Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang mempengaruhinya. Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya. Orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing-masing. Komunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama sehingga interaksi berjalan dengan baik. Persoalan mendasar dari masalah ini terletak pada hambatan yang muncul dalam membangun kesepahaman dan usaha mencapai tujuan secara maksimal. Hal ini biasanya melahirkan suatu kegalauan tentang komunikasi yang baik sederhana yang dibayangkan yang kemudian menuntun pada pemikiran tentang usaha melakukan komunikasi secara efektif.

B. Tujuan Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk .lebih mengetahui tentang komunikasi dan konseling.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi menjadi jembatan untuk mengantar kita pada berbagai kebutuhan, karena itu komunikasi merupakan bagian dari kehidupan. Dalam keseharian, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi dari pada aktivitas yang lainnya, dan dapat dipastikan bahwa kita bahwa kita berkomunikasi hampir pada semua aspek kehidupan. Bahkan bagi seseorang yang menggeluti suatu profesi, keterampilan berkomunikasi sangat memengaruhi keberhasilan dalam profesi tersebut. Dengan demikian, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesi. Mengingat pentingnya komunikasi untuk dijadikan sebagai jembatan dalam menyampaikan sesuatu, yang penting bagi setiap aspek kehidupan, apapun bentuk hubungan yang dilakukan, profesi yang ditekuni, kebutuhan yang ingin didapatkan, karena komunikasi senantiasa menyertai setiap langkah dan sisi kehidupan. Namun, karena dianggap sebagai sesuatu yang biasa digunakan dalam setiap sisi kehidupan, komunikasi dilupakan dan dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan tidak perlu dipelajari secara khusus. Mempelajari komunikasi merupakan hal yang amat penting. Menurut Wood (1997), alasan penting mempelajari komunikasi adalah bahwa teori dan prinsip-prinsip komunikasi akan membantu kita memeahami apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan membantu kita untuk mempunyai pengaruh pribadi. Komunikasi yang di praktikkan dan dipahami selama ini, awal mulanya bersumber dari bahasa latin communication, artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Istilah itu kemudian diadopsi dalam bahasa Inggris communication dan diartikan hubungan, selanjutnya dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah komunikasi.

Makna hakiki communication (Latin) adalah communis yang berarti sama, atau adanya kesamaan arti, dengan begitu makna asal komunikasi adalah terjadinya kesamaan arti antara orang-orang yang saling berhubungan. Oleh sebab itu, jika di antara orang yang terlibat hubungan tertentu terjadi kesamaan arti mengenai apa yang disampaikannya sebagai sebuah pesan maka dapat dikatakan bahwa komunikasi mereka telah terjadi secara efektif, terlepas apakah lawan mereka setuju atau tidak mengenai apa yang disampaikannya.

B. Batasan Komunikasi Peristiwa komunikasi merupakan sesuatu yang unik, karena uniknya maka hampir dapat dipastikan bahwa komunikasi terdapat pada setiap aspek kehidupan manusia. Oleh sebab itu komunikasi merupakan sebuah wilayah yang sangat luas, seluas kehidupan manusia itu sendiri. Sehingga ketika membicarakan persoalan komunikasi hanya dengan pengetahuan ala kadarnya untuk menyebrangi luasnya samudra komunikasi, itu lebih baik dari pada tidak pernah mencoba untuk mempersoalkannya. Bertolak dari pengertian dan batasan komunikasi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, kita tentunya mendapat gambaran mengenai sejumlah komponen atau unsur yang terlibat dalam komunikasi, di mana semua itu menjadi persyaratan bagi terjadinya proses komunikasi. Komunikasi mempunyai beberapa bagian. Apabila di strukturisasikan komponen-komponen itu adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Komunikator Komunikan Pesan : Orang yang menyampaikan pesan. : Orang yang menerima pesan. : Pernyataan yang didukung oleh lambang atau aksesoris atau aksesoris lainnya. 4. Media : Sarana atau aturan yang mendukung pesan bila Komunikan jumlahnya. 5. Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan jauh dari tempatnya, atau banyak

Komponen-komponen

tersebut

apabila

dikomparasikan

dengan

konsep atau penjelasan tentang komunikasi dari laswell, yaitu who says what in which channel to whom with what effect

C. Rule Play Komunikasi Salah satu factor pendukung keberhasilan komunikasi adalah mengetahui rule play (aturan main) yang menjadi acuan utamanya dan lebih dari itu, yang paling penting adalah mengetahui prinsip-prinsip yang terdapat dalam komunikasi. Sekalipun prinsip-prinsip itu tidak begitu baku, tetapi jika menjadikannya sebagai tujukan ketika berkomunikasi maka sangat mungkin komunikasi itu terjadi secara efektif. William B. Gudykunts dan Young Yun Kim menyebut prinsip komunikasi ini sebagai asumsi-asumsi komunikasi. Sedangkan Cassabdra L Book, Bert E. Bradley, Lary A. Samovar, menyebutnya sebagai karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana seorang pakar komunikasi dari Indonesia

merumuskan prinsip-prinsip komunikasi sebagai berikut: 1. Prinsip 1: komunikasi sebagai proses simbolik. Salah satu kebutuhan pokok manusia seperti yang diaktakan Sussane K. Langer yaitu kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. 2. Prinsip 2: Setiap perilaku berpotensi untuk berkomunikasi We cannot communicatem anggapan ini bukan berarti bahwa semua orang benar-benar tidak bias berkomunikasi sama sekali. Ada bagian dari dalam dirinya yang bisa memberikan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. 3. Prinsip 3: Komunikasi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan. Jika kita kembali mengamati proses terjadinya interaksi atau komunikasi, ada dua kegiatan di dalam komunikasi. Yang satu sebagai penyampai pesan atau adanya arus pengaliran pesan dari komunikator pada komunikan, atau sebaliknya.

D. Komunikasi Interpersonal Dalam Konseling Dalam aktivitas apapun, kita selalu berinteraksi dengan orang lain baik satu orang maupun lebih. Sangat terbatas dan sedikit sekali yang berkomunikasi hanya dengan diri kita saja. 1. Mendefinisikan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal disebut juga dengan komunikasi antarpribadi. Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang terbagi dalam dua kata, inter berarti antara atau antar dan personal yang berarti pribadi. Sedangkan definisi komunikasi interpersonal sendiri adalah komunikasi anta orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam pelaksanaan komunikasi interpersonal, sebelumnya terjadi dulu komunikasi intra pribadi yaitu komunikasi dengan diri sendiri. Dalam komunikasi interpersonal, terdapat pula bentuk-bentuk

komunikasi, sehingga memudahkan kita dalam mengkategorikan kegiatan dalam komunikasi interpersonal, yaitu: a. Komunikasi Insani. b. Komunikasi non verbal.

2. Prinsip Komunikasi Interpersonal Setiap bentuk komunikasi memiliki prosedur, baik formal maupun informal ketika mengarah kepada mekanismenya masing-masing. Untuk menuju pada efektivitas berkomunikasi, komunikasi interpersonal memiliki beberapa prinsip yaitu: a. Komunikasi interpersonal bersifat relasional. b. Komunikasi interpersonal mengandung maksud tertentu. c. Komunikasi interpersonal bisa dipelajari. d. Komunikasi interpersonal berlangsung terus menerus. e. Pesan komunikasi interpersonal berubah-ubah dalam proses encoding secara sadar.

f. Komunikasi interpersonal mempunyai implikasi.

3. Proses Komunikasi Interpersonal Segera setelah dua orang menyadari satu dan lainnya, mereka akan mengirim pesan yang memungkinkan terciptanya ikatan antara pribadi.Komunikasi mengenal dua variable dalam proses kerjanya. Yaitu variabel tetap dan variabel tidak tetap. a. Variabel Tetap dalam Proses Komunikasi Pertama, Pengirim. Pengirim dalam rangkaian komunikasi dapat dianggap sebagai pencipta pesan, titika mulai (starting point), penginisiatif suatu proses kegiatan komunikasi. Istilah sender, encoder, sebenarnya dianalogi dari kerja computer, di mana komputer memiliki jenis perangkat yang bertugas memilih dan merancang satu perilaku sesuai bahasa dan aturan komputer demi penciptaan suatu pesan. b. Variabel Tetap dalam Proses Komuninkasi Pertama, Pengalaman. Pengalaman merupakan suatu catatan kenangan atas obyek, orang, kejadian, peristiwa diwaktu yang lalu. Pengalaman memengaruhi orang untuk mengantisipasi masa yang akan datang. Perbedaan pengalaman itu disebabkan oleh perbedaan karakteristik, misalnya dari lingkungan demografis, geografis dan psikografis terntentu. Akibatnya ada perbedaan dari lapangan pengalaman yang dapat menghasilkan kesenjangan komunikasi.

E. Komunikasi Empatik Pernahkah kita mendengar pernyataan; Hanya wanita yang tahu bagaimana berjalan sendirian di jalanan yang asing pada malam hari atau Kamu tidak akan tahu perasaan wanita karena kamu bukan wanita. Pernyataan tersebut atau pernyataan lain yang serupa menurut Brian Fay merupakan embrio sebuah tesis yang oleh banyak orang dianggap seabgai truisme , dan banyak lagi yang menyatakan sebagai penemuan besar yang

akan membebaskan kita dari keyakinan picik bahwa semua orang sama hal nya dengan kita. Pendapat Brian Fay itu meruapakan salah satu contoh dari sebuah kedudukan filosofis yang umum sifatnya dengan sebutan silopisme, yang secara harfiah bermakna aliran yang berpusat pada diri sendiri. Berdasarkan hal itu, dapat dipahami bahwa salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap efektivitas konseling ialah faktor kemampuan berempati seorang konselor. Agar menjadi lebih efektif dalam melakukan empati terhadap seseorang, ketika sedang mendengarkan apa yang dikatakan orang lain, lakukan beberapa hal berikut: 1. Mengadopsi sikap memperhatikan orang lain dengan jalan

memandangnya sebagai manusia. 2. Pusatkan perhatian untuk memahami pesan-pesan verbal dan nonverbal. 3. Pergunakan isyarat perilaku seseorang untuk memastikan keadaan emosionalnya. 4. Adopsi salah satu dari tiga pendekatan dalam melakukan empati. 5. Coba merasakan apa yang dirasakan orang lain. 6. Coba mengingat atau membayangkan bagaimana perasaan kita, jika berada dalam situasi yang sama. 7. Biarkan diri kita mengalami perasaan sedih, prihatin, atau menyesal seperti apa yang dialami orang lain.

F. Kemampuan Interpretasi Prinsip dasar komunikasi secara tidak langsung menyimpulkan bahwa pihak-pihak yang turut serta serta dalam komunikasi, mau tidak mau pasti mengalami beberapa perubahan. Hal ini disebabkan karena dasar-dasar hakiki dari makna yang dimiliki untuk simbol-simbol diperoleh dari semua pengalaman yang ada, termasuk pula pengalaman yang bertalian dengan simbol yang dipergunakan untuk berkomunikasi, karena komunikasi merupakan terpenting bagi manusia.

1.

Kognisi Sosial a. Kognisi sosial dan tindakan b. Kognisi sosial dan kontrol c. Kognisi sosial dan perubahan

2.

Bagaimana Terjadinya Persepsi Ada dua pandangan mengenai hubungan antara kejadian dan persepsi tentang kejadian tersebut. Pandangan pertama bahwa hal itu sebagai kenyataan fisik yang terjadi begitu saja pada pancaindera. Sepanjang pancaindera masih baik, secara sederhana akan merekam apa yang terjadi di sana dengan cara yang kurang lebih obyektif. a. Menciptakan Pola, Stabilitas dan Arti. b. Menyeleksi Terpaan dan Perhatian. c. Menginterpretasi Objek. d. Mengorganisir Stimuli. e. Empat Proses Dalam Persepsi. f. Orientasi Diri Sendiri g. Mengorganisasi Karakter Kesan.

G. Kepribadian Memahami orang lain akan berlangsung lebih baik melebihi analisis data demografis.Dalam konsep dasar Freud tentang kepribadian manusia adalah buruk, dan terlalu menekankan pada pengaruh masa lalu/ masa kecil terhadap perjalanan hidup masa berikutnya.Konsep ini terlalu pesimistis terhadap setiap upaya pengembangan diri manusia.Jika individu menjalani masa kecil sekitar lima tahun pertama yang kelam, seakan-akan tidak ada lagi harapan baginya untuk hidup secara normal. 1. Asumsi Pokok Kepribadian Asumsi-asumsi dasar Abraham Maslow tentang kepribadian manusia dapat ringkas sebagai berikut: a. Setiap individu terdapat kemauan yang aktif ke arah kesehatan, implus ke arah pertumbuhan atau ke arah aktualisasi potensi manusia.

b.

Kodrat batin tidaklah sekuat, sekuasa dan tidak bisa salah seperti insting binatang.Kodrat batin adalah lemah, lembut, halus, dan sikap yang salah terhadapnya.

c.

Berhubungan kepribadian berkembang melalui pematangan dalam lingkungan yang menunjang dan oleh usaha aktif pada pihak

pribadi untuk merealisasikan kodratnya, maka daya kreatif dalam manusia menyatakan dirinya dengan lebih jelas. d. Motivasi manusia dapat dibedakan atas kebutuhan-kebutuhan dasar dan meta kebutuhan e. Maslow yakin bahwa apabila para psikolog hanya mempelajari orang-orang lumpuhm kerdil, neurotic, maka hanya menghasilkan suatu psikologi yang lumpuh.

2.

Struktur Kepribadian Freud menjelaskan kepribadian manusia tersusun dari tiga system pokok, yakni id, ego, dan super ego. Meskipun masing-masing bagian mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri, namun ketiganya brinterkasi begitu erat satu samalain sehingga sulit untuk memisahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku.

3.

Dinamika Kepribadian Insting didefinisikan sebagai perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatic dalam yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya disebut hasrat.Dinamika kepribadian sebagian besar dikuasai oleh keharusan untuk memuaskan kebutuhan seorang lewat transaksi dengan obyek di dunia luar. Lingkungan sekitar menyediakan makanan bagi organisme yang lapar dan minuman bagi yang haus.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Manusia di lahirkan ke dunia ini adalah sebagai makhluk sosial antara manusia yang satu dengan yang lainnya pasti akan berinteraksi. Interaksi itulah yang dimaksud komunikasi. Macam-macam komunikasi di bagi menjadi dua yaitu Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan lambang kata-kata atau bahasa sebagai medianya baik secara lisan maupun tulisan komunikasi non verbal adalah pesan atau informasi yang tidak disampaikan melalui lisan maupun tulisan tetapi menggunakan gerakan tubuh. Hambatan dalam berkomunikasi adalah hambatan yang bisa diakibatkan dari fisik, hambatan semantik, hambatan psikologis.

B. Saran Dalam berkomunikasi sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang baik,sopan dan apabila menggunakan bahasa tubuh, gunakan bahasa tubuh yang sopan dan tidak membuat teman yang berkomunikasi kita tersinggung dengan perkataan dan gerak tubuh kita.

10

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran, Psikoterapi dan Konseling Islami, Yogyakarta, Fajar Pustaka Baru, 2001 Ancok, Djamaluddin Suroso, Fuat Nashori, Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem Psikologi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1995 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1992. Fromm, Erich, The Art of Listening, Alih bahasa: Apri Danarto, Yogyakarta, Jendela, 2002 May, Rollo, Seni Konseling, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1997. Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar, Bandung, Remaja, RosdaKarya, 2000. Djumhur, I dan Surya, Muhammad, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, Bandung, CV Ilmu, 1975.

11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT. Maksud penulis membuat karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN yang

diamanatkan oleh dosen penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang KONSEP DAN BENTUK KOMUNIKASI DAN

KONSELING. Amin.

Sukabumi, Desember 2012

Penulis

12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Komunikasi ............................................................................. 2 B. Batasan Komunikas ................................................................................. 3 C. Rule Play Komunikasi ............................................................................. 4 D. Komunikasi Interpersonal Dalam Konseling ........................................... 5 E. Komunikasi Empatik ............................................................................... 6 F. Kemampuan Interpretasi .......................................................................... 7 G. Kepribadian .............................................................................................. 8

BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan .............................................................................................. 10 B. Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai