Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
EPISTAKSIS
ANATOMI
Internal carotid -> a. ophthalmic 1. a. ethmoid anterior-> Kiesselbachs 2. a. ethmoid posterior->1/3 posterior septum Eksternalcarotid -> a. maksilaris interna 1. a. facial -> a. labialis sup-> Kiesselbachs 2. A.maksilaris interna-> sfenoidalis -> posterior septum -> a. greater palatine-> pleksus
FUNGSI
Penghiduan Tahanan Jalan Napas Penyesuaian Udara Purifikasi Udara Fungsi Mukosiliar Hubungan Dengan Paru-Paru Modifikasi Bicara Atau Resonansi Suara
DEFINISI
Epistaksis berasal dari bahasa Yunani epistazein, yang berarti mengalir tetes demi tetes. Epistaksis adalah pendarahan dari hidung akibat sebab lokal atau umum (sistemik) bukan penyakit tapi gejala suatu kelainan
EPIDEMIOLOGI
Epistaksis atau perdarahan hidung dilaporkan timbul pada 60% populasi umum. Puncak kejadian dari epistaksis didapatkan berupa dua puncak (bimodal) yaitu pada usia <10 tahun dan >50 tahun
ETIOLOGI
1.
Lokal
2. Sistemik
a) Trauma b) Infeksi c) Neoplasma d) Kelainan kongenital e) Sebab-sebab lain termasuk benda asing dan perforasi septum. f) Pengaruh lingkungan
a) Kelainan darah b) Penyakit kardiovaskuler c) Biasanya infeksi akut pada demam berdarah, influenza, morbili, demam tifoid. d) Gangguan endokrin e) Defisiensi Vitamin C dan K f) Alkoholisme g) Penyakit von Willebrand
PATOFISIOLOGI
Lepasnya lapisan mukosa hidung yang mengandung banyak pembuluh darah kecil Lepasnya mukosa akan disertai luka pada pembuluh darah pendarahan. Terdapat dua sumber perdarahan yaitu bagian anterior dan posterior
ASAL PENDARAHAN
Rongga hidung Nasopharyng Sinus paranasal
a) Rinoskopi anterior b) Rinoskopi posterior c) Pengukuran tekanan darah d) Rontgen sinus dan CT-Scan atau MRI e) Endoskopi hidung f) Skrining terhadap koagulopati g) Riwayat penyakit
KLASIFIKSI
Epistaksis Minor Berulang Pendarahan Anterior Aktif Minor Pendarahan Posterior Aktif
EPISTAKSIS ANTERIOR
Perdarahan berasal dari pleksus Kiesselbach (yang paling sering terjadi dan biasanya pada anakanak) yang merupakan anastomosis cabang arteri ethmoidalis anterior, arteri sfeno-palatina, arteri palatine ascendens dan arteri labialis superior.
EPISTAKSIS POSTERIOR
P erdarahan berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri ethmoidalis posterior. Epistaksis posterior sering terjadi pada pasien usia lanjut yang menderita hipertensi, arteriosclerosis, atau penyakit kardiovaskuler. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti spontan. Perdarahan yang hebat dapat menimbulkan syok dan anemia, akibatnya dapat timbul iskemia serebri, insufisiensi koroner dan infark miokard, sehingga dapat menimbulkan kematian.
PENATALAKSANAAN
TIGA PERINSIP UTAMA: 1. MENGHENTIKAN PERDARAHAN 2. MENCEGAH KOMPLIKASI 3. MENCEGAH BERULANGNYA EPISTAKSIS
PENANGANAN AWAL
Periksa KU & tanda vital,perhatikan ABC namesis singkat A enyiapkan alat M
G elfoam S urgicel Vaselin salep antibiotik p antokain 2% L idocaine 4% a drenalin 1/100.000 nitras argenti 20-30 % triklorasetat 10 % e lektrokauter
ANAMNESIS
Riwayat pendarahan Lokasi pendarahan Apakah drah terutama mengalir ke dalam tenggorokan (ke posterior) ataukah keluar dari hidung depan (anterior) bila pasien duduk tegak Lama pendarahan dan frekuensinya Kecenderungan pendarahan
Riwayat pendarahan dalam keluarga Hipertensi Diabetes mellitus Penyakit hati Penggunaan antikoagulan Trauma hidung yang belum lama Obat-obatan seperti aspirin, fenilbutazon (butazolidin)
TAMPON BELLOCK
TAMPON HIDUNG
MEDIKAMENTOSA
1.ANTIBOTIKA Karena tampon dianggap benda asing dan dapat mengundang infeksi.Cth: mopirocin 2% 2.HEMOSTATIKA Untuk menghentikanperdarahan.Cth: Oxymetazoline 0,05% 3.SIMPTOMATIK Untuk menenangkan pasien atau mengurangi rasa nyeriCth: lidokain 4% 4.KAUSATIF Untuk menurunkan tekanan darah pada yang disebabkanhipertensi.
BALON CATETER
TEKNIK PEMBEDAHAN
Ligasi pembuluh spesifik Ligasi arteri karotis eksterna Ligasi arteri maksilaris interna Ligasi arteri etmoidalis anterior
FOLLOW UP
Control perdarahan p asien dengan nasal pack hendak ditherapi dengan antibiotic oral prophylactis Nasal pack harus dicabut 2-3 hr kemudian hindari korekan hidung dan tiupan ke hidung H indari penggunaan obat yang mengandung aspirin dan obat anti inflamasi non steroid
KOMPLIKASI
sinusitis (karena ostium sinus tersumbat), air mata yang berdarah (bloody tears) otitis media haemotympanum laserasi palatum syok dan anemia iskemia otak, insufisiensi koroner dan infark miokard
PENCEGAHAN
1. Gunakan semprotan hidung atau tetes larutan garam 2. Gunakan alat untuk melembabkan udara di rumah. 3. Gunakan gel hidung larut air di hidung, oleskan dengan cotton bud. Jangan masukkan cotton bud melebihi 0,5 0,6cm ke dalam hidung. 4. Hindari meniup melalui hidung terlalu keras. 5. Bersin melalui mulut.
6. Hindari memasukkan benda keras ke dalam hidung, termasuk jari. 7. Batasi penggunaan obat obatan yang dapat meningkatkan perdarahan seperti aspirin atau ibuprofen. 8. Konsultasi ke dokter bila alergi tidak lagi bisa ditangani dengan obat alergi biasa. 9. Berhentilah merokok. Merokok menyebabkan hidung menjadi kering dan menyebabkan iritasi.
KESIMPULAN
Epistaksis merupakan gejala dari suatu kelainan Mencari etiologi dan faktorisikonya agar pengobatan efektif Perinsip utama penanganan; menghentikan pendarahan, mencegah komplikasi dan mencegah epistaksis berulang
TERIMAKASIH