Kelompok 7
Khalifa Bening Jiwa Sekar Laras Ferina Rosiana Sarah Rufaidah 150110080061 150110080070 150110080074 150110080082
1. Kerapatan Butir-Butir Tanah Mineral Kerapatan butir biasanya ditetapkan sebagai massa atau berat satuan solum tanah padat. Tanah mineral memiliki kerapatan partikel berkisar antara 2,602,75 gr.cm -3.
2. Kerapatan Massa Tanah Mineral (Berat Volume) Kerapatan massa ditentukan sebagai massa (berat) suatu kesatuan volume tanah kering. Faktor yang mempengaruhi kerapatan massa salah satunya ditentukan oleh banyaknya pori maupun oleh butirbutir tanah padat dan Kandungan bahan organik yang rendah dari tanah pasiran mempertinggi juga kerapatan massa ini.
3. Pori-Pori Tanah Mineral Tanah pasiran yang memiliki kerapatan masa 1,50 dan kearapatan butir 2,65 memiliki ruang pori 43,4%. Geluh denuan yang memiliki kerapatan massa 1,30 dan kerapatan butir 2,65 memiliki ruang pori sebesar 50,9%. Serta pada tanah yang memiliki sub soil padat, ruang porinya berkisar antara 25-30%.
4. Struktur Tanah Mineral Terdapat dua kemungkinan keadaan, yaitu yang tidak berstruktur (berbutir tunggal) dan pejal (massive). Keduanya merupakan batas teori dari empat tipe struktur yang biasa dikenal dalam tanah. Empat struktur itu adalah: 1. Struktur lempeng 2. Struktur pilar dan tiang 3. Struktur gumpal berssudut dan gumpal setengah bersudut 4. Kebulat-bulatan gumpal dan remah
5. Konsistensi Tanah
1.
2. 3.
6. Golongan Tanah Mineral Berdasarkan pengelompokan tanah oleh USDA (United States Departmenet of Agriculture), tanah mineral melingkupi golongan tanah alfisol, aridisol, entisol, inceptisol, mollisol, oxisol, spodosol, ultisol, dan vertisol.
a. Alfisol Alfisol adalah tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk tua, terdiri dari bentonit yang bercampur dengan batupasir atau bahan volkan tua. Bahan induk kaya kalsium dan magnesium.
b. Aridisol Memiliki regim kelembapan tanah aridik (sangat kering), mempunyai epipedon ochrik. Termasuk tanah gurun.
c. Entisol Tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat prmulaan dalam perkembangan. Laju peresapan minimum 2,3 cm/jam dan maksimum 27,5 cm/jam.Tidak ada horison penciri kecuali epipedon ochrik, atau histik.
d. Inceptisol Merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada entisol, umumnya mempunyai horison kambik, cukup subur.
e.Mollisol Mempunyai epipedon molik, berwarna hitam (gelap) dengan value lembab kurang dari dan sama dengan 3, kandungan bahan organiknya 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%, agregarsi tanah baik. Laju peresapan minimum 8,2 cm/jam dan maksimum 19,5 cm/jam.
f. Oxisol Merupakan tanah tua, kandungan liat tinggi, kapasitas tukar kation rendah, banyak mengandung oksida-oksida besi.
g. Spodosol Tanah dimana di lapisan bawah terjadi penimbunan Fe dan Al oksida dan umus, di lapisan atas terdapat horison eluviasi yang berwarna pucat. h. Ultisol Tanah-tanah yang sudah berkembang lanjut sampai sangat lanjut. Bahan induk adalah volkan sangat tua (tertier) yang kadang-kadang bercampur dengan batupasir.
i. Vertisol Tanah dengan kandungan liat tinggi lebih dari 30%, mempunyai sifat mengembang dan mengerut, terdapat bidang kilir dan struktur bentuk baji. Laju peresapan minimum 0,1 cm/jam dan maksimum 9,5 cm/jam.