Pembimbing: dr. Listyo Asist Pujarini Sp. S Dr. Eddy Raharjo, Sp. S
Dipresentasikan Oleh : Mutmainah Fajar Rohmah. Ked KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
IDENTITIAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Alamat : Ny. S : 55 tahun : Perempuan : Sodong 3/8, Tengklik, Tawangmangu, Status perkawinan : Menikah Pekerjaan : Petani Agama : Islam No. RM : 260981 Tanggal masuk RS : 18 Desember 2012
Anamnesis
Didapatkan secara alloanamnesis pada tanggal 19 22 Desember 2012 Keluhan Utama : Anggota gerak sebelah kanan tidak dapat digerakkan
Sejak 2 hari yll. Keluhan dirasakan tiba-tiba . Saat Pasien memasak dan terjatuh di dapur
Pasien tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki sebelah kanan. Posisi jatuh miring ke sebelah kanan & masih sadarkan diri. 1jam stlh itu pasien tidak bisa bicara dan penurunan kesdarn
Demam -
Pusing -
Pelo Makan +
Perot Minum +
Bak +
Batuk
-
Pilek
-
BAB 2hari
Pelupa -
Sulit menelan
-
Tersendak +
Berdebardebar -
Ggn mendengar +
Trauma kepala
Konsumsi obat
Keringat dingin -
Sesak -
Ggn penglihatan -
Sakit gigi
-
Riwayat hipertensi
Riwayat DM Riwayat penyakit jantung Riwayat kolesterol tinggi Riwayat asam urat tinggi Riwayat stroke Riwayat trauma kepala Riwayat penyakit serupa
: diakui, sejak 1 tahun yang lalu, berobat ke puskesmas jika terasa pusing. : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal
ANAMNESIS SISTEM
Sistem serebrospinal
Sistem kardiovaskuler Sistem respirasi Sistem gastrointestinal Sistem musculoskeletal
: penurunan kesadaran (+), nyeri (-) pusing (nggliyer) (-), kejang (-) : pucat (-), akral hangat (+), kebiruan (-), nyeri dada (-) : sesak nafas (-), batuk berdahak (-), napas cuping hidung (-) : kesulitan menelan (-), mual (-), muntah (-) makan/minum (-) tersedak (+), BAB tiap 2 hari : rasa jimpe (-), kelemahan anggota gerak (+/-), otot mengecil (-).tungkai bengkak (-) : ruam (-), gatal (-) : BAK (-) lancar
RESUME ANAMNESIS
Keluhan dirasakan tibatiba. Pasien terjatuh saat masak didapur. Pasien terjatuh dlm posisi miring ke kanan & masih sadarkan diri.
1 jam kemudian pasien tidak bisa bicara dan diikuti penurunan kesadaram.
RESUME ANAMNESIS
Jimpe jimpe
-
Demam -
Pusing -
Pelo Makan +
Perot Minum +
Bak +
Batuk
-
Pilek
-
BAB 2hari
Pelupa -
Tersedak +
Berdebardebar -
Ggn mendengar +
Trauma kepala
Konsumsi obat
Sesak -
Ggn penglihatan -
Sakit gigi
-
Kepala
Mata
Leher
: konjungtiva anemis (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+), ukuran 3 mm isokor : bentuk normal, pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat
Abdomen Inspeksi
Hasil pemeriksaan Simetris, darm contour (-), darm steifung (-), tidak ada bekas luka operasi
Peristaltik (+) Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan Timpani tersebar merata di keempat kuadran abdomen
or
Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-) Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-) Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-) Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
STATUS PSIKIS Cara berpikir Orientasi Perasaan hati Tingkah laku Ingatan Kecerdasan : sde : sde : sde : Normal : sde : sde
STATUS neurologis
GCS : E3 Vx M6 Kepala Bentuk Simetri Leher Sikap Pergerakan Kaku kuduk Nyeri tekan Bentuk vertebra : Normal : Bebas : Tidak ada : Tidak ada : Normal
: normal : simetris
NERVUS CRANIALIS
1. Nervus Olfaktorius
Kanan Subyektif Dengan Bahan sde sde Kiri sde sde
NERVUS CRANIALIS
2. Nervus Optikus
Kanan Daya penglihatan Pengenalan warna Medan penglihatan Papil Arteri / vena Perdarahan Sde Sde Sde Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Kiri Sde Sde Sde Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
5. Nervus Trigeminus
Kanan Menggigit Membuka mulut Sensibilitas muka Reflek kornea Reflek bersin Reflek maseter Trismus (+) (+) (+) (-) (-) Kiri (+) (+) (+) (-) (-)
6. Nervus Abdusen
Kanan Gerak mata lateral Strabismus konvergen Diplopia N (-) (-) Kiri N (-) (-)
7. Nervus Fascialis
Kanan Kerutan dahi Kedipan mata Lipatan naso-labial Sudut mulut Mengerutkan dahi Mengerutkan alis Menutup mata Meringis Mengembangkan pipi Tiks fasial Lakrimasi Daya kecap lidah 2/3 depan Bersiul Tanda Covstek (+) (-) (+) (-) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-) N Sde Kiri (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+) (-) (-) N Sde
8. Nervus Vestibularis
Kanan Mendengar suara berbisik Mendengar detik arloji Tes Rinne Tes Swabach Tes Weber sde sde sde sde sde sde sde sde sde Kiri sde
9. Nervus Glossofaringeus
Interpretasi Arkus Farings Daya kecap lidah 1/3 belakang Reflek muntah Tersedak Sengau Uvula ditengah N (+) (-) (-)
Interpretasi Trofi otot punggung Nyeri membungkukkan badan Kolumna vertebralis Trofi otot dada Palpasi dinding perut N sde Dalam batas normal N Supel, distensi (-), nyeri tekan (-) Gerakan Alat kelamin Reflek dinding perut Bebas N N
Interpretasi Drop hand Pitcher hand Warna kulit Palpasi Claw hand kontraktur (-/-) (-/-) Sawo matang Tidak ada kelainan (-/-) (-)
Lengan Atas Gerakan Kekuatan Tonus Trofi Nyeri Termis Taktil Diskriminasi Posisi Terbatas/Bebas 1/5 Normotonus Eutrofi N/N N/N N/N N/N N/N
Lengan Bawah Terbatas/Bebas 1/5 Normotonus Eutrofi N/N N/N N/N N/N N/N
Tangan Terbatas/Bebas 1/5 normotonus Eutrofi N/N N/N N/N N/N N/N
Interpretasi Droop foot Palpasi: udem: Kontraktur Warna kulit (-/-) (-/-) (-/-) Sawo matang
Tungkai atas Gerakan Kekuatan Tonus Trofi Nyeri Termis Diskriminasi posisi Terbatas/Bebas 1/5 Normotunus Eutrofi N/N N/N N/N N/N
Tungkai bawah Terbatas/Bebas 1/5 Normotunus Eutrofi N/N N/N N/N N/N
Kaki Terbatas /Bebas 1/5 Normotonus Eutrofi N/N N/N N/N N/N
Patella Reflek fisiologik Perluasan reflek Reflek silang (+) (-) (-)
Kanan Babinski Chaddock Oppenheim Gordon Schaeffer (-) (-) (-) (-) (-)
Kanan Tes lasegue Tes Oconnel Tes Patrick Tes Kontra patrick (-) (-) (-) (-)
Cara berjalan Tes Romberg Diadokokinesis Finger to finger test Finger to nose test Nose finger to nose test Ataksia Dismetri Nistagmus Rebound phenomen
: sde : sde : sde : Normal : (-) normal : (-) normal : (-) : (-) : (-) : (-)
Kesadaran : Stupor, GCS E3VxM6 Tekanan darah pasien : 180/100 mmHg N.Craniales : parese n. III, n.V, n. VII, dan n.XII dekstra UMN Meningeal sign : (-) Kekuatan Otot : ada kelemahan anggota gerak kanan
Klonus
Trofi
. Tonus
Kekuatan Otot
Reflek Fisiologis
Kanan Kiri
Reflek Patologis
Kanan Kiri
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
Test keseimbangan Finger to nose test : (-) normal Nose finger to nose test : (-) normal Dismetri : (-) normal
Diagnosis Klinik
Afasia motorik Parese n III, n. V,n.VII dan n. XII, dekstra UMN Hemiparese Dekstra UMN
Diagnosis Topis : lobus parietalis hemisferium cerebri sinistra sesuai vaskularisasi a.cerebri media sinistra : Stroke Hemoragik Hipertensi
Diagnosis Etiologi
USULAN PEMERIKSAAN
PenatalaksanaanUmum Airway, breathing, circulation Memosisikan kepala 30 derajat Monitor keadaan umum dan vital sign / 8 jam Monitor intake makanan PenatalaksanaanKhusus Medikamentosa Infus RL 20 tpm Ranitidin inj 2x1 a.c M20 125 cc/ 6 jam Piracetam 3gr/8jam Sohobion 1amp/drip/hari Amlodipin tab 5 mg 2x1 Non-Medikamentosa Diet rendah garam Fisioterapi
:dubia ad bonam :dubia ad malam :dubia ad malam :dubia ad malam :dubia ad malam
Follow up 19 -12-2012
: Pasien mengeluhkan anggota gerak sebelah kanan tidak dapat digerakkan masih sama seperti kemarin, tersendak saat makan (+), mata sebelah kanan tidak bisa membuka, kesulitan makan (-), mual (-), muntah (), tidak bisa bicara sejak 1 jam setelah jatuh di dapur (+). pelo (-), perot (-), demam (-), pusing (-), keringat banyak (-), gangguan pendengaran (+), gangguan penglihatan (-), sesak (-), berdebar-debar (-), BAK (N), BAB (sudah 3 hari belum BAB).
: Keadaan umum : cukup, stupor Vital sign TD : 180/120mmhg; N 84 S: 36,50C RR:20 Status generalisata : dbn Status Neurologis GCS (E3VxM6) Kaku kuduk (-/-) Rx meningeal (-/-) N. Cranialis : Parese N.III, N. V, N.VII, dan XII dekstra UMN Kekuatan otot (1-1-1/5-5-5) (1-1-1/5-5-5) Reflek Fisiologis : (+/+) Reflek Patologis : (-/-) Tonus : (+/+) Klonus : (-/-) Trofi : (+/+) Sensibilitas : sde/sde
ke
A : Dx Klinis : - Afasia motorik - Parese N. III, N. V. N. VII, dan N. XII dekstra
UMN
- Hemiparese dekstra UMN Dx Topik : - Lobus parientalis hemisferium sinistra sesuai dengan vaskularisasi a. cerebri media sinistra : - Stroke Hemoragik - Hipertensi
Dx Etiologi
: RL 20 tpm, piracetam 3gr/6jam, M20 inj, ranitidine 1 amp/12 jam, sohobion inj amp/drip, amlodipine tab 5mg 1x1
Follow up 20 -12-2012
S : Pasien sudah dapat sedikit membuka mata sebelah kanan, tangan dan kaki sebelah kanan masih lemes seperti kemarin, dapat menirukan apa yang diucapkan pemeriksa walau tidak keluar katakata, mata kanan membaik dapat membuka sedikit, pusing (-), mual/muntah (-), batuk sehabis makan (+), sulit menelan (-), tersendak saat makan/minum (+), jimpe-jimpe (-), demam (-), pilek (), berdebar-debar (-), sesak (-), keringat banyak (-), BAK normal, BAB belum bab sudah 4 hari. : Keadaan umum : cukup, CM Vital sign TD : 180/80mmhg; N 80 S: 36,40C RR:222 Status generalisata : dbn
: E 4 Vx E 6
::-
N.Cranialis
Kekuatan otot Reflek Fisiologis Refleks Patologis Tonus Klonus Trofi Sensibilitas
: parese n III, n V, n VII, dan n XII dekstra UMN : 1-1-1/5-5-5 1-1-1/5-5-5 : (+/+) : (-/-) : (+/+) : (-/-) : (+/+) : (sde/sde)
: Dx Klinis
: Afasia Motorik Parese n. III, n. V, n. VII, dan n. XII dekstra UMN Hemiparese dekstra UMN Dx Topik : Lobus Parientalis hemisferium sinistra sesuai dengan vaskularisasii a. cerebri media sinistra Dx Etiologi : Stroke Hemoragik Hipertensi
: RL 20 tpm, M20 inj, piracetam 3gr/8jam, ranitidin 1 amp/12 jam, sohobion inj amp/drip, cefotaxim inj, amlodipine tab 5mg 1 x1, obh syr 3 x 1 cth
Follow up 21 -12-2012
S
: Pasien dapat menirukan apa yang diucapkan pemeriksa namun belum bisa keluar suaranya, tangan dan kaki kanan masih lemas seperti kemarin. Mata kanan sudah bisa dibuka. Pusing (-), demam (+), mual/muntah (-), batuk sehabis makan (+), tersendak (+), sulit menelan (-)jimpe-jimpe (-), keringat banyak (-), pelo (-), perot (-), pilek (-), berdebar-debar (-), sesak (+), BAK normal, BAB sudah sejak 5 hari yang lalu.
: Keadaan umum : cukup, CM Vital sign TD : 180/100mmhg; N 84 S: 37,80C RR:32 Status generalisata : dbn N Cranialis : Parese, n V, n VII, dan n XII dekstra UMN Meningeal sign : (-)
Kekuatan otot Reflek Fisiologis Refleks Patologis Tonus Klonus Trofi Sensibilitas
: Diagnosis Klinis
Diagnosis Topis
: Lobus parietalis sinistra sesuai vaskularisasi a.cerebri media : Stroke hemoragik Hipertensi
Diagnosis Etiologi
: Infus RL 20 tpm, M20 inj 125/drip, , piracetam 3gr/8jam, ranitidin 1 amp/12 jam, sohobion inj amp/drip, cefotaxim inj, amlodipine tab 5mg 1 x1
Follow up 22 -12-2012
S : Pasien dapat menirukan apa yang diucapkan pemeriksa namun belum bisa keluar suaranya, tangan dan kaki kanan masih lemas seperti kemarin. Mata sebelah kanan sudah bisa dibuka. Pusing (),demam (+), mual/muntah (-), batuk sehabis makan (+), tersendak (+), sulit menelan (-), jimpe-jimpe (-), keringat banyak (-), pelo(-), perot (-), pilek (-), berdebar-debar (-), sesak (+), BAK normal, BAB sudah sejak 5 hari yang lalu. :Keadaan umum : cukup, CM Vital sign TD : 170/80mmhg; N 64 S: 36,40C RR:24 Status generalisata : dbn N Cranialis : Parese, n V, n VII, dan n XII dekstra UMN Meningeal sign : (-)
Kekuatan otot Reflek Fisiologis : (+/+) Refleks Patologis : (-/-) Tonus Klonus Trofi Sensibilitas
: 1-1-1/5-5-5 1-1-1/5-5-5
: Diagnosis Klinis :
UMN
Diagnosis Topis
: Lobus parietalis sinistra sesuai vaskularisasi a.cerebri media sinistra : Stroke hemoragik Hipertensi
Diagnosis Etiologi
FAKTOR RISIKO
KLASIFIKASI
Intraserebral HEMORAGIK Subaraknoid STROKE Stroke trombotik
ISKEMIK
Stroke Embolik
Hipoperfusion Sistemik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI CT SCAN
Laborato rium
penatalaksanaan
Letakkan kepala pasien pada posisi 30 derajat, ubah posisi tidur setiap 2 jam
bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis gas darah
Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL dan elektrolitsesuai kebutuhan Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan sesuai gejala.
Rehabilitasi
Terapi preventif
Stroke Akut
prognosis
Sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna jika ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbedabeda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.
AFASIA
Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak. Afasia adalah suatu tanda klinis atau bukan penyakit. Afasia dapat timbul akibat cidera oatak atau proses patologik pada area lobus frontal, temporal, atau parietal yang mengatur kemampuan berbahasa, yaitu area broca, area Wernicke, dan jalur yang menghubungkan antara keduanya
Patogenesis Area broca atau area 44 dan 45 broadman, bertanggung jawab atas pelaksanaan motoric berbicara. Area Wernicke atau area 41 dan 42 broadman, merupakan area sensorik penerima untuk impuls pendengaran. Lesi pada area ini akan mengakibatkan penurunan hebat kemampuan memahami serta mengerti suatu bahasa.3 Secara umum afasia muncul akibat lesi pada kedua area pengaturan bahasa diatas. Selain itu pada area disekitarnya juga dapat menyebabkan afasia transkortikal.
klasifikasi
Gabungan distribusi dan manifes
Distribusi anatomi
diagnosis
Diagnosis afasia ialah berdasarkan tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan kejiwaan. Sedangkan pemeriksaan tambahan lainnya dilakukan untuk mengetahui penyebab kerusakan otak
Manifestasi klinis
1. Afasia tidak lancar Pasien tampak sulit memulai bicara. Panjang kalimat sedikit (5 kata atau kurang per kalimat). Gramatika bahasa berkurang dan tidak kompleks. Artikulasi umumnya terganggu. Irama bicara terganggu. Pemahaman cukup baik, tapi sulit memahami kalimat yang lebih kompleks. Pengulangan (repetisi) buruk. Kemampua menamai, menyebut nama benda buruk.
2. Afasia lancar Keluaran bicara yang lncar. Panjang kalimat normal. Artikulasi dan irama bicara baik. Terdapat parafasia. Kemampuan memahami pendengaran dan membaca buruk. Repetisi terganggu. Menulis lancar tadi tidak ada arti.
3. Afasia broca (motoric, ekpresif) Pemahaman auditif dan membaca tidak terganggu, tetapi sulit mengungkapkan isi pikiran . Gambaran klinis afasia broca ialah bergaya afasia non-fluent.
4. Afasia Wernicke (sensorik, reseptif) Pada kelainan ini pemahaman bahasa terganggu. Penderita tidak mampu memahami bahasa lisan da tulisan sehingga ia juga tidak mampu menjawab dan tidak mengerti apa yang dia sendiri kataka. Gambaran klinis afasia Wernicke ialah bergaya afasia fluent.
5. Afasia konduksi Disebabkan lesi diarea fasciculus arcuatus yaitu penghubung antara area sensorik (Wernicke) dan area motoric (broca). Lesi ini menyebabkan kemampuan berbahasa dan pemahaman yang baik tetapi didapati adanya gangguan repetisi atau pengulangan
PEMBAHASAN
Pada pasien ini didapatkan resume masalah sebagai berikut : Anggota gerak sebelah kanan sulit untuk digerakkan. Keluhan dirasakan mendadak saat pasien masak di dapur dan terjatuh. Pasien terjatuh dalam posisi miring ke sebelah kanan dan masih sadarkan diri. 1 jam setelah jatuh pasien tidak dapat berbicara dan diikuti penurunan kesadaran. Riwayat trauma kepala disangkal, tidak ada jejas di kepala pasien. Riwayat hipertensi postif sejak 1 tahun yll, pasien rutin minum obat dan control bila terasa pusing. Riwayat stroke sebelumnya disangkal.
Secara umum gangguan pembuluh darah otak/ stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan gangguan neurologic fokal yang dapat timbul sekunder dari sutu proses patologi pada pembuluh darah serebral. Stroke bukanlah penyakit tunggal, tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa penyakit diantaranya : hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah DM, dan penyakit vaskuler perifer.
Berdasarkan anamnesis didapatkan beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan gangguan musculoskeletal pada pasien ini, antara lain adalah : usia > 50 tahun dan hipertensi. Stroke hemoragik terjadi perdarahan yang berasal dari pecahnya arteri penetrans yang merupakan cabaang dari pembuluh darah superfisial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang dibagian distalnya berupa anyaman kapiler.
Hipertensi / terjadi perdarahan Aneurisma Ruptur arteri cerebri Ekstravasasi darah di otak/subaracnoid Vasospasme arteri Menyebar ke hemisfer otak dan sirlulus wilisi Perdarahan cerebri Perfusi vaskularisasi distal Iskemia Pelepasan kolateral
Aktivitas elektrolit terhenti Pompa Na + K gagal Na, air masuk ke se Edema intrasel dan ekstrasel Perfusi jaringan serebral menurun Stroke