Anda di halaman 1dari 4

MODUL KE-6 ANALISIS FUNDAMENTAL

a. Tujuan Instruksional khusus Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan 1. 2. b. Teori 1. Pengertian Analisis Fundamental Adalah suatu metode analisis harga saham yang mengacu pada laporan keuangan perusahaan. Dua laporan keuangan yang biasa dianalisis adalah laporan neraca (balance sheet) dan laporan rugi laba (income statement). Dari laporan tersebut dapat dibuat analisis rasio (terutama DER [Debt Mengetahui pengertian analisis fundamental Mengetahui metode analisis fundamental

Equity Ratio], ROE [Return on Equity], ROA [Return on Assets], NPM [Net Profit Margin] dan OPM [Operating Profit Margin]), perhitungan nilai
sekarang dari dividen (DDM [Dividen Discount Model]) dan analisis PER [Price Earning Ratio], EPS [Earning Per Share] & DPR (Dividen Payout

Ratio].
2. Metode Analisis Fundamental Metode analisis fundamental terutama analisis rasio terbagi atas

1.

DER (Debt Equity Ratio)


DER = Hutang (atau hutang jk panjang / modal.

Yaitu total hutang dibagi dengan modal, atau secara rumus: Misalkan saja total hutang Rp 50 juta, modal Rp 75 juta, maka DER adalah Rp 50 juta / Rp 75 juta = 0,6667 66,67 % atau 0,67 X . Semakin kecil nilai DER, semakin baik; Hal ini karena, bahwa modal dapat menutupi semua hutangnya.

24

2.

ROA (Return on Asset)

Yaitu laba bersih setelah pajak (uang setelah operasional perusahaan yang dapat dibagikan dalam bentuk dividen) dibagi dengan Total Asset, atau dengan rumus: ROA = Earning After Tax / Asset Misalkan saja laba bersih setelah pajak Rp 30 juta, besar asset Rp 150 juta, maka ROA adalah Rp 30 juta / Rp 150 juta=0,2 20% atau 20 X. Semakin besar nilai ROA, semakin baik; Hal ini karena, dengan asset yang dimiliki perusahaan, laba yang dihasilkan lebih besar.

3.

ROE (Return on Equity)

Yaitu laba bersih setelah pajak (uang setelah operasional perusahaan yang dapat dibagikan dalam bentuk dividen) dibagi dengan Modal Saham, atau dengan rumus: ROE = Earning After Tax / Modal Misalkan saja laba bersih setelah pajak Rp 30 juta, besar modal Rp 75 juta, maka ROE adalah Rp 30 juta / Rp 75 juta = 0,4 40% atau 40 X. Semakin besar nilai ROE, semakin baik; Hal ini karena, dengan modal saham yang dimiliki perusahaan, laba yang dihasilkan lebih besar atau kemampuan modal saham menghasilkan laba lebih besar.

4.

NPM (Net Profit Margin)

Yaitu laba bersih setelah pajak (uang setelah operasional perusahaan yang dapat dibagikan dalam bentuk dividen) dibagi dengan Penjualan atau dengan rumus: NPM = Earning After Tax / Penjualan Misalkan saja laba bersih setelah pajak Rp 30 juta, besar penjualan Rp 50 juta, maka NPM adalah Rp 30 juta / Rp 50 juta = 0,6 60% atau 60 X. Semakin besar nilai NPM, semakin baik; Hal ini karena, dengan penjualan yang dilakukan perusahaan, laba bersih setelah pajak yang 25

dihasilkan lebih besar atau laba lebih besar daripada biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan ditambah pajak.

5.

OPM (Operating Profit Margin)


dibagi dengan Modal

Yaitu laba bersih sebelum bunga dan pajak Saham, atau dengan rumus:

ROE = Earning Before Interest and Tax / Penjualan Misalkan saja laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp 40 juta, besar penjualan Rp 50 juta, maka OPM adalah Rp 40 juta / Rp 50 juta = 0,4 40% atau 40 X. Semakin besar nilai OPM, semakin baik; Hal ini karena, dengan penjualan yang dilakukan perusahaan, laba kotor yang dihasilkan lebih besar atau Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) nya kecil 3. Efisiensi Pasar Analisis fundamental terutama didasarkan pada asumsi pasar yang efisien, yaitu adanya hubungan yang sangat erat antara informasi mengenai sekuritas dengan harga sekuritas sekuritas tersebut. Sehingga seorang analis dapat mengambil keputusan yang tepat, dengan latar belakang teori dan perhitungan, berdasarkan informasi yang dikeluarkan sekuritas. Misalkan suatu sekuritas, katakan saja Saham GGRM, dari laporan keuangan yang dikeluarkan, menghasilkan hasil hitungan Analisis Rasio yang baik, menghasilkan hitungan DDM (Dividen Discount Model) yang menunjukkan saham tersebut patut dibeli dan pada hitungan CAPM (Capital Aset Pricing Model), bila saham tersebut dibeli dalam suatu portofolio (dibahas dibab 9); dan harga saham tersebut meningkat sesuai dengan hasil hitungannya. Dan, bila semua saham demikian, maka dikatakan bahwa pasar efisien. Hubungan antara informasi dan harga sekuritas adalah sebagai berikut:

6.

Efisiensi pasar berbentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan dalam keadaan efisien secara weak form, bila hargaharga sekuritas secara penuh dari data masa lalu. Sehingga data masa 26

lalu tidak dapat dapat digunakan untuk memprediksi harga dimasa yang akan datang atau investor tidak dapat menggunakan data masa lalu untuk memperoleh keuntungan dari mispriced securities.

7.

Efisiensi pasar berbentuk setengah kuat (semistrong form) sekuritas mencerminkan semua informasi yang

Pasar dikatakan dalam keadaan efisien secara semistrong form, bila harga-harga dipublikasikan secara transparan oleh emiten, informasi harga-harga dari sekuritas tersebut, dan informasi harga-harga sekuritas terkait. Sehingga tidak ada investor atau kelompok investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk memperoleh keuntungan dari mispriced securities.

8.

Efisiensi pasar berbentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan dalam keadaan efisien secara strong form, bila hargaharga sekuritas secar penuh mencerminkan semua informasi yang ada di pasar modal termasuk semua informasi yang terbatas (misal rencana

corporate action). Sehingga tidak investor atau kelompok investor yang


dapat menggunakan informasi yang ada untuk memperoleh keuntungan dari mispriced securities.

27

Anda mungkin juga menyukai