Anda di halaman 1dari 4

Pheochromocytoma Definisi Pheochromocytoma merupakan tumor yang memproduksi katekolamin yang berasal dari sistem saraf simpatis atau

parasimpatis. Tumor ini timbul secara sporadic atau diwariskan sebagai neoplasma endokrin tipe 2 yang multiple atau beberapa sindrom lain yang berhubungan dengan pheochromocytoma. Dengan mendiagnosisnya dapat mengkoreksi penyebab hipertensi, dan dengan operasi dapat mencegah terjadinya krisis hipertensi yang mematikan. Manifestasi klinis bervariasi, dari ditemukannya adrenal incidentaloma hingga krisis hipertensi akibat komplikasi cerebrovaskuler atau kardiak. Etiologi dan pathogenesis Pheochromocytoma dan paraganglioma merupakan tumor dengan banyak vaskularisasi, timbul dari sel yang berasal dari paraganglia simpatis atau parasimpatis. Kata pheochromocitoma digunakan untuk mendeskripsikan tumor yang memproduksi katekolamin, termasuk yang terdapat pada extraadrenal retroperitoneal, pelvis, dan daerah thoracic. Kata paraganglioma digunakan untuk mendeskripsikan tumor yang memproduksi katekolamin di daerah kepala dan leher. Tumor ini dapat memproduksi katekolamin dalam jumlah sedikit atau tidak sama sekali. Etiologinya masih belum diketahui, namun 25% pasien terdapat faktor keturunan, termasuk mutasi pada gen RET, VHL, NF1, SDHB, SDHC, SDHD, atau SDHAF2. Untuk VHL, NF1, dan SDH terdapat inaktivasi gen bialel, pada mutasi RET mengaktivasi aktivitas reseptor tirosin kinase. SDH merupakan enzim pada siklus krebs dan rantai pernapasan mitokondria. Mutasi VHL mengurangi degradasi

protein, berakibat meningkatnya regulasi komponen yang terlibat pada progresi siklus sel, metabolism glukosa, dan pemantauan oksigen. Pheochromocytoma dapat mengakibatkan tingginya kadar katekolamin yang beredar dalam darah (baik epinephrine dan norepinephrine). Pheochromocytoma didiagnosis dengan mengukur kadar katekolamin pada plasma atau urin dan metabolitnya (vanillulmandelic acid dan metanephrine). Kondisi ini mengakibatkan vasokontriksi sistemik yang termediasi oleh adrenoceptor dan stimulasi kardiak yang termediasi oleh 1adrenoceptor yang dapat meningkatkan tekanan darah secara substansial. Meskipun tekanan arteri meningkat sangat tinggi, takikardi masih dapat muncul karena efek langsung dari katekolamin pada jantung dan vaskularisasinya. Berlebihnya stimulasi 1-adrenoceptor pada jantung selain dapat mengakibatkan hipertensi, juga dapat mengakibatkan aritmia. Tatalaksana Reseksi pembedahan tumor merupakan terapi pilihan dan biasanya dapat menyembuhkan hipertensinya. Tatalaksana dengan alpha dan beta bloker diperlukan sebelum operasi untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah krisis hipertensi pada saat operasi. Terapi medis digunakan untuk persiapan operasi reseksi pembedahan, untuk hipertensi krisis yang akut, dan untuk terapi primer pasien dengan pheochromocytoma yang bermetastasis. Persiapan preoperative membutuhkan gabungan blockade alpha dan beta untuk mengontrol tekanan darah dan untuk mencegah hipertensi krisis intraoperative. Blockade alpha adrenergic, dibutuhkan untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah hipertensi krisis. Tingginya kadar katekolamin dalam darah

menstimulasi reseptor alpha pada pembuluh darah dan menyebabkan vasokontriksi. Phenoxybenzamine (dibenzyline) merupakan alpha blocker yang digunakan untuk persiapan pembedahan. Setelah blockade alpha efektif bisa diberikan beta bloker. Beta bloker dibutuhkan untuk mengontrol takikardi berhubungan dengan tingginya kadar katekolamin dan blockade alpha. Blokade beta-adrenergik digunakan jika takikardi yang berarti muncul setelah blockade alpha. Hanya diberikan beta-adrenergik bloker setelah pemberian alpha-blokade yang adekuat, karena stimulasi reseptor alpha-adrenergik dapat mempresipitasi hipertensi krisis. Nonkardioselektif beta bloker seperti propanololatau nadolol seringkali digunakan; namun obat kardioselektif seperti atenolol dan metoprolol juga dapat diberikan. Labetalol merupakan beta-adrenergik bloker non kardioselektif dan alpha adnrenergik bloker selektif yang efektif mengontrol hipertensi akibat pheochromocytoma. Namun dapat terjadi episode paradoxic di mana terjadi hipertensi akibat blockade alpha yang tidak komplit. Oleh karena itu, penggunaannya untuk treatment pasien dengan pheochromocytoma sebelum operasi masih kontroversial. Selama operasi, peberian phentolamin intravena, sebagai antagonis alpha-adrenergic yang rapid-acting, digunakan untuk mengontrol tekanan darah. Obat alpha1 bloker selektif seperti prazosin, terazosin, dan doxazosin memiliki efek samping yang lebih ringan dan digunakan ketika terapi jangka panjang diperlukan (pheochromocytoma yang metastase). Pengobatan ini tidak digunakan untuk mempersiapkan pasien untuk operasi karena blockade alpha yang tidak komplit.

Pheochromocytoma pada kehamilan Jika pheochromocytoma ditemukan selama kehamilan, pemberian blockade alpha-adrenergic (phenoxybenzamine) setelah diagnosis terkonfirmasi. Pembedahan tumor dapat dilakukan selama 2 trimester pertama setelah persiapan yang optimal. Kehamilan tidak perlu diterminasi, namun aborsi spontan sering terjadi. Selama trimester ketiga, saat maturitas paru terkonfirmasi, pembedahan tumor dapat dilakukan dan diikuti seksio sesarea.

Anda mungkin juga menyukai