Anda di halaman 1dari 1

1 (112) 25 May 2003 LIMA MENIT SAJA Landasan IMAn untuk MENIngkatkan Taqwa SAmbil bekerJA 1

Meneladani Kepemimpinan Rasulullah


Minggu-minggu ini banyak umat yang memperingati kelahiran Rasulullah saw. Pemerintah pun turut memperingatinya. Yah, acara Maulid Nabi sudah mencajadi seremonial bangsa Indonesia, meskipun sesungguhnya peringatan itu oleh sebagian kalangan Islam (salafi) diyakini sebagai ritual bid'ah yang tidak berdasar. Nampaknya antara yang pro (yang mendukung acara peringatanperingatan semacam itu) lebih banyak ketimbang yang kontra (kalangan salafi pada umumnya). Sehingga, gema peringatan Maulid Nabi menggelora di sebagian negeri di belahan dunia ini. Terlepas dari pro dan kontra acara seremonial tersebut, jika kita mengingat perjuangan beliau, kita akan mengingat pula teladan kepeminpinan beliau di dalam memimpin umatnya. Beliau adalah salah seorang tokoh dunia yang tidak ada bandingannya. Beliau adalah orang yang paling berpengaruh di dunia. Beliau adalah orang yang paling berhasil di dalam memimpin umatnya. Betapa tidak, dalam waktu kurang lebih 20 tahun beliau mampu mengubah tatanan masyarakat Arab yang jahiliah menjadi islamiah. Beliau orangnya sederhana. Meskipun bisa saja kaya, beliau memilih hidup dengan sangat sederhana. Dalam kesahajaannya, beliau mampu memimpin umatnya dengan sangat gemilang. Setumpuk gunung-gemunung prestasi keberhasilan telah beliau ukir di dalam sejarah. Sepak terjangnya telah mengubah dunia menjadi wajah baru, dunia baru: era baru dengan kehidupan manusia yang bermoral dan berakhlak tinggi serta beradab. Inilah sebabnya Michael Hart dalam 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh di Dunia menyebutkan bahwa tokoh nomor wahidnya tidak lain adalah Muhammad, Rasulullah saw. Kita bangsa Idonesia ini adalah bangsa yang sedang mendamabakan pemimpin yang dapat dijadikan teladan. Kita tidak usah muluk-muluk mencari kriteria pemimpin seperti beliau, karena beliau itu nabi, pilihan Allah. Kita jelas tidak mungkin lagi menemukan pemimpin seperti beliau, kecuali kelak jika Allah menghendaki, sebagaimana dikabarkan

oleh Rasulullah saw. bahwa menjelang hari kiamat akan turun seorang nabi, yaitu Nabi Isa a.s. Akan tetapi, setidaknya kita harus mencari pemimpin yang benar-benar mengerti dan memperhatikan kepentingan umatnya. Kita tidak usah mencari banyak-banyak kriteria pemimpin. Agaknya tiga syarat saja sulit bagi bangsa ini untuk mencarinya. Masih adakah pemimpin yang jujur, adil, dan sederhana? Kalau pintar, kita banyak memiliki tokoh yang lulusan doktor, camlaude lagi. Kita sudah banyak memiliki pemimpin yang pendidikannya tinggi, nyatanya mereka gagal dalam hal menjadi teladan. Ini karena kebanyakan mereka bertujuan mencari kedudukan atau jabatan dan harta. Sebagian besar para pemimpin kita memang pintar, cerdas, dan popular tetapi suka bermain curang, suka berbuat zalim, dan suka bermegah-megahan. Mereka memiliki hubungan yang luas dan mampu menggerakan massa tetapi sangat sedikit ikatan batinnya dengan rakyatnya dan tidak mampu menggerakan perekonomian rakyatnya. Yang ironis, mereka mempu menggerakan perekonomian kronikroninya. Sejenak kita teringat kembali masa-masa kelahiran beliau yang sejak kali pertama keluar dan menginjakkan kakinya di dunia ini telah menjadi yatim, karena sejak usia kandungan ayahnya telah meninggal dunia. Seorang yatim dan miskin tetapi mampu berbuat yang terbaik untuk umat manusia. Mampukah para pemimpin bangsa ini merenung sejenak dan mengambil hikmah dari kepemimpinan yang gemilang dari seorang yang miskin dan sangat sederhana itu? Masih adakah bibit unggul yang bisa menyumbangkan karya terbaiknya untuk bangsa ini? Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Ummat Muslim yang dimuliakan Allah: Setiap Muslim berkewajiban untuk berdakwah sesuai dengan kemampuannya. Kesempatan kita saat ini untuk turut berdakwah adalah menyampaikan pesan ini kepada rekan, keluarga dan saudara kita yang belum mengetahuinya .

Anda mungkin juga menyukai