Anda di halaman 1dari 3

Radit, ia adalah seorang santri di sebuah pesantren di Kota Garut.

Sekarang ia adalah santri kelas 3 dan sekaligus siswa kelas 3 di sebuah SMA Favorit di Kota Dodol tersebut. Ia termasuk tipikal seorang remaja berkepribadian romantis. Entah mengapa dia sangat suka membuat tulisan-tulisan yang berbau cinta, baik itu cerpen, puisi, atau novel. Disela-sela kesibukannya mengaji dan sekolah, ia selalu merenung dan menorehkan tinta diatas buku khusus yang dia buat sendiri. Entah sejak kapan dia doyan nulis seperti itu, yang jelas hingga saat ini dia belum punya pacar, tidak seperti teman-temannya di sekolah kebanyakan. Salah dia juga sebenarnya terlalu idealis untuk tidak pacaran sebelum menikah, dia berprinsip boleh pacaran asal sudah diikat dengan janji suci pernikahan. Diam-diam, ternyata dia menyukai teman wanitanya yang satu pesantren dan kebetulan satu sekolah juga, namun ia beda kelas dengannya. Wanita itu pintar, baik hati, ramah, dan yang terpenting dimata Radit dia itu amat mempesona. Sebenarnya Radit menyukainya sejak kelas 1 SMA dulu. Namun, dia hebat sekali menyembunyikan perasaannya itu, bahkan teman-teman se-kobongnya juga tidak ada yang tahu. Namun sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai, akhirnya pasti ketahuan juga baunya. Begitu pula dengan kisah cinta Radit. Ia tidak kuat menanggung nestapa selama hampir 3 Tahun lamanya. Ia memberanikan diri untuk curhat kepada Adik kelasnya. Sebelumnya ia juga curhat kepada seseorang yang ia percayai. Dan ternyata ia curhat kepada seseorang yang ia cintai. Pada suatu malam dia nekat untuk meng-sms wanita itu, namanya Zahra. Ia mengirim SMS tentang keinginannya untuk curhat. Zahra, maaf malam-malam mengganggu, boleh minta tolong? Suara Nada SMS HP nya si Radit pun berbunyi tanda ada sms yang masuk. Wajahnya menjadi berubah segar seketika. Awalnya dia sudah mulai terkantuk-kantuk dan pesimis juga bahwa smsnya akan dibalas. Namun ternyata firasatnya meleset. Wanita pujaannya ternyata belum tidur. Ia merespon sms darinya. Oh iya, mau minta tolong apa?

Begini tapi mohon kamu janji untuk merahasiakannya ya!, saya bisa curhat tentang sesuatu nggak ? Hampir 10 menit Radit menunggu balasan sms dari Zahra, ia gelisah dan perasaannya tidak menentu saat itu. Nada pesannya kembali berbunyi, dan dengan sigap Radit pun membaca isi pesan itu. Insya Allah, Mangga, silahkan saja Begini, saya sedang jatuh cinta kepada seseorang, tapi saya takut untuk mengungkapkannya, bagaimana pendapatmu? apakah saya harus jujur atau memendamnya saja dan bersabar untuk menunggu saat yang tepat ? Radit, mengetik dengan jari yang agak gemetaran, saking dia berbahagia sekaligus gugup. saran saya, biarkan perasaan cinta itu mengalir seperti air, biarkan ia tumbuh seperti semaian bibit tumbuhan hingga suatu saat ia tumbuh. Tapi lebih baik kamu sabar aja, karena nggak baik kalau kamu pacaran, apalagi kamu itu contoh bagi santri-santri yang lain. Gemetar rasanya membaca kata demi kata yang muncul di layar Handphone nya. Radit sejenak merenung dan kemudian membalas sms itu. Terimakasih temanku, kau telah memberikan saran yang bijak, mohon maaf malam-malam mengganggu, Wassalamualaikum Wr.Wb *** Perasaan Radit sudah mencapai klimaks, ia sudah tidak tahan lagi diam menyembunyikan perasaan yang sebenarnya ia rasakan. Ia mulai mencari cara yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya kepada wanita itu, ya dia adalah Zahra, yang wajahnya selalu hadir di dalam mimpinya. Tepat pada malam selasa sehabis ngaji, Radit nekat untuk menyatakan cinta pada Zahra. Namun, malang nasibnya. Zahra tidak menerimanya sebagai kekasihnya. Bukan karena ia tidak mencintai Radit, namun Zahra sudah berkomitmen untuk tidak pacaran sampai dia benar-benar sukses mengejar cita-citanya menjadi seorang Dokter Gigi. Ia lebih suka seorang lelaki yang berani langsung meminta ijin untuk meminangnya kepada Ayahnya pada suatu saat nanti.

*** Waktu tiga tahun menimba ilmu, baik itu di pesantren dan SMA akhirnya akan berakhir. Setiap pertemuan pasti berjodoh dengan perpisahan. Ya, malam itu adalah malam perpisahan Pesantren. Momen yang menggembirakan dan sekaligus menyedihkan buat Radit. Ia sedih karena ia tidak akan bisa lagi bertemu dengan wanita pujaannya. Apalagi Zahra malam itu pula akan segera pergi menuju Padang untuk kuliah disana. Tanpa sempat mengucapkan ucapan perpisahan kepadanya, Zahra telah pergi bersama keluarganya menuju Padang. Radit hanya bisa termenung merenungi nasibnya. Ia harus rela melupakan wajah bidadarinya itu, ia harus sanggup tidak bernicang dengannya, ia kini dengan berat hati hanya bisa menghubunginya lewat SMS, itu pun kalau Zahra bersedia membalasnya.

Anda mungkin juga menyukai