)

Ekstrak Buah makasar

golongan kuassinoid

golongan kuassinoid

senyawa bruseatin & senyawa brucein-A

senyawa sitotoksik pada suatu system sel-sel tumor dari nasofarink manusia, karsinoma tikus Walker dan limfosit mencit P388

merangsang saluran pencernaan

menginduksi terjadinya apoptosis sehingga terjadi degradasi DNA menjadi rantai oligonekleosom

1.

Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori dan judul karya tulis skripsi yang diajukan oleh penyusun maka gambaran kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ekstrak buah makasar (Brucea javanica)

Grup 1 (Kontrol)
Ekstrak buah mahkota dewa 2,5 gr/KgBB Ekstrak buah mahkota dewa 5 gr/KgBB Ekstrak buah mahkota dewa 7,5 gr/KgBB

Gambaran histopatologi & analisis darah

Grup 2

Gambaran histopatologi & analisis darah

Grup 3

Gambaran histopatologi & analisis darah

Grup 4

Gambaran histopatologi & analisis darah

Ekstrak buah mahkota dewa 10 gr/KgBB

Grup 5

Gambaran histopatologi & analisis darah

Analisis

Ekstrak

Gambaran

Gambar 2. Kerangka konsep

E. Hipotesis 1. Ditemukan adanya kerusakan pada gambaran histopatologi tubulus proksimal ginjal mencit galur Balb/c akibat pemberian ekstrak buah makasar. 2. Ditemukan adanya peningkatan kerusakan pada gambaran histopatologi tubulus proksimal ginjal mencit galur Balb/c akibat peningkatan dosis pemberian ekstrak buah makasar. 3. Ditemukan adanya perubahan pada analisis darah mencit galur Balb/c.

Anda mungkin juga menyukai