Literature Review Antibiotika sistemik dalam perawatan penyakit periodontal (Systemic antibiotics on periodontal treatment)
Agung Krismariono Staf Pengajar Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya - Indonesia
ABSTRACT Periodontal disease result from a complex interplay between bacteria and host defense. The disease may occur as a result of factor that related to host susceptibility. Several studies have shown that periodontopathogen could penetrate into the subepithelial connective tissue. Thus, antibiotics were required to eliminate bacteria out of the periodontal tissue. The most commonly antibiotics used in periodontal treatment were penicillin, metronidazole, tetracycline and clindamycin. Usually, these antibiotics could delivered locally or systemically. The purpose of this paper was to describe of the role of antibiotics on periodontal tissue, especially systemic antibiotic. Conclusions: systemic delivered antibiotics to support mechanical periodontal treatment giving a good result. Each antibiotic have specification on the certain bacterial that caused periodontal disease. Key words: systemic antibiotic, periodontal disease Korespondensi (correspondence): Agung Krismariono, Staf Pengajar Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo no.47 Surabaya. 60132 Indonesia
PENDAHULUAN Semenjak diketahui bahwa penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri, maka perkembangan perawatan untuk menanggulangi penyakit periodontal mengarah pada strategi pengobatan dengan kemoterapi.1 Kemoterapi adalah istilah umum yang berkaitan dengan kemampuan substansi kimia secara aktif sehingga dapat memberikan efek terapi secara klinis. Kemoterapi dalam perawatan penyakit periodontal dikenal banyak macam, antara lain antiinflamasi, analgesik serta antimikroba. Antimikroba adalah bahan kemoterapi yang bersifat membunuh mikroorganisme, sehingga berkurang jumlah mikroorganisme spesifik maupun non spesifik. Sedangkan antibiotika adalah salah satu jenis antimikroba yang mempunyai kemampuan untuk membunuh maupun menghambat pertumbuhan mikroorganisme jenis lain.2,3 Data penelitian menyebutkan bahwa ada beberapa macam antibiotika yang umum digunakan dalam perawatan penyakit periodontal. Menurut Seymour and Heasman4 antibiotika tersebut adalah golongan: penisilin, tetrasiklin, metronidazole, dan klindamisin. Beberapa antibiotika tersebut sering digunakan secara lokal maupun sistemik. Pada makalah ini akan dibahas antibiotika yang sering digunakan secara sistemik dalam perawatan penyakit periodontal.
Antibiotika dalam perawatan penyakit periodontal Brook5 menyebutkan bahwa perawatan tambahan dengan pemberian antibiotika diperlukan untuk menunjang perawatan mekanis, karena walaupun perawatan mekanis, yaitu scaling dan root planing telah dapat mengurangi jumlah bakteri dalam poket, tetapi bakteri periodontopatogen yang berada pada tubulus dentin, gingiva dan sementum masih tertinggal. Oleh karenanya banyak peneliti mengemukakan perlunya pemberian antibiotika pada perawatan penyakit periodontal, terutama yang bersifat progressive dan destruktif. Menurut Loesche et al.6 pemberian antibiotika dapat meminimalkan tindakan bedah, karena dapat mengurangi jumlah gigi yang rencananya akan dilakukan operasi. Disebutkan pula oleh Van Winkelhoff et al.7, pemberian antibiotika menguntungkan karena dapat mengurangi pengaruh root instrumentation, sehingga dapat meminimalkan kerusakan jaringan lunak dan keras sekitar poket, mengurangi resesi gingiva serta menghindari abrasi pada permukaan akar. Pemberian antibiotika dalam perawatan penyakit periodontal dapat dilakukan secara sistemik maupun lokal. Secara sistemik pemberian antibiotika menguntungkan karena melalui serum, obat didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh termasuk dalam poket.4 Antibiotika yang diberikan secara sistemik harus
15
kemudian diulang pemberiannya pada bulan ke-1, 2, 3, 6, 9 dan 12 dengan sebelumnya dilakukan perawatan mekanis, yaitu scaling dan polishing. Setiap kontrol, penderita selalu diberi instruksi oral hygiene serta ditekankan melakukan kontrol plak dengan baik. Setelah 1 tahun dilakukan pemeriksaan, didapatkan penurunan kedalaman poket serta peningkatan level perlekatan jaringan yang signifikan dibandingkan sebelum dilakukan perawatan. Tinoco juga menyebutkan bahwa 2g/ml amoksisilin dapat membunuh 90% bakteri actinobacillus actinomycetemcomitans, sedangkan konsentrasi 3g/ml dapat membunuh 100% bakteri tersebut. Untuk meningkatkan efektifitas amoksisilin terhadap bakteri periodontopatogen, banyak peneliti mengkaji kombinasi pemberian amoksisilin dengan asam klavulanat, maupun amoksisilin dengan metronidazole. Gordon and Walker menyebutkan bahwa kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat menghasilkan antibiotika yang potensial, karena tahan terhadap enzim -laktamase yang dihasilkan oleh bakteri.11 Sanctis et al.12 menyebutkan bahwa kombinasi amoksisilin dan asam klavulanat (Augmentin) dengan dosis 375mg yang diberikan selama 14 hari dapat mengurangi kedalaman poket, insiden perdarahan saat probing serta meningkatkan terbentuknya perlekatan periodontal setelah 1 (satu) tahun evaluasi. Seymour and Heasman4 menyebutkan bahwa kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat maupun amoksisilin dengan metronidazole efektif melawan bakteri actinobacillus actinomycetemcomitans yang banyak ditemukan pada juvenile periodontitis. Metronidazole Metronidazole adalah antibiotika sintetik yang berasal dari imidazole. Secara sistemik, metronidazole dapat berpenetrasi dengan baik ke jaringan. Konsentrasinya ditemukan cukup tinggi pada GCF dan serum. 3,11 Pada mulanya metronidazole di bidang kedokteran gigi digunakan sebagai antibiotika pada perawatan ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis), kemudian berkembang mengarah penggunaannya pada perawatan kasuskasus periodontal yang destruktif . 4 Metronidazole efektif terhadap bakteri anaerob, antara lain: bacteroides, porphyromonas gingivalis, prevotella intermedia dan fusobacterium nucleatum. Untuk bakteri actinobacillus actinomycetemcomitans dan eikenella corodens, metronidazole kurang efektif.11 Loesche et al.6 melaporkan hasil penelitiannya pada pasien adult periodontitis, yang dirawat dengan metronidazole secara
Derivat penisilin yang banyak digunakan dalam perawatan penyakit periodontal adalah amoksisilin. Amoksisilin merupakan antibiotika semi sintetik. Spektrum antibiotikanya lebih luas dibanding penisilin, efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif. Amoksisilin bermanfaat sebagai antibiotika penunjang pada kasus refractory maupun juvenile periodontitis. Dosis yang disarankan adalah 500mg 3x1 sehari selama 7 hari.1 Tinoco et al.10 melaporkan hasil penelitian tentang amoksisilin sistemik yang diberikan per oral dengan dosis 500mg 3x sehari selama 8 hari pada kasus Localized Juvenile Periodontitis (LJP). Amoksisilin dosis tersebut diberikan pada awal perawatan setelah scaling dan root planing,
16
17
18
8. 9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
2.
18.
3. 4.
5.
6.
19