Anda di halaman 1dari 26

Belinda Ratnawati P07133111090 Non Reguler B

Latar belakang
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB paru yaitu rendahnya kesadaran keluarga penderita untuk memeriksakan dahaknya ke puskesmas, hubungan kontak dengan penderita, perilaku, kepadatan hunian, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, status gizi dan faktor sosial ekonomi2.

Insidensi kasus TB paru BTA (+) tahun 2005

diperkirakan 107 kasus baru per 100.000 penduduk (246.000 kasus baru setiap tahun) dan prevalensi 597.000 kasus (untuk semua kasus). Sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-55 tahun)4.

Rumusan masalah
Adakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kasus baru TB paru pada keluarga penderita TB paru BTA (+) di Puskesmas Karangdoro Kota Semarang?

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kasus Baru TB paru


Umur Pendidikan Lama Kontak keluarga dengan penderita TB paru Perilaku Pengetahuan Status Ekonomi Kepadatan Hunian Kebiasaan Merokok

METODE PENELITIAN
Metode penelitian meliputi : o Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan o Populasi dan Sampel o Variabel dan Definisi Operasional o Metode Pengumpulan Data o Metode Pengolahan Data Metode Analisis Data

Analisis Univariat
Variabel yang dianalisis secara univariat adalah

umur, pendidikan, pengetahuan responden tentang TB paru, lama kontak, pendapatan per kapita, kepadatan hunian, kejadian kasus TB paru.

Umur

pendidikan

Pengetahuan dan lama kontak

pendapatan

Kepadatan hunian

Kejadian kasus baru TB

Analisis bivariat

Analisis bivariat

Kesimpulan
Mayoritas responden dengan kategori umur produktif sebanyak 80%. Sebagian responden berpendidikan tamat SD sebanyak 34,3%. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang penyakit TB paru sebanyak 62,9%. Sebagian besar responden mempunyai lama kontak < 3 bulan dengan penderita TB Paru sebanyak 65,7%.

Sebagian besar responden mempunyai pendapatan per kapita keluarga rendah sebanyak 74,3%.

Sebagian besar responden termasuk padat huniannya sebanyak 57,1%.

Tidak ada hubungan yang signifikan antara

umur dengan kejadian kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,355 (p > 0,05).
Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,016 ( p < 0,05).

Tidak ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan kejadian kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,086 ( p > 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara lama kontak dengan kejadian kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,001 ( p < 0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan per kapita dengan kejadian kasus baru TB paru dengan p = 0,140 ( p > 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian dengan kejadian kasus baru TB paru dengan nilai p = 0,030 ( p < 0,05).

Saran
Melakukan penyuluhan tentang TB paru khususnya mengenai pengertian TB paru, tanda/gejala TB paru, pengobatan TB paru dan cara penularan TB paru bagi penderita maupun masyarakat secara berkesinambungan.
Lakukan pemeriksaan kontak serumah (contact tracing).

Kepada masyarakat umum disarankan:


Penderita TB paru BTA (+) dipisahkan kamar tidurnya dengan anggota keluarga yang sehat untuk menghindari tertularnya kuman penyakit TB paru. Lakukukan pemeriksaan kesehatan secara berkala ke unit pelayanan kesehatan terdekat untuk mermudahkan penemuan penderita baru TB paru BTA (+).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai