Anda di halaman 1dari 2

FLUKTUASI KEIMANAN "Iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang, maka perbaharuilah imanmu dengan LAA ILAAHA

ILLALLOOH" [HR.Ibnu Islam] Assalaamu'alaikum wr.wb Kehidupan manusia dimana lingkungannya jauh dari kondisi yang islami, dapat membawanya kepada penurunan kadar keimanan dan penurunan kadar tersebut akan menjadi lebih mudah lagi apabila manusia tersebut tidak mengetahui sifat-sifat keimanan. Keimanan dalam Islam, adalah bukan hanya dengan angan-angan dan bukan pula hanya dengan hiasan belaka, akan tetapi keimanan adalah sebuah keyakinan yang menghujam didalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan. Keimanan adalah motivator yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan. Baik buruknya perbuatan seseorang adalah tergantung baik buruknya keimanan seseorang. Kondisi keimanan yang buruk akan menghasilkan perbuatan yang buruk dan sebaliknya, kondisi keimanan yang baik akan menghasilkan perbuatan yang baik. Keimanan yang berintikan kalimah Laa Ilaaha IllaLlooh, jika tertanam baik dalam hati manusia, akan memotivasi manusia untuk melaksanakan tuntutan-tuntutannya. Laa Ilaaha IllaLlooh, berarti menjadikan ALlah sebagai satu-satunya tempat pengabdian. Pengabdian, sangat erat hubungannya dengan pembuktian dalam 'amal-'amal sholeh. Dengan menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-laranganNya maka akan menjadikan keimanan kita tetap terjaga. Dengan bersegera mungkin melaksanakan, kontinu dan menjaga kekontinuitas serta menumbuhkan perasaan pengharapan akan diterimanya semua 'amal-'amal sholehnya dan juga perasaan khawatir dari penolakan 'amal-'amal setelah pelaksanaan akan menjadikan kita semakin dekat denganNya. Pada suatu hari Rasulullooh SAW pernah terkejut, tatkala mendapatkan seutas tali yang terikat pada dua buah tiang di mesjidnya. "Tali apa ini?" tanya Rasulullooh kepada para sahabat. Para sahabat menjelaskan: "Wahai Rasul, ini adalah tali milik Zainab. Ia mengikatkan tali ini agar dapat bergantung bila ia merasakan malas dalam shalatnya..." Rasul terhenyak menyimak keterangan para sahabat, kemudian ia perintahkan mereka untuk melepaskan tali tersebut seraya berkata:"Lakukanlah shalat selama kalian masih kuat melaksanakannya. Akan tetapi apabila kalian lelah, hendaklah ia tidur..." Diriwayatkan bahwa Amirul mu'minin Umar bin Abdul Aziz usai shalat fajar, pernah terlihat berkeliling di pelataran rumahnya. Guratan wajahnya menggambarkan rasa sedih, penuh kekhawatiran dan harap. Meski tidak dilantunkan dengan secara keras, namun ungkapannya jelas terdengar, berulang kali beliau melantunkan kalimat-kalimat yang sama:"...bagaimana mata ini dapat terkatup dan pulas...sedang ia tak tahu, dimana kelak ia akan kembali di antara dua tempat ...bagaimana mata ini dapat terkatup dan pulas...sedang ia tak tahu, dimana kelak ia akan kembali di antara dua tempat ..." begitu seterusnya. Demikianlah para sahabat dan orang-orang sholeh, mereka selalu ingin mendekatkan dirinya kepada Allah. Hingga mereka terkadang memaksakan diri untuk melakukannya. Suatu hal yang patut kita contoh, dimana pada saat ini banyak diantara kita yang baru saja melakukan sedikit 'amal-'amal sholeh sudah merasa letih dan lelah bahkan berkeluh kesah.

Manusia, dengan hatinya yang selalu bergetar apabila disebut namaNya dan aqal yang memikirkan kebesaran-kebesaranNya dan jasad yang selalu bergerak menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-laranganNya, insya Allah akan dapat menjaga dan meningkatkan keimanan kepadaNYa. Marilah kita mohon kepada Allah agar kita selalu diberiNya kekuatan untuk dapat menjaga dan meningkatkan keimanan kita kepadaNya. Wassalaamu'alaikum wr.wb -rieff-

-----------tarbiyah@isnet.org

Anda mungkin juga menyukai