Anda di halaman 1dari 26

Potensi PLTA berskala Mini/Mikro di Indonesia

Potensi air di Indonesia mencapai 75,67 GW, namun baru dimanfaatkan sekitar 4,2 GW

Di antaranya potensi mini/mikro hidro sekitar 450 MW, namun yang dimanfaatkan barulah 230 MW

Sumber Data: IMIDAP Tahun 2010

Teknologi
O/M Execution Planning & Design

Survey (Topografi, Geologi, Geo Teknik, Hidrologi) Pengolahan data Perencanaan Sistem dan Disain)

Bangunan Sipil Turbin & pelengkapnya Generator dan pelengkapnya Panel kontrol dan pelengkapnya

Monitoring Recording Maintenance (incl. preventif )

Prioritas Bidang Energi


Tema Prioritas Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan optimasi pemanfaatan energi alternatif seluas-luasnya Substansi Inti Kebijakan: Pengambilan kewenangan atas kebijakan energi ke dalam Kantor Presiden untuk memastikan penanganan energi nasional yang terintegrasi sesuai dengan Rencana Induk Energi Nasional Restrukturisasi BUMN: Transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi dimulai dari PLN dan Pertamina yang selesai selambat-lambatnya 2010 dan diikuti oleh BUMN lainnya Kapasitas energi: Peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata-rata 3.000 MW per tahun mulai 2010 dengan rasio elektrifikasi yang mencakup 62% pada 2010 dan 80% pada 2014; dan produksi minyak bumi sebesar lebih dari 1,2 juta barrel per hari mulai 2014 Energi alternatif: Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi alternatif geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014 dan dimulainya produksi coal bed methane untuk membangkitkan listrik pada 2011 disertai pemanfaatan potensi tenaga surya, microhydro, dan nuklir secara bertahap Hasil ikutan dan turunan minyak bumi/gas: Revitalisasi industri pengolah hasil ikutan/turunan minyak bumi dan gas sebagai bahan baku industri tekstil, pupuk dan industri hilir lainnya Konversi menuju penggunaan gas: Perluasan program konversi minyak tanah ke gas sehingga mencakup 42 juta Kepala Keluarga pada 2010; penggunaan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan di Palembang, Surabaya, dan Denpasar

Status Potensi Energi Baru Terbarukan (2009)


Jn Ee i e is n rg Tng A e a a ir P n sB m aa u i M ro id ik h ro B ms a io a s E e iA g n rg n in E e i S ry n rg u a Gelo b g m an T ta o l P te s o ni (M ) W 7 ,6 0 5 7 2 ,5 0 7 1 50 0 4 ,8 0 9 0 9 9 ,2 0 4 *) .8 10 35* ) * 12 7 6 ,7 0 P mn a n e a fa ta (M ) W % 4 0 ,2 0 5 5 .5 1 8 ,1 9 4 2 .3 8 6 1 .2 7 2 45 4 0 9 .8 1 .1 0 1 .0 1 .1 2 5 2 ,9 1 3 4 .6

*) k h 2 a W /m /h ri **) M p r k c a t le g W e m o s n th

Klasifikasi PLTMH

Sekilas Mengenai PLTMH


Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan suatu pembangkit skala kecil yang mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis, dengan cara memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala kecil. Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energy listrik.

Bendungan pengalih (intake)


Bak pengendap (Settling Basin) Saluran Pembawa (Headrace) Pipa pesat (penstock)

Turbin Generator

DAM/BENDUNGAN PENGALIH (INTAKE)


Dam/Bendungan merupakan tempat penampungan air. Bendungan untuk instalasi PLTMH dapat berupa bendungan beton atau bendungan beronjong. Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap.

Saluran Pembawa (Headrace)


Saluran Pembawa : Berfungsi mengalirkan air dari intake menuju pipa pesat dengan menjaga ketinggian muka airnya. Kemiringan relative kecil. Tipe Saluran Pembawa biasanya sangat tergantung pada kondisi topografi geologi daerah yang dilewati Saluran pembawa dapat berupa saluran terbuka, pipa ataupun terowongan, baik Konstruksi saluran dapat berupa pasangan batu kali atau hanya bertekanan ataupun tidak berupa tanah yang digali. bertekanan

Pada saluran yang panjang perlu dilengkapi dengan saluran pelimpah untuk setiap jarak tertentu. Jika terjadi banjir pada saluran tersebut, kelebihan air akan terbuang melalui saluran pelimpah.

Bak pengendap (Setling Basin)


Bak pengendap ini biasanya seperti kolam yang dibuat dengan memperdalam dan memperlebar sebagian saluran penghantar dan menambahnya dengan saluran penguras. Fungsinya untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran yang hanyut, sehingga air yang masuk ke turbin relatif bersih.

Bak Penenang (Forebay)


Bak penenang (forebay) terletak diujung saluran pembawa. Fungsi bak penenang : a. Mengontrol perbedaan debit dalam penstock dan sebuah saluran pembawa karena fluktuasi beban. b. Pemindahan sampah terakhir (tanah danpasir, kayu yang mengapung, dll.) dalam air yang mengalir
Struktur bak penenang terdiri dari bak pengendap (setting basin), saluran pelimpah (spillway), trashrack, dan bak penenang sendiri. Bangunan ini sering kali dikenal dengan istilah head tank sebagai reservoir air yang terletak pada sisi atas untuk aliran ke unit turbin yang terletak dibagian bawah. Beda jatuh air ini yang dikenal head.

Turbin mengubah atau mengkonversikan (1 MW) Turbin Francis Mini energi potensial air menjadi energi mekanik berupa putaran poros turbin. Putaran poros turbin ini yang akan diteruskan untuk memutar poros generator. Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi putaran mekanis.

Pipa Hisap
Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air, mengembalikan tekanan aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer

Generator
Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran mekanis. Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk menstabilkan tegangan

Pengalih beban (Ballast Load)


Pengalih beban berfungsi sebagai beban sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami penurunan. Kinerja pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol.

Prinsip dasar mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah skema mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan.

Perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga listrik tidaklah langsung, melainkan melalui beberapa tahapan berturut-turut sebagai berikut : Tenaga potensial

Tenaga kinetik

Tenaga mekanik

Tenaga listrik

Contoh 2: Turbin Francis Mini (~ 1MW)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHYDRO (PLTMH)

Mikro Hydro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH), adalah suatu pembangkit skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara

memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikro Hydro merupakan sebuah
istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil, dan hydro yang berarti air. Secara teknis, mikro hydro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohydro mendapatkan energy dari aliran air yang memiliki

pebedaan ketinggian tertentu. pada dasarnya, mikrohydro memanfaatkan energy potensial


jatuhan air (head). semakin tinggi jatuhan air tersebut, maka akan semakin besar pula energi potensialnya dan besar pula energi listrik yang bisa diperoleh. Disamping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan

membendung aliaran air, sehingga permukaan air tinggi. Aliran air yang dialirkan melalui pipa

sungai untuk menggerakkan turbin yang nantinya tirbin tersebut akan menggerakan
generator dan menghasilkan listrk. Energi potensial dari air yang jatuh dalam pipa pesat akan memutar turbin air dan energi tersebut berubah menjadi energi mekanik. turbin yang berputar dikopel dengan generator,

sehingga energi mekanik turbin akan menimbulkan energi mekanik pula pada rotor
generator dan berubah menjadi energi listrik. Namun, namanya saja mikro, maka listrik yang dapat dihasilkan tidak besar bila dibandingkan dengan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) walaupun prinsip kerjanya

sangat mirip. Hal yang membedakan hanya skalanya saja dan PLTMH tidak memerlukan
bendungan atau aliran sungai skala besar. LHEuNI[uNGAN IIJLLIIIH : 1. PLTMH sangat murah biaya maintenance (perawatan) dan tidak membutuhkan bahan bakar, karena PLTMH menggunakan energi alam. 2. Air merupakan sumber daya energi terbarukan dan bersifat continue. 3. Tidak ada limbah atau pencemaran. 4. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan. 5. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.

yang dihasilkan merupakan perkalian dari daya yang masuk dikalikan dengan efesiensi konversi [Eo].
Pnet = Pgross x Eo [kW] Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan dengan sebuah faktor gravitasi (g=9,8) sehingga persamaan dasar dari pembangkit listrik adalah : Pnet = g x Hgross x Q x Eo [kW]

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro

Beberapa komponen yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohydro


baik komponen utama maupun bangunan penunjang antara lain :

1. Dam/Bendungan Pengalih (intake). Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap. 2. Bak pengendap (setting basin). Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel berat seperti pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting guna melindungi komponen-komponen berikutnya dari pasir. 3. Saluran pembawa (Headrace). Saluran ini mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan. 4. Pipa pesat (Penstock). Penstok dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air yang dikenal dengan sebutan turbin air. Sudut kemiringan penstock

sangat berpengaruh akan potensi daya yang dapat dihasilkan dari PLTMH ini.
5. Turbin. Turbin berfungsi untuk mengkonversikan energi potensial air yang berupa aliran menjadi energi mekanis berupa putaran tinggi. Jenis turbin tergantung debit, kecepatan aliran dan head (tekanan) air. Biasanya jenis yang cocok adalah crossflow, francis, atau pelton. Turbin jenis kaplan sangat tidak cocok karena biasanya debit dalam PLTMH kecil dan sangat berpengaruh oleh tinggi jatuh air. 1. Pipa hisap. Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air dan mengembalikan tekanan aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer sehingga bisa kembali ke aliran sungai dengan aman dan tidak menggangu ekosistem sungai. 2. Generator . Generator berfungsi sebagai alat untuk mengkonversikan energi mekanis dari turbin menjadi energi listrik. Generator yang cocok untuk PLTMH adalah jenis asinkron. 3. Panel Kontrol. Panel kontrol berfungsi sebagai penstabil tegangan hasil dari generator tadi. 4. Pengalih Beban (Ballast Load). Pengalih beban berfungsi sebagai beban sekunder (dummy) ketika mengalami penurunan. Kinerja pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol.

LIEKURANGAN LILLILI U :
1. Biaya investasi yang cukup besar karena area yang harus diadakan cukup besar karena harus mengalirkan air dari bendungan atau hulu sungai dan membawanya ke daerah power house yang ada dihilir. 2. Pembangunan akan merusak ekosistem karena biasanya sungai yang memiliki elevasi tinggi adalah daerah hulu dan biasanya masih terjaga alamnya, apabila dibangun PLTMH, biasanya melakukan perusakan alam dan lingkungan. 3. ekosistem sungai dapat terganggu karena pembuatan bendungan atau setting basin dan saluran pembawa. 4. biasanya kendala utamanya adalah terlalu dipengaruhi oleh iklim dimana musim akan mempengaruhi debit air yang ada di sungai. Biasanya hal ini terjadi saat misim kemarau.

NOZZLE PENSTOCK

TURBIN PELTON

TURBIN CROSSFLOW

Perlu diingat bahwa perbedaan antara PLTA dengan PLTMH hanyalah skala nya saja. PLTA ber-skala lebih besar dan hasil output listrik yang sangat besar pula. Biasanya membutuhkan waduk besar atau aliran sungai yang besar dan kontinu. Namun, PLTMH tidak membutuhkan waduk, tapi hanya bak penenang atau penampung guna memisahkan pasir atau material padat lainnya yang terkandung dalam air tersebut. Hasil output PLTMH juga terbatas, yakni kurang dari 400kW, di atas itu, sudah dapat dikatakan sebagai PLTA yang sesungguhnya. By: www.sky-technical.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai