Anda di halaman 1dari 48

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Sanitasi menurut WHO merupakan suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terusmenerus, baik secara membayar, maupun tidak, atau suatu tempat dimana banyak orang berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari. Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul menularnya berbagai jenis penyakit, atau suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempattempat yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan kesehatan. Peranan sanitasi tempat-tempat umum sebagai tempat berkumpulnya orang-orang dan melakukan suatu kegiatan akan meningkatkan hubungan atau kontak antara satu dengan yang lain yang berarti terjadinya penularan 5

penyakit baik secara langsung atau melalui perantara akan lebih meningkat sehingga perlu diadakan pengawasan terhadap manusianya maupun alat atau bahan yang diperlukan. Tempat-tempat umum sebagai tempat untuk melakukan kegiatan perlu diadakan pengawasan yang kebanyakan

masyarakat belum menyadari akan hal ini, sehingga dalam sanitasi tempattempat umum ada dua usaha yang harus dilakukan yaitu pengawasan dan pemeriksaan factor lingkungan dan penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.

B. Pengelolaan Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Dalam pelaksanaan pengawawan sanitasi tempat-tempat umum ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1. Identifikasi Masalah Hygiene dan Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Pelaksanaan identifikasi masalah dilakukan dengan melihat secara garis besar untuk mengetahui permasalahan sanitasi pada tempat umum yang diperiksa menyangkut permasalahan umum sanitasi yang ada. Tahap ini merupakan survey pendahuluan pada tempat umum. Pelaksanaan identifikasi masalah dapat dilakukan dengan cara : wawancara dengan pengusaha/pengelola atau karyawan pada tempat umum tersebut dan melakukan peninjauan lapangan.

Dalam peninjauan lapangan dimulai dari bagian luar (halaman dan pekarangan), kemudian ke bagian dalam (ruangan-ruangan). Peninjauan dilakukan diseluruh wilayah tempat umum dan diutamakan pada lokasi yang dipergunakan sebagai pelayanan umum (public area). Urutan kegiatan peninjauan ini adalah datang ke tempat umum, melihat keadaan umum sanitasi, mengetahui secara garis besar dan keadaan secara umum sanitasi senyatanya, mencatat masalah-masalah yang didapatkan secara garis besar, mencatat bagian-bagian tempat-tempat umum untuk dasar pembuatan formulir pemeriksaan. Formulir ini digunakan untuk

melakukan pemeriksaan nantinya.


2. Pemeriksaan Sanitasi (Sanitary Inspection)

Dalam pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum ada 2 tahapan yang perlu dilakukan yaitu :
a. Langkah Persiapan Pemeriksaan

Kegiatan yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah mengadakan peninjauan lokasi (areal survey), mencari dan menentukan barang- barang sanitasi (sanitary items) dan membuat formulir pemeriksaan (sanitary inspection sheet). b. Langkah pelaksanaan pemeriksaan Dalam tahap pelaksanan pemeriksaan ada 2 tindakan yang dilakukan :

1) Penilaian adalah pengujian sesuatu dengan menggunakan alat ukur

atau standart ukuran tertentu apakah obyek yang diuji sesuai dengan ketentuan atau persyaratan yang berlaku.
2) Pemberian saran perbaikan (order for improvement=ovi) dapat

dilakukan dengan cara memberikan saran langsung secara lisan dan tidak langsung yaitu menuliskan saran pada formulir saran perbaikan yang dapat ditempel pada unit wilayah yang didapatkan ada permasalahannya. Cara perbaikan saran mencakup beberapa hal yaitu tentang 4W + 1 H yaitu apa yang harus diperbaiki (What), dimana tempatnya (Where), mengapa harus diperbaiki, apa masalahnya (Why), kapan waktu harus selesai memperbaiki (When) dan bagaiman cara memperbaikinya (How).
3. Tindak lanjut hasil pemeriksaan sanitasi (Follow Up Inspection).

Pengertian tindak lanjut hasil pemeriksaan sanitasi adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka pengamatan terhadap hasil pelaksanaan perbaikan sanitasi setelah pemberian saran pada pemeriksaan sebelumnya. Maksud dan tujuan dari tindak lanjut ini adalah mengadakan penilaian secara terus menerus mengenai keadaan sanitasi suatu tempat umum, memeperoleh data pembanding dari keadaan sanitasi saat ini (dibandingkan dengan sebelumnya), memperoleh gambaran keadaan

sanitasi tempat umum sepanjang tahun terus menerus, dan memperoleh data untuk kepentingan penelitian dan pengembangan. 4. System penilaian dan analisa masalah Permasalahan yang didapatkan pada saat diadakan pemeriksaan sanitasi maupun pemeriksaan tindak lanjut perlu dipertimbangkan penyelesainnya apakah hal-hal yang berhubungan dengan : a. Adanya klasifikasi permasalahan, apakah kesalahannya menyangkut konstruksi, pengaturan, tidak memenuhi persyaratan, tidak memenuhi peraturan, terbatasnya anggaran dan sikap karyawan.
b. Adanya penentuan prioritas, mana yang perlu dilakukan perbaikan

lebih dahulu, disesuikan dengan kemampuan pengelola tempat umum.


5. System pencatatan dan pelaporan (Recording & reporting) a. Pencatatan (Recording)

Setiap pelaksanaan pemeriksaan dan hasil yang didapatkan dari pengawasan sanitasi harus dibuat pencatatan. Catatan ini nantinya dipergunakan untuk menilai kembali keadaan sanitasi selanjutnya (pembanding). Hal-hal yang perlu dicatat adalah data hasil pemeriksaan dan pengawasan, nilai keadaan sanitasi yang diperoleh pada waktu pemeriksaan dan pemeriksaan tindak lanjut dan data untuk keperluan statistic yang akan digunakan sebagai dasr pelaporan. Pelaksanaan pencatatan dapat dibuat dalam bentuk : tektuler yaitu 9

dalam bentuk narasi atau dengan kata-kata, tabular yaitu dalam bentuk tabel dan grafik yaitu dalam bentuk grafik balok, pie, ataupun garis.
b. Pelaporan (reporting)

Dari hasil pencatatan yang diolah selanjutnya disusun sebagai pelaporan. Dengan adanya pelaporan ini maka pihak-pihak lain akan dapat mengetahui dan dapat memanfaatkan untuk

mengembangkannya. Sistim pelaporan dapat dibuat atau dijalankan berdasarkan waktu, materi dan sifat.

C. Sanitasi Lingkungan Masjid

Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah agama islam. Masjid sebaiknya tidak terletak pada daerah banjir, sesuai dengan rencana tata kota. Adapun persyaratan yang harus diperhatikan : 1. Bagian luar

a. Halaman : bersih, tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air. b. Tempat sampah : tersedia tempat sampah yang tertutup rapat, kedap air dan mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan. 10

c. Pembuangan air limbah/air kotor

Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum, kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup. d. Penyediaan air bersih 1) Kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat diperlukan
2) Air wudhu keluar melalui kran-kran khusus. 3) Jamban dan peturasan (urinoir) yang santer minimal satu buah

yang dilengkapi oleh air penggelontor.


4) Ruang untuk mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban atau

peturasan dan ruang masjid. 2. Bagian Dalam

a. Lantai, dinding dan langit- langit bersih.

b. Alas sembahyang : 1) Bebas dan bersih dari kutu busuk


2) Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih

dengan lebar 30 cm yang dipergunakan untuk tempat sujud.

11

c. Lantai : mudah dibersihkan dan tidak lembab.

d. Ventilasi : lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.
e. Pencahayaan : cukup terang dan tidak menyilaukan. f. Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus.

D. Sanitasi Lingkungan Gereja Gereja adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya dimana masyarakat umum pada waktu-waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Kristen atau Katolik. Letak : Tidak terletak didaerah banjir dan sesuai dengan rencana tata kota. Konstruksi : Kuat, aman dan sesuai petunjuk Dinas Pekerjaan Umum. Adapun persyaratan yang harus diperhatikan : 1. Bagian Luar :

a. Halaman : bersih, tidak terdapat sampah yang berserakan dan genangan air.

12

b. Tempat sampah : tersedia tempat sampah yang bertutup rapat, kedap

air, mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan. c. Pembuangan air limbah/ kotor : Air mengalir dengan lancar, saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum, kedap air. Bila tidak ada saluran air kotor umum, air limbah ditampung pada sarana penampungan yang dibuat sendiri dan tertutup. d. Persediaan air : kualitas harus memenuhi persyaratan air bersih dan tersedia setiap saat diperlukan.
e. Jamban dan peturasan : tersedia jamban dan peturasan (urinoir) yang

santer minimal satu buah yang dilengkapi dengan air untuk penggelontor. 2. Bagian Dalam :

a. Lantai, dinding, dan langit- langit bersih b. Perlengkapan tempat duduk untuk berdoa : bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga lainnya. c. Lantai : mudah dibersihkan dan tidak lembab.

13

d. Ventilasi : lubang ventilasi harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis. e. Pencahayaan : cukup terang minimal 100 luks dan tidak menyilaukan.

E. Sanitasi Salon Kecantikan Salon kecantikan adalah sarana pelayanan umum untuk pemeliharaan kecantikan khususnya memelihara dan merawat kesehatan kulit dan rambut dengan menggunakan kosmetik secara manual, preparative, aparatif, dan dekoratif tanpa adanya tindakan operasi. Jenis salon kecantikan yang ada dapat dibedakan : 1. Menurut jenis pelayanan yang diberikan pada salon kecantikan : a. Salon kecantikan rambut b. Salon kecantikan kulit c. Salon kecantikan kombinasi rambut dan kulit 2. Menurut jenis dan bahan kosmetik yang digunakan :
a. Salon kecantikan modern

b. Salon kecantikan tradisional c. Salon kecantikan kombinasi modern dan tradisional 14

3. Menurut jenis bahan kosmetik yang dipergunakan :


a. Salon yang hanya menggunakan satu jenis (merk) kosmetik produk

pabrik

tertentu,

salon

ini

sebagai

promosi,

penerapan

dan

pengembangan serta evaluasi efektifitas produk kosmetiknya.


b. Salon yang menggunakan lebih dari satu jenis merk kosmetik yang

terdaftar di Kemenkes RI sesuai dengan keinginan pelanggan.


c. Salon yang menggunakan kosmetik buatan sendiri, tidak menggunakan

bahan terlarang dan tidak di jual belikan.

Klasifikasi salon kecantikan : 1. Salon kecantikan type D Fisik :


a. Tempat usaha rumah sendiri/ tempat lain dengan ukuran minimal 9

m2. b. Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 4 kursi, untuk kulit maksimum 2 dipan. Salon kecantikan kulit atau rambut type D memberikan pelayanan sederhana (dasar) manual, preparative, aparatif, dan dekoratif. Kegiatan yang dilayani adalah :

15

a. Tata kecantikan rambut : 1) Pencucian kulit kepala/ rambut 2) Pemangkasan/ pemotongan dan pengeritingan rambut 3) Penataan rambut 4) Pengeringan 5) Pengecatan (tanpa pemucatan) 6) Perawatan kulit kepala/ rambut (creambath)

b. Tata kecantikan kulit : 1) Merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki (pedikur) tanpa kelainan 2) Merias wajah sehari- hari (pagi, siang, sore) Salon kecantikan type D ini merupakan usaha kecil- kecilan. 2. Salon kecantikan type C Fisik :
a. Tempat usaha rumah sendiri/ tempat lain dengan ukuran minimal

30 m2.

16

b. Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 6 kursi, untuk

kulit maksimim 3 dipan. Salon kecantikan rambut atau kulit Type C memeberikan pelayanan perawatan secara amnual, preparative, aparatif, dan dekoratif untuk rambut/ kulit dengan kelainan ringan. Kegiatan yang dapat dilayani adalah : a. Tata kecantikan rambut : 1) Pencucian kulit kepala/ rambut 2) Pemangkalan/ pemotongan dan pengeritingan rambut 3) Penataan rambut 4) Pengecatan (dengan pemucatan) 5) Perawatan kulit kepala/ rambut (creambath) 6) Pelurusan
7) Perawatan

rambut dengan kelainan ringan (kebotakan,

ketombe, kerontokan) b. Tata kecantikan kulit 1) Merawat kulit, wajah, tangan (menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan

17

2) Merias wajah sehari-hari (pagi, siang, sore), panggung disco,, karakter, cacat, dan usia lanjut 3) Penambahan bulu mata 4) Menghilangkan bulu- bulu yang tidak dikehendaki 5) Perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik

sederhana (2 jenis seperti frimator dan sauna). 3. Salon kecantikan type B Fisik :
a. Tempat usaha rumah sendiri/tempat lain dengan ukuran minimal 50

m2.
b. Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk

kulit maksimum 4 dipan. Salon kecantikan rambut atau kulit type B memeberikan pelayanan perawatan kecantikan dan rambut secara manual, preparative, aparatif, dan dekoratif. Disini alat kecantikan (alat elektronik) yang digunakan masih terbatas. Kegiatan yang dapat dilayani adalah : a. Tata kecantikan rambut :
1) Pencucian kulit kepala/rambut 2) Pemangkasan/ pemotongan dan pengeritingan rambut

18

3) Penataan rambut 4) Pengeringan 5) Pengecatan (dengan pemucatan)


6) Perawatan kulit kepala/ rambut (creambath)

7) Pelurusan 8) Perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan)


9) Penambahan rambut kepala

b.

Tata kecantikan kulit : 1) Merawat kulit , wajah, tangan (menikur) dan kaki (pedikur) dengan kelainan 2) Merias wajah sehari- hari (pagi, siang, sore), panggung disco, karakter, cacat dan usia lanjut 3) Penambahan bulu mata 4) Menghilangkan bulu- bulu yang tidak dikehendaki 5) Perawatan kulit dengan menggunakan alat elektronik
6) Perawatan badan (body massage)

19

Salon kecantikan type B deselenggarakan dengan management yang baik yang mempunyai pimpinan, staf administrasi dan staf teknis.

4. Salon kecantikan type A : Fisik :


a. Tempat usaha rumah sendiri/ tempat lain dengan ukuran minimal

75 m2.
b. Jumlah kursi perawatan untuk rambut maksimum 8 kursi, untuk

kulit maksimum 4 dipan dengan penyekat atau merupakan cabin. Salon kecantikan rambut atau kulit type A memberikan pelayanan perawatan kecantikan kulit dan rambut (beauty centre) yang memberikan pelayanan lengkap baik manual, preparative, aparatif, dan dekoratif ditambah perawatan khusus seperti obesitas, diet, senam. Disini alat kecantikan (alat elektronik) yang digunakan lengkap. Kegiatan yang dapat dilayani adalah : a. Tata kecantikan rambut :
1) Pencucian kulit kepala/rambut

20

2) Pemangkasan/pemotongan dan pengeritingan rambut

3) Penataan rambut 4) Pengeringan 5) Pengecatan (dengan pemucatan)


6) Perawatan kulit kepala/rambut (creambath)

7) Pelurusan 8) Perawatan rambut dengan kelainan ringan (kebotakan, ketombe, kerontokan) 9) Penambahan rambut kepala b. Tata kecantikan kulit : 1) Seperti pada pelayanan salon type B ditambah perawatan yang lebih luas baik secara tradisional Indonesia (empiric timur) maupun modern (empiric barat) seperti akuprsur, aroma terapi, reflekzone
2) Perawatan dengan alat elektronik helioteraphy, mekanoterapy,

electrotherapy 3) Perawatan tradisional yang spesifik seperti perawatan

pengantin, ibu hamil, ibu setelah melahirkan

21

Salon kecantikan type A dikelola secara institusional dengan management yang baik seperti type B, tetapi disini lebih lengkap terutama staf ahli teknis.

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


a.

Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan Bangunan Umum


(1)

Lokasi tehindar dari pencemaran lingkungan Tidak terletak di daerah banjir Lingkungan halaman bersih, tidak terdapat genangan air dan air mengalir dengan lancar.

(2) (3)

Bagian Dalam
(1)

Bangunan kuat,

utuh, bersih, serta dapat mencegah

kemungkinan terjadinya penularan penyakit dan kecelakaan. (2) Pembagian ruang jelas sesuai dengan fungsinya, seperti ruang konsultasi, ruang perawatan kecantikan kulit dan rambut harus terpisah (diberi penyekat).

22

(3)

Bangunan gedung tidak menimbulkan gangguan terhadap rumah penduduk dan tidak mengganggu keadaan di sekitarnya.

(4) (5)

Lantai kedap air, rata, tidak licin, serta mudah dibersihkan. Dinding di sebelah dalam rata, berwarna terang serta mudah dibersihkan.

(6)

Langit- langit berwarna terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,5 m dari lantai.

(7)

Atap

kuat,

tidak

bocor,

tidak

menjadi

tempat

berkembangbiaknya serangga dan tikus.


(8)

Ventilasi/ penghawaan : dapat menjamin pergantian udara ruangan dengan lebih baik. Lubang ventilasi minimal 5% luas lantai.

(9)

Pencahayaan : tersedia pencahayaan dengan intensitas yang cukup setiap ruangan dan khusus ruang pelayanan/ ruang kerja intensitas cahaya minimal 150 luks dan tidak menimbulkan kesilauan

(10) Pencegahan masuknya serangga dan tikus :

Lubang penghawaan dilengkapi dengan kawat kasa penahan nyamuk dan tikus, lubang pembuangan pada saluran air

23

limbah di kamar mandi, jamban dll dilengkapi dengan jeruji, bila menggunakan fasilitas rak atau lemari, maka sebaiknya antara bagian antara bagian bawah rak/ almari dengan lantai berjarak minimal 15 cm.
b. Penyediaan Air Bersih dan Pengelolan Limbah 1)

Penyediaan Air Bersih 2) Kualitas air bersih memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditetapkan Menteri Kesehatan
3)

Air sebaiknya diperoleh dari PDAM. Bila menggunakan sumber air yang lain, berkonsultasi ke Dinas Kesehatan setempat

4)

Kuantitas

air

harus

tersedia

secara

cukup

dan

berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan


5) Dinding bak penampungan air harus selalu dibersihkan secara

berkala seminggu sekali. Bak penampung berupa drum atau tempayan yang dilengkapi dengan penutup.
6)

Pengelolaan Limbah : Sarana pembuangan limbah tertutup, kedap air ; Air limbah dapat mengalir dengan lancar dengan kemiringan 2%- 3%

24

7) Tempat sampah : Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, kedap

air, than karat, permukaan bagian dalam halus, mudah dibersihkan dan berpenutup ; Jumlah dan volume disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan setiap hari.
8)

Kamar mandi dan jamban : Bersih dan tidak berbau, lantai miring kearah saluran pembuang dan toilet terpisah yang diperuntukkan pria dan wanita

c.

Karyawan 1) Karyawan harus berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter A
2)

Memiliki

sertifikat/

ijazah

nasional

dari

Kementerian

Pendidikan Nasional sesuai kriteria salon 3) Memahami dan menerapkan etika profesi sebagai karyawan salon 4) Memahami pakaian kerja yang bersih, rapid an utuh
d. Peralatan kerja dan bahan 1) Alat kerja

Sisir selalu dalam keadaan bersih dan baik Gunting selalu dalam keadaan bersih dan baik

25

Mesin cukur selalu dalam keadaan bersih.


iv.

Tempat bedak dan sabun selalu dalam keadaan bersih dan baik

2)Handuk : Bersih dan tersedia dengan jumlah yang cukup 1 orang pelanggan 1 handuk

3) Kain penutup badan : Bersih, berwarna putih/ terang dan tersedia dalam jumlah yang cukup (berjumlah rata- rata tamu (pengunjung) 4) i. Bahan- bahan Pisau, gunting, dll, disinfeksi dengan bahn kimia atau air panas

ii. Kosmetika/ wangi- wangian diperoleh dari sumber yang dipercaya dan bebas dari potongan rambut 5) Lain- lain i. Tersedia minimal 1 buah kotak P3K yang berisi obat- obatan sederhana ii. Tersedia alat pemadam kebakaran 26

F. Sanitasi Pasar Pasar adalah suatu tempat yang suatu sebagian terdiri atas pelataran terbuka dan sebagian lagi terdiri atas bangunan yang digunakan untuk menjual dan memperagakan barang- barang dagangan ke masyarakat umum. Macam-macam pasar dapat dibagi atas : a. Letaknya :
1)

Pasar kota yaitu pasar yang terletak di Ibukota provinsi, kabupaten, kecamatan. Umumnya dibika setiap hari.

2)

Pasar desa yaitu pasar yang terletak di desa. Pada umumnya di buka pada hari tertentu.

b. Sesuai barang yang diperdagangkan 1) Pasar hewan, yaitu pasar yang khusus memperdagangkan hewan. 2) Pasar kembang, yaitu pasar yang khusus untuk menjual bunga. 3) Pasar kelontong yaitu pasar yang khusus untuk menjual barangbarang kelontong.

27

4) Pasar biasa/ umum yaitu pasar yang digunakan untuk menjual berbagai barang (campuran). c. Sesuai waktu bukanya 1) Pasar pagi buka pada pukul 06.00 s/d 12.00 2) 3) Pasar sore buka pada pukul 14.00 s/d 18.00 Pasar malam buka pada pukul 18.00

Hubungan pasar dengan kesehatan manusia Pasar perlu adanya pengawasan dan pemeriksaan terhadap sanitasi lingkungannya, sebab pasar dapat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemeriksaan pasar di titik beratkan pada : a. Letak atau lokasi hendaknya memenuhi persyaratan yaitu jauh dari tempat pembuangan sampah akhir (TPA), jauh dari tempat pengolahan limbah, tidak pada tempat yang rawan banjir, tidak dipinggir jalan atau lingkungan yang menimbulkan debu. b. Konstruksi bangunan di lingkungan pasar biasanya terdapat beberapa macam bangunan 1) Los yaitu suatu bangunan yang panjang beratap tidak berdinding

28

2)

Kios yaitu suatu bangunan kecil berdiri sendiri atau bersambungan 3) Toko yaitu suatu bangunan seperti kios tetapi berukuran lebih besar, pada umumnya untuk menjual peralatan rumah tangga. 4) Restoran dan warung makan yaitu suau bangunan yang diperuntukkan khusus untuk menjual makanan dan minuman
c.

Tempat berjualan bertujuan supaya memudahkan pengunjung mudah untuk mencari dan membeli barang- barang yang dibutuhkan

Secara umum konstruksi bangunan pasar harus memenuhi


1.

Susunan bangunan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan arus lalu lintas orang menjadi lancar

2.

Tempat usaha yang sejenis seperti penjualan daging, sayur mayur, kain, warung makan dll.

3.
4.

Tidak boleh ada sudut mati Konstruksi bangunan tidak terlalu banyak tiang 5. Lantai bangunan harus terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama, kedap ai, tidak licin dan tidak retak- retak 6. Permukaan lantai tempat berjualan harus rata/ halus, ada kemiringan dan lebih tinggi dari dasar jalan

29

7.

Setiap bangunan harus cukup penghawaan dan pencahayaan antara 10 s/d 15 foodcandle

8.

Pada saluran bangunan dibuat saluran pembuangan air limbah dan air hujan.

d.

Fasilitas sanitasi 1. Penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih yang berlaku dan kuantitasnya mencukupi. 2. Pembuangan air limbah perlu adanya pengaturan saluran

pembuangan yang menghubungkan bangunan- bangunan pasar dengan saluran air kotor perkotaan, yang mana lubang saluran di pasar harus dipasang saringan sampah/ pembuangan air limbah dari WC dan urinoir, los khusus daging/ ikan harus dibuang ke septic tank atau pengolahan khusus. 3. Pengelolaan sampah di pasar perlu memperhatikan sebagai berikut yaitu tersedia bak sampah yang tertutup rapat, tempat

penampungan sampah sementara, pengangkutan sampah dilakukan setiap hari dan tersedia alat- alat pembersih sampah. 4. Jamban dan urinoir Ketentuan mengenai jamban dan urinoir yaitu jamban yang digunakan model angsatrin (leher angsa), jamban untuk pria terpisah dengan wanita, untuk setiap 40 pedagang wanita 1 buah 30

jamban, untuk setiap 60 pedagang laki- laki disediakan 1 buah jamban dan 1 buah urinoir. e. Pengelola pasar hendaknya menyediakan 1. Kotak P3K berisi obat- obatan pokok untuk pertolongan kecelakaan yang masih baik 2. Alat pemadam kebakaran yang disertai dengan petunjuk

penggunaannya, ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau dan mudah terlihat 3. Alat pengeras suara untuk digunakan bila memberi pengumuman kepada pedagang waktu tertentu 4. Penanggungjawab pasar berkewajiban selalu menjaga kebersihan pasar menyeluruh setiap hari.

G. Sanitasi Rumah Makan Rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. 1. Tujuan pengawasan penyehatan lingkungan rumah makan a. Untuk melindungi masyarakat dari gangguan yang ditimbulkan dari rumah makan, baik hasil olahan maupun limbah buangannya. 31

b. Pengelola atau pengusaha rumah makan ikut bertanggungjawab dalam mengelola usahanya untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 2. Hubungan rumah makan dengan kesehatan Beberapa hal yang memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan penyelenggaraan rumah makan antara lain : a. Bahan makanan yang diolah, jika tidak dikelola dengan baik akan menungkinkan terjadinya : Keracunan makanan 2) Penyakit saluran pencernaan makanan seperti kolera, dysentri, typhoid, cacing pita, dll. Peralatan masak, makan dan minum Peralatan yang dipergunakan masak, makan dan minum di rumah makan , bila tidak diperhatikan dan tidak dikelola secara hygienis akan merupakan penyebab keracunan atau dapat merupakan media perantara penularan penyakit. Keadaan Lingkungan Keadaan lingkungan rumah makan yang kurang diperhatikan

kebersihannya akan dapat menimbulkan gangguan estetika dan gangguan kesehatan, misalnya sampah yang kurang diperhatikan cara 32

pengelolaannya akan menimbulkan pemandangan yang kurang sedap, dan akan menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu jika tidak diperhatikan jangka waktu pembuangannya akan menjadi tempat perkembangbiakan mikroorganisme, serangga dan tikus serta untuk mencari makan binatang lainnya. Karyawan rumah makan Karyawan pada rumah makan terutama para penjamah makanan memungkinkan sekali sebagai perantara penularan penyakit. Karena mereka dapat bertindak sebagai sumber (baik sebagai penderita ataupun sebagai karier). Atau juga kerena karyawan berperilaku kurang hygienis dalam mengelola makanan dan minuman. 3. Persyaratan dan peraturan rumah makan Persyaratan lokasi :
1) Lokasi rumah makan harus pada daerah yang terhindar dari

pencemaran yang diakibatkan oleh debu, asap, serangga dan tikus. Tidak berdekatan dengan sumber pencemaran, seperti : Tempat pembuangan samaph umum, WC umum, pengolahan air limbah. Dengan tujuan agar tidak mencemari makanan. Bangunan

33

1) Umum : sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan tata kota yang berlaku, terpisah dengan tempat tinggal.
2) Tata ruang : pembagian ruang minimal terdiri dari dapur,

gudang,

ruang

makan,

toilet,

ruang

karyawan,

ruang

administrasi ;setiap ruang dibatasi dengan dinding, serta ruang satu dengan lainnya dihubungkan dengan pintu ; tata ruang sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi, atau barangbarang lainnya, sehingga tidak dapat mencemari terhadap makanan. Bagian luar (halaman dan pekarangan) Kebersihan halaman Halaman selalu dalam keadaan bersih, sering,disapu. ii. Segala sesuatu yang ada di halaman harus teratur, sehingga tidak ada kesempatan bagi serangga dan tikus bersarang, tidak menghalangi jalan/ arus lalu lintas, tidak

menyebabkan timbulnya kecelakaan bagi para tamu dan tidak mengganggu pemandangan masuknya cahaya dan udara. iii. Tidak ada genangan air, penumpukan sampah, timbulnya debu, kotoran dll. 34

Pembuangan samapah Tersedia bak penampung sampah yang memadai. Dalam pelaksanaan pembuangan dapat diikutsertakan pada

pembuangan sampah perkotaan/ kebersihan kota, atau dikelola sendiri. Pembuangan air kotor Semua saluran air bekas dari dapur, kamar mandi, WC, harus dalam keadaan teratur, dapat mengalir kedalam saluran air kotor perkotaan (bila telah ada) atau dikelola dibuatkan instalasi pengolahan sendiri. Saluran pembuangan harus tertutup. Tetapi bila dalam keadaan terbuka harus memenuhi syarat : i. Cukup banyak tersedia air untuk menghanyutkan sisa makanan. ii. Setiapselesai bekerja harus dilakukan pembersihan. iii. Tidak menyebabkan kelembaban tanah sekitarnya. Bagian dalam Konstruksi

35

i. Lantai harus dibuat kedap air, rata, tidak licin dan harus mudah dibersihkan ; pertemuan lantai dengan dinding tidak boleh terbentuk sudut siku atau sudut mati. ii. Dinding bagian dalam harus rata dan mudah dibersihkan ; konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap ; setiap permukaan dinding yang sering terkena percikan air harus di buat kedap air atau dilapisi dengan bahan kedapa air dan mudah dibersihkan, misalnya porselin.
iii. Ventilasi alam harus memenuhi syarat yaitu menjamin

peredaran udara yang baik dan dapat menghilangkan uap, asap, gas, baud an debu dari dalam ruangan. Bila ventilasi alam tidak bisa memenuhi persyaratan ditambah dengan ventilasi buatan. iv. Pencahayaan/ penerangan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan ruangan. Di setiap ruang kerja seperti gudang, dapur, tempat cuci peralatan, dan tempat cuci tangan, intensitas pencahayaan minimal 10 Fc. Pencahayaan/ penerangan harus tidak menyilaukan dan harus tersebar merata, diupayakan sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan yang nyata.

36

v. Atap tidak boleh ada yang bocor, kemiringan mencukupi, dan tidak menjadi sarang tikus atau serangga lainnya. vi. Langit- langit permukaan rata, berwarna terang, mudah dibersihkan, tidak terdapat lubang-lubang, tinggi langitlangit dari lantai minimal 2,40 meter.
vii.

Pintu dibuat dari bahan yang kuat dan mudah

dibersihkan, pintu dapat ditutup dengan baik dan membuka kearah luar, setiap bagian bawah pintu setinggi 36 cm dilapisi dengan logam dan jarak daun pintu dengan lantai tidak melebihi dari 1 cm. 4. Persyaratan fasilitas sanitasi Air bersih 1) Harus memenuhi peraturan Menteri Kesehatan yang berlaku. 2) Kuantitas memadai untuk seluruh kegiatan, dan tersedia pada setiap kegiatan. Pembuangan air limbah 1) Sistim pembuangan air limbah harus baik. Dibuat dari bahan yang kedap air, tidak menjadi sumber pencemaran, missal dialirkan dengan saluran tertutup, ditampung pada septic tank atau dialirkan ke roil perkotaan.

37

2) Sistim perpipaan pada bangunan bertingkat harus memenuhi persyaratan Pedoman Plumbing Indonesia. 3) Saluran air limbah dari sapur harus dilengkapi dengan perangkap lemak. Toilet 1) Letak tidak berhubungan langsung (terpisah dari dapur, ruang persiapan makan, ruang makan dan gudang bahan makanan. 2) Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan bak air. Toilet pria harus terpisah dengan toilet wanita. 4) Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung. 5) Toilet harus selalu dibersihkan dengan detergent dan alat pengering.
6) 7) 8)

Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok serta sabun. Lantai cukup luas agar mudah dalam pembersihan. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kemiringan cukup.

9)

Ventilasi dan penerangan baik.

38

10)

Air limbah di buang ke septic tank, roil atau lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah.

11) Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap air. 12) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampungan dan saluran pembuangan. 13) Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih yang cukup. 14) Petrusan harus dilengkapi dengan air yang mengalir. 15) Jamban harus dibuat dengan type leher angsa dan dilengkapi dengan penggelontoran air yang cukup serta kertas tissue. 16) Jumlah toilet pengunjung pria dan wanita sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah Toilet Pengunjung Pria dan Wanita Wanita WC 1 2 4 4 39 Bak Cuci 1 2 2 2 1 WC 1 2 2 3 1 Pria Bak cuci 1 2 2 3 1

Jumlah tempat duduk 1 - 150 15 - 350 351 -950 9511500 Tiap

Luas Bangunan (m2) 1 250 251 500 501 750 751- 1000 -

tambah 1000 orang ditambah

17) Jumlah toilet untuk karyawan sebagai berikut : Tabel 2 Jumlah Toilet Untuk Karyawan Karyawan Wanita Wanita Pria WC 1 2 3 Kamar mandi 1 2 3 WC 1 2 3 Fasilitas Pria Kamar mandi 2 3 3 Peturasan 2 3 5

1 s/d 20 21 s/d 40 41 s/d 70

1 s/d 25 26 s/d 50 51 s/d 100 Setiap penambah an 50 s/d 100

71 s/d 100

40

101 s/d 140 141 s/d 180 Setiap penambaha n 40- 100

5 6 1

5 6 1

18) Diberi tanda/ tulisan pemeberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencuci tangan dengan sabun setelah emnggunakan toilet. Tempat sampah 1) Tempat sampah harus dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, mempunyai tutup dan memakia kantong plastic khususnya untuk sisa- sisa bahn makanan dan sisa makanan yang mudah membusuk.
2) Jumlah dan volume tempat sampah disesuiakan dengan produk

sampah yang dihasilkan pada setiap kegiatan. 3) Tersedia pada setiap ruang yang menghasilkan sampah. 4) Sampah harus dibuang pada waktu 24 jam dari restoran atau rumah makan. 5) Disediakan tempat pengumpul sampah sementara yang terlindung dari serangga dan hewan lainnya, dan terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.

41

Tempat cuci tangan


1) Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan

kapasitas tempat duduk. Tabel 3 Jumlah Tempat Cuci Tangan Tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk. Jumlah tempat cuci tangan (buah) 1 2 3 1

Kapasitas tempat duduk 1 60 61 120 121 200 Setiap penambahan 150 tempat duduk

2) Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan alat pengering. 3) Apabila tidak tersedia fasilitas cuci tangan sebagaimana diatas dapat disediakan sapu tangan kertas yang mengandung alcohol 70%, lap basah dengan suhu 43,3C, dan air hangat dengan suhu 43,3C.
4) Tersedia temapt cuci tangan khusus untuk karyawan dengan

kelengkapan seperti tempat cuci tangan yang jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya karyawan 1-10 orang 1 buah, dengan penambahan 1 buah untuk setiap penambhan sampai dnegan 10 orang. 42

5) Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dicapai oleh para tamu atau karyawan. 6) Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir, bak penampung yang permukaanny halus, mudah dibersihkan, dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan tertutup. Tempat cuci peralatan 1) Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan. 2) Air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air panas suhu 40C - 80C dan air dingin bertekanan 15 Psi (0,5 Kg/cm). 3) Tempat pencucian peralatan dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah. 4) Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bak pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun dan membilas.
5) Tempat pencucian bahan makanan : kuat, aman, mudah

dibersihkan, tidak berkarat, bahan makanan dicuci dengan air mengalir, tempat pencucian dihubungkan dengan saluran

pembuangan air limbah. 6) Fasilitas penyimpanan pakaian( Locker) karyawan : terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan, bertutup, tertutup

43

rapat, jumlah disesuaikan dengan jumlah karyawan, tempat terpisah dari ruang dapur/ gudang, locker wanita terpisah dengan locker pria. 7) Peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus Bersih harus tertutup, setiap lubang harus dipasang kasa, dan setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat, sehingga tidak dapat dimasuki serangga. 5. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang. a. Dapur 1) Luas dapur minimal 40% dari ruang makan atau 27% dari luas bangunan. 2) Permukaan lantai cukup, kemiringannya kearah saluran

pembuangan air limbah. 3) Permukaan langit- langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur, permukaan rata, berwarna terang, mudah dibersihkan. 4) Penghawaan dilengkapi dengan alat pengukuran suhu udara panas dan bau- bauan yang dipasang setinggi 2m dari lantai. Kapasitas disesuaikan dengan luas dapur.

44

5) Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap (hood), alat perangkap asap, cerobong asap, saringan dan saluran pengumpul lemak. 6) Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap dan pintu bagian luar membuka kearah luar. 7) Semua tungku diletakkan di bawah sungkup asap (hood). 8) Daun pintu bagian dalam harus dapat menutup sendiri (self clossing door). 9) Ruang dapur terdiri dari tempat pencucian peralatan, tempat penyimpanan bahan makanan, tempat pengolahan, tempat persiapan, ruang administrasi. 10) Intensitas cahaya alam ataupun buatan minimal 10 fc. 11) Pertukaran udara sekurang- kurangnya 12 kali per jam untuk menjamin kenyamanan kerja di dapur, menghilangkan asap dan debu. 12) Ruang dapur harus bebas tikus dan serangga.
13) Udara di dapur tidak boleh mengandung angka kuman lebih dari

5 juta per m3.

45

14) Tersedia

meja

peracikan,

peralatan,

almari/fasilitas

penyimpanan dingin, rak peralatan, bak pencucian yang berfungsi dan terpelihara dengan baik. 15) Harus dipasang tulisan cucilah tangan anda sebelum menjamah makanan dan peralatan pada tempat yang mudah terlihat. 16) Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/ WC, peturasan/ urinoir, kamar mandi dan tempat tinggal. b. Ruang makan Setiap kursi tersedia ruang minimal 0,85 m2. 2) Pintu yang berhubungan dengan luar halaman dibuat rangkap, pintu bangian luar membuka kearah luar. 3) Meja kursi dan taplak harus dalam keadaan bersih. 4) Tempat untuk peragaan makanan jadi harus dapat melindungi dari pencemaran. 5) Tidak boleh mengandung gas- gas beracun sesuai dengan ketentuan.
6)

Tidak boleh mengandung angka kuman udara lebih dari 5 juta per m3

7) Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/WC, urinoir, kamar mandi dan tempat tinggal 46

8) Harus bebas dari serangga, tikus dan hewan pengganggu lainnya. c. Gudang bahan makanan 1) Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan ukuran gudang. 2) Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain kecuali makanan. 3) Pencahayaan minimal 4 fc pada bidang setinggi lutut. H. Sanitasi Sekolah Dasar Sekolah adalah suatu lembaga yang mempunyai air untuk keperluan pencucian dilengkpaperan strategis terutama mendidik dan menyipakan sumber daya manusia. Keberadaan sekolah sebagai suatu sub system tatanan kehidupan sosial, menempatkan sekolah sebagai bagian dari system sosial. Sekolah diharapkan dapat menjalankan fungsinya yaitu sebagai lenbaga untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang optimal dan mengamankan dari pengaruh negative dari lingkungan sekitar. Kebijakan dalam penyelenggaraan sanitasi dan hygiene sekolah sejalan dengan kebjakan program Lingkungan Sehat, Kepmenkes Nomor

1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di sekolah, kebijakan NAsional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat 47 dan Kepmenkes Nomor

582/Menkes/SK/IX/2009 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan melalui tiga program pokok meliputi : a. Pendidikan Kesehatan 6. Pelayanan Kesehatan
7. Pembinaan

lingkungan

kehidupan

sekolah

sehat

strategi

dalam

penyelenggaraan sanitasi dan hygiene sekolah adalah bagian dari strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat melalui kemitraan pemerintah swasta melalui pembinaan yang dilaksanakan secara lintas program dan lintas sector melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan. Fasilitas sanitasi sekolah yang meliputi Air bersih, Toilet (Kamar mandi, WC dan Urinoir), sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan sampah dan pengendalian vector di lingkungan sekolah perlu mendapatkan perhatian. Fasilitas asanitasi atau kesehatan lingkungan yang tidak memadai merupakan factor risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan termasuk kecelakaan dan berbagai penyakit berbasis lingkungan.

I. Sanitasi Hotel

48

Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minumam serta jasa lainnya bagi amsyarakat umum yang dikelola secara komersil. Persyaratan sanitasi kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pihak perhotelan : a. Persyaratan kesehatan lingkungan dan bangunan hotel :
a. Terhindar dari pencemaran kimia, fisika dan pencemaran bakteri.

Tidak terletak didaerah banjir, lingkungan bersih. b. Tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang atau tempat perkembangbiakan serangga dan tikus, dapat mencegah masuk dan berkembangbiaknya binatang pengganggu lainnya. c. d.
e.

Berpagar kuat. Bangunan kokoh/ kuat. Penggunaan ruangan dipergunakan sesuai dengan fungsinya. f. Konstruksi lantai bersih, bahan kuat, kedap air dan permukaan rata, tidak licin, bagian yang selalu berkontak dengan air dibuat miring kearah saluran pembuangan air agar tidak berbentuk genangan air.

49

g. Dinding bersih permukaan yang selalu berkontak dengan air harus kedap air. Permukaan bagian dalam mudah dibersihkan dan berwarna terang. h. Atap kuat dan tidak bocor, langit- langit tinggi dari lantai minimal 2,5 meter. i. j. 1) 2) 3) 4) 5) Pintu dapat di buka dan di tutup serta dikunci dengan baik. Pencahayaan ruang :

Untuk kegiatan dengan resiko kecelakaan tinggi > 300 lux. Lampu tamu > 60 lux. Lampu tidur 5 lux. Lampu baca > 100 lux. Lampu relax > 30 lux b. Persyaratan kesehatan kamar ruang hotel :
i.

Kondisi ruangan tidak pengap dan berbau, bebas dari kuman-kuman patogen dan kadar gas beracun tidak melebihi nilai ambang batas (NAB), tingkat kebisingan tidak melebihi ambamg batas.

ii. Kamar tidur bersih, kasur standart dan jendela ada tirai. iii. Ruang istirahat karyawan bersih, namun belum ada jamban dan ruang istirahat pria dan wanita terpisah. 50

iv. Kamar mandi, jamban dan peturasan bersih, aliran air limbah lancar dan kedap air. v. Kamar lena bersih, udara segar dan tersedia lemari tertutup.

vi. Ruang cuci bersih, tidak mungkin terjadi campuran lena bersih dan

kotor, lantai tidak licin.


vii.

Gudang bersih, barang tertata rapid an dilengkapi rak.

c. Persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi i. Kualitas air memenuhi syarat fisik.

ii. Kuantiras air tersedia min 120 liter per hari. iii. Pembuangan air limbah mempunyai sendiri, mengalir lancar, tertutup rapat dan kedap air. iv. Toilet untuk umum bersih dan tidak berbau, jauh dari ruang lain, namun toilet pria dan wanita harus terpisah. v. Kamar mandi dan jamban untuk tamu bersih dan tidak berbau, jauh dari ruang lain, kamr mandi cukup.
vi. Pengolahan sampah memenuhi persyaratan dilengkapi alat pencegah

serangga dan tikus. d. Persyaratan Karyawan i. Pakaian karyawan bersih dan rapi, dipakai saat kerja dan utuh. 51

ii. Tiap karyawan harus punya surat keterangan dokter.

52

Anda mungkin juga menyukai