Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Primary Forming
Reshaping
Cutting
Joining
Coating
JOINING Hampir setiap industri modern dan hasil produk yang beredar saat ini mempunyai proses produksi yang mengikutsertakan teknologi pengelasan.
European Welding Engineer/International Welding Engineer European Welding Technologist/International Welding Technologist European Welding Specialist/International Welding Specialist European Welding Practitioner/International Welding Practitioner European Welding Inspection Personnel (4 levels) European Thermal Spraying Personnel European Adhesive Bonding Personnel European Welders
MECHANICAL FASTENING
FUSION WELDING
MATERIALS JOINING
WELDING
ADHESIVE BONDING
PENYAMBUNGAN Terdapat beberapa cara dalam proses penyambungan 2 buah logam atau lebih
DEFINISI WELDING
Adalah proses penyambungan logam dimana terjadi ikatan metalurgi pada sambungannya yang dilaksanakan dalam keadaan cair dengan menggunakan energi panas
KLASIFIKASI PENGELASAN
PENGELASAN CAIR
Cara pengelasan yang paling banyak digunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur dan dengan gas.
Dalam training ini kita akan lebih fokus kepada pengelasan dengan las busur dengan gas.
PROSES
SUARA SPATTER PENETRASI GAS
DIP
Jiiiii KECIL DANGKAL - CO2 - Ar + CO2 - Ar + O2 RENDAH TIPIS
GLOBULAR
XXXXXXXX BESAR DALAM -CO2 - Ar + CO2 - Ar + O2 TINGGI TEBAL
SPRAY
SHOO SHOO KECIL /TIDAK ADA DALAM - Ar + CO2 - Ar + O2 TINGGI TEBAL
SETTING DI BAWAH INI HANYA SEBAGAI PANDUAN. JENIS MATERIAL DAN DESAIN SAMBUNGAN, POSISI, GAS PELINDUNG MEMPENGARUHI SETTING. TEST WELD PASTIKAN TELAH MEMENUHI SPESIFIKASI.
LOW VOLTAGE : WIRE STUB PADA BENDA KERJA HIGH VOLTAGE : ARC TIDAK STABIL / BANYAK SPATTER SET VOLTAGE DIANTARA LOW DAN HIGH VOLTAGE UMUMNYA MENGGUNAKAN 120 A / 18 V DENGAN WELDING SPEED 80 ~ 120 CM/ MENIT
TENTUKAN VOLTAGE
MASALAH : NOZZLE TERTUTUP KOTORAN AKIBAT : TURBULENSI YANG MENGAKIBATKAN UDARA MASUK, KEROPOS PADA SEAM
MASALAH : VOLUME GAS TERLALU BESAR AKIBAT : TURBULENSI PADA GAS, KEROPOS PADA SEAM
MASALAH : TORCH TERLALU JAUH DARI BENDA KERJA AKIBAT : VOLUME GAS TIDAK MENCUKUPI, KEROPOS PADA SEAM
SALAH UKURAN ATAU MEMBESAR KARENA PEMAKAIAN PROFIL ROLLER TERLALU KECIL
ROLLER SLIP
ROLLER SLIP
JARAK DARI ROLLER TERLALU JAUH ATAU DIAMETER TERLALU BESAR DIAMETER TERLALU KECIL
WIRE MENEKUK,
TIDAK ADA, ATAU TERLALU BESAR PROFIL ROLLER TERLALU KECIL WIRE BERUBAH BENTUK
ROLLER SLIP
TROUBLE SHOOTING
SPATTER YANG BERLEBIHAN. SEBARAN GUMPALAN PARTIKEL METAL YANG BERBENTUK SOLID DEKAT WELD BEAD
KEMUNGKINAN PENYEBAB WIRE FEED SPEED TERLALU TINGGI VOLTAGE TERLALU BESAR JARAK ELEKTRODA TERLALU JAUH BENDA KERJA KOTOR GAS SHIELDING TIDAK MENCUKUPI (PADA WELDING ARC) WELDING WIRE KOTOR
PERBAIKAN TURUNKAN WIRE FEED SPEED ( AMPERE ) TURUNKAN VOLTAGE DEKATKAN ELECTRODA EXTENTION ( MIG TIP) BERSIHKAN SEMUA GREASE, OLI, DEBU, KARAT, CAT DAN KOTORAN LAINNYA DI BENDA KERJA SEBELUM WELDING NAIKKAN ALIRAN GAS SHIELDING PADA FLOW METER GUNALAN WIRE WELDING YANG BERSIH DAN KERING. KURANGI PELUMAS PADA LINER COIL
POROSITY ( KEROPOS ).
LUBANG ATAU RONGGA KECIL YANG DIHASILKAN KARENA ADANYA KANTONG GAS DALAM METAL WELD.
KEMUNGKINAN PENYEBAB 1. CAKUPAN GAS SHIELDING YANG TIDAK MENCUKUPI PERBAIKAN PERIKSA KECUKUPAN LAJU ALIRAN GAS. BERSIHKAN SPATTER DARI NOZZEL GUN. PERIKSA KEBOCORAN PADA SELANG GAS. PASTIKAN JARAK 6 ~ 13 mm DARI MIG TIP KE BENDA KERJA.
2. GAS YANG SALAH 3. WELDING WIRE YANG KOTOR 4. BENDA KERJA KOTOR
GUNAKAN GAS YANG SESUAI GUNALAN WIRE WELDING YANG BERSIH DAN KERING. KURANGI PELUMAS PADA LINER COIL BERSIHKAN SEMUA GREASE, OLI, DEBU, KARAT, CAT DAN KOTORAN LAINNYA DI BENDA KERJA SEBELUM WELDING
KEMUNGKINAN PENYEBAB 1. BENDA KERJA KOTOR 2. INPUT PANAS YANG TIDAK CUKUP 3. PERBAIKI TEKNIK WELDING
PERBAIKAN BERSIHKAN SEMUA GREASE, OLI, DEBU, KARAT, CAT DAN KOTORAN LAINNYA DI BENDA KERJA SEBELUM WELDING PILIH VOLTAGE YANG LEBIH BESAR DAN/ATAU SETTING ULANG AMPERE TEMPATKAN GARIS BEAD PADA LOKASI YANG TEPAT SAAT PENYAMBUNGAN. JAGA SUDUT GUN DARI 0 ~ 15 DERAJAT.
PERBAIKAN MATERIAL TERLALU TEBAL. DESAIN DAN PERSIAPAN PENYAMBUNGAN HARUS MEMBERI AKSES PADA BAGIAN BAWAH GROOVE , JUGA JAGA KARAKTERISTIK ARC DAN JARAK WELDING WIRE KE BENDA KERJA JAGA SUDUT GUN DARI 0 ~ 15 DERAJAT UNTUK MENDAPATKAN PENETRASI MAKSIMAL. JAGA JARAK WELDING WIRE TIDAK MELEBIHI 13 mm NAIKKAN VOLTAGE DAN NAIKKAN WIRE FEED SPEED KURANGI KECEPATAN GERAKAN WELDING PERIKSA KONTAK DARI MESIN : (+) KE WIRE FEEDER , (-) KE BENDA KERJA
4. SALAH POLARITAS
BEAD BERGELOMBANG
WELD METAL TIDAK PARALEL DAN TIDAK MENUTUPI SAMBUNGAN BASE METAL
KEMUNGKINAN PENYEBAB WELDING WIRE TERLALU PANJANG DARI NOZZLE PEGANG TORCH TIDAK STABIL
PERBAIKAN PASTIKAN KELUARAN WELDING WIRE TIDAK MELEBIHI 13 mm DARI NOZZLE GUNAKAN SUPPORT ATAU GUNAKAN 2 TANGAN
PARAMETER PENGELASAN
ARUS Berpengaruh pada kampuh las, penembusan, kekuatan las dan timbulnya percikan.
TEGANGAN Berpengaruh pada kampuh las, penembusan, kekuatan las, timbulnya percikan dan terjadinya lubang halus. KECEPATAN
Berpengaruh pada kampuh las, penembusan, kekuatan las dan terjadinya takik las. LAJU ALIRAN GAS Mempengaruhi terjadinya lubang halus.
TINGGI NOZZLE Berpengaruh pada kampuh las, penembusan, kekuatan las, timbulnya percikan, getaran kawat las, pengelihatan garis las dan terjadinya lubang halus.
DIAMETER KAWAT LAS / ELEKTRODA Berpengaruh pada kampuh las, penembusan dan percikan SUDUT TORCH Berpengaruh pada kampuh las, penembusan, kekuatan las.
SUDUT TORCH Makin mendekati garis tegak lurus : Kampuh las makin sempit dan kasar Kekuatan kampuh las makin tinggi Penembusan makin dalam DIAMETER KAWAT LAS Makin besar : Makin banyak percikan Busur makin tidak stabil Penembusan makin dangkal
LAJU ALIRAN GAS Terlalu rendah dan mengelas di tempat yang berangin : Menyebabkan lubang halus KECEPATAN Makin cepat : Kampuh las makin sempit Kekuatan kampuh las makin rendah Penembusan makir dangkal Makin mudah terjadi takik las TINGGI NOZZLE Terlalu rendah : Kampuh las menyempit Kekuatan kampuh las tinggi Penembusan makin dalam Percikan menempel di nozzle Sukar untuk melihat garis las Sukar untuk pergelasan yang panjang Terlalu tinggi : Menyebabkan lubang halus Percikan bertambah
TEGANGAN Makin besar : Kampuh las makin lebar Kekuatan kampuh las makin kecil Penembusan makin dangkal Menimbulkan percikan besar Makin kecil : Kampuh las cembung ARUS Makin besar : Kampuh las makin lebar Kekuatan kampuh lasmakin tinggi Penembusan makin dalam Menimbulkan percikan kecil
CRATER FILLER Untuk menutupi kawah ( crater ) pada akhir pengelasan Digunakan pada : plate tebal sedang. Tidak digunakan pada : las cantum, pengelasan cepat dan pelat tipis.
Atur Arus dan Tegangan Crater filler. Besarnya adalah = 60 70 % dari arus dan tegangan pengelasan. Posisikan saklar Crater filler pada posisi ON Atur Arus dan Tegangan pengelasan.
1. MAIN SUPPLY LINE 2. SWITCH ON / OFF UNTUK WELDING CURRENT 3. TRAFO : - MENURUNKAN INPUT VOLTAGE KE WELDING VOLTAGE - MENAIKKAN INPUT CURRENT KE WELDING CURRENT 4. PENYEARAH : MERUBAH AC KE DC 5. WELDING REGULATOR : MERATAKAN ARUS WELDING DALAM SIRKUIT.
1. WIRE ELECTRODE COIL 2. WIRE GUIDE 3. WIRE FEED ROLLER ( DRIVEN ) 4. PRESSURE ROLLER 5. WIRE LEAD-IN NOZZLE
1. WIRE FEED ROLLER DENGAN V-SHAPED GROOVE UNTUK STEEL WIRE ELECTRODE 2. WIRE FEED ROLLER DENGAN ROUND-SHAPED GROOVE UNTUK ALUMUNIUM WIRE ELECTRODE
CATATAN : WIRE FEED ROLLER HARUS SESUAI DENGAN DIAMETER WIRE ELECTRODE.
1. WIRE FEED NOZZLE 2. WIRE FEED ROLLER ( DRIVEN) 3. PRESSURE FEED ROLLER ( DRIVEN ) 4. WIRE GUIDE 5. WIRE LEAD-IN NOZZLE
Lampu MAIN LINE Berfungsi menyala ketika listrik masuk ke dalam mesin Lampu WARNING Terjadi jika penggunaan arus/mesin bekerja berlebihan ( duty cycle ) temperatur mesin naik, lampu akan menyala dan mesin akan berhenti ( off ) secara otomatis. Setelah temperatur mesin turun, maka mesin akan hidup kembali dan lampu warning padam
Saklar CURR/VOLT Posisikan SEPARATE CONTROL jika menggunakan separate control/elektronik inductor dan ONE KNOB CONTROL jika menggunakan one knobe control
Tombol pengatur ELECTRONIC INDUCTOR Untuk mengatur besarnya arus dan tegangan pengelasan posisikan STD jika menggunakan Arus dan Tegangan standar. Saklar GAS Posisikan SET untuk mengecek aliran gas. Kembalikan ke posisi RUN ketika mengelas
Saklar WELDING METHOD Posisikan CO2 jika menggunakan metode CO2. Posisikan MAG jika menggunakan metode MAG Saklar WIRE DIA Posisikan 1,0 jika menggunakan kawat elektroda dengan diameter 1.0 mm Posisikan 1,2 jika menggunakan kawat elektroda dengan diameter 1.2 mm
Saklar CRATTER FILLER Posisikan ON untuk membuat cratter filler
Tombol pengatur CRATTER FILLER Untuk mengatur besarnya Arus dan Tegangan pada crater-filler Tombol pengatur ARC SPOT TIME ( SEC ) Untuk mengatur besarnya waktu jika mesin dikondisikan pada ARC SPOT (saklar CRATER FILLER )
Petunjuk AMPERE METER Menunjukan besarnya arus selama pengelasan Petunjuk VOLT METER Menunjukan besarnya Tegangan selama pengelasan
Wire Feeder
Berfungsi untuk mengumpankan kawat las ( wire ) ke welding torch secara konstan dan terus menerus
Welding Torch
Berfungsi untuk mengalirkan gas pelindung, kawat las/elektroda dan arus pengelasan
TORCH SWITCH / STRIGGER Tekan jika akan memulai pengelasan NOZZLE Mengarahkan gas pelindung ORIFICE / BAFFLE Mengatur pengaliran gas agar merata dan tunak CONTACT TIP / MIG TIP Menstabilkan jalanya kawat las / elektroda
Regulator Gas
Remote Control
WELDING CURRENT & VOLTAGE Untuk mengatur besarnya arus selama pengelasan dan mengesett sesuai diameter elektroda / kawat las
SAKLAR INCHING Untuk memutar feed roll, sehingga kawat las/ elektroda keluar tanpa menekan trigger
Catatan:
Sesuaikan antara KODE ( pada scala arus dan tegangan ) dengan DIAMETER KAWAT LAS / ELEKTRODA
REGULATOR
Tujuan
Mengetahui dampak dan akibat peralatan las jika rusak Mengetahui berbagi jenis kerusakan dan perawatanya Mengetahui cara mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan las
TIPS
Operator atau welder harus mepunyai pengetahuan yang baik tentang peralatan yang di perlukan Harus mengerti dengan baik cara merawat peralatan Harus mengerti dengan baik cara mencegah kerusakan pada komponen yang dilas maupun peralatanya
KERUSAKAN
Adalah dampak dari sesuatu maupun akibat dari suatu perlakuan.
Sedangkan kategori rusak : Tidak bisa berfungsi normal tapi masih bisa di pakai ( ringan )
Tindakan
Terhadap Kerusakan
Mencegah ( Preventif )
Melindungi ( Protective )
Remote Control :
Lakukan pengecekan/ pemeriksaan pada awal sebelum melakukan pengelasan
Contoh : Setting sesuai IK, Cek Kekencangan kabel penghubung
Welding Torch :
Lakukan pengecekan/ pemeriksaan pada awal sebelum melakukan pengelasan
Contoh : Torch berfugsi normal, Aliran gas lancar,
Hal penting dalam proses pengelasan Proses transfer dari energi pada sambungan yang menaikan temperatur dari material sampai mencapai titik lelh dari material. Energi / Heat Input dapat diperoleh dari : busur listrik, pembakaran, gesekan, ledakan.
GERAKAN WELDING
UMUMNYA, SATU GARIS TARIKAN WELDING SUDAH CUKUP BAIK UNTUK KEBANYAKAN PENYAMBUNGAN WELD JOINT DENGAN CELAH YANG SEMPIT. UNTUK CELAH YANG LEBAR, WEAVE BEAD ATAU BANYAK GARIS TARIKAN BEAD MEMPUNYAI HASIL YANG LEBIH BAIK.
1. GARIS BEAD GERAKAN LURUS SEPANJANG SEAM 2. WEAVE BEAD GERAKAN SISI KE SISI SEPANJANG SEAM 3. POLA WEAVE GUNAKAN POLA WEAVE UNTUK MENGCOVER AREA LEBAR DALAM SATU TARIKAN ELEKTRODA
BEAD FILLET
BEAD HORIZONTAL
BEAD VERTICAL
BUTT HORIZONTAL
BUTT VERTICAL
LAP FILLET
LAP HORIZONTAL
LAP OVERHEAD
LAP VERTICAL
TARIK
TEKAN
TEE FILLET
TEE HORIZONTAL
TEE VERTICAL
BAB 6 MATERIAL
Pengelompokan Material : 1. Bahan mentah : bahan yang langsung dihasilkan oleh alam, contoh : bijih besi.batubara, kayu. 2. Bahan kerja :diperlukan untuk untuk pembuatan perkakas, mesin dan instrumen, contoh : baja, aluminium, plastik. 3. Bahan pembantu : bahan yang diperlukan untuk mengolah bahan kerja menjadi benda jad, contoh : bahan bakar, cairan pelarut.
Kelas
Macam
Baja karbon rendah Baja lunak khusus Baja sangat lunak
40 30 40 30
95 100 80 120
22 30
38 48
36 24
Baja setengah lunak Baja karbon sedang Baja karbon tinggi Baja setengah keras Baja keras Baja sangat keras
0.2 0.3
24 36
44 45
32 -22
112 145
30 40 34 36 36 - 47
50 60 58 70 65 100
30 17 26 14 20 - 11
KAWAT ELEKTRODA
Berfungsi : Pembentuk busur Bahan pengisi (consumable electrode) Harus mempunyai kesesuaian komposisi dengan benda kerja, dapat mengontrol berbagai sifat pengelasan, dapat berfungsi sebagai deoksidator dan dapat menghasilkan karakteristik perpindahan logam serta dapat menjaga busur tetap stabil.
JENIS ELEKTRODA
SOLID WIRE Berbentuk kawat baja (pejal) dilapisi tembaga (tebal = 0.5 1.0 m) untuk menghindari karat dan menghantarkan daya hantar listrik. FLUX CORED WIRE Berbentuk tabung yang berisi flux (serbuk halus) sebagai bahan tambah yang berfungsi sebagai deoksidator serta bahan pembentuk terak. Thin wire (gambar d & e) Diameter = 1,2 ; 1,6 ; 2,0 DCRP Conventional Wire (gambar a, b, c) Diameter = 2,4 ; 3,2 DCRP / AC
Keuntungan flux cored wire 1.busurnya halus dan mampu kerjanya umumnya memuaskan 2.rigi-riginya mempunyai penampakan yang bagus dan jumlah spater kecil
Sehingga gas pelindung mempunyai efek yang sangat berpengaruh kepada stabilisasi busur listrik, perpindahan logam pengisi, sifat dari hasil pengelasan dan pengaruh penetrasi.
Secara umum gas pelindung yang digunakan dalam MIG adalah campuran dari Argon, Oxygen dan CO2 dan spesial campuran mengandung Helium.
Tipe gas yang umum digunakan dalam berbagai jenis material : Steel CO2 Argon + 2 s/d 5 % Oxygen Argon + 5 s/d 25 % CO2 Non ferrous Argon Argon / helium
Argon base, dengan campuran CO2 akan memudahkan pengaturan parameter pengelasan dan menurunkan timbulnya spater pada dip transfer mode. Walaupun hal ini beresiko menyebabkan cacat lipatan karena gas sangat dingin.
ELEKTRODA
WELDING SYMBOL
REFERENCE LINE
DIMENSIONS
Dimensions ( dimensi ) : menspesifikasikan ukuran, jumlah dan lokasi las.
TAIL
Tail ( ekor ) : memuat informasi proses pengelasan, spesifikasi dan prosedur pengelasan
ARROW
Arrow ( panah ) : Mengidentifikasikan lokasi dimana operasi pengelasan dilakukan
WELD SYMBOL
Weld symbol ( simbol las ) :mendefinisikan bentuk penampang las. Tiap jenis las mempunyai simbol yang berbeda
FINISH SYMBOL
SAFETY
Adalah kontrol / pengendalian terhadap kerugian Pengendalian bahaya sehingga menjadi resiko yang dapat diterima Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
KOMITE Q-EHS
SESUATU YANG BERPOTENSI UNTUK MENIMBULKAN CIDERA / KERUGIAN ( MANUSIA, PROPERTI, PROSES ATAU LINGKUNGAN )
KOMITE Q-EHS
BAHAN
Kurang ter latih, kurang pengetahuan, kurang pengawasan, tidak mengetahui prosedur, WOP, IK, BERCANDA, kondisi FISIK /PSIKIS, pengaruh alkohol dan obat-obatan, dll Energi listrik, energi mekanis, panas, uap steam, bagian mesin yang tajam, getaran, desain mesin, radiasi, dll Kebisingan , suhu udara, pencahayaan ruangan, ruangan terbatas, binatang berbahaya, beracun, dll.
KOMITE Q-EHS
ALAT / MESIN
LINGKUNGAN
Adalah : KONTAK DENGAN SUATU BENDA ATAU SUMBER TENAGA LEBIH DARI DAYA TAHAN TUBUH ATAU STRUKTUR
Adalah : SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA / DIINGINKAN YANG MENGAKIBATKAN CIDERA TERHADAP MANUSIA,KERUSAKAN PADA PROPERTI ATAU KERUGIAN PADA PROSES
KOMITE Q-EHS
Adalah : SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA / DIINGINKAN YANG HAMPIR MENGAKIBATKAN CIDERA TERHADAP MANUSIA,KERUSAKAN PADA PROPERTI ATAU KERUGIAN PADA PROSES
KOMITE Q-EHS
TENAGA KERJA
Kecelakaan Kerja
KESELAMATAN
ALAT
KOMITE Q-EHS
Polusi suara / kebisingan : suara busur listrik suara exshaust suara gerinda
Berfungsi untuk menahan berbagai partikel debu yang dapat merusak sistem pewrnafasan
5. Training
1. Equipment (Peralatan)
Melindungi peralatan yang kita gunakan terhgindar dari kerusakan akibat jatuh, pecah, bocor dsb.
4. Reflektivity
Berfungsi untuk menghisap debu, gas yang terjadi akibat proses pengelasan
Sinar ultraviolet
sinar infra merah
Bahaya akibat listrik : Dapat menimbulkan masalah yang sangat barbahaya, Pencegahan dilakukan dengan menggunakan tegangan kedua yang rendah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
selama pengelasan hati-hati terhadap jatuhnya cairan dan terak panas terhadap area yang mudah terjadi penyalaan perhatikan material panas dan nyala api jauh dari material yang mudah manyala sesudah pengelasan tutp semua valve tabung letakan tabung gas pada area yang aman perhatikan area pengelasan minimal satu jam setelah selesai pengalasan informasikan kepada petugas jaga malam untuk melakukan pengecekan secara berkala buat laporan hasil kegiatan pengelasan