Anda di halaman 1dari 25

SISTEM IMUN & HEMATOLOGI I

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Immune & Hematologi I

Disusun oleh:

Kelompok 4

NABILA S.F BUSTOMI WINA SEPTIANI RIEZKA WANDA N SITI AMANATUN H NUKE SALEH FITRIA NUR AINI TARYANA WIJAYA K KURNIANTI T NURAINI JUNI PURNAMASARI BAGUS DWI SANTOSO FARAH RAHMIAWATI

220110110091 220110110104 220110110097 220110110020 220110110103 220110110084 220110110013 220110110135 220110110126 220110110151 220110080131

LESTARI NURSYIFA AENI 220110110125

DOSEN TUTOR RESTUNING WIDIASIH, S.Kp., MN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012 Tutor 4 | 1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau yang biasa disebut Demam Berdarah Dengue (DBD), sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 di Indonesia tepatnya di kota Surabaya sampai sekarang sering menjadi penyebab kematian terutama pada anak remaja dan dewasa. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus (arthropodborne viruses) artiinya virus yang ditularkan melalui gigitan artopoda misalnya nyamuk aedes aegypti (betina). Fenomena patologis yang utama pada penderita Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan atau kebocoran plasma keruang ekstra seluler, yang menyebabkan kekurangan volume plasma yaitu penurunan jumlah trombosit, terjadinya hemokonsentraasi yang dikarnakan kebocoran pembuluh darah sehingga pasokan oksigen berkurang dalam tubuh yang dapat menyebabkan hipotensi. Jika hal ini tidak bisa ditanggulangi maka akan terjadi pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan tinja berwarna hitam biasanya terjadi diawal kemungkinan penderita mengalami pendarahan interna atau pendarahan dalam tubuh. Sebelum terjadi pendarahan interna tubuh akan bereaksi terhadap virus yaitu tubuh mencoba untuk melawan virus dengan menetralisir virus, ruam merupakan bentuk netralisir ini. Namun jika tidak berhasil maka virus mulai mengganggu fungsi pembuluh darah, hal ini merupakan akibat dari penurunan jumlah dan kualitas komponen-komponen beku darah (trombosit) yang menimbulkan manifestasi pendarahan. Jika kondisi ini menjadi parah maka akan timbul kebocoran plasma yang cukup berat yang menimbulkan hemokonsentrasi (peningkatan Ht >20%) dan nilai hematokrit merupakan patokan untuk pemberian cairan intravena pada penderita DHF, yaitu diberikan melalui infus yang dimasukkan lewat membuluh darah vena guna menghindari kekurangan cairan dalam tubuh. Sembuh atau pulih apabila kekurangan telah teratasi, kadang penderita masih kekurangan cairan walaupun sudah diberikan cairan intravena. Hal itu dikarenakan banyaknya penurunan jumlah tromosit (trombositopenia) dan terjadi renjala atau syok yang diakibatkan oleh pendarahan yang hebat sehingga hemoglobin juga akan sangat berkurang, dan dapat mengakibatkan kematian apabila tidak ditangani dengan benar. Maka dianjurkan pemberian komponen-komponen darah atau transfusi darah, guna memperbaiki fungsi darah dan menambah komponen-komponen darah yang telah hilang. Transfusi darah dapat diberikan dengan transfusi darah lengkap yaitu mencakup penambahan semua komponen dalam darah, dan transfusi trombosit saja Tutor 4 | 2

yaitu transfusi yang diberikan dalam bentuk konsentrasi trombosit saja. Biasanya dengan diberikan transfusi darah pasien akan terselamatkan dari penyakit yang mematikan ini. Sedangkan transfusi darah harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.

2. Tujuan Khusus Secara terperinci tujuan penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui dan menjelaskan : 1) Definisi penyakit DHF pada anak. 2) Etiologi penyakit DHF pada anak. 3) Manifestasi klinik penyakit DHF pada anak. 4) Patofisiologi penyakit DHF pada anak. 5) Komplikasi penyakit DHF pada anak. 6) Klasifikasi penyakit DHF pada anak. 7) Pemeriksaan Penunjang DHF pada anak. 8) 9Penatalaksanaan penyakit DHF pada anak.

Tutor 4 | 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. URAIAN KASUS

Klien anak N, perempuan, umur 3 tahun, BB 17 kg, TB 100 cm. klien datang ke RS dengan keluhan demam tinggi selama 3 hari dan nyeri sendi. Menurut ibu klien, klien juga mengalami mual dan muntah, sekitar 3x/hari, muntah berupa makanan yang belum dicerna. Hasil pengkajian menunjukkan tekanan darah klien 90/70 mmHg, nadi 96x/menit, Pernafasan 28x/menit dan suhu 38,5 C. pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen, pada ekstremitas bawah sinitra terdapat roseola yang hilang dengan penekanan dan terdapat nyeri tekan pada tulang, Hasil immunologis menunjukkan kadar anti dengue Ig G positif dan anti dengue Ig M positif. Hasil pemeriksaan darah perifer lengkap didapatkan: kadar Hb 14,4 gr%, Hematokrit 43%, leukosit 2800/mm3, Trombosit 95.000/mm3. Hasil pemeriksaan apus darah tepi didapatkan kesan: Leukosit: Jumlah menurun, limfosit atifik (+) Trombosit: Jumlah menurun, morfologi normal Kesan leucopenia dan trombositopenia suspect infeksi viral.

Klien mendapatkan IVFD ringer laktat 16 tetes/menit melalui makrodip, paracetamol 3 x 15 ml per oral. Klien di observsi ketat setiap 24 jam dan dilakukan pemeriksaan darah perifer lengkap setiap 8 jam, klien mendapatkan diet makanan biasa 1000 kkal dan 2 kali ekstra susu @ 20 ml.

B. KONSEP DASAR

1. Definisi

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan.

Tutor 4 | 4

Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS).

2. Etiologi 1. Virus dengue Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990). 2. Vektor Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 420). Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.(Soedarto, 1990).

Tutor 4 | 5

3. Host Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990). Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti adalah : a. b. Berbadan kecil, warna hitam dan belang-belang. Menggigit pada siang hari, yaitu rentang waktunya antara Pkl 08.00 10.00 pagi. c. Gemar hidup di tempat yang gelap dan lembab dan di baju-baju yang bergantungan. d. e. f. Badannya mendatar saat hinggap. Jarak terbangnya kurang dari 100 meter. Banyak bertelur di genangan air yang terdapat pada sisa-sisa kaleng bekas, tempat penampungan air, bak mandi, ban bekas dan sebagainya.

3. Manifestasi Klinis

Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :

a. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius). b. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya bintik (purpura) perdarahan. c. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar berwarna hitam berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya. d. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali). e. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok. f. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi). Tutor 4 | 6

g. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala. h. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi. i. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian. j. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah (petechiae).

4. Klasifikasi

Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu : 1. Derajat I Panas 2 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif 2. Derajat II Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala gejala pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya. 3. Derajat III Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.

4. Derajat IV Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru. WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu : a. Derajat I Tutor 4 | 7

Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi. b. Derajat II Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi. c. Derajat III Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 120/100 120/110 90/70 80/70 80/0 0/0) d. Derajat IV Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung 140x/mnt) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru. Derajat (WHO 1997) : a. Derajat I Demam dengan test rumple leed positif. b. Derajat II Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain. c. Derajat III Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan pasien menjadi gelisah. d. Derajat IV Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur. 5. Pencegahan

Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor Tutor 4 | 8

nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu:

Lingkungan Pencegahan Dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurangkurangnya sekali seminggu, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.

Biologis Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri.

Kimiawi Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.

6. Penularan Nyamuk Aedes Aegypti akan menularkan virus setelah menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue. Masa inkubasinya 8-10 hari. Nyamuk ini biasanya menggigit pada pagi, siang dan sore. Sedangkan di malam hari nyamuk ini beristirahat di tempat-tempat yang gelap seperti celah-celah lipatan baju yang digantung. Nyamuk akan membuat telur dalam tubuhnya, kemudian akan mencari tempat berair untuk bertelur. Ini berlangsung selama 2-3 hari. Mekanisme cara penularan yang terjadi dalam kasus DBD melalui 4 tahapan, yakni: 1. Masa Penularan Pada Manusia : Orang yang terinfeksi DBD, yang masih dalam periode 3-7 hari setelah demam, kemudian digigit oleh nyamuk Aedes betina, lalu nyamuk itu menyebarkan virus DBD di dalam tubuhnya. 2. Masa Inkubasi Pada Nyamuk : Nyamuk menggigit tubuh manusia yang telah terinfeksi virus Dengue, kemudian virus tersebut terinkubasi di dalam tubuh nyamuk selama 7 hari.

Tutor 4 | 9

3. Masa Penyebaran Penyakit : Hanya dalam 7 hari nyamuk yang membawa virus Dengue, dapat menyebarkan penyakit DBD kedalam tubuh manusia 4. Masa Penularan Kepada Orang Baru : Masa inkubasi pada pasien baru terjadi dala waktu 3-14 hari (rata-rata 4-7 hari). Selama masa ini, belum menampakkan gejala penyakit. Siklus tersebut terus berulang, setelah melewati masa inkubasi barulah menunjukkan gejala penyakit (demam, nyeri otot, mual, diare) dengan manifestasi pendarahan. 7. Komplikasi

Ada beberapa komplikasi akibat DHF diantaranya:

a. Perdarahan Disebabkan oleh adanya perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan koagulapati dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif,ptekie,ekimosis dan perdarahan saluran cerna,hematemesis dan melena. b. Kegagalan sirkulasi DSS (dengue syok syndrome) biasanya terjadi sesudah hari ke 2-7,di sebabkan oleh permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma,efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum. c. Hepatomegali Hati umumnya membesar dengan perlemokan yang berhubungan dengan nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobules hati dan sel-sel kapiler. Terkadang tampak sel metrofil dan limfosit yang lebih besar dan lebih banyak di karenakan adanya reaksi atau kompleks virus antibody.

Tutor 4 | 10

d. Efusi pleura Karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan ekstravasi cairan intravaskuler sel,hal ini dapat dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi dispnea.

8. Diagnosa Banding Belum atau tanpa renjatan : 1. Campak 2. Infeksi bakteri atau virus lain seperti tonsilo faringitis, demam dari kelompok exanthema, hepatitis, chikungunya . Dengan renjatan : 1. Demam tipoid 2. Renjatan septic oleh kuman gram negative lain Dengan perdarahan : 1. Leukemia 2. Anemia aplastik Dengan kejang : 1. Ensefalitis 2. Meningitis G

9. Prevensi dan Promosi

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,oleh ,untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri,serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,sesuai social budaya setempat, dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Sebagai orang kesehatan,kita sebaiknya mengingatkan kepada pasien dan keluarga untuk menghindari gigitan nyamuk,apalagi gigitan nyamuk di siang hari dan pada tempat yang terdapat genangan air nya, dan mengingatkan kepada masyarakat dan pasien untuk membuang benda yang dapat menyebabkn nyambuk berkembang biak,misalnya pada tempat-tempat lembap,penampungan Tutor 4 | 11

air di belakang kulkas,alas gelas pada dispenser,dan alas pot bunga harus di perhatikan kebersihannya,selain itu kita juga mengadakan penyuluhan, pelatihan kader kesehatan, advokasi kepada tokoh-tokoh masyarakat, gerakan masyarakat untuk melakukan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk), Partisipasi masyarakat diwujudkan dalam bentuk sumbangan tenaga, uang, dan sarana/prasarana, sedang sumbangan dalam bentuk gagasan belum terlihat. Dinilai dari derajat kesukarelaannya, partisipasi masyarakat tampak beragam, terdiri dari partisipasi spontan, partisipasi terinduksi dan partisipasi tertekan.

10. Berat Badan Ideal

Untuk anak usia 1-10 tahun: ( Umur x 2 ) + 8 =(3x2)+8 =6+8 = 14 kg

11. Perhitungan Cairan

Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur,

untuk

menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu: Usia Balita (1 - 3 tahun) Usia 5 - 7 tahun Usia 7 - 11 tahun Usia 12 - 14 tahun : 8 cc/kgBB/hari : 8 - 8,5 cc/kgBB/hari : 6 - 7 cc/kgBB/hari : 5 - 6 cc/kgBB/hari

Menurut Darrow <3kg ; 175cc/kgBB/hr 3-10kg ; 105 cc/kgBB/hr 10-15kg ; 85cc/kgBB/hr >15kg ; 65 cc/kgBB/hr

Menurut Holiday dan Segar 10 kg I ; 4 cc/kgBB/jam 10kgII ; 2cc/kgBB/jam 10 kg III ; 1 cc/kgBB/jam Atau 10kg I ; 100cc/kgBB/hr 10kg II ; 50 cc/kgBB/hr Tutor 4 | 12

10kg III ; 20cc/kgBB/hr

Cairan Minum Infus AM : 1000 cc : 1000 cc : 112 cc + (8 cc x 17,5 kg)

------------------------252cc Morfologi: Menyelidiki perubahan yang terjadi dalam tubuh

12. Ig G dan Ig M IgG : Immunogobulin G. Antibody yang paling banyak ditemukan dalam tubuh manusia. Ditemukan di semua cairan tubuh. Berfungsi untuk melindungi tubuh manusia terhadap bakteri dan virus. IgM : Immunoglobulin M. Ditemukan terutama dalam cairan getah bening dan darah. Merupakan Antibodi pertama yang dihasilkan dalam janin manusia dan antibodi pertama yang dihasilkan dalam setiap kasus penyakit. Sebuah perbedaan penting antara kedua antibodi ini berkaitan dengan eksposur. Antibodi IgM biasanya ditemukan di dalam tubuh manusia setelah terkena penyakit, sedangkan IgG adalah reaksi jangka panjang, respon tubuh terhadap suatu penyakit. Sebagai contoh, jika seorang anak terkena cacar air, maka ia akan menunjukkan hasil tes IgM yang meninggi. Setelah penyakitnya berlalu maka si anak mendapat kekebalan jangka panjang dengan mengembangkan antibodi IgG. Sementara IgM merupakan indikator infeksi saat ini, sedang IgG menunjukkan baru-baru ini atau masa lalu terekspos terhadap suatu penyakit. IgM akan hilang dalam waktu dua atau tiga minggu, yang kemudian digantikan oleh IgG yang akan ada seumur hidup dan memberikan kekebalan. 13. Aedes Aegypti

Aedes

aegypti merupakan

jenis

nyamuk

yang

dapat

membawa

virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, aedes aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa Tutor 4 | 13

virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garigaris putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambutrambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang Nyamuk Aedes aegypti paling sering ditemukan, nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah. Biasanya mengigit pada siang hari, terutama pada pagi hari dan sore hari. Jarak terbang 100 meter.

Virus dengue

Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk.

Tutor 4 | 14

Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk. Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang berasal dari ras Kaukasia. Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue

(hemoragik), dan sindrom syok dengue.

14. Pemeriksaan Diagnostik

1) Pemeriksaan Laboratorium a. Darah : LPB positif. Kadar trombosit darah menurun (trombositopenia) Hematokrit meningkat lebih dari 20%, merupakan indikator akan timbulnya rejatan. Hemoglobin meningkat lebih dari 20%. Lekosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga. Masa perdarahan memanjang. Protein rendah (hipoproteinemia) Natrium rendah (hiponatremia) SGOT/SGPT bisa meningkat Astrup : Asidosis metabolic Uji tourniquet

Tutor 4 | 15

b. pemeriksaan Seroimunologi: Uji hemoglutinasi inhibisi (HI test) Uji komplemen flusasi (CF test) Uji neutralisasi (N test) IgM Elisa IgG Elisa

c. Pemeriksaan Urine Pemeriksaan radiology USG

2) Foto thorax Bisa ditemukan pleural effusion. 15. Penatalaksanaan

a. Farmakologi:

1. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat,Nacl faal) merupakan caian yg sering digunakan. 2. Pemberian antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen 3. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder 4. Bila timbul kejang dapat di berikan diazepam 5. Pada kasus renjatan:dirawat di perawatan intensif dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilangdan apabila tidak tampak perbaikan diberikan plsma/plasma ekspander/dekstran sebanyak 20-30 ml/kg BB. Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit

dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan teratasi.apabila renjatan teratasi nadi sudah teraba jelas,amplitido cukup besar,tekanan sistolik 20 mmHg,kecepatan plasma biasanya dikurangi menjadi 10ml/kg BB/jam. Transfusi darah diberikan pasien dengan perdarahan

gastrointestinalyang hebat.indikasi pemberian transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yang makin tegangdengan penurunan Hb yang mencolok. Tutor 4 | 16

Obat Pada pasien renjatan: Antibiotika Kortikosterroid Antikoagulasi

6. berikakan oralit catatan yg harus dilakukan: o tirah baring / istirahat baring o monitor TTV setiap 3 jam (?suhu,nadi,tensi,pernafasan) jika pasien memburuk observasi ketat tiap jam o periksa Hb,Ht,dan trombosit setiap hari o monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut o monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum,perubahan TTV,hasil pemeriksaan lab yg memburuk.

b. Non Farmakologi: 1. berikan diet makan lunak 2. berikan minum banyak (2-2,5 liter /24jam)dapat berupa:susu,teh manis,sirup.

16. Diet untuk DHF Bahan makanan yang diperbolehkan 1) Beras dibubur atau ditim; kentang direbus atau dipure; makaroni, mi, soun, misoa direbus; tepung-tepungan dibuat bubur atau pudding; roti dipanggang; biskuit. 2) Daging, ikan, ayam, unggas tidak berlemak digiling lalu direbus atau dikukus; ommelette, boiled egg, poached egg, atau scrambled egg; susu dalam bentuk lowfat. 3) Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis; kacang hijau direbus dan dihaluskan; susu kedelai. 4) Sayuran tidak banyak serat dan gas, dimasak seperti bayam, bit, labu siam, labu kuning, dan labu air; tomat direbus atau ditumis. 5) Buah segar : pisang, papaya, alpukat, jeruk, manis; buah lain disetup dengan menghilangkan kulit dan biji seperti nenas dan jambu biji, apel; buah-buahan dalam kaleng. 6) Mentega, margarin, minyak goreng untuk menumis; santan encer. 7) Bumbu-bumbu dalam jumlah terbatas : bumbu dapur, pala, kayu manis, asam, gula, garam, salam, lengkuas. 8) Sirop, teh encer, kopi encer, jus sayuran dan jus buah, coklat, dan susu. Tutor 4 | 17

Bahan makanan yang dibatasi 1) Beras ketan, beras merah, roti whole wheat, ubi, singkong, talas, cantel, jagung, bulgur. 2) Daging, ikan, ayam, unggas berlemak dan berurat banyak; diawetkan berupa dendeng; digoreng. 3) Tempe dan tahu digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, 4) Sayuran mentah; sayuran banyak serat dan gas. 5) Buah-buahan yang banyak serat dan mennimbulkan gas; buah kering. 6) Lemak hewan dan santan kental. 7) Cabe, merica, dan bumbu-bumbu lain yang merangsang. 8) Minuman yang mengandung alkohol, soda, dan es krim.

17. Patofisiologi

Tutor 4 | 18

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Fokus a. Identitas Nama Umur Jenis kelamin Diagnosa medis : An. N : 3 tahun : Perempuan : Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

b. Keluhan utama o Demam tinggi selama 3 hari o Nyeri sendi o Mual dan muntah 3x setiap hari

c. Riwayat kesehatan masa lalu : Demam tinggi selama 3 hari dan nyeri sendi. Menurut ibu klien, klien juga mengalami mual dan muntah, sekitar 3x/hari, muntah berupa makanan yang belum dicerna. d. Riwayat kesahatan sekarang :

Adanya nyeri tekan abdomen, pada ekstremitas bawah sinitra terdapat roseola yang hilang dengan penekanan dan terdapat nyeri tekan pada tulang,

e. Hasil Pemeriksaan: Tanda-tanda Vital: BB TB : 17 kg, :100 cm.

Tekanan darah : 90/70 mmHg, Nadi Pernafasan Suhu : 96x/menit, : 28x/menit : 38,5 C.

pemeriksaan fisik: Nyeri tekan abdomen, Pada ekstremitas bawah sinitra terdapat roseola yang hilang dengan penekanan Terdapat nyeri tekan pada tulang, Tutor 4 | 19

Hasil immunologis: anti dengue Ig G positif anti dengue Ig M positif.

pemeriksaan darah perifer lengkap: Hb : 14,4 gr%,

Hematokrit : 43%, Leukosit Trombosit : 2800/mm3. : 95000/mm3.

Hasil pemeriksaan apus darah tepi didapatkan kesan: Leukosit: Jumlah menurun, limfosit atifik (+) Trombosit: Jumlah menurun, morfologi normal Kesan leucopenia dan trombositopenia suspect infeksi viral.

2. Analisa Data
Data yang menyimpang DO DS Uji torniquet positif Trombosit 95000/mm3 Etiologi Trombositopenia Gangguan fungsi trombosit Kelainan fungsi koagulan Perdarahan DS Mual dan muntah 3x/hari DO Anoreksia Peningkatan asam lambung Mual dan muntah Pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebih DS DO BB 17,5 kg TB 100 cm Mual dan muntah Anoreksia Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Masalah Resiko perdarahan

Tutor 4 | 20

DO DS Pernafasan : 28x/menit Trombosit : 95000/mm3 TD : 90/70 mmHg Nadi : 96x/menit

Infeksi Dengue Peningkatan permeabilitas darah Kebocoran plasma Hipovplemia Suok

Resiko syok hipovolemik

Diagnosa keperawatan 1. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia yang ditandai dengan uji torniquet positif dan trombosit 95000/mm3 2. Gangguan kekurangan cairandan elektrolit berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh ditandai dengan mual dan muntah 3x/hari 3. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan mual, muntah, BB tidak idel 4. Resiko syok berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler dan menurunnya jumlah trombosit yang ditandai dengan trombosit 95000/mm3, TD 90/70 mmHg, nadi 96x/menit, pernafasan 28x/menit.

3. Asuhan keperawatan N o 1 Diagnosa keperawatan Resiko perdarahan Tidak berhubungan dengan trombositopenia yang dengan torniquet dan ditandai uji trombosit terjadi perdarahan selama dalam masa perawatan
Monitor penurunan tanda-tanda trombosit Observasi HV

Tujuan

Intervensi

Rasional Dapat mengetahui respon dan efek perdarahan Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah

positif Kriteria hasil: Tidak ada tanda perdarahan Trombosit meningkat

yang ditandai dengan tanda-tanda klinis

95000/mm3

yg ada pada tahap tertentumenimbul kan tanda klinis seperti epitaksi Dapat diketahui

Tutor 4 | 21

Monitor trombosit setiap hari

tingkat kebocoran pembuluh darah

dan kemungkinan perdarahan Anjurkan pasien untuk Banyak banyak minum 10002000 ml/hari dapat menggantikan cairan keluar. yang Untuk

Gangguan kekurangan

Keseimbanga n cairan dan

minum

cairandan elektrolit elektrolit berhubungan dengan peningkatan tubuh terpenuhi Kriteria hasil: suhu Pasien menyatakan tidak mual Intake output seimbang

menambah cairan tubuh. Observasi output. intake Memberi informasi tentang keseimbangan cairan Kolaborasi pemberian Menggantikan cairan infus sesuai cairan keluar yang dapat

ditandai

dengan mual dan muntah 3x/hari

kebutuhan.

meningkatkan jumlah tubuh mencegah terjadinya hipovolemik syok. 3 Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan ditandai anoreksia dengan Kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam waktu 1x24 jam. Nafsu makan klien bertambah Rasa mual Observasi masukan klien. Kaji pola makan klien. Membantu Makanan yang disukai dan tidak disukai. mengidentifikasi kebutuhan nutrisi klien. catat Mengevakuasi makanan masukan kalori/kualitas makanan. Jelaskan pada klien Memotivasi klien tentang makanan pentingnya bagi Tutor 4 | 22 untuk makan. cairan untuk

mual, muntah, BB Kriteria hasil: tidak idel

menghilang.

kesembuhan penyakitnya. Timbang berat badan Mengawasi tiap hari penurunan mengawasi intervensi syok Monitor umum klien. keadaan Mengetahui tanda-tanda presyok/syok. Kolaborasi pemberian Mengatasi cairan intravena. kehilangan cairan tubuh hebat. Kolaborasi pemeriksaan Hb, Mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah. secara BB,

Resiko berhubungan

Tidak terjadi syok Hipovolemi k

dengan pindahnya cairan intravaskuler menurunnya jumlah yang dengan trombosit ditandai trombosit TD

dan Kriteria hasil: Tanda vital dalam batas normal

95000/mm3,

PCV, dan trombosit.

90/70 mmHg, nadi 96x/menit, pernafasan 28x/menit.

Tutor 4 | 23

BAB IV SIMPULAN
Banyak cara untuk menurunkan insiden terjadinya DHF. Karena vektor dari DHF adalah nyamuk Aedes a, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan untuk memutuskan rantai penyakit:

1. Tanpa insektisida:

a) menguras bak mandi,tempayan,drum,dll minimal seminggu sekali. b) menutup penampungan air rapat- rapat. c) membersihkan pekarangan dari kaleng bekas,botol bekas yang memungkinkan nyamuk bersarang.

2. Dengan insektisida:

a) malathion untuk membunuh nyamuk dewasa: biasanya dengan fogging/pengasapan. b) abate untuk membunuh jentik nyamuk denan cara ditabur pada bejanabejana tempat penampungan air bersih dengan dosis 1 gram Abate SG 1% per 10 liter air.

Tutor 4 | 24

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Jual-Moyet.(2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC. http://indonesiaindonesia.com/f/11302-demam-berdarah-dengue/ Ginanjar, Genis. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka www.puskel.com http://konsultasi-spesialis-obsgin.blogspot.com/2010/03/igg-versus-igm.html http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/makalah-keperawatantentang-dhf-dengue.html Ngastiyah, PERAWATAN ANAK SAKIT. 2005. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Tutor 4 | 25

Anda mungkin juga menyukai