Anda di halaman 1dari 11

Hukum membaguskan Bacaa dan Suara dalam Membaca Al Qur'an

pada: Agustus 14, 2006, 02:44:10 pm

Memperbagus Bacaan Dan Suara Dalam Membaca Al-Quran Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman: Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. (Al-Muzzammil: 4) Ibnu Katsir berkata: Bacalah Al-Quran pelan-pelan. Terdapat riwayat yang menceritakan bacaan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau membaca Al-Quran dengan perlahanlahan. Dalam Shahih Al-Bukhari dari Anas Radhiallaahu 'anhu dia ditanya tentang bacaan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam maka Anas menjelaskan bacaan Nabi panjang-panjang. Dicontohkannya dengan bacaan Bismi-llahirrahmanirrahim dengan memanjangkan Bismillaahi kemudian Arrahmaan dan Arrahiim. Dalam Sunan Abi Daud, At-Tirmidzi dan An-Nasai dari Ummi Salamah Radhiallaahu 'anha mensifati bacaan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam dengan membaca huruf demi huruf. Imam An-Nawawi berkata: Para ulama telah sepakat atas sunnahnya membaca Al-Quran secara tartil. Dalam melambatkan bacaan terdapat keutamaan yang besar. Kedudukan pembaca Al-Quran di akhirat sangat tinggi sesuai dengan bacaan yang dilambatkannya waktu di dunia. Pada Sunan AtTirmidzi dari Abdullah Ibnu Umar bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: (( )) Dikatakan kepada pembaca Al-Quran, Baca! dan naiklah sebagaimana engkau baca AlQuran di dunia, karena tempatmu pada akhir ayat yang kau baca. Dalam Al-Musnad dari Abi Said Radhiallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: (( )) Dikatakan kepada pembaca Al-Quran apabila masuk surga: Bacalah! dan mendakilah, maka ia mendaki dengan setiap ayat satu derajat hingga ia membaca ayat terakhir yang ia hafal.

Seyogyanya menekankan bacaan dan memperbagus suara karena hal itu menambah kebagusan Al-Quran hingga di-terima pendengarnya serta meninggalkan bekas dalam hati. Dalam Sunan An-Nasai dan Ad-Darimi serta Al-Mustadrak Al-Hakim dari Barra Radhiallaahu 'anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: (( )) Baguskanlah Al-Quran dengan suaramu, karena suara yang bagus menambah keindahan AlQuran. Dalam Sunan Abi Daud dari Abu Lubabah Radhiallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: (( )) Bukan dari golongan kami orang yang tidak melagukan Al-Quran. An-Nawawi mengisahkan dari Jumhurul Ulama bahwa makna lam yataghanna adalah yang tidak membaguskan suaranya ketika membaca Al-Quran. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam qudwah (teladan) dalam hal ini. Dalam Shahih AlBukhari dari Barra Ibnu Azib berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam membaca dalam shalat isya At-Tiin waz Zaitun, tidak pernah kudengar seseorang yang lebih bagus suaranya dari beliau . Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah Ibnu Mughaffal berkata: Saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam di atas unta yang sedang berjalan sedang beliau membaca surat Al-Fath atau sebagiannya dengan bacaan yang lembut. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa sallam membacanya dengan melagukannya. At-Tarji memiliki dua makna: 1. Keadaan Nabi (yang terguncang) di atas unta sehingga menimbulkan getaran suara. 2. Beliau benar-benar menekankan sesuai panjang dan pendeknya, dan ini yang terjadi. Ibnu Hajar mengisahkan hal ini dan menguatkan yang kedua karena lebih sesuai dengan kenyataan, karena Rasul pernah berbisik: (( ))

Kalau sekiranya tidak menyebabkan manusia berkumpul niscaya kubaca kepada kalian dengan nada itu. Maksudnya lagu, dalam riwayat lain terdapat kata at-tarji. Kemudian dikeluarkan oleh AtTirmidzi dalam Asy-Syamail, An-Nasai, Ibnu Majah dan Ibnu Abi Daud, ini adalah lafazhnya dari hadits Ummu Hani: Aku pernah men-dengar suara Rasulullah yang sedang membaca AlQuran ketika aku tidur di atas ranjang dengan melagukannya. Ibnu Abi Jumrah berkata: Makna at-tarjii adalah membaguskan suara. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam memuji kepada sahabat yang memiliki suara bagus. AlBukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abi Musa Al-Asyari bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: Sungguh saya diberi seruling dari serulingseruling keluarga Nabi Daud. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa sallam menunjuk pada keindahan suara sahabat itu. Ibnu Majah dalam Sunannya meriwayatkan dari Aisyah Radhiallaahu 'anha berkata: Saya pernah terlambat ke Rasulullah satu malam setelah isya beliau bertanya: Dimana engkau berada? Saya menjawab: Saya mendengar bacaan dari salah seorang sahabatmu, aku belum pernah mendengar suara dan bacaan sebagus dia, kemudian Rasulullah berdiri lalu saya mengikutinya hingga beliau mendengarnya sendiri. Kemu-dian beliau menoleh pada saya seraya bersabda: Ini adalah Salim budak Abi Hudzaifah, segala puji bagi Allah yang menjadikan orang sepertinya dalam umatku. Bushiri berkata: Isnad hadits ini shahih para perawinya terpercaya. Ibnu Katsir berkata: Sanadnya jayyid.
Tercatat

drai
Hero Member

o o

Tulisan: 1.618 Reputasi: 7 "masih selalu bahagia"

Re: Hukum membaguskan Bacaa dan Suara dalam Membaca Al Qur'an

Jawab #1 pada: Agustus 14, 2006, 02:47:00 pm

Bahkan Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyukai suara yang bagus dalam membaca Al-Quran dan memperdengarkannya. Dalam Shahihain dari Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: (( )) Allah tidak memberi izin terhadap suatu perbuatan se-bagaimana Nabi diizinkan membaguskan suara dalam melagukan Al-Quran secara lantang. Ibnu Atsir berkata: Maksudnya Allah tidak memperhati-kan sesuatu sebagaimana perhatiannya terhadap Nabi dalam melagukan Al-Quran. Dalam Sunan Ibnu Majah dari Fudhalah Ibnu Ubaid berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: (( )) Allah sangat memperhatikan orang yang bagus bacaan-nya dalam membaca Al-Quran daripada penyanyi terha-dap nyanyiannya. Al-Bushiri berkata: Sanadnya hasan. Ibnu Atsir berkata: Sanadnya jayyid. Imam An-Nawawi berkata: Para ulama dari kalangan salaf (dahulu) maupun khalaf (belakangan) dari kalangan sahabat, tabiin, dan orang-orang setelah mereka di penjuru negeri muslim sepakat atas sunnahnya membaguskan suara dengan Al-Quran, perkataan dan perbuatan mereka ini sangat mashur. Kami memiliki perbendaharaan tentang hal ini. Dalil-dalil dari hadits tentang hal ini terperinci baik yang khusus maupun yang umum. Saya (penulis) katakan: Benar, sesungguhnya membaguskan suara ketika membaca Al-Quran dengan tajwidnya merupakan perintah syariat, karena dalil-dalil yang jelas dan shahih. Tetapi dengan syarat menjaga makharijul hurufnya (tempat-tempat keluarnya huruf) dan memantapkannya serta memenuhi hukum-hukumnya, karena makna tidak dapat di-fahami selain dengan jalan tersebut, sedangkan memahami dan merenungkan merupakan tujuan utama, karena itu ada pujian bagi pembaca yang mahir. Dalam Shahih Muslim dari Aisyah Radhiallaahu 'anha bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(( )) Orang yang mahir membaca Al-Quran bersama para malaikat yang mulia. Ibnu Hajar berkata: Orang yang mahir/piawai disini maksudnya baik bacaan dan hafalannya. Tetapi jika perubahan irama mengakibatkan pelanggaran terhadap makna dengan menyembunyikan sebagian huruf atau menyelewengkannya atau tindakan lainnya yang menyebabkan makna berubah atau menyerupai penyanyi dan orang yang bercanda maka sesungguhnya ia tercela bukan-nya terpuji. Imam An-Nawawi berkata: Para ulama berkata: Sunnah hukumnya membaca Al-Quran dengan membagus-kan suara dan urutannya selama belum keluar dari batas bacaannya hingga berlebihan. Jika melampaui batas sehingga menambah satu huruf atau menyembunyikannya maka hal itu haram. Adapun bacaan dengan berbagai dialek Imam Asy-Syafii berkata: Saya tidak menyukainya. Sahabat-sahabat kami berkata: Kami tidak berhujjah dengan dua pendapat tetapi ada keterangannya bahwa jika berlebihan hingga melampaui batas maka itulah yang tidak disukai dan jika tidak melanggar maka tidak dibenci. Al-Mawardi dalam kitabnya Al-Hawi berkata: Bacaan dengan lagu tertentu, jika hal itu menyimpang dari lafazh-lafazh Al-Quran dari bentuknya dengan memasukkan harakat dan menghapusnya atau memendekkan yang panjang dan memanjangkan yang pendek, berlebihan hingga menyembu-nyikan sebagian lafazh dan menimbulkan kerancuan makna, maka hal itu haram hukumnya dan pembacanya menjadi fasiq serta yang mendengarkan berdosa karena keluar dari aturan yang lurus kepada yang bengkok. Padahal Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman: (Ialah) Al Qur'an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya). (Az-Zumar: 28) Jika tidak keluar bacaannya dari lafazh-lafazhnya tetapi hanya dengan melambatkan bacaan maka hal itu mubah (boleh) karena dia menambah lagu untuk membaguskan. Imam An-Nawawi mengomentari hal ini dengan menga-takan: Perkataan ini sebaik-baik pemecahan atau penengah-an. Dan bagian pertama ini, bagian dari bacaan yang haram merupakan bencana yang diujikan kepada orang awam yang bodoh yang bertindak serampangan

dengan membacanya untuk jenazah dan di waktu pesta. Ini merupakan bidah yang diharamkan secara jelas. Pada setiap pendengar yang membiarkan hal ini berdosa sebagaimana dikatakan AlMawardi dan juga bagi yang sanggup menghilangkannya atau mencegahnya namun tidak berbuat apapun. Ibnu Katsir berkata: Tujuan yang diminta dalam agama adalah membaguskan suara yang membangkitkan semangat untuk merenungi Al-Quran dan memahaminya, khusyu dan penuh dengan ketundukan serta kepatuhan ter-hadap perintahnya. Sedangkan menyuarakan Al-Quran dengan patokan lagu dan irama yang bersifat hiburan dan aturan-aturan seperti musik dan yang menjalankan madzhab ini, maka Al-Quran terlalu suci dan agung untuk diperlaku-kan seperti itu. Dan telah datang sunnah yang menganggap hal itu dosa. Tidak diragukan lagi bahwa tujuan dari memperbagus suara ketika membaca Al-Quran dengan tajwidnya untuk mendorong pendengar agar membawanya untuk merenung-kannya, tunduk dan terkesan dengannya. Alangkah bahagia-nya orang yang akalnya terikat oleh Al-Quran kemudian hatinya menjadi lembut karenanya. Perlu diketahui oleh pembaca Al-Quran sejauh mana ia terkesan ketika memba-canya sejauh itu pula bacaannya akan berkesan kepada yang mendengarkannya. Dalam kitab Al-Mukhtaratu Lidh Dhiya dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: (( )) Sesungguhnya sebaik-baik bacaan manusia adalah jika ia membaca Al-Quran engkau melihat pembacanya benar-benar takut kepada Allah. Seorang pembaca Al-Quran sekaligus termasuk mengajak manusia ke jalan Allah, sehingga dia termasuk orang yang dipuji Allah dalam firmanNya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri? (Fushshilat: 33) Sedangkan orang yang telah dikuasai setan kemudian melupakan Allah dan menjadi penyeru pada suaranya agar manusia kagum, maka alangkah ruginya perbuatan itu dan alangkah buruknya tempat kembalinya.

Dalam Shahih Muslim dari Abi Hurairah Radhiallaahu 'anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: (( )) Manusia pertama yang diadili pada hari Kiamat adalah seorang yang mati syahid, ia menghadap kepada Allah, kemudian Allah memperlihatkan nikmat yang telah dika-runiakan kepadanya. Allah bertanya: Untuk apa engkau berbuat dalam hal ini? Ia menjawab: Aku berperang untukMu sehingga aku mati syahid. Lantas dijawab: Engkau dusta, sesungguhnya engkau berperang agar manusia mengatakan bahwa engkau seorang pemberani, kemudian Allah memerintahkan agar ia diseret dan di-lempar ke Neraka. Kemudian didatangkan seorang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya, lalu Allah mem-perlihatkan nikmat yang telah dikaruniakan kepadanya. Allah bertanya: Untuk apa engkau berbuat dalam hal ini? Ia menjawab: Aku belajar dan mengajarkan ilmu yang kudapat serta membaca Al-Quran untukMu. Allah menjawab: Engkau dusta, sesungguhnya engkau belajar agar dikatakan alim dan engkau membaca Al-Quran agar dikatakan seorang qari, kemudian diperintahkan agar ia diseret dan dilempar ke Neraka. Al-Ajuri berkata: Seyogyanya bagi yang dikaruniai oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala suara yang baik ketika membaca Al-Quran agar mengetahui bahwa Allah telah mengaruniakan kebaikan khusus padanya maka hendaknya ia mengetahui kadar keistimewaan Allah baginya. Bacalah Al-Quran semata ka-rena Allah bukan untuk dipuji manusia. Berhati-hatilah dari kecenderungan untuk didengarkan orang agar memperoleh pujian, untuk mendapat dunia (harta), perasaan suka dipuji, untuk memperoleh kedudukan di dunia, hubungan dengan penguasa, lebih dari masyarakat umumnya. Barangsiapa cenderung kepada yang aku peringatkan maka aku khawatir suaranya yang bagus malah menjadi fitnah. Sedangkan suaranya akan memberi manfaat baginya jika ia takut kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam keadaan sendiri atau bersama yang lain. Yang diminta darinya agar ia memperdengarkan Al-Quran untuk memperingatkan orang-orang yang lalai agar berpaling dan mencintai apa yang dicintai Allah Subhannahu wa Ta'ala menjauhi apa yang dicegahnya. Siapa yang memiliki sifat ini maka suara-nya yang bagus bermanfaat baginya sendiri dan manusia. alsofwah.or.id

Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan suka akan keindahan, dan Al-Kibru itu adalah , "Menyepelekan kebenaran dan merendahkan manusia." (Shahih Muslim)

Menekankan bacaan dan memperbagus suara dalam membaca Al Qur'an sangat dianjurkan karena hal itu menambah kebagusan Al-Quran hingga di-terima pendengarnya serta meninggalkan bekas dalam hati. Dalam Sunan An-Nasai dan Ad-Darimi serta Al-Mustadrak Al-Hakim dari Barra Radhiallaahu 'anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(( )) Baguskanlah Al-Quran dengan suaramu, karena suara yang bagus menambah keindahan Al-Quran.

Dalam Sunan Abi Daud dari Abu Lubabah Radhiallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(( )) Bukan dari golongan kami orang yang tidak melagukan Al-Quran.

An-Nawawi mengisahkan dari Jumhurul Ulama bahwa makna lam yataghanna adalah yang tidak membaguskan suaranya ketika membaca Al-Quran. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam qudwah (teladan) dalam hal ini. Dalam Shahih Al-Bukhari dari Barra Ibnu Azib berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam membaca dalam shalat isya At-Tiin waz Zaitun, tidak pernah kudengar seseorang yang lebih bagus suaranya dari beliau .

Kebetulan saya memiliki beberapa koleksi kaset (jaman dulu belum seperti sekarang ada CD dengan format MP3, MP4, dll) tilawah Al Qur'an baik berupa audio maupun video. Koleksi ini dulunya untuk menunjang anak-anak belajar tilawah (red. qori' atau qori'a). Koleksi yang ada saya pikir sayang kalau rusak, sehingga saya coba untuk mendigitalkannya kedalam format mp3 (file yang saya upload di internet ini sudah saya compress agar ukurannya kecil). Untuk kaset belajar ada 2 kaset yang berisi tentang pedoman membaca tilawatil Al Qura'an dengan tingkatan nada seperti : Bayati, Soba, Nahwand, Jawab, Jawabuljawab, dst. yang dibawakan oleh Hj.Maria Ulfa.

1. Unduh file kaset 1 side-A (23 Mb) di sini. 2. Unduh file kaset 1 side-B 3. Unduh file kaset 2 side-A 4. Unduh file kaset 2 side-B

Disamping itu saya akan unggah beberapa contoh tausih dan penerapannya didalam surah-surah Al Qur'an yang biasa dibaca oleh Qori atau Qori'ah untuk acara-acara tertentu. Contoh tausih ini

dibawakan oleh Hj Maria Musta'in (beda dengan Hj Maria Ulfa) yang merupakan salah satu qori'a dari kota Palembang dan sekarang menjadi salah satu juri Nasional MTQ. Kebetulan isteri belajar dengan Ustazah Hj Maria musta'in. Ada juga rekaman-rekaman tausih lain untuk qori yang dibawakan oleh guru mengaji anak saya ( Ust. Kgs.Rasyid Ciknang dan Ust.Nasron, pengajar Al Qur'an di Masjid Agung Palembang yang juga sering menjadi juri MTQ).

1. Tausih surah Ar ruum 21

Contoh penerapannya: 1. Surah Al Baqarah 197-202 ( ayat haji) 2. Surah Al Baqarah 153 - 158 (ayat musibah) 3. Surah Ar-Ruum 21 - 27 ( ayat nikah)
DIPOSTING OLEH ABU SYAFWAN DI 10:30 AM

Newer PostOlder PostHome

ASMA'UL HUSNA

Sebagai seorang hamba yang amat fakir dan sangat membutuhkan pertolongan-Nya kami takut tertimpa riya', ujub atau bangga diri. Akan tetapi, sebagai hamba yang senantiasa diberi curahan nikmat oleh Alloh, limpahan rezeki-Nya, petunjuk dan hidayah-Nya, pertolongan dan belas kasih-Nya, ijinkan kami menceritakan salah satu nikmat Ibadah Haji, yang mungkin bermanfaat bagi yang lain.

TANGGAL HARI INI

WAKTU INDONESIA BARAT

ANDA PENGUNJUNG KE.

POSTING LAIN

2012 (5) 2011 (16)

2010 (17) o December (1) o November (2) o September (3) o August (3) o July (4) o March (2) o January (2) Sholat Ketika Sakit Belajar Membaguskan Bacaan Al Qur'an 2009 (51) 2008 (33) 2007 (55)

BAGUS UNTUK ANDA KUNJUNGI

Anda mungkin juga menyukai