Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DASAR HORTIKULTURA

KENDALA PENGEMBANGAN HORTIKULTURA DI INDONESIA DAN SOLUSINYA

Oleh : Maria Lourdes Iga (Agroteknologi) Frengki Febriandi (Agribisnis)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG 2011

BAB I PEDAHULUAN

Kemiskinan adalah suatu konsep yang relatif, sehingga kemiskinan sangat kontekstual. Agar bantuan menjadi lebih efektif untuk memperkuat perekonomian orang-orang miskin, pertama-tama haruslah menemukan di mana akar permasalahan itu terletak, disamping akar permasalahan itu sendiri (Verhagen, 1996). Mendapatkan akar permasalahan memerlukan kedisiplinan berpikir sistem. Intervensi simtomatik bersifat jangka pendek dan memecahkan akar permasalahan berdampak jangka panjang (Senge, 1996). Masalah-masalah pembangunan pertanian di negara-negara sedang

berkembang bukan semata-mata karena ketidaksiapan petani menerima inovasi, tetapi disebabkan oleh ketidakmampuan perencana program pembangunan pertanian menyesuaikan program-program itu dengan kondisi dari petani-petani yang menjadi "klien" dari program-program tersebut (Bunch, 1991). Menemukan permasalahan yang benar, jauh lebih sulit dari pada cara untuk memecahkan permasalahan tersebut (Sumantri, 1994; Wuisman, 1996). Puspadi (2002) juga mengatakan bahwa mendapatkan kebutuhan para petani yang benar jauh lebih sulit dari pada memenuhi kebutuhan petani tersebut. Dengan demikian memahami permasalahan para petani, merupakan langkah awal yang mutlak dilaksanakan sebelum melakukan suatu

intervensi. Winarto (1999); Puspadi (2002) mengatakan sebelum mengajari para petani, belajarlah pada petani.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin yaitu (hortus) yang berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan terutama sekali mikroorganisme pada suatu medium buatan. Secara harfiah hortikultura berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Akan tetapi para pakar mendefinisikan hortikultura sebagai ilmu yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, bungabungaan, dan tanaman hias. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman hias, tanaman bumbu masak, tanaman obat-obatan, dan tanaman penghasi rempah-rempah. Sementara di negara maju, budidaya tanaman hortikultura sudah merupakan suatu usaha tani yang berpola komersil yakni diusahakan secara monokultur di ladang produksi yang luas. Berdasarkan jenis komoditas yang diusahakan, hortikultura dibagi atas beberapa disiplin ilmu yang lebih spesifik. Olericulture, yaitu bagian dari imu hortikultura yang memperlajari budidaya

tanaman sayuran Pomology yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang mempelajari budidaya

tanaman buah-buahan.

Floriculture,yaitu

bagian

dari

ilmu

hortikultura

yang

mempelajari

pengembangan tanaman hias Landscape horticulture, yaitu bagian dari ilmu hortikultura yangv mempelajari

pemanfaatan tanaman hortikultura, terutama tanaman hias dalam penataan lingkungan Apiary (apikultura) yaitu bagian dari hortikultura yang mempelajari budidya

lebah madu.

BAB III PEMBAHASAN A. faktor fisik (1) Tersedia lahan-lahan potensial untuk digunakan bagi pengembangan hortikulturayang mencakup lahan tegalan/kebun, lahan yang tidak ' digunakan (terlantar), lahan pasang surut, maupun lahan perkebunan terlantar dan perkebunan swasta kelas V.Pada tahun 1998 tercatat lahan tegalan seluas 8.383.599 ha, lahan ladang seluas3.179.213 ha dan lahan yang sementara tidak digunakan seluas 7.335.586 ha. Luas perkebunan terlantar dan perkebunan swasta kelas V tercatat 194.996 ha. Walaupunlahan tersedia cukup luas namun tingkat kesuburannya umumnya rendah,ketersediaan air kurang terjamin, dan status pemilikannya kurang jelas. (2) Penggunaan teknologi produksi dan sarana/prasarana produksi oleh petani umumnya masih sederhana, yang berakibat produktivitas komoditas hortikultura di lahan petani umumnya masih rendah. Kesenjangan produktivitas antara kondisi lapangan dengan hasil lapangan merupakan indikasi adanya peluang, sekaligus potensi yang masih dapat digali dalam peningkatan produksi , melalui penerapan IPTEK serta upaya penanganan yang intensif, didukung oleh kecukupan sarana produksi yang optimal.Melalui upaya terpadu tersebut diharapkan produktivitas akan mampu ditingkatkan mendekati kapasitas produksi optimal. (3) Kelembagaan sistem produksi hortikultura pada umumnya belum efektif terutama dalam aspek pengamanan pemasaran. Kelembagaan profesi yang bergerak di bidang hortikultura kini telah banyak terbentuk dalam bentuk himpunan, asosiasi, ikatan maupun kelornpok serta koperasi yang

diharapkan dapat memudahkan dan mempercepat akses pertukaran informasi pemasaran yang sangat penting dalam pengembangan hortikultura. (4) Persyaratan mutu untuk ekspor produk hortikultura pada umumnya tinggi dan belum dapat dipenuhi oleh petani kecil sehingga menyulitkan untuk masuk ke pasar internasional. Permintaan komoditas hortikultura dari beberapa negara pengimpor terutama di belahan bumi utara menunjukkan trend yang meningkat sehingga upaya peningkatan mutu produk perlu diprioritaskan. (5) Industri makanan yang menggunakan .komoditas hortikultura sebagai bahan baku atau bahan pembantu saat ini masih beroperasi dibawah kapasitas terpasang sehinggaada peluang untuk pasar bahan baku. Namun untuk itu dituntut kualitas dan kontinuitas produksi. Industri obat-obatan tradisiona! juga terus berkembang dan memerlukan bahan baku yang berkualitas tinggi. (6) Meningkatnya taraf hidup masyarakat mengakibatkan meningkatnya permintaanakan tanaman hias dan bunga-bungaan dalam bentuk bunga potong, tanaman hiaspot, tanaman hias landscape, dan tanaman-taman. Potensi ekspor tanaman hias asaltropik juga sangat besar dan belum sepenuhnya digarap. (7) Selain aspek kuantitas dan kualitas produk, aspek lain yang perlu mendapat perhatian pada produk hortikultura adalah aspek keamanan produk serta kelestarian lingkungan hidup. Penggunaan pestisida sering terlalu tinggi dan usahatani hortikultura di dataran tinggi kurang memperhatikan pengendalian erosi. (8) Peluang pengembangan industri perbenihan hortikultura masih sangat terbuka,

untuk memproduksi benih bermutu varietas unggul sehingga produksinya mempunyai keunggulan

kompetitif. Peluang tersebut semakin terbuka dengan diterbitkannya UU No. 29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman.

B. fackor nonfisik (1) Pemilikan modal yang terbatas dan luas pemilikan lahan yang sempit memerlukanstrategi pembinaan yang khas dan spesifik. Selain itu, usahatani hortikulturamemerlukan lahan dengan kesesuaian dan kemampuan tertentu, agroklimat spesifik dan membutuhkan tenaga kerja berketerampilan tinggi. (2) Tanaman berbagai komoditas hortikultura terdiri dan berbagai klon yang bervariasi,sehingga menyulitkan dalam grading dan standarisasi mutu hasilnya. Varietas-klona!yang mutunya bagus beium diproduksi daiam jumiah yang cukup banyak sehinggapenyediaan produk yang 'memenuhi skala ekspor sering sukar dipenuhi.. Pengembangan perbenihan hortikultura sesuai 6 tepat memerlukan modal besar baik dari segi teknologi, kelembagaan maupun sumberdaya manusia. (3) Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang meliputi hama, penyakit dangulma sangat tinggi dan perlu diatasi karena menurunkan kuantitas dan kualitasproduksi hortikultura. Jenis OPT tanaman hortikultura sangat banyak sehinggapenggunaan pestisida sangat tinggi yang dikhawatirkan meninggaikan residu padaproduksi hasil panen. (4) Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) belum diterapkan dengan baik.Pengendalian OPT masih banyak tergantung pada pestisida dan pada komoditastertentu penggunaannya secara berlebihan sehingga banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, biaya produksinya tinggi dan produk yang dihasilkan kurang memberikan jaminan keamanan pangan.

(5) Penanganan produk pasca panen masih bersifat tradisional sehingga mengakibatkantingkat kerusakan dan kehilangan hasil cukup tinggi, pengepakan dan transportasibelum dilakukdn dengan baik sehingga mengakibatkan kerusakan produk. (6) Pemasaran produk belum efisien, harga sangat fluktuatif dan bagian keuntungan bagipetani umumnya rendah dibandingkan dengan yang diterima pedagang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Contoh Proposal Usaha Kripik Pisang
    Contoh Proposal Usaha Kripik Pisang
    Dokumen7 halaman
    Contoh Proposal Usaha Kripik Pisang
    Black Memories
    90% (10)
  • Pointe Pertanyaan
    Pointe Pertanyaan
    Dokumen2 halaman
    Pointe Pertanyaan
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal Usaha Kripik Pisang
    Contoh Proposal Usaha Kripik Pisang
    Dokumen7 halaman
    Contoh Proposal Usaha Kripik Pisang
    Black Memories
    90% (10)
  • Microsoft Excel
    Microsoft Excel
    Dokumen2 halaman
    Microsoft Excel
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Dokumen4 halaman
    Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Pemandangan Sawah
    Pemandangan Sawah
    Dokumen1 halaman
    Pemandangan Sawah
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Lapangan Bulutangkis
    Lapangan Bulutangkis
    Dokumen3 halaman
    Lapangan Bulutangkis
    Rully Oka
    Belum ada peringkat
  • Microsoft Excel
    Microsoft Excel
    Dokumen2 halaman
    Microsoft Excel
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • HATI
    HATI
    Dokumen1 halaman
    HATI
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Microsoft Excel
    Microsoft Excel
    Dokumen2 halaman
    Microsoft Excel
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Dokumen4 halaman
    Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Microsoft Excel
    Microsoft Excel
    Dokumen2 halaman
    Microsoft Excel
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Seminar KMB
    Seminar KMB
    Dokumen27 halaman
    Seminar KMB
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Dokumen4 halaman
    Tugas Perbaikan Dasar Agronomi
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Jawaban
    Jawaban
    Dokumen3 halaman
    Jawaban
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DSSD
    DSSD
    Dokumen27 halaman
    DSSD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Sap Leukemia
    Sap Leukemia
    Dokumen9 halaman
    Sap Leukemia
    Niena Yunita
    100% (1)
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Jawaban
    Jawaban
    Dokumen3 halaman
    Jawaban
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen9 halaman
    DD
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Jawaban
    Jawaban
    Dokumen3 halaman
    Jawaban
    Andy Auric
    Belum ada peringkat
  • Jawaban
    Jawaban
    Dokumen3 halaman
    Jawaban
    Andy Auric
    Belum ada peringkat