Anda di halaman 1dari 5

I.PENDAHULUAN Konsep strategi pengelolaan DAS sudah dikenal dibanyak negara maju dan negara berkembang (Philipina, Cina.

Jepang dll). Pengelolaan DAS seperti di Indonesia, negara-negara di Afrika dan Amerika Latin dan dinegara Asia lainnya, belum dapat diharapkan hasilnya karena belum adanya kerangka kerja pengelolaan DAS nasional yang benar, sehingga disana-sini timbul masalah kerusakan DAS. Akibat pengelolaan sumber DAS yang buruk dimasa lalu dan sekarang ternyata telah mengurangi secara berarti kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan disuatu negara/daerah. DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) didefinisikan sebagai suatu daerah yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui suatu outlet pada sungai tsb, atau merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam. PENDEKATAN DAS menggunakan pengelolaan DAS untuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sumber daya alam. Yang ditanamkan dalam pendekatan ini adalah pengakuan adanya hubungan erat antara lahan dan air dan antara daerah hulu dan hilir, serta pelaksanaan praktek yang tepat, sesuai dengan sasaran. PENGERTIAN PENGELOLAAN DAS yaitu merupakan suatu kegiatan menggunakan semua sumber daya alam/biofisik yang ada, sosialekonomi secara rasional untuk menghasilkan produksi yang optimum dalam waktu yang tidak terbatas (sustainable), menekan bahaya kerusakan seminimal mungkin dengan hasil akhir kuantitas dan kualitas air yang memenuhi persyaratan (N. Sinukaban, 2000). TUJUAN PENGELOLAAN DAS adalah Sustainable Watershed Development dengan memanfaatkan sumber daya alam didalam DAS secara berkelanjutan dan tidak membahayakan lingkungan di sekitarnya. CIRI-CIRI PENGELOLAAN YANG BAIK yaitu menghasilkan produktifitas yang tinggi dengan meningkatnya : pendapatan; jumlah dan distribusi kualitas dan kuantitas yang baik; mempunyai sifat lentur dan azaz pemerataan. INDIKATOR PENGELOLAAN DAS YANG BAIK adalah produksi yang berkelanjutan; kerusakan lahan dan air minimum; distribusi hasil air yang berkualitas dan berkuantitas baik; teknologi yang dipakai dapat diterima; dan mensejahterakan seluruh masyarakat yang terkait. Untuk menghasilkan tujuan tsb diperlukan teknologi pengelolaan DAS untuk mengurangi bahaya banjir dan erosi dimusin hujan dan menaikan debit air sungai pada waktu musim kering. Model-model simulasi hidrologi digunakan untuk mendapatkan perubahan tsb

berdasarkan teknologi konservasi tanah berupa : cara agronomi; vegetatip; mekanis; dan manajemen. Keberhasilan pengelolaan DAS bukan hanya semata dari tujuan, namun yang penting adalah bagaimana cara mencapai tujuan tsb. Untuk itu diperlukan suatu usaha/strategi pengelolaan DAS secara berkelanjutan. MONITORING DAN EVALUASI MONITORING adalah suatu kegiatan penilaian yang dilakukan secara terus-menerus pada suatu kegiatan proyek pengelolaan DAS dalam hubungannya dengan rencana kerja pelaksanaan dan penggunaan masukan proyek berdasarkan target jumlah sehubungan dengan harapan perencanaan, jadi merupakan kegiatan proyek secara internal dan merupakan bagian penting dari praktek pengelolaan yang baik, karena itu merupakan bagian terintergrasi dari pengelolaan DAS sehari-hari (W.B/IFAD/FAO-1987). Monitoring juga merupakan suatu kegiatan pengawasan yang dilakukan terus menerus atau secara periodik dari suatu pelaksanaan kegiatan pengelolaan dalam menjamin masukan yang diberikan, rencana kerja, keluaran yang ditargetkan dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan lainnya, jadi monitoring merupakan cara kerja yang sesuai dengan perencanaan (UN, 1984). Maksud dari monitoring adalah untuk mencapai kinerja proyek pengelolaan DAS yang efektif berdasarkan ketentuan peninjauan kembali kegiatan pengelolaan proyek pada semua tingkat agar memungkinkan pengelola memperbaiki perencanaan operasionalnya menggunakan kegiatan perbaikan secara cepat pada waktunya. Hal ini merupakan bagian dari sistim informasi managemen yang terintegrasi. EVALUASI adalah suatu kegiatan penilaian secara periodik terhadap : relevansi, kinerja, efisiensi dan pengaruhnya terhadap proyek sehubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan ini umumnya meliputi perbandingan antara informasi yang dibutuhkan dari luar proyek pada suatu waktu, daerah dan populasi (WB/IFAD/FAO, 1987), atau evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan secara sistimatis dan obyektif tentang : relevansi, efisiensi, efektifitas dan pengaruh kegiatan sehubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, jadi merupakan proses yang berhubungan dengan pengorganisasian untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang masih dalam proses serta untuk tujuan perencanaan pengelolaan yang akan datang, penyusunan acara dan dalam membuat suatu keputusan. Timbulnya gerakan lingkungan sejak tahun 1960 secara terus menerus menghasilkan tuntutan adanya Pengelolaan Ekosistem yaitu integrasi pengelolaan sumber daya alam lintas kepemilikan di daerah perkotaan yang sama sengan di desa. Bentuk ini memberikan lingkungan yang tepat antara unit hydrophere alami, DAS dan kebutuhan seluruh pengelolaan yang berwawasan lingkungan pada tanah negara dan sumber daya air. Pengelolaan DAS harus tetap fleksibel, sesuai dengan fisik, kimia dan sifat biologi yang

berhubungan dengan air. Dari sisi politik, pengelolaan DAS harus juga bertanggung jawab terhadap pemberian kesempatan dan tantangan untuk pencegahan, perbaikan, dan tujuan peningkatan pengolahan terhadap kemerdekaan perseorangan dan kepada tujuan dari masyarakat yang mempunyai sumber alamnya sendiri dan yang akhirnya dilola oleh masyarakat itu sendiri. Geografi Brasil adalah negara Amerika Latin yang terbesar. Meliputi wilayah seluas kira-kira separuh (47,3%) benua Amerika Selatan, negara ini mencakup wilayah 8,511,043 km persegi. Brasil merupakan negara terbesar kelima di dunia setelah Federasi Rusia, Kanada, Cina dan Amerika Serikat. Di peta dunia terlihat tonjolan di sebelah Timur Brasil, merupakan kurva cekung pantai barat Afrika. Teori menunjukkan bahwa Afrika dan Amerika Selatan pernah menyatu namun terpisah setelah melalui jangka waktu berjuta-juta tahun lamanya. Daerah Macap di Brasil utara dilewati garis katulistiwa. Tropic of Capricorn melewati Brasil selatan, dekat So Paulo. Bagian Brasil yang paling lebar yakni 4.319,4 km hampir sama dengan jarak terjauhnya dari utara ke selatan yakni 4.394,7 km. Brasil mempunyai 10 negara tetangga: Bagian Guyana Perancis dan negara-negara Suriname, Guyana, Venezuela seta Kolombia yang berbatasan dengan Brasil di sebelah utara. Uruguay dan Argentina berbatasan di sebelah selatan, dan di sebelah barat adalah Paraguay, Bolivia dan Peru. Hanya Ekuador dan Chile dua negara di benua Amerika Selatan yang tidak berbatasan dengan Brasil. Lautan Atlantik memanjang sepanjang seluruh sisi timur negara ini, memberikan garis pantai sepanjang 7.367 km. Area Brasil meliputi wilayah yang luasnya sama dengan luas gabungan semua negara Eropa atau meliputi area seluas 28 kali wilayah Italia. Topografi Bentang alam Brasil didominasi oleh dua ciri yang menonjol, yakni sungai Amazon dengan daerah aliran sungai dataran rendah yang mengelilinginya seluas 4.000.000 km persegi, dan Dataran Tinggi Tengah yang terletak di sebelah kanan sungai besar itu. Kebanyakan Dataran Tinggi Tengah terdiri dari tanah datar, berkisar dari ketinggian 984 sampai 1.640 kaki (300 sampai 500 meter) diatas permukaan laut, diselingi oleh rangkaian pegunungan rendah lembah. Dataran Tinggi tersebut membentuk lereng yang tajam disebelah timur, dimana beberapa puncak mencapai ketinggian 8.202 kaki (2.500 meter) atau lebih, dan kemudian menurun dengan tajam ke dataran pantai Atlantik yang menyempit. Puncak tertinggi Brasil, yaitu Pico da Neblina, mencapai ketinggian hingga 9.888 kaki (3.014 meter), terletak di sebelah utara dekat dengan perbatasan Venezuela.

Sungai Brasil adalah negara yang memiliki salah satu sistem sungai terluas di dunia, dengan delapan aliran sungai. Daerah aliran sungai Amazon dan Tocantins-Araguaia di sebelah utara mencakup 56% dari pengaliran total negara Brasil. Sungai Amazon, terbesar dalam volume air dan terpanjang kedua dunia setelah sungai Nil , yakni 6.577 km, sepanjang 3.615 km diantaranya berada di wilayah Brasil. Sungai ini dapat dilayari kapal-kapal laut uap sampai sejauh 3.885 km ke hulu, mencapai Iquitos di Peru. Sistem sungai Paran-Paraguai mengaliri wilayah bagian barat daya negara bagian Minas Gerais, menuju selatan sampai Lautan Atlantik melalui Bantaran Sungai (Rio da Prata) dekat Buenos Aires , Argentina . Sungai terbesar yang seluruhnya terletak di wilayah Brasil adalah So Francisco, yang mengalir sampai sejauh 1.609 km ke arah utara, sebelum berbelok ke arah timur menuju ke Laut Atlantik. Seperti Paran dan Tocantins , sungai ini mengalir dari Dataran Tinggi Tengah negara tersebut. Beberapa bagian hulu sungai dapat dilayari kapal-kapal sungai, namun hanya 277 km hilir sungai tersebut dapat dilayari kapal-kapal yang menuju ke laut. Meskipun Brasil pada prinsipnya adalah negara beriklim tropis, namun suhu rata-rata tahunan dari So Paulo hingga ke wilayah Selatan adalah 19C. Dibeberapa negara bagian Brasil Selatan bahkan dapat turun salju. Masalah banjir akibat kerusakan daerah aliran sungai yang makin meluas disebabkan pengelolaan daerah aliran sungai yang dilakukan sepotong-potong dan kurang didukung program integrasi di daerah hulu hingga hilir. Untuk itu, saat ini di tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mulai dibentuk forum daerah aliran sungai (DAS). Forum DAS yang dibentuk di provinsi bisa dipayungi dengan peraturan daerah, surat keputusan gubernur atau payung hukum lainnya. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutani Sosial Departemen Kehutanan, Indriastuti, Selasa (19/5) pada pemantaban kelembagaan pengelolaan DAS terpadu se-Jawa, Madura, Bali dan Nusa Tenggara di Semarang. "Forum DAS itu beranggotakan masing-masing lembaga dan instansi yang terkait dengan pengelolaan DAS, mulai dari pemda, pekerjaan umum, badan perencanaan daerah hingga kehutanan. Mereka harus memiliki program terpadu sesuai bidang masing-masing," kata Indriastuti. Ia mengingatkan, persoalan penanganan DAS itu tidak mengenal wilayah administrasi. DAS itu melintas wilayah antar kabupaten/kota, antar provinsi bahkan bisa aliran sungai itu melintas antar negara. Di setiap DAS itu memiliki speksifikasi yang berbeda-beda mulai dari hulu hingga hilir, baik itu menyangkut topografi, geo morfologi, hingga kondisi kelabilan lahan.

Aliran daerah sungai pun juga komplek peruntukkannya, karena sebagian adalah lahan pertanian, kawasan hutan, daerah patahan dan pemanfaatannya lainnya. Oleh karenanya, penanganan DAS tidak pernah akan bisa tuntas bila tanpa didukung perencanaan dan program yang terpadu. Dengan memahami masing-masing kondisi DAS yang berbeda-beda itu, maka program penanganan sesuai dengan peruntukkan. Pola tanam yang dikembangkan di DAS yang merpakan daerah patahan akan sangat berbeda dengan penghijauan yang di wilayah pertanian. Menurut Indriastuti, kerusakan DAS di Solo juga DAS di kawasan pantura Jawa misalnya, terjadi akibat pengelolaan DAS yang tidak integritas. Tiap-tiap instansi sepertinya memiliki otonomi tersendiri dalam penanganan DAS, yang justru malah semakin menyebabkan penanganan bencana menjadi tidak tepat. Oleh karenanya, bila ada forum DAS maka disamping instansi yang berkepentingan terpadu programnya maka peran masyarakat pun juga bisa ambil bagian dalam pengelolaan dan penanganan DAS. Dengan adanya forum DAS yang memiliki payung hukum yang jelas, implikasi anggaran yang timbulkan dapat menunjang kegiatan pengelolaan DAS secara terpadu.

Anda mungkin juga menyukai