Anemia hemolitik, Anemia def. besi, Anemia apalistik, Anemia megalobastik, Anemia sideroblasti, Anemia perisiosa, Anemia sel sabit
Rizqa Najib Robertus Dita Septi Supriyatin Solikhah D.C Sudiarti Tri Rohani Vina Yuliana Winarni Kristanti Yuli patmasari Zuhrotus syarifah
Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.
Gejala
muka pucat, lelah, kurang energi/lemas, mengantuk, dan sakit kepala.
Penyebab
Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C Darah menstruasi berlebihan Kehamilan. Penyakit tertentu Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Obat-obatan tertentu
Penanganan
segeralah berkonsultasi dengan dokter Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu menyembuhkan penyakitnya. transfusi darah
ANEMIA HEMOLITIK
Anemia hemolitik adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat destruksi berlebihan sel darah merah. Anemia hemolitik mungkin terjadi akibat defek genetik di sel darah merah, timbulnya penyakit otoimun atau mungkin didapat akibat pejanan obat atau toksin tertentu. (Corwin, 2001 : 124)
PENYEBAB
Pembesaran limpa (splenomegali) Sumbatan dalam pembuluh darah Antibodi bisa terikat pada sel darah merah dan menyebabkan sistem kekebalan menghancurkannya dalam suatu reaksi autoimun Kadang sel darah merah hancur karena adanya kelainan dalam sel itu sendiri (misalnya kelainan bentuk dan permukaan, kelainan fungsi atau kelainan kandungan hemoglobin) Penyakit tertentu (misalnya lupus eritematosus sistemik dan kanker tertentu, terutama limfoma) Obat-obatan (misalnya metildopa, dapson dan golongan sulfa).
GEJALA
Demam Menggigil nyeri punggung dan nyeri lambung perasaan melayang penurunan tekanan darah yang berarti.
Penyebab
Perdarahan menahun misalnya tukak peptic, menoragi, hematuria, hemoptisis, infeksi cacing tambang Kurangnya jumlah besi dalam makanan Peningkatan kebutuhan besi yang tidak sesuai dengan asupan pada ibu hamil dan masa pertumbuhan Gangguan absorbsi besi: gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.
Fese Patologis
Deplesi besi :Deplesi besi merupakan tahapan awal dari ADB. Eritropoesis defisiensi besi :Kekurangan besi yang terus berlangsung menyebabkan besi untuk eritropoiesis berkurang namun secara klinis anemia belum terjadi, kondisi ini dinamakan eritropoiesis defisiensi besi. Anemia defisiensi besi :Jika jumlah besi terus menurun maka eritropoiesis akan terus terganggu dan kadar hemoglobin mulai menurun sehingga terjadi anemia hipokromik mikrositik. Kondisi ini sudah bisa dikategorikan sebagai anemia defisiensi besi
Gejala Langsung
ketika kadar hemoglobin turun dibawah 7-8 mg/dL berupa lemah, cepat lelah, mata berkunang-kunang, dan telinga berdenging.
Gejala Khas
lain koilonychia (kuku sendok), atrofi papil lidah, cheilosis (Stomatitis angularis), disfagia, atrofi mukosa gaster, dan Pica (Keinginan untuk memakan tanah).
Diaknosis
Adanya riwayat perdarahan kronis atau terbukti adanya sumber perdarahan. Laboratorium : Anemia hipokrom mikrosister, Fe serum rendah, TIBC tinggi. Tidak terdapat Fe dalam sumsum tulang (sideroblast-) Adanya respons yang baik terhadap pemberian Fe.
Pengobatan
Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis diberikan antelmintik yang sesuai. Pemberian preparat Fe :dosis 4-6 mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal. Bedah untuk perdarahan karena diverticulum Meckel Suportif :Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi tinggi.
Terapi
Terapi kausal: tergantung penyebabnya,misalnya : pengobatan cacing tambang, pengobatan hemoroid, pengubatan menoragia. Terapi kausal harus dilakukan, kalau tidak maka anemia akan kambuh kembali.
Anemia Megalobalistik
Anemia yang disebabkan kekuragan vitamin B12 dan atau asam folat yang diperlukan untuk pematangan sel darah merah.
Diagnosis
Anamnesis ditemukan riwayat faktor predisposisi defisiensi vitamin B12 (masukan tidak adekuat, kurangnya faktor intrinsik, gangguan absorbsi) dan defisiensi asam folat (bayi berat badan lahir sangat rendah, malnutrisi ) atau etiologi lain seperti kelainan kongenital sintesis DNA, defek sintesis DNA didapat atau pemakaian obat2an sitostatika. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pucat, lemah, lesu, anoreksia, glositis. Gejala neurologis berupa parastesia, defisit sensoris, hipotoni, kejang, kelambatan perkembangan.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah : anemia, gambaran eritrosit normokrom makrositer dan makroovalosit, leukosit PMN besar dan hipersegmentasi, trombosit dapat rendah, MCV, MCHC normal. Defisiensi vitamin B12 Defisiensi asam folat Sumsum tulang : semua prekusor sel hematopoetik membesar (giant metamyelosit) dengan hiperplasia eritroid.
Pengobatan
Tranfusi Darah Tranfusi darah PRC 10 15 ml/kgBB bila ada tanda gagal jantung yang mengancam Bila ada infeksi harus segera diatasi, karena selama ada infeksi, sumsum tulang sering tidak memberikan respons dengan pemberian hematinik. Terapi umum: Makanan gizi seimbang Hindari makanan yang mengandung gluten Atasi faktor predisposisi
Terapi Khusus : Defisiensi asam folat : Asam folat 0,5 1 mg/hr po Respons perubahan hematologis dapat diharapkan dalam 72 jam, terapi dilanjutkan selama 3-4 minggu sampai didapatkan respons hematologis yang jelas. Lama pengobatan tergantung penyebabnya (dapat beberapa bulan). Pada malabsorbsi, pengobatan asam folat diberikan sampai malabsorbsi teratasi, atau dapat dicoba dengan pemberian awal 50 mg/hr selama 7-14 hari. Defisiensi vitamin B12 : Dosis awal optimal 25-100 ug/hr selama 2-3 minggu. Dosis pemeliharaan 200-1000 ug im setiap bulan. Pada gangguan absorbsi dapat diberikan 1000 ug im 2 x seminggu. Respon berupa retikulositosis dapat diharapkan pada hari ke 3 4 pengobatan.
Anemia apalistik
Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005)
Penyebab
Faktor internal Faktor eksternal
sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan anatara lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya.
Manifestasi Klinis
Lemah dan mudah lelah Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena infeksi bakteri Trombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit Pucat Pusing Anoreksia Penurunan pengisian kapler Sesak Demam Limfadenopati
komplikasi
Perdarahan Infeksi organ Gagal jantung Parestesia Kejang
Pemeriksaan diagnostik
Biopsi sumsum tulang Gambaran darah tepi menunjukkan pansitopenia dan limfositosis relatif.
Perawatan
Pencegahan infeksi silang Istirahat untuk mencegah perdarahan, terutama perdarahan otak Tempatkan pada posisi terlentang untuk meningkatkan sirkulasi serebral Pertahankan suhu tubuh dengan memberikan selimut dan mengatur suhu ruangan
Anemia Pernisiosa
Anemia pernisiosa adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan vitamin B12. Pada anemia ini, sel darah merah yang diproduksi, lebih besar dari biasanya. Akibatnya, sel darah tersebut sulit untuk keluar dari di sum-sum tulang belakang.
Penyebab
Kurang asupan vitamin B12 dari makanan, misalnya pada penganut vegetarian, orang tua, atau pecandu alkohol. Kurangnya protein yang membantu penyerapan vitamin B12 di lambung. Faktor ini merupakan penyebab tersering anemia pernisiosa. Gangguan di usus seperti penyakit Crohn dan infeksi usus.
Diagnosa
Identifikasi dibawah mikroskop Tes-tes prep Hemoglobin electrophoresis test
Gejala-Gejala
Kelemahan Dan Anemia Dactylitis (Pembengkakan Dan Peradangan Dari Tangan-Tangan Dan/Atau Kaki-Kaki) Dan Arthritis Infeksi-Infeksi Bakteri Splenic Sequestration (penumpulan yang tiba-tiba dari darah dalam limpa) dan Kemacetn Hati Luka Paru Dan Jantung Aseptic Necrosis Dan Bone Infarcts (Kematian Dari Bagian-Bagian Tulang) Kerusakan Mata
Perawatan
Perawatan dari anemia sel sabit didisain menurut ciri-ciri penyakit individu yang mana yang hadir.