Anda di halaman 1dari 1

c.

Etiologi dan patofisiologi DM 1) Etiologi Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan kurangnya produksi insulin (DM tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhad ap insulin (DM tipe 2, bentuk yang lebih umum). Diabetes mellitus tipe 1 membutu hkan penyuntikan insulin, sedangkan DM tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus secara umum disebabkan oleh berkurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin yang sebenarnya berjumlah cukup. Kekuran gan insulin disebabkan adanya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-s el beta pulau langerhans dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan ins ulin (Maulana, 2009). 2) Patofisiologi Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus untuk dipecah menjadi bahan dasar dari makanan tersebut. Karbohidrat dipec ah menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ke tiga makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah d an diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Zat makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah dan dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Zat makanan terutama glukosa, d ibakar melalui proses kimia yang rumit yaitu metabolisme sehingga diperoleh hasi l energi. Hormon insulin memegang peran penting dalam proses tersebut yaitu bert ugas memasukkan glukosa ke dalam sel untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan b akar. Hormon insulin diproduksi oleh sel beta di pankreas (Suyono, 2009). Jumlah insulin pada DM tipe 2 malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Keadaan lubang kunci yang kurang, meskipun dengan anak kunci (insulin) banyak, seperti halnya glukos a yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa ) dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat (Subekti, 2009). Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tingg i. Jika kadar gula darah sampai di atas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan dikelua rkan melalui air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang ai r tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Ginjal yang me nghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, akan menyebabkan penderita se ring berkemih dalam jumlah banyak (poliuri). Penderita merasakan haus berlebihan kemudian banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air ke mih, sehingga penderita mengalami penurunan berat badan. Bentuk kompensasi terha dap hal tersebut, penderita seringkali merasa lapar yang luar biasa sehingga ban yak makan (polifagi). Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan be rkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang g ula darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi (Soegondo, 2008).

Anda mungkin juga menyukai