Anda di halaman 1dari 24

Presentasi Kelompok VI (013 Des 2012)

STANDARISASI GURU

Manajemen SDM Permendiknas No. 16 Tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

MANAJEMEN SDM Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang akan menentukan pada kinerja organisasi, ketepatan memanfaatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia serta mengintegrasikannya dalam suatu kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting bagi peningkatan kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya.

Fungsi Manajemen SDM dalam Organisasi fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling dan fungsi operasional yang meliputi procurement, development, kompensasi, integrasi, maintenance, separation (Cahyono,1996:2)

Presentasi Kelompok VI (013 Des 2012)

Proses Manajemen SDM

Menurut Lunenburg dan Ornstein (2004:53), dalam proses manajemen sumberdaya manusia terdapat enam program yaitu :

1. Human resource planning 2. Recruitment 3. Selection 4. Professional development 5. Performance appraisal 6. Compensation

Hubungan Manajemen SDM dengan Pendidikan Tuntutan akan upaya peningkatan kualitas pendidikan pada dasarnya berimplikasi pada perlunya sekolah mempunyai Sumber Daya Manusia pendidikan baik Pendidik maupun Sumber Daya Manusia lainnya untuk berkinerja secara optimal, dan hal ini jelas berakibat pada perlunya melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan tuntutan legal formal seperti kualifikasi dan kompetensi, maupun tuntutan lingkungan eksternal yang makin kompetitif di era globalisasi dewasa ini, yang menuntut kualitas Sumber Daya Manusia yang makin meningkat yang mempunyai sikap kreatif dan inovatif serta siap dalam menghadapi ketatnya persaingan.

Presentasi Kelompok VI (013 Des 2012)

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pasal 1 (1) Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. (2) Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini. Pasal 2 Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri. Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Kualifikasi Akademik Guru A. Kualifikasi Akademik Guru melalui Bidang Formal a) Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. b) Kualifikasi Akademik Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Presentasi Kelompok VI (013 Des 2012)

c)

Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

d)

Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

e)

Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

f)

Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi

Presentasi Kelompok VI (013 Des 2012)

B.

Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya

Standarisasi kompetensi guru Standarisasi Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan menduduki salah satu jabatan fungsional Guru, sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikannya. Persyaratan dimaksud adalah penguasaan proses belajar mengajar dan penguasaan pengetahuan. jabatan Fungsional Guru adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seseorang guru yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK Komponen penyelenggaraan standarisasi kompetensi guru meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan, Tindak lanjut, Evaluasi

Presentasi Kelompok VII (26 Des 2012)

STANDAR KEPALA SEKOLAH / MADRASAH Permendiknas No. 13 Tahun 2007 Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah mencakup: 1. Kualifikasi a. Kualifikasi Umum b. Kualifikasi Khusus 2. Kompetensi a. Kompetensi Kepribadian b. Kompetensi Manajerial c. Kompetensi Kewirausahaan d. Kompetensi Supervisi e. Kompetensi Sosial 1. Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah a. Kualifikasi Umum 1. Berkualifikasi akademik S1 atau D IV 2. Pada saat diangkat berusia maksimal 56 tahun 3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang kurangnya 5 tahun, khusus untuk TK/RA sekurang-kurangnya memiliki pengalaman mengajar selama 3 tahun 4. Pangkat serendah - rendahnya III/c untuk PNS, untuk nonPNS disetarakan dengan kepangkatan yang diatur oleh yayasan/lembaga yang berwenang. b. Kualifikasi Khusus 1. Kepala TK/RA a. Berstatus sebagai guru TK/RA b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA c. Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang ditetapkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah

Presentasi Kelompok VII (26 Des 2012)

2. Kepala SD/MI a. Berstatus sebagai guru SD/MI b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI c. Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang ditetapkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah 3. Kepala SMP/MTs a. Berstatus sebagai guru SMP/MTs b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs c. Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang ditetapkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah 4. Kepala SMA/MA a. Berstatus sebagai guru SMA/MA b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA c. Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang ditetapkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah 5. Kepala SMK/MAK a. Berstatus sebagai guru SMA/MAK b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MAK c. Memiliki sertifikat kepala SMA/MAK yang ditetapkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah 6. Kepala SDLB/SMPLB/SMALB a. Berstatus sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB c. Memiliki sertifikat kepala SDLB/SMPLB/SMALB yang ditetapkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah

Presentasi Kelompok VII (26 Des 2012)

7. Kepala Sekolah Indonesia Luar negeri a. Memiliki pengalaman sekurang kurangnya 3 tahun sebagai kepala sekolah b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan c. Memiliki sertifikat kepala sekolah yang ditetapkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah

2.

Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah a. b. c. d. e. Kompetensi Manajerial Kompetensi Kepribadian Kompetensi Kewirausahaan Kompetensi Supervisi Kompetensi Sosial a. Dimensi Kompetensi Manajerial 1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan 2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan 3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sekolah/madrasah secara optimal 4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif 5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik 6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal 7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayaguanaan fasilitas secara optimal 8. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dengan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide/gagasan, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah

Presentasi Kelompok VII (26 Des 2012)

9. Mengelola peserta didik dalam rangka peneriamaan peserta didik baru, dan penempatan serta pengembangan peserta didik 10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional 11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien 12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah 13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah 14. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan dan pengambilan keputusan 15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah 16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut b. Dimensi Kompetensi Kepribadian 1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah 2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin 3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah 4. Bersikap terbuka dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi 5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah. 6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

Presentasi Kelompok VII (26 Des 2012)

c. Dimensi Kompetensi Kewirausahaan 1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah 2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif 3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses melaksanakan tugas pokok dan fungsinya 4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam memecahkan masalah/kendala yang dihadapi oleh sekolah/madrasah 5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik d. Dimensi Kompetensi Supervisi

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesional guru 2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat 3. Meindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesional guru e. Dimensi Kompetensi Sosial 1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentiangan sekolah/madrasah 2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan 3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang lain atau kelompok lain

Presentasi Kelompok VIII (26 Des 2012)

Standarisasi Pengawasan Pengertian Pengawasan Proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang dikehendaki.

Proses Pengawasan 1. Menetapkan standar-standar pelaksanaan pekerjaan 2. Pengukuran hasil/pelaksanaan pekerjaan 3. Mengoreksi Penyimpangan

Metode Pengawasan Pengawasan non-kuantitatif

Tidak melibatkan angka angka dan digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi/sekolah secara keseluruhan Pengawasan kuantitatif

Melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi organisasi/sekolah.

Presentasi Kelompok VIII (26 Des 2012)

Supervisi Pendidikan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Isi . Pada Rumawi V sub B disebutkan bahwa :

1. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. 2. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi. 3. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kepala sekolah / Madrasah, bahwa pada kompetensi Supervisi Kepala sekolah yaitu :

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesional guru. 2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tehnik supervisi yang tepat. 3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Pengertian Supervisi Secara Morfologi Super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat Secara Sematik Pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. Secara Etimologi Pengawasan di bidang pendidikan

Tujuan Supervisi Mengembangkan sistuasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesionalisme.

Presentasi Kelompok VIII (26 Des 2012)

Sasaran Supervisi Peningkatan kemampuan profesional guru

Prinsip-prinsip Supervisi Ilmiah Kooperatif Konstruktif dan kreatif Realistik Progresif Inovatif Teknik-teknik Supervisi Teknik perorangan Kunjungan kelas Observasi Kelas Percakapan Pribadi Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain) Menilai diri sendiri

Teknik kelompok

Rapat Studi kelompok antar guru Diskusi kelompok Penataran Seminar

Presentasi Kelompok VIII (26 Des 2012)

Permendiknas no. 12/2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah Memutuskan Menetapkan : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah Pasal 1 (1) Untuk dapat diangkat sebagai pengawas sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar pengawas sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional (2) Standar pengawas sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampuran peraturan menteri ini. Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. KOMPETENSI 1. Kompetensi Pengawas Taman Kanak-Kanak/Rau-datul Athfal (TK/RA) dan Sekolah Dasar/MadrasahIbtidaiyah (SD/MI)

1.KompetensiKepribadian 1.1 Memiliki tanggungjawab se-bagai pengawas satuan pendidikan. 1.2 Kreatif dalam bekerja dan me-mecahkan masalah baik yangberkaitan dengan kehidupanpribadinya maupun tugastugas jabatannya.

Presentasi Kelompok VIII (26 Des 2012)

2.KompetensiSupervisiManajerial 2.1 Menguasai metode, teknikdan prinsip-prinsip supervisidalam rangka meningkatkanmutu pendidikan di sekolah. 2.2 Menyusun program kepenga-wasan berdasarkan visi-misitujuan dan program pendidik-an di sekolah. 3. KompetensiSupervisiAkademik 3.1 Memahami konsep, prinsip,teori dasar, karakteristik, dankecenderungan perkem-bangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau matapelajaran di SD/MI. 3.2 Memahami konsep, prinsip,teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkem-bangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidangpengembangan di TK/RA ataumata pelajaran di SD/MI. 4. KompetensiEvaluasiPendidikan 4.1 Menyusun kriteria dan indika-tor keberhasilan pendidikandan pembelajaran/ bimbingandi sekolah. 4.2 Membimbing guru dalam me-nentukan aspek-aspek yangpenting dinilai dalam pembela-jaran/bimbingan tiap bidangpengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI. 5. KompetensiPenelitianPengembangan 5.1 Menguasai berbagai pen-dekatan, jenis, dan metodepenelitian dalam pendidikan. 5.2 Menentukan masalah ke-pengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tu-gas pengawasan maupununtuk pengembangan karir-nya sebagai pengawas. 6.KompetensiSosial 6.1 Bekerja sama dengan berba-gai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untukdapat melaksanakan tugasdan tanggung jawabnya. 6.2 Aktif dalam kegiatan asosiasipengawas satuan pendidikan.

Presentasi Kelompok IX (26 Des 2012)

Standarisasi sarana dan prasarana sekolah Pengertian sarana dan prasarana sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1

Standar sarana dan prasarana untuk sekolah/madrasah mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana Pasal 2

Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan dengan kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana

Tujuan Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar ,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. 2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi dalam pembelajaran

Presentasi Kelompok IX (26 Des 2012)

Standar sarana dan prasarana pada SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA. mencakup: 1. kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah, 2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.

Standarisasi sarana sekolah Sarana pendidikan berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi: 1. Alat pelajaran alat-alat yang digunakan untuk rekam-merekam bahan pelajaran atau alat pelaksanaan kegiatan belajar 2. Alat peraga segala macam alat yang digunakan untuk meragakan objek atau materi pelajaran 3. Media pendidikan sesuatu (apapun) yang di dalamnya terkandung pesan komunikasi, merupakan saluran/ perantara komunikasi.

Standarisasi prasarana sekolah A. Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. ruang kelas, 2. ruang perpustakaan, 3. laboratorium IPA, 4. ruang pimpinan, 5. ruang guru, 6. tempat beribadah, 7. ruang UKS 8. WC 9. gudang 10. ruang sirkulasi 11. tempat bermain

Presentasi Kelompok IX (26 Des 2012)

SMP/MTs : 1. ruang kelas, 2. ruang perpustakaan, 3. ruang laboratorium IPA, 4. ruang pimpinan, 5. ruang guru, 6. tempat beribadah, 7. ruang UKS, SMA/MA 1. ruang kelas, 2. ruang perpustakaan, 3. ruang laboratorium biologi, 4. ruang laboratorium fisika, 5. ruang laboratorium kimia, 6. ruang laboratorium komputer, 7. ruang laboratorium bahasa, 8. ruang pimpinan, 9. ruang guru, 10. ruang tata usaha 11. tempat ibadah 12. ruang konseling 13. ruang UKS 14. ruang organisasi kesiswaan 15. WC 16. gudang 17. ruang sirkulasi 18. Tempat bermain 8. WC 9. gudang 10. ruang sirkulasi 11. tempat bermain 12. ruang organisasi kesiswaan 13. ruang konseling 14. ruang tata usaha

Hubungan antara Sarana dan Prasarana dengan Program Pengajaran Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar mengajar , demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah penyediaan sarana di sekolah di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa mendatang.

Presentasi Kelompok IX (26 Des 2012)

Manajemen sarana dan prasarana Manajemen sarana prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar . a. Perencanaan / Analisis kebutuhan b. Pengadaan c. Inventarisisasi d. Pendistribusian dan Pemanfaatan e. Pemeliharaan f. Pemusnahan a. Perencanaan / Analisis kebutuhan Merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan perlengkapan yang dibutuhkan oleh sekolah untuk kegiatan pembelajaran siswa. Hal hal yang harus diperhatikan 1. Perencanaan pengadaan barang bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar 2. Perencaanan harus jelas dari segi manapun 3. Rencana harus siostematis dan terpadu 4. Memiliki struktur berdasarkan analisis 5. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bernama pihak perencana 6. Fleksibel 7. Dapat dilaksanakan berkelanjutan 8. Menunjukan sakla prioritas 9. Disesuaikan dengan anggaran b. Pengadaan Yaitu proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat dilakukan dengan cara-cara membeli, menyumbang hibah dll

Presentasi Kelompok IX (26 Des 2012)

c. Penginvestarisasian Adalah kegiatan melaksanakan penggunaan , penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah ke dalam satu invetaris barang secara teratur . d. Pemanfaatan Dalam pemanfaatan sarana, harus mempertimbangkan : 1. Tujuan yang akan dicapai 2. Kesesuian antar media yang digunakan dengan materi yang dibahas 3. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang 4. Karateristik siswa c. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara, dan menyimpang barang-barang sesuai dengan bentuk-bentuk jenis barangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama seta dapat digunakan sscara berulang dalam waktu yang lama d. Penghapusan Pengahapusan barang inventaris adalah pelapasan suatu barang dan kepemilikan dan tanggung jawab pengurusnya oleh pemerintah ataupun swasta, syarat : 1. Barang-barang dalam keadaan rusak berat 2. Perbaikan suatu barang memerlukan biaya yang besar 3. Secara teknis dan ekonomis kegunaanya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan

Presentasi Kelompok X (26 Des 2012)

Standarisasi Pembiayaan Pendidikan

A. Pengertian Manajemen Keuangan Merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengkoordinasian Pengawasan atau Pengendalian

B. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah 1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah 2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah 3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku

C. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan 4 Prinsip

Presentasi Kelompok X (26 Des 2012)

1. Transparansi Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti Adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya 2. Akuntabilitas Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. 3. Efektivitas Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness characterized by qualitative outcomes. 4. Efisiensi Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal: A. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya B. Dilihat dari segi hasil

Presentasi Kelompok X (26 Des 2012)

A. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:

Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien.

b. Dilihat dari segi hasil Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyakbanyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.

Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya tertentu dan ragam hasil yang diperoleh Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien. Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

Presentasi Kelompok X (26 Des 2012)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 19 TAHUN 2007 TANGGAL 23 MEI 2007 STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Bidang Keuangan dan Pembiayaan a. Sekolah/Madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan. b. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah/Madrasah mengatur: 1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola; 2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi dan operasional; 3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya; 4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya. c. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah serta mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya d. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel.

Anda mungkin juga menyukai