Latar Belakang
Masyarakat aborigin di Taiwan berjumlah 390.000 orang yang berasal dari sembilan suku (kurang lebih 2% dari populasi Taiwan) Aborigin telah berada di berbagai kawasan di Taiwan terutama di daerah pesisir, jauh sebelum adanya ekspansi Cina di kawasan tersebut. Namun, ekspansi Cina ke Taiwan yang dikenal sangat keras terhadap masyarakat lokal menjadikan masyarakat lokal saat itu, termasuk suku-suku aborigin di sana, kehilangan identitas asli mereka: Mengganti nama dengan Chinese name Penggunaan Bahasa China sebagai bahasa sehari-hari Pengambilan lahan secara paksa untuk kepentingan industri
Bagaimana proses integrasi masyarakat aborigin di Taiwan dilihat dari tantangan dan hambatannya?
Landasan Konseptual
1. Hak-hak minoritas yang meliputi existency, identity, justice and participation. Minoritas memiliki hakhak yang harus dilindungi oleh pemerintah setempat. 2. Nasionalisme yang ditetapkan oleh Taiwan terhadap masyarakat aborigin di sana adalah salah satu cara untuk mengintegrasikan kelompok aborigin ke dalam masyarakat Taiwan untuk menjalankan kewenangan politik mereka sebagai pemerintah.
Sejarah
Suku Aborigin Taiwan ini diyakini berasal dari Kepulauan Malay yang datang secara bergelombang pada 6.000 tahun yang lalu hingga 1.000 tahun yang lalu Oleh orang Han (imigran China), Aborigin Taiwan dibagi menjadi dua kelompok: Pingpu (yang tinggal di dataran) dan terbagi lagi menjadi sepuluh suku Kaoshan (yang tinggal di pegunungan) dan terbagi lagi menjadi sembilan suku Imigran Han (mayoritas adalah pemuda) menikahi gadis-gadis dari kelompok Pingpu sehingga kebudayaan mereka pun saling terlarut.
Sejarah
Kelompok Pingpu mendapatkan hak istimewa sebagai large-rent owner dalam sistem three-tiered yang digunakan oleh pendatang dari China, juga mendapatkan pembebasan dari pajak pada pemerintah.
Adanya kebijakan Qing (1683-1895) pada awalnya menjamin mereka agar mereka terpisah dari para imigran Han dan membuat agar kebudayaan mereka bisa tetap lestari. Namun, keberadaan Aborigin Taiwan tetap kalah jumlah dibandingkan dengan imigran Han.
Aborigin yang lainnya hanya memiliki hak terbatas atas tanahnya sampai tahun 1700an saja, setelah itu secara berangsur mereka terus kehilangan hak atas tanahnya melalui koersi, hutang, dan penipuan yang dilakukan oleh bangsa China
Hak eksklusif yang dimiliki suku Pingpu atas tanahnya juga akhirnya dihilangkan ketika Jepang datang ke Taiwan dan menghapuskan indigenous land rights pada 1895.
Proses Integrasi
Upaya integrasi telah aktif dilakukan pada era 1980an dimulai dengan tumbuhnya gerakan sosial atau penuntutan atas diberikannya pengakuan: Eksistensi Hak Identitas Teritorial Terobosan terhadap upaya integrasi masyarakat aborigin Taiwan dimulai pada era 1990-an, terutama pada era kembalinya pemerintahan demokratis di Taiwan pada tahun 1996 Gerakan yang ada dimotori organisasi: The Minorities Committee dan Association for Promoting the Rights of Taiwan Aborigines (dibentuk 1984) Alliance of Taiwan Aborigines (dibentuk 29 Desember 1984) Taiwan Aboriginal Self-Government Working Group (TASGWG)
Dibentuk Council of Aboriginal Affairs pada tanggal 1 November 1996 yang kemudian diubah menjadi Council of Indigenous People pada tanggal 4 Januari 2002
Proses Integrasi
Era pemerintahan Chen-Sui Bian yang berasal dari partai Democratic Progress Party menjadi salah satu titik penting proses integrasi masyarakat aborigin Taiwan ke dalam masyarakat Taiwan melalui pendekatan dua arah.
Diberlakukan kebijakan Re-affirming New Partnership yang diluncurkan pada tanggal 19 Oktober 2002 yang disusul dengan diberlakukannya kebijakan Indigenous Traditional Territory Survey pada tahun 2002
Bagi pemerintah Taiwan, keberadaan kaum pribumi ini perlu untuk diperjuangkan agar mereka tetap dapat mendapatkan keadilan dimanapun mereka berada
19%
70%
Militer
Profesi/teknol ogi
Bagi pemerintah Taiwan, keberadaan kaum pribumi ini perlu untuk diperjuangkan agar mereka tetap dapat mendapatkan keadilan dimanapun mereka berada
Analisis
Meskipun terdapat sejarah tindak opresif terhadap kaum minoritas, pemerintah Taiwan kini berdiri berdampingan dengan masyarakat suku aborigin tersebut dan berusaha untuk menegakkan hak-hak mereka
Era kembalinya pemerintahan demokratis di Taiwan pada tahun 1996 tampaknya menjadi kunci merebaknya gerakan sosial yang membela hak suku aborigin di Taiwan sehingga pendekatan sosial dan kultural menjadi lebih populer untuk merangkul kaum minoritas di Taiwan
Hambatan yang pertama muncul dari proses integrasi suku aborigin di Taiwan adalah kurangnya akomodasi dari institusi politik negara untuk menampung aspirasi kaum minoritas tersebut
Analisis
Pendidikan menjadi strategi utama pemerintah dalam mewujudkan integrasi nasional antara kaum minoritas dan mayoritas
Saat ini masih terdapat pandangan skeptis di dalam masyarakat suku aborigin, khususnya di kalangan orang tua, bahwa pendidikan tidak memberikan dampak yang signifikan bagi masa depan anakanak suku aborigin serta membutuhkan banyak biaya Kurikulum sekolah yang dirancang pemerintah dianggap masih sukar untuk diikuti anak-anak suku aborigin
Analisis
Akses komunikasi kemudian menjadi fokus pemerintah untuk menjaga keberlangsungan integrasi suku aborigin di Taiwan
Pemerintah telah menyiarkan saluran TV satelit khusus kaum aborigin hingga ke daerah-daerah terpencil di Taiwan
Upaya ini diharapkan mampu membuka kesempatan bagi kaum aborigin untuk dapat memperdengarkan aspirasinya, bukan hanya di Taiwan, tetapi secara global melalui kerjasama dengan program televisi pribumi lain di dunia
Analisis
Banyak kebijakan yang belum tepat sasaran, karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah setempat, walaupun sebenarnya program yang ditawarkan bisa membantu mengangkat derajat masyarakat Aborigin
Secara politik, masih banyak yang harus dilakukan pemerintah Taiwan, karena keterwakilan dari masyarakat Aborigin ini masih sangat minim
Kesimpulan
Tantangan yang dialami untuk proses integrasi mereka dalam masyarakat adalah bagaimana hak-hak politik mereka bisa lebih diakomodasi dan tidak hanya diakui namun turut dilibatkan langsung dalam proses pembuatan kebijakan di Taiwan
Dari sudut pandang hambatan, di lapangan ditemukan fakta bahwa ada penolakan akan pendidikan di kalangan suku aborigin yang dapat menghambat proses integrasi mereka ke dalam masyarakat Taiwan
Nasionalisme yang dilihat dari bagaimana kelompok ini mampu merelakan sebagaian kulturnya hilang untuk bergabung dalam masyarakat yang lebih luas menjadi salah satu dasar kuat untuk proses integrasi aborigin dalam masyarakat Taiwan
Thank you