Anda di halaman 1dari 86

Case Report

STROKE HEMORAGIK DENGAN AFASIA MOTORIK

Pembimbing: dr. Listyo Asist Pujarini Sp. S Dr. Eddy Raharjo, Sp. S

Dipresentasikan Oleh : Mutmainah Fajar Rohmah. Ked KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

IDENTITIAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Alamat : Ny. S : 55 tahun : Perempuan : Sodong 3/8, Tengklik, Tawangmangu, Status perkawinan : Menikah Pekerjaan : Petani Agama : Islam No. RM : 260981 Tanggal masuk RS : 18 Desember 2012

Anamnesis

Didapatkan secara alloanamnesis pada tanggal 19 22 Desember 2012 Keluhan Utama : Anggota gerak sebelah kanan tidak dapat digerakkan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Anggota gerak sebelah kanan tidak dapat digerakkan.

Sejak 2 hari yll. Keluhan dirasakan tiba-tiba . Saat Pasien memasak dan terjatuh di dapur

Pasien tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki sebelah kanan. Posisi jatuh miring ke sebelah kanan & masih sadarkan diri. 1jam stlh itu pasien tidak bisa bicara dan penurunan kesdarn

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Jimpe jimpe
-

Demam -

Pusing -

Pelo Makan +

Perot Minum +

Bak +

Batuk
-

Pilek
-

BAB 2hari

Pelupa -

Sulit menelan
-

Tersendak +

Berdebardebar -

Ggn mendengar +

Trauma kepala

Konsumsi obat

Keringat dingin -

Sesak -

Ggn penglihatan -

Sakit gigi
-

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat hipertensi

Riwayat DM Riwayat penyakit jantung Riwayat kolesterol tinggi Riwayat asam urat tinggi Riwayat stroke Riwayat trauma kepala Riwayat penyakit serupa

: diakui, sejak 1 tahun yang lalu, berobat ke puskesmas jika terasa pusing. : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat hipertensi Riwayat DM Riwayat penyakit jantung Riwayat penyakit serupa

: disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

ANAMNESIS SISTEM

Sistem serebrospinal
Sistem kardiovaskuler Sistem respirasi Sistem gastrointestinal Sistem musculoskeletal

Sistem integumental Sistem urogenital

: penurunan kesadaran (+), nyeri (-) pusing (nggliyer) (-), kejang (-) : pucat (-), akral hangat (+), kebiruan (-), nyeri dada (-) : sesak nafas (-), batuk berdahak (-), napas cuping hidung (-) : kesulitan menelan (-), mual (-), muntah (-) makan/minum (-) tersedak (+), BAB tiap 2 hari : rasa jimpe (-), kelemahan anggota gerak (+/-), otot mengecil (-).tungkai bengkak (-) : ruam (-), gatal (-) : BAK (-) lancar

RESUME ANAMNESIS

Anggota gerak sebelah kanan sulit digerakkan sejak 1 hari yll.

Keluhan dirasakan tibatiba. Pasien terjatuh saat masak didapur. Pasien terjatuh dlm posisi miring ke kanan & masih sadarkan diri.

1 jam kemudian pasien tidak bisa bicara dan diikuti penurunan kesadaram.

RESUME ANAMNESIS
Jimpe jimpe
-

Demam -

Pusing -

Pelo Makan +

Perot Minum +

Bak +

Batuk
-

Pilek
-

BAB 2hari

Pelupa -

Sulit menelan Keringat dingin -

Tersedak +

Berdebardebar -

Ggn mendengar +

Trauma kepala

Konsumsi obat

Sesak -

Ggn penglihatan -

Sakit gigi
-

PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALISATA


Keadaan Umum Kesadaran : cukup : Stupor, GCS 9 (E3VxM6) : 180/100mmHg : 88 x/menit : 20 x/menit : 36,40C

Vital Sign Tekanan darah Nadi RR Suhu

PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALISATA

Kepala

: Normocephal, deformitas (-)

Mata

Leher

: konjungtiva anemis (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+), ukuran 3 mm isokor : bentuk normal, pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat

PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALISATA

PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALISATA


Pulmo Inspeksi Depan Simetris, Ketinggalan gerak (-) Retraksi intercostae (-) Palpasi Gerak dada simetris Fremitus normal Perkusi Sonor Auskultasi SDV (+/+) Wh (-/-), Rh (-/-) Belakang Simetris, Ketinggalan gerak (-) Retraksi intercostae (-) Gerak dada simetris Fremitus normal Sonor SDV (+/+) Wh (-/-), Rh (-/-)

Abdomen Inspeksi

Hasil pemeriksaan Simetris, darm contour (-), darm steifung (-), tidak ada bekas luka operasi

Auskultasi Palpasi Perkusi

Peristaltik (+) Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan Timpani tersebar merata di keempat kuadran abdomen

Sup dextra Sup sinistra Inf dextra Inf sinistra


or or or

or

Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-) Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-) Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-) Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)

STATUS PSIKIS Cara berpikir Orientasi Perasaan hati Tingkah laku Ingatan Kecerdasan : sde : sde : sde : Normal : sde : sde

Status psikis sulit dinilai karena pasien afasia

STATUS neurologis
GCS : E3 Vx M6 Kepala Bentuk Simetri Leher Sikap Pergerakan Kaku kuduk Nyeri tekan Bentuk vertebra : Normal : Bebas : Tidak ada : Tidak ada : Normal

: normal : simetris

STATUS neurologis MENIGEAL SIGN

Kaku kuduk Brudzinski I Brudzinski II Brudzinski III Brudzinski IV

: (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

NERVUS CRANIALIS

1. Nervus Olfaktorius
Kanan Subyektif Dengan Bahan sde sde Kiri sde sde

NERVUS CRANIALIS

2. Nervus Optikus
Kanan Daya penglihatan Pengenalan warna Medan penglihatan Papil Arteri / vena Perdarahan Sde Sde Sde Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Kiri Sde Sde Sde Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

NERVUS CRANIALIS 3. Nervus Okulomotorius


Kanan Ptosis Gerak mata (atas, medial, bawah) Ukuran pupil Bentuk pupil 3 mm Bulat, isokor, Batas licin Reflek cahaya Langsung Reflek cahaya konsensual Reflek akomodatif Strabismus divergen Diplopia N (-) (-) N (-) (-) (+) (+) (+) 3 mm Bulat, isokor, Batas licin (+) (+) N Kiri (-) N

NERVUS CRANIALIS 4. Nervus Troklearis


Kanan Gerak mata ke lateral bawah Strabismus konvergen Diplopia (-) (-) (-) (-) N Kiri N

5. Nervus Trigeminus
Kanan Menggigit Membuka mulut Sensibilitas muka Reflek kornea Reflek bersin Reflek maseter Trismus (+) (+) (+) (-) (-) Kiri (+) (+) (+) (-) (-)

6. Nervus Abdusen
Kanan Gerak mata lateral Strabismus konvergen Diplopia N (-) (-) Kiri N (-) (-)

7. Nervus Fascialis
Kanan Kerutan dahi Kedipan mata Lipatan naso-labial Sudut mulut Mengerutkan dahi Mengerutkan alis Menutup mata Meringis Mengembangkan pipi Tiks fasial Lakrimasi Daya kecap lidah 2/3 depan Bersiul Tanda Covstek (+) (-) (+) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-) N Sde Kiri (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-) N Sde

8. Nervus Vestibularis
Kanan Mendengar suara berbisik Mendengar detik arloji Tes Rinne Tes Swabach Tes Weber sde sde sde sde sde sde sde sde sde Kiri sde

9. Nervus Glossofaringeus
Interpretasi Arkus Farings Daya kecap lidah 1/3 belakang Reflek muntah Tersedak Sengau Uvula ditengah N (+) (-) (-)

10. Nervus Vagus


Interpretasi Arkus faring Nadi Bersuara Gangguan menelan Uvula ditengah N Afasia motorik (-)

11. Nervus Aksesorius


Kanan Memalingkan kepala Sikap bahu Mengangkat bahu Trofi otot bahu (+) N (simetris) (+) Eutrofi Kiri (+) N ( simetris) (+) Eutrofi

12. Nervus Hipoglosus


Interpretasi Sikap lidah Artikulasi Tremor lidah Menjulurkan lidah Kekuatan lidah Trofi otot lidah Fasikulasi lidah sde sde sde (-) sde N sde

Interpretasi Trofi otot punggung Nyeri membungkukkan badan Kolumna vertebralis Trofi otot dada Palpasi dinding perut N sde Dalam batas normal N Supel, distensi (-), nyeri tekan (-) Gerakan Alat kelamin Reflek dinding perut Bebas N N

Interpretasi Drop hand Pitcher hand Warna kulit Palpasi Claw hand kontraktur (-/-) (-/-) Sawo matang Tidak ada kelainan (-/-) (-)

Lengan Atas Gerakan Kekuatan Tonus Trofi Nyeri Termis Taktil Diskriminasi Posisi Terbatas/Bebas 1/5 Normotonus Eutrofi N/N N/N N/N N/N N/N

Lengan Bawah Terbatas/Bebas 1/5 Normotonus Eutrofi N/N N/N N/N N/N N/N

Tangan Terbatas/Bebas 1/5 normotonus Eutrofi N/N N/N N/N N/N N/N

Interpretasi Droop foot Palpasi: udem: Kontraktur Warna kulit (-/-) (-/-) (-/-) Sawo matang

Tungkai atas Gerakan Kekuatan Tonus Trofi Nyeri Termis Diskriminasi posisi Terbatas/Bebas 1/5 Normotunus Eutrofi N/N N/N N/N N/N

Tungkai bawah Terbatas/Bebas 1/5 Normotunus Eutrofi N/N N/N N/N N/N

Kaki Terbatas /Bebas 1/5 Normotonus Eutrofi N/N N/N N/N N/N

Patella Reflek fisiologik Perluasan reflek Reflek silang (+) (-) (-)

Achilles (+) (-) (-)

Kanan Babinski Chaddock Oppenheim Gordon Schaeffer (-) (-) (-) (-) (-)

Kiri (-) (-) (-) (-) (-)

Kanan Tes lasegue Tes Oconnel Tes Patrick Tes Kontra patrick (-) (-) (-) (-)

Kiri (-) (-) (-) (-)

Cara berjalan Tes Romberg Diadokokinesis Finger to finger test Finger to nose test Nose finger to nose test Ataksia Dismetri Nistagmus Rebound phenomen

: sde : sde : sde : Normal : (-) normal : (-) normal : (-) : (-) : (-) : (-)

Tremor (-) Atetosis (-)

Miksi Defekasi Keringat berlebihan Berdebar-debar

: Normal : 2 hari sekali : (-) :-

Kesadaran : Stupor, GCS E3VxM6 Tekanan darah pasien : 180/100 mmHg N.Craniales : parese n. III, n.V, n. VII, dan n.XII dekstra UMN Meningeal sign : (-) Kekuatan Otot : ada kelemahan anggota gerak kanan

Gerakan anggota gerak inferior

Klonus

Trofi

. Tonus

Kekuatan Otot

Reflek Fisiologis
Kanan Kiri

Reflek Patologis
Kanan Kiri

(+)
(+)

(+)
(+)

(-)
(-)

(-)
(-)

Sensibilitas sulit dinilai karena pasien afasia

Test Nystagmus Test lirikan (-)

Test keseimbangan Finger to nose test : (-) normal Nose finger to nose test : (-) normal Dismetri : (-) normal

Diagnosis Klinik

Afasia motorik Parese n III, n. V,n.VII dan n. XII, dekstra UMN Hemiparese Dekstra UMN
Diagnosis Topis : lobus parietalis hemisferium cerebri sinistra sesuai vaskularisasi a.cerebri media sinistra : Stroke Hemoragik Hipertensi

Diagnosis Etiologi

USULAN PEMERIKSAAN

EKG HEAD CT SCAN

PenatalaksanaanUmum Airway, breathing, circulation Memosisikan kepala 30 derajat Monitor keadaan umum dan vital sign / 8 jam Monitor intake makanan PenatalaksanaanKhusus Medikamentosa Infus RL 20 tpm Ranitidin inj 2x1 a.c M20 125 cc/ 6 jam Piracetam 3gr/8jam Sohobion 1amp/drip/hari Amlodipin tab 5 mg 2x1 Non-Medikamentosa Diet rendah garam Fisioterapi

Death Disease Disability Discomfort Dissatisfaction

:dubia ad bonam :dubia ad malam :dubia ad malam :dubia ad malam :dubia ad malam

Follow up 19 -12-2012

: Pasien mengeluhkan anggota gerak sebelah kanan tidak dapat digerakkan masih sama seperti kemarin, tersendak saat makan (+), mata sebelah kanan tidak bisa membuka, kesulitan makan (-), mual (-), muntah (), tidak bisa bicara sejak 1 jam setelah jatuh di dapur (+). pelo (-), perot (-), demam (-), pusing (-), keringat banyak (-), gangguan pendengaran (+), gangguan penglihatan (-), sesak (-), berdebar-debar (-), BAK (N), BAB (sudah 3 hari belum BAB).

: Keadaan umum : cukup, stupor Vital sign TD : 180/120mmhg; N 84 S: 36,50C RR:20 Status generalisata : dbn Status Neurologis GCS (E3VxM6) Kaku kuduk (-/-) Rx meningeal (-/-) N. Cranialis : Parese N.III, N. V, N.VII, dan XII dekstra UMN Kekuatan otot (1-1-1/5-5-5) (1-1-1/5-5-5) Reflek Fisiologis : (+/+) Reflek Patologis : (-/-) Tonus : (+/+) Klonus : (-/-) Trofi : (+/+) Sensibilitas : sde/sde

ke
A : Dx Klinis : - Afasia motorik - Parese N. III, N. V. N. VII, dan N. XII dekstra

UMN
- Hemiparese dekstra UMN Dx Topik : - Lobus parientalis hemisferium sinistra sesuai dengan vaskularisasi a. cerebri media sinistra : - Stroke Hemoragik - Hipertensi

Dx Etiologi

: RL 20 tpm, piracetam 3gr/6jam, M20 inj, ranitidine 1 amp/12 jam, sohobion inj amp/drip, amlodipine tab 5mg 1x1

Follow up 20 -12-2012
S : Pasien sudah dapat sedikit membuka mata sebelah kanan, tangan dan kaki sebelah kanan masih lemes seperti kemarin, dapat menirukan apa yang diucapkan pemeriksa walau tidak keluar katakata, mata kanan membaik dapat membuka sedikit, pusing (-), mual/muntah (-), batuk sehabis makan (+), sulit menelan (-), tersendak saat makan/minum (+), jimpe-jimpe (-), demam (-), pilek (), berdebar-debar (-), sesak (-), keringat banyak (-), BAK normal, BAB belum bab sudah 4 hari. : Keadaan umum : cukup, CM Vital sign TD : 180/80mmhg; N 80 S: 36,40C RR:222 Status generalisata : dbn

Status Neurologis GCS Kaku kuduk Reflek Meningeal sign

: E 4 Vx E 6
::-

N.Cranialis
Kekuatan otot Reflek Fisiologis Refleks Patologis Tonus Klonus Trofi Sensibilitas

: parese n III, n V, n VII, dan n XII dekstra UMN : 1-1-1/5-5-5 1-1-1/5-5-5 : (+/+) : (-/-) : (+/+) : (-/-) : (+/+) : (sde/sde)

: Dx Klinis

: Afasia Motorik Parese n. III, n. V, n. VII, dan n. XII dekstra UMN Hemiparese dekstra UMN Dx Topik : Lobus Parientalis hemisferium sinistra sesuai dengan vaskularisasii a. cerebri media sinistra Dx Etiologi : Stroke Hemoragik Hipertensi

: RL 20 tpm, M20 inj, piracetam 3gr/8jam, ranitidin 1 amp/12 jam, sohobion inj amp/drip, cefotaxim inj, amlodipine tab 5mg 1 x1, obh syr 3 x 1 cth

Follow up 21 -12-2012
S

: Pasien dapat menirukan apa yang diucapkan pemeriksa namun belum bisa keluar suaranya, tangan dan kaki kanan masih lemas seperti kemarin. Mata kanan sudah bisa dibuka. Pusing (-), demam (+), mual/muntah (-), batuk sehabis makan (+), tersendak (+), sulit menelan (-)jimpe-jimpe (-), keringat banyak (-), pelo (-), perot (-), pilek (-), berdebar-debar (-), sesak (+), BAK normal, BAB sudah sejak 5 hari yang lalu.

: Keadaan umum : cukup, CM Vital sign TD : 180/100mmhg; N 84 S: 37,80C RR:32 Status generalisata : dbn N Cranialis : Parese, n V, n VII, dan n XII dekstra UMN Meningeal sign : (-)

Kekuatan otot Reflek Fisiologis Refleks Patologis Tonus Klonus Trofi Sensibilitas

: 1-1-1/5-5-5 1-1-1/5-5-5 : (+/+) : (-/-) : (+/+) : (-/-) : (+/+) : (sde/sde)

: Diagnosis Klinis

: Afasia Motorik Parese n. V, n. VII, n. X II dekstra UMN Hemiparese dekstra UMN

Diagnosis Topis

: Lobus parietalis sinistra sesuai vaskularisasi a.cerebri media : Stroke hemoragik Hipertensi

Diagnosis Etiologi

: Infus RL 20 tpm, M20 inj 125/drip, , piracetam 3gr/8jam, ranitidin 1 amp/12 jam, sohobion inj amp/drip, cefotaxim inj, amlodipine tab 5mg 1 x1

Follow up 22 -12-2012
S : Pasien dapat menirukan apa yang diucapkan pemeriksa namun belum bisa keluar suaranya, tangan dan kaki kanan masih lemas seperti kemarin. Mata sebelah kanan sudah bisa dibuka. Pusing (),demam (+), mual/muntah (-), batuk sehabis makan (+), tersendak (+), sulit menelan (-), jimpe-jimpe (-), keringat banyak (-), pelo(-), perot (-), pilek (-), berdebar-debar (-), sesak (+), BAK normal, BAB sudah sejak 5 hari yang lalu. :Keadaan umum : cukup, CM Vital sign TD : 170/80mmhg; N 64 S: 36,40C RR:24 Status generalisata : dbn N Cranialis : Parese, n V, n VII, dan n XII dekstra UMN Meningeal sign : (-)

Kekuatan otot Reflek Fisiologis : (+/+) Refleks Patologis : (-/-) Tonus Klonus Trofi Sensibilitas

: 1-1-1/5-5-5 1-1-1/5-5-5

: (+/+) : (-/-) : (+/+) : (sde/sde)

: Diagnosis Klinis :

Afasia Motorik Parese n. V, n. VII, n. X II dekstra Hemiparese dekstra UMN

UMN

Diagnosis Topis

: Lobus parietalis sinistra sesuai vaskularisasi a.cerebri media sinistra : Stroke hemoragik Hipertensi

Diagnosis Etiologi

: piracetam 2 x 1200mg, ranitidine 2x 1, amlodipine 1x 5mg, Vit B1 1x1 BLPL

Tinjauan pustaka stroke


Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, selama lebih dari 24 jam atau berakhir dengan maut tanpa ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskuler.1

FAKTOR RISIKO

KLASIFIKASI
Intraserebral HEMORAGIK Subaraknoid STROKE Stroke trombotik

ISKEMIK

Stroke Embolik
Hipoperfusion Sistemik

TANDA DAN GEJALA STROKE


Batang otak Saraf pusat Hemiplegia, kaku, menurunnya fungsi sensorik kemampuan membau , mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, reflek , ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.

Cerebral cortek aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

MRI CT SCAN

Pemerik saan Imaging

Laborato rium

penatalaksanaan

Letakkan kepala pasien pada posisi 30 derajat, ubah posisi tidur setiap 2 jam

bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis gas darah

Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL dan elektrolitsesuai kebutuhan Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan sesuai gejala.

Pengobatan pasca stroke akut

Rehabilitasi

Terapi preventif

Stroke Akut

prognosis

Sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna jika ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbedabeda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.

AFASIA

Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak. Afasia adalah suatu tanda klinis atau bukan penyakit. Afasia dapat timbul akibat cidera oatak atau proses patologik pada area lobus frontal, temporal, atau parietal yang mengatur kemampuan berbahasa, yaitu area broca, area Wernicke, dan jalur yang menghubungkan antara keduanya

Patogenesis Area broca atau area 44 dan 45 broadman, bertanggung jawab atas pelaksanaan motoric berbicara. Area Wernicke atau area 41 dan 42 broadman, merupakan area sensorik penerima untuk impuls pendengaran. Lesi pada area ini akan mengakibatkan penurunan hebat kemampuan memahami serta mengerti suatu bahasa.3 Secara umum afasia muncul akibat lesi pada kedua area pengaturan bahasa diatas. Selain itu pada area disekitarnya juga dapat menyebabkan afasia transkortikal.

klasifikasi
Gabungan distribusi dan manifes

Afasia Manifestasi klinis.

Distribusi anatomi

diagnosis

Diagnosis afasia ialah berdasarkan tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan kejiwaan. Sedangkan pemeriksaan tambahan lainnya dilakukan untuk mengetahui penyebab kerusakan otak

Manifestasi klinis

1. Afasia tidak lancar Pasien tampak sulit memulai bicara. Panjang kalimat sedikit (5 kata atau kurang per kalimat). Gramatika bahasa berkurang dan tidak kompleks. Artikulasi umumnya terganggu. Irama bicara terganggu. Pemahaman cukup baik, tapi sulit memahami kalimat yang lebih kompleks. Pengulangan (repetisi) buruk. Kemampua menamai, menyebut nama benda buruk.

2. Afasia lancar Keluaran bicara yang lncar. Panjang kalimat normal. Artikulasi dan irama bicara baik. Terdapat parafasia. Kemampuan memahami pendengaran dan membaca buruk. Repetisi terganggu. Menulis lancar tadi tidak ada arti.

3. Afasia broca (motoric, ekpresif) Pemahaman auditif dan membaca tidak terganggu, tetapi sulit mengungkapkan isi pikiran . Gambaran klinis afasia broca ialah bergaya afasia non-fluent.

4. Afasia Wernicke (sensorik, reseptif) Pada kelainan ini pemahaman bahasa terganggu. Penderita tidak mampu memahami bahasa lisan da tulisan sehingga ia juga tidak mampu menjawab dan tidak mengerti apa yang dia sendiri kataka. Gambaran klinis afasia Wernicke ialah bergaya afasia fluent.

5. Afasia konduksi Disebabkan lesi diarea fasciculus arcuatus yaitu penghubung antara area sensorik (Wernicke) dan area motoric (broca). Lesi ini menyebabkan kemampuan berbahasa dan pemahaman yang baik tetapi didapati adanya gangguan repetisi atau pengulangan

PEMBAHASAN
Pada pasien ini didapatkan resume masalah sebagai berikut : Anggota gerak sebelah kanan sulit untuk digerakkan. Keluhan dirasakan mendadak saat pasien masak di dapur dan terjatuh. Pasien terjatuh dalam posisi miring ke sebelah kanan dan masih sadarkan diri. 1 jam setelah jatuh pasien tidak dapat berbicara dan diikuti penurunan kesadaran. Riwayat trauma kepala disangkal, tidak ada jejas di kepala pasien. Riwayat hipertensi postif sejak 1 tahun yll, pasien rutin minum obat dan control bila terasa pusing. Riwayat stroke sebelumnya disangkal.

Secara umum gangguan pembuluh darah otak/ stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan gangguan neurologic fokal yang dapat timbul sekunder dari sutu proses patologi pada pembuluh darah serebral. Stroke bukanlah penyakit tunggal, tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya : hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah DM, dan penyakit vaskuler perifer.

Berdasarkan anamnesis didapatkan beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan gangguan musculoskeletal pada pasien ini, antara lain adalah : usia > 50 tahun dan hipertensi. Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteri penetrans yang merupakan cabaang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang dibagian distalnya berupa anyaman kapiler.

Hipertensi / terjadi perdarahan Aneurisma Ruptur arteri cerebri Ekstravasasi darah di otak/subaracnoid Vasospasme arteri Menyebar ke hemisfer otak dan sirlulus wilisi Perdarahan cerebri Perfusi vaskularisasi distal Iskemia Pelepasan kolateral

Aktivitas elektrolit terhenti Pompa Na + K gagal Na, air masuk ke se Edema intrasel dan ekstrasel Perfusi jaringan serebral menurun Stroke

Anda mungkin juga menyukai