Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir PTBN-BATAN, Serpong 11 September 2007

ISSN 1978-9858

ANALISIS PENERAPAN PERSYARATAN DESAIN PADA SISTEM VAC IRM


Tonny Siahaan
Bidang Operasi Sarana penunjang

ABSTRAK ANALISIS PENERAPAN PERSYARATAN DESAIN PADA SISTEM VAC IRM. Salah satu sarana dukung utama yang terpasang pada Fasilitas IRM selain sistem catu daya listrik dan media adalah sistem VAC atau tata udara. Sistem VAC IRM selain berfungsi untuk menciptakan kenyamanan bagi pekerja dan peralata, juga harus mampu untuk menjamin keselamatan pekerja di dalam instalasi serta lingkungan di sekitarnya terhadap bahaya radioaktif. Analisis dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan persyaratan desain pada Sistem VAC fasilitas nuklir. Persyaratan desain memberikan sejumlah persyaratan yang harus diterapkan di dalam mendesain sistem VAC fasilitas nuklir sehingga dalam pengoperasian dapat melakukan fungsinya sesuai persyaratan. Dari hasil analisis diketahui, sebagian besar persyaratan telah diterapkan pada sistem VAC IRM, antara lain sistem dibuat terdiri dari sistem udara suplai dan sistem udara buan. Udara buang disaring dalam filter HEPA sebelum dibuang ke udara luar melalui cerobong. Beberapa persyaratan yang tidak diterapkan dengan tepat antara lain adalah kipas udara dan pada sistem udara suplai dan udara buang tidak dilengkapi dengan inlet guide vane. Penerapan sistem redundansi untuk sistem udara suplai tidak tepat, karena semua peralatan ditempatkan dalam satu ruangan sehingga tindakan perawatan tidak dapat dilakukan pada saat sistem beroperasi. Pada fasilitas nuklir bangunan atau gedung berfungsi sebagai pengungkung, ternyata pada gedung IRM terdapat beberapa pintu yang berbatasan dengan udara luar tidak dilengkapi dengan pintu berlapis (air lock) sehingga terjadi intervensi udara (infiltration air). Kekurangan ini dapat menimbulkan kesulitan terhadap tindakan penyeimbangan udara (balancing) sehingga kondisi yang semestinya sulit dicapai. Kata kunci: sistem tata udara

PENDAHULUAN Instalasi Radiometalurgi (IRM) sebagai salah suatu fasilitas laboratorium untuk melakukan penelitian bahan bakar nuklir dan struktur pendukung baik pra-iradiasi maupun pasca iradiasi adalah termasuk dalam kategori fasilitas nuklir. Fasilitas ini dilengkapi dengan sarana dukung dan sarana keselamatan. Salah satu sarana dukung yang utama selain sistem catu daya listrik dan media adalah sistem VAC atau tata udara (VAC-Ventilating and Air Conditioning). Sistem VAC IRM selain berfungsi untuk menciptakan kenyamanan bagi pekerja dan peralatan, juga harus mampu untuk menjamin keselamatan pekerja di dalam instalasi serta lingkungan di sekitarnya terhadap bahaya radioaktif. Beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam pengoperasian sistem VAC IRM antara lain adalah kesulitan dalam mencapai pola alir udara di dalam ruangan, kesulitan dalam pelaksanaan perawatan alat, serta kesulitan dalam memenuhi persyaratan peralatan lain di dalam

laboratorium. Tulisan ini akan membahas penerapan persyaratan desain Sistem VAC Fasilitas Nuklir terhadap Sistem VAC IRM. Berkaitan dengan fasiltas nuklir, maka ruang lingkup pembahasan dibatasi pada Sistem VAC untuk daerah laboratorium. Analisis bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan persyaratan desain sistem VAC fasilitas nuklir pada sistem VAC IRM. Tulisan ini juga tidak membahas sistem air dingin (chilled water system) dan detail sistem kontrol VAC IRM. TEORI Fasilitas nuklir adalah fasilitas yang menangani atau memproses bahan-bahan nuklir. Beberapa contoh fasilitas nuklir adalah pembangkit listrik tenaga nuklir, pabrik elemen bakar nuklir, pabrik pemroses plutonium, dan fasilitas lain yang memproses atau menyimpan bahan nuklir. Salah satu fungsi utama sistem VAC pada fasilitas nuklir adalah untuk menjamin

158

ISSN 1978-9858

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir PTBN-BATAN, Serpong 11 September 2007 yang lebih tinggi. Pengendalian pola alir udara didalam gedung pada umumnya dilakukan dengan melengkapi peralatan kontrol pada sistem distribusi udara baik pada percabangan udara masuk maupun udara buang. Sistem VAC IRM Gedung utama IRM terdiri dari dua bangunan yaitu bangunan kantor dan laboratorium. Bangunan kantor termasuk daerah tidak aktif karena tidak manangani bahan-bahan radioaktif. Bangunan laboratorium terdiri dari sejumlah ruangan tempat melaksanakan penelitian bahan-bahan baik yang bersifat radioaktif dan maupun tidak bersifat radioaktif. Dalam bangunan laboratorium juga terdapat hotcell untuk melaksanakan penelitian bahan bakar nuklir pasca iradiasi, glove box dan lemari asap (fume cupboard). Berkaitan dengan kondisi tersebut maka sistem VAC IRM[3] dibuat dari dua sistem yang terpisah yaitu sistem VAC laboratorium dan sistem VAC kantor. Sistem VAC kantor terdiri dari satu unit AHU yang beroperasi secara sentral dan resirkulasi serta sejumlah FCU yang terpasang di tiap ruangan kantor. Sistem VAC laboratorium terdiri dari sistem udara suplai dan sistem udara buang (Gambar 1). Sistem udara suplai pada daerah laboratorium berfungsi untuk memasok udara terkondisi ke dalam ruangan dan hotcell. Sistem terdiri dari dua unit kipas udara (SF.01 dan SF.02), satu set koil pendingin, filter udara yang terpasang sebelum koil pendingin (Prefilter-PF) dan setelah kipas udara (Afterfilter-AF). Media pendingin udara suplai baik untuk sistem VAC laboratorium maupun kantor adalah air dingin yang dihasilkan oleh mesin pendingin air (water chiller). Sistem udara buang terdiri dari tiga bagian yaitu: sistem udara buang ruangan, sistem udara buang hot cell dan sistem udara buang lemari asap. Sistem udara buang ruangan berfungsi untuk melayani udara buang dari ruangan pada daerah laboratorium, baik yang terkontaminasi maupun yang tidak terkontaminasi radioaktif. Sistem terdiri dari dua unit kipas udara (EF.08 dan EF.09) dan filter udara HEPA (High Efficiency Particulate Air). Sistem udara buang hotcell berfungsi untuk melayani udara buang dari hotcell dan glove box. Sistem terdiri dari dua unit kipas udara (AL.01 dan AL.02) dan filter udara HEPA. Sistem VAC lemari asap berfungsi untuk melayani udara buang dari sejumlah lemari asap yang terpasang pada daerah laboratorium. Sistem terdiri dari dua unit kipas udara (EF.06 dan EF.07) dan filter udara HEPA.

keselamatan pekerja terhadap bahaya radioaktif sewaktu melakukan aktivitasnya. Persyaratan Desain Sistem VAC Fasilitas Nuklir Sistem VAC Fasilitas Nuklir berfungsi untuk[1]: 1. Menciptakan kenyamanan kepada pekerja di dalam fasilitas 2. Menciptakan kondisi udara (suhu dan humiditas) terhadap peralatan 3. Menciptakan tekanan udara di dalam gedung lebih rendah dari tekanan udara luar. 4. Menjamin udara buang dari gedung keluar melaui cerobong sesuai batas yang dipersyaratkan (ALARA-as low as reasonably achievable ) 5. Sistem dilengkapi dengan peralatan redundan(cadangan), dimana jika peralatan yang sedang beroperasi mengalami gangguan unit cadangan dapat segera diaktifkan 6. Peralatan yang terkait terhadap keselamatan harus dilengkapi dengan sumber listrik darurat (emergency power). 7. Menciptakan pola alir di dalam gedung sehingga udara mengalir dari ruangan dengan potensi radioaktivitas rendah menuju ruangan dengan potensi radioaktivitas yang lebih tinggi. Ditinjau dari fungsi tersebut di atas, maka fungsi nomor 1 dan 2 adalah hal yang umum dijumpai pada sistem VAC biasa seperti pada perkantoran, gedung bertingkat ataupun gedung pasar swalayan. Untuk fungsi tersebut[2] maka sistem dilengkapi dengan peralatan pendingin udara dan peniup udara (blower), misalnya terdiri dari AC split maupun AHU (Air Handling Unit). Aliran udara pada umumnya bersifat resirkulasi, udara ruangan yang masih relatif dingin diresirkulasi dan didinginkan bersama-sama dengan udara luar. Untuk sistem VAC fasilitas nuklir[1] maka selain terdiri dari peralatan pendingin maka sistem VAC harus dilengkapi dengan sistem VAC udara suplai, sistem udara buang, sistem filtrasi udara dan cerobong udara (stack). Aliran udara bersifat satu kali jalan (once-through), udara ruangan tidak boleh diresirkulasi. Peralatan cadangan harus dapat dirawat ataupun diperbaiki pada saat peralatan lain beroperasi sehingga kontinuitas operasi terjaga. Pada fasilitas nuklir biasanya ruangan dikelompokkan berdasarkan tingkat potensi radioaktivitas, kemudian pola alir udara dibuat sedemikian sehingga udara mengalir dari ruangan atau kelompok ruangan (zona) dengan potensi bahaya radioaktif lebih rendah ke

159

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir PTBN-BATAN, Serpong 11 September 2007

ISSN 1978-9858

Selain peralatan yang tersebut di atas, sistem VAC dilengkapi dengan sistem saluran udara (duct) dan berbagai jenis damper sehingga pendistribusian udara suplai dan pembuangan udara buang melalui cerobong dapat berlangsung sesuai persyaratan. PEMBAHASAN Ditinjau dari persyaratan pada sistem VAC fasilitas nuklir, maka sistem VAC IRM telah mengacu sebagian besar persyaratan. Sistem VAC laboratorium IRM terdiri dari sistem udara suplai dan sistem udara buang sehingga tekanan udara didalam gedung dapat dibuat lebih rendah dari tekanan udara luar. Sistem udara suplai memasok udara terkondisi ke dalam gedung dengan media pendingin air dingin yang dihasilkan oleh mesin refriegerasi pada istem suplai air dingin. Sistem udara buang yang terdiri dari sistem udara buang ruangan laboratorium (baik untuk ruangan yang tidak terkontaminasi maupun yang terkontaminasi radioaktif), sistem udara buang hotcell dan glove box dan sistem udara buang lemari asap. Maka sistem udara buang yang ada diharapkan dapat menciptakan pola alir udara di dalam ruangan pada bangunan laboratorium. Dalam gedung IRM ruangan hotcell dan glove box adalah ruangan yang paling rendah tekanan udaranya dibandingkan dengan ruangan lain di dalam laboratorium. Sistem udara buang dilengkapi dengan filter HEPA sehingga sebelum dibuang ke udara luar melalui cerobong telah disaring. Pada sistem VAC fasilitas nuklir, untuk mengatur agar beda tekanan udara di dalam gedung dan udara luar tetap terjaga dengan baik maka kipas udara dilengkapi dengan inlet guide vane yang terpasang pada sisi masuk kipas. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sistem udara suplai dan buang dilengkapi dengan filter udara, sehingga kapasitas aliran udara dapat berkurang akibat kondisi filter udara yang kotor setelah pemakaian. Sistem yang terpasang pada VAC laboratorium IRM, pada sistem udara suplai dan sistem buang dilengkapi dengan bypass damper yang dipasang paralel dengan saluran kipas. Untuk mengurangi kapasitas udara yang dialirkan maka sebagian udara keluar kipas dialirkan melalui bypass damper. Sistem ini selain tidak efektip dari segi fungsi, juga boros energi karena kapasitas aliran udara melalui kipas udara tidak mengalami pengurangan. Peralatan sistem VAC yang tersambung dengan sistem catu daya darurat adalah sistem udara buang ruangan (kipas udara EF.08 dan EF.09), sistem udara buang lemari asap (kipas udara EF.06 dan EF.07) sistem udara buang

hotcell (kipas udara AL.01 dan AL.02). Dalam keadaan darurat hanya sistem udara buang yang beroperasi, sedangkan sistem udara suplai tidak bekerja. Mengacu pada peralatan yang terpasang pada sistem VAC laboratorium, baik sistem udara suplai maupun sistem udara buang masingmasing telah dilengkapi dengan peralatan redundansi. Tetapi dalam penerapan ternyata pada sistem udara suplai kedua unit kipas udara terpasang dalam satu ruangan, demikian juga halnya dengan penempatan koil pendingin dan filter udara. Penempatan dalam satu ruangan tidak memungkinkan perawatan ataupun perbaikan pada saat sistem udara suplai sedang beroperasi. Jika mengacu pada prinsip redundansi, semestinya sistem udara suplai adalah dua unit AHU yang dipasang secara terpisah sehingga perawatan kipas ataupun penggantian filter dapat dilakukan meski unit lain beroperasi. Gedung atau bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan, untuk sistem VAC fasilitas nuklir berfungsi sebagai pengungkung sehingga bangunan dirancang sedemikian rupa agar pola alir udara di dalam gedung serta intervensi udara luar ke dalam gedung seminimum mungkin (terutama karena tekanan udara di dalam gedung lebih rendah dari udara luar). Pada bangunan gedung laboratorium IRM terdapat beberapa pintu yang langsung berbatasan dengan udara luar tidak menggunakan air lock atau intermediate zone. Kondisi seperti ini memungkinkan intervensi udara luar (infiltration air) ke dalam gedung menjadi besar, sehingga selain mengganggu kenyamanan udara ruangan juga dapat menyebabkan ruangan menjadi kotor terutama jika sekat (seal) pintu tidak berfungsi dengan baik. Kebocoran udara seperti ini akan menyulitkan dalam tindakan penyeimbangan aliran udara (balancing).

KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada Sistem VAC IRM telah diterapkan sebagian besar persyaratan desain untuk fasilitas nuklir 2. Sistem VAC IRM tidak dilengkapi dengan inlet guide vane pada kipas udara baik pada sistem udara suplai maupun sistem udara buang. 3. Penerapan peralatan redundansi pada sistem udara suplai tidak tepat karena peralatan ditempatkan dalam satu ruangan

160

ISSN 1978-9858

Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir PTBN-BATAN, Serpong 11 September 2007 TANYA JAWAB 1. Siti Aidah Apakah ada control tekanan udara (+ atau -) dalam udara laboratorium?, karena terkadang seringkali user ke laboratorium dan ternyata tekanan di ruang laboratorium + (udara keluar dari laboratorium) dan itu berbahaya bagi keselamatan pekerja. Tonny Siahaan Pada sistem VAC laboratorium IRM ada terpasang peralatan control yang menjaga tekanan udara di dalam gedung lebih rendah dari tekanan udara luar. Peralatan tersebut terpasang pada sistem udara buang dengan menggunakan bypass damper.

DAFTAR PUSTAKA [1] ASHRAE, ASHRAE Handbook, Application Volume, Atlanta [2] ARISMUNANDAR WIRANTO, SAITO HEIZO, Penyegaran Udara, PT Pradnya Paramita Jakarta (1986). [3] ANONIM, Dokumen Sistem VAC IRM, PTBN BATAN. [4] PITA EDWARD G., Air Conditioning Principles and System, John Wiley & Sons, 2nd edition, Canada (1989).

161

Anda mungkin juga menyukai