Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Nomor1 Agustus 2012

Volume 1

KEMAMPUAN MENULIS ESAI SISWA KELAS XII SMA NEGERI 9 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh Aprilia Fitriyani Mumammad Fuad Kahfie Nazaruddin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Email: apriliafitriyani@rocketmail.com Abstract Learning about essay have been taught since Senior High School, especially at third grade. This learning gives different writing style from the others writing. SMAN 9 Bandarlampung as an the Pioneer of International Standard School has commitment and integrity for developing students writing ability. Essay as kind of poppular writing variety is regarded approprivate for seeing students writing ability. As the result of research, it is found that students essay writing ability of SMAN 9 Bandarlampung in 2011/2012 is categorized good with the average score is 23,67 (78,89%). More over, it is found that the studentss essay writing ability of SMAN 9 Bandarlampung in 2011/2012 base on six indicators in essay. The accuracy of essay introductory paragraph is categorized good with the average score is 3,96 (79,11%). The accuracy of essay developmental paragraph is categorized good with the average score is 4,15 (82,95%). The accuracy of essay concluding paragraph is categorized very good with the average score is 4,55 (90,93%). The effectiveness of sentenses in essay is categorized good with the average score is 4,10 (82,04%). The accuracy of diction in essay is categorized good with the average score is 3,83 (76,82%). The accuracy of spelling in essay is categorized enough with the average score is 3,09 (61,78%). Keywords: essay, students essay writing ability, categorized, average score Abstrak Pembelajaran mengenai esai sudah diajarkan di SMA, khususnya pada kelas XII. Pembelajaran ini memberikan warna menulis yang berbeda dari jenis tulisan yang lain. SMA Negeri 9 Bandarlampung sebagai Sekolah Rintisan Berstandar Internasional (RSBI) memiliki komitmen dan integritas untuk mengembangkan kemampuan menulis. Esai sebagai jenis ragam tulisan populer dirasa tepat untuk melihat kemampuan menulis siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan menulis esai siswa pada siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun ajaran 2011/2012 berkategori baik dengan skor rata-rata 23,67 (78,89%). Selain itu, dapat diketahui pula bahwa kemampuan menulis esai pada siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan enam indikator dalam esai. Ketepatan pengembangan paragraf pengantar esai berkategori baik dengan skor rata-rata 3,96
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 1

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Nomor1 Agustus 2012

Volume 1

(79,11%). Ketepatan pengembangan paragraf tubuh esai berkategori baik dengan skor rata-rata 4,15 (82,95%). Ketepatan pengem-bangan paragraf simpulan esai berkategori sangat baik dengan skor rata-rata 4,55 (90,93%). Keefektifan kalimat dalam esai berkategori baik dengan skor rata-rata 4,10 (82,04%). Ketepatan diksi dalam esai berkategori baik dengan skor rata-rata 3,83 (76,82%). Ketepatan ejaan dalam esai berkategori cukup dengan skor rata-rata 3,09 (61,78%). Kata Kunci: esai, kemampuan menulis esai siswa, berkategori, skor rata-rata PENDAHULUAN Bahasa sebagai alat komunikasi sangat dibutuhkan dalam bermasyarakat. Dengan bahasa, seseorang akan mudah dalam menyampaikan gagasan atau pemikirannya. Hal ini mengacu pada suatu pendapat yang menyatakan bahwa bahasa adalah suatu gejala manusiawiumum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada bahasa tanpa manusia (Suyanto, 2011: 10). Keterampilan berbahasa merupakan aspek yang penting untuk dikuasai dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa ini memiliki empat aspek yang harus dikuasai yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan keempat-empatnya tidak dapat dipisahkan dalam berbahasa. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa tersebut merupakan hasil akhir dari proses menyimak, berbicara, dan membaca. Seseorang dapat menulis jika ia mendapatkan informasi pendapat, gagasan, buah pikir, atau hanya menyimpulkan hasil ketiga proses tersebut. Dalam pembelajaran KTSP di sekolah, siswa dituntut untuk terampil dalam menulis. Pembelajaran menulis di sekolah bertujuan agar siswa dapat lebih kreatif, kritis, dan ekspresif dalam menuliskan idenya. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir dan dapat menolong seseorang berpikir secara kritis. Selain itu, dapat memudahkan seseorang merasakan dan menikmati hubunganhubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu seseorang menjelaskan pikiran-pikirannya (Tarigan, 2008: 22). Oleh karena itu, guru hendaknya berinovasi dalam membelajarkan menulis di sekolah. Salah satunya adalah mengenalkan siswa dengan berbagai ragam bentuk tulisan. Setelah mengenalnya, diharapkan siswa dapat menulis ragam tulisan tersebut. Contoh dari ragam tulisan tersebut adalah ragam tulisan populer. Esai merupakan salah satu diantaranya. Selain unik, esai ini merupakan bentuk tulisan yang bebas, namun berkarakter. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XII, keterampilan menulis esai sudah mulai dipelajari. Hal ini ditegaskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII semester genap pada standar kompetensi menulis yakni mengungkapkan pikiran, pendapat, dan informasi dalam penulisan karangan berpola dengan kompetensi dasarnya yaitu menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan pola pengem-bangan pembuka, isi, dan penutup.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 2

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Nomor1 Agustus 2012

Volume 1

Esai merupakan bentuk komunikasi tidak formal yang disampaikan penulis kepada pembacanya. Gaya bahasanya santai, meskipun topik yang ditulis serius, seperti topik ekonomi, politik, sastra, dan hukum (Mafrukhi, dkk, 2007: 121). Esai juga merupakan bentuk tulisan yang paling sulit. Meskipun dalam KBBI, esai hanya disebut sebagai karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI memang mewakili pendapat umum masyarakat yang menganggap esai sama dengan artikel, opini, dan kolom. Padahal, esai merupakan artikel yang dalam menganalisis, si penulis mengambil sudut dari beberapa disiplin ilmu, dengan subjektivitas yang khas dari penulisnya. Oleh karena itu, penulis esai yang baik dituntut untuk memiliki minat serta pengetahuan yang luas, dengan kepribadian yang khas (Rahardi, 2006: 29). Kata kunci pada bentuk esai adalah adanya faktor analisis, interprestasi, dan refleksi. Karakter esai, umunya nonteknis, nonsistematis, dengan karakter dari penulis (unsur subjektivitas) yang menonjol. Esai sendiri berbeda dengan artikel dan opini. Esai lebih mengutamakan faktor analisis dengan bantuan teori atau disiplin ilmu tertentu. Pada bentuk tulisan opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan (Rahardi, 2006: 31). Sebagai sebuah tulisan, esai juga menuntut adanya judul, pembuka, isi, dan penutup. Namun, struktur secara keseluruhan tidak seketat dan sebaku pada artikel dan feature. Justru karena tidak adanya kebakuan tersebut, sebuah esai penulis kenamaan, sulit untuk dipelajari dan dicontoh oleh penulis pemula. Karakter esai yang nonteknis dan nonsistematis menjadi kendala untuk membakukan struktur penulisannya (Rahardi, 2006: 34). Dari pemaparan di atas dapat dimungkinkan adanya siswa yang sulit untuk menulis sebuah esai, sehingga muncul anggapan bahwa menulis esai bukan hal yang mudah. Padahal, menulis sebuah esai dapat melatih kecerdasan otak, berpikir kritis, realistis, dan kreatif serta dari menulis esai ini dapat menghasilkan pendapatan berupa royalty seperti halnya esais HB Jassin dan Goenawan Muhammad. HB Jassin telah membukukan esainya yang berjudul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai (1985) dalam tiga jilid dan melalui Catatan Pinggir, Goenawan Muhammad memberikan banyak inspirasi kepada pembaca Kompas. Menulis esai di kalangan siswa jarang dilakukan. Hal ini dialami oleh SMA Negeri 9 Bandarlampung. Sekolah berstandar internasional ini merupakan sekolah menengah atas yang mengedepankan kegiatan menulis. Dari beberapa prestasi yang diraih, SMA Negeri 9 Bandarlampung memperoleh juara dalam kegiatan karya tulis ilmiah, baik ditingkat daerah, provinsi maupun nasional. Salah satunya adalah juara ketiga lomba menulis tentang perpustakaan bagi siswa SMA/ sederajat tingkat nasional yang diraih Gita Leviana Putri di Hotel Batavia tahun 2010 lalu. Sekolah tersebut telah mengedepankan kegiatan menulis, namun tidak semua siswa di SMA tersebut tertarik untuk menulis esai dalam bentuk karya ilmiah. Hal ini terjadi karena siswa yang mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah tersebut adalah siswa yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yakni salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang melatih siswa untuk mengeskplor kompetensinya dibidang karya
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 3

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Nomor1 Agustus 2012

Volume 1

tulis ilmiah. Sementara itu, siswa yang tidak tergabung atau tidak mengikuti ekstrakurikuler ini dimungkinkan kurang tertarik dan jarang melakukan kegiatan menulis. Untuk itu, perlu adanya latihan khusus untuk membiasakan siswa menulis. Pembiasaan ini dapat dilakukan dengan cara berlatih menulis esai yang terdiri atas lima paragraf. Dengan demikian, guru ataupun peneliti dapat melihat kemampuan menulis siswa dalam jangka waktu tertentu. Selain berprestasi, siswa SMA Negeri 9 Bandarlampung ini cukup potensial dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lulusan SMA ini yang memasuki perguruan tinggi negeri, baik melalui PKAB maupun SNMPTN. Siswa di SMA ini juga memiliki public speaking atau kecakapan berbicara yang cukup baik. Hal ini menimbulkan pertanyaan Bagaimanakah kemampuan menulis esai di SMA tersebut jika dalam hal berbicara dan menulis karya tulis ilmiah, mereka mampu berprestasi? Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut dengan judul Kemampuan Menulis Esai Siswa Kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung Tahun Ajaran 2011/2012. Selain memudahkan mengambil data dan mengetahui kemampuan siswa, peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan menulisnya, terutama pada kemampuan menulis esai. Penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis esai siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun ajaran 2011/2012. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian di bidang menulis, khususnya mengenai keterampilan menulis esai. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran mengenai kemampuan siswa dalam menulis esai untuk guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Selain itu, penelitian ini dapat melatih kemampuan berbahasa, melatih kreativitas dan daya nalar siswa, serta membiasakan budaya menulis esai di kalangan siswa. Dengan demikian, penelitian ini dapat memotivasi siswa untuk berkarya dalam bidang menulis, khususnya menulis esai. Ruang lingkup penelitian ini meliputi subjek, objek, tempat, dan waktu penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandar-lampung tahun ajaran 2011/2012. Objek penelitiannya adalah kemampuan menulis esai siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun ajaran 2011/2012. Materi yang akan diteliti adalah menulis esai lima paragraf. A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau survei. Penelitian deskriptif murni atau survei merupakan penelitian yang benarbenar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu (Arikunto, 2010: 3). Di sini, peneliti meninjau untuk menyelidiki keadaan atau kondisi yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandar-lampung tahun ajaran 2011/2012. Populasi tersebut berjumlah 282 siswa yang tersebar ke dalam sembilan kelas, yaitu kelas XII-IPA yang terdiri atas enam kelas dan kelas XII-IPS yang terdiri atas tiga kelas. Peneliti mengambil sampel sebesar 15% dari jumlah populasi
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 4

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Nomor1 Agustus 2012

Volume 1

siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun ajaran 2011/2012 yaitu 45 siswa dengan sistem random atau pengambilan secara acak pada populasi yang homogen. Tabel 3.1 Jumlah Sampel Kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung Tahun Ajaran 2011/2012 Jumlah 15% dari Jumlah No. Kelas Jumlah Sampel Siswa Siswa 4,8 1 XII-IPA 1 32 5 4,8 2 XII-IPA 2 32 5 4,8 3 XII-IPA 3 32 5 4,8 4 XII-IPA 4 32 5 4,8 5 XII-IPA 5 32 5 4,8 6 XII-IPA 6 32 5 4,5 7 XII-IPS 1 30 5 4,5 8 XII-IPS 2 30 5 4,5 9 XII-IPS 3 30 5 42,3 Jumlah 282 45 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Setelah dikumpulkan hasil menulis esai, peneliti menganalisis hasil tersebut dengan cara sebagai berikut. 1. Mengumpulkan setiap lembar hasil menulis esai siswa. 2. Membaca setiap lembar hasil menulis siswa. 3. Mengoreksi hasil menulis esai siswa berdasarkan indikator. 4. Menghitung skor keseluruhan per siswa dengan rumus berikut ini.
5. Menghitung rata-rata skor keseluruhan per siswa dari penskor pertama (peneliti)

sebesar 40% dan penskor kedua (guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 9 Bandarlampung) sebesar 60%. 6. Menetapkan tingkat kemampuan menulis esai per siswa berdasarkan indikator yang digunakan. 7. Menghitung kemampuan menulis esai per siswa per indikator dengan rumus berikut ini.

8. Menghitung skor rata-rata kemampuan menulis esai per siswa per indikator. 9. Menetapkan tingkat kemampuan menulis esai berdasarkan tolok ukur yang

digunakan. Tabel 3.2 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Esai Tingkat Penguasaan Keterangan 85%-100% Baik sekali 75%-84% Baik
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 5

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Nomor1 Agustus 2012

Volume 1

60%-74% 40%-59% 0%-39% (Nurgiyantoro, 2009: 399)

Cukup Kurang Sangat Kurang

No 1 2 3 4 5 6

B. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penilaian kemampuan yang diperoleh merupakan gabungan dari dua penskor yakni peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 9 Bandarlampung. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui tingkat kemampuan siswa menulis esai termasuk kategori baik dengan jumlah skor keseluruhan mencapai 1065. Sementara itu, skor rata-ratanya adalah 23,67 dan persentase perolehannya sebesar 78,89%. Berdasarkan data hasil penelitian kemampuan menulis esai secara keseluruhan pada 45 siswa, diperoleh skor tertinggi 29 dan skor terendah 16,40. Berdasarkan data hasil penelitian kemampuan menulis esai pada 45 siswa, diperoleh nilai tertinggi 96,67, nilai terendah 54,67, dan nilai rata-rata 78,89. Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siswa Kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung Tahun Ajaran 2011/2012 Perolehan Skor Perolehan Nilai RataPersentase Indikator rata Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah Ketepatan 5 3 100 60 3,96 79,11% pengembangan paragraf pengantar Ketepatan 5 2 100 40 4,15 82,95% pengembangan paragraf tubuh Ketepatan 5 2 100 40 4,55 90,93% pengembangan paragraf simpulan Keefektifan kalimat 5 2,40 100 48 4,10 82,04% Ketepatan diksi 5 1,6 100 32 3,83 76,82% Ejaan 4 2 80 40 3,09 61,78% Perbedaan persentase kemampuan di setiap indikator ini disebabkan oleh banyak atau sedikitnya kesalahan yang terjadi. Seorang esais biasanya lebih sulit memulai tulisannya. Namun untuk selanjutnya, esais akan lebih mudah. Hal ini karena kesediaan bahan untuk didiskusikan dalam tulisan sudah tertuang. Demi-kian pula yang dialami oleh siswa. Siswa sulit membuat paragraf pengantar se-hingga belum mencapai indikator yang telah ditetapkan. Suatu kewajaran bila persentase pengembangan paragraf pengantar lebih kecil dibandingkan dengan persentase pengembangan paragraf tubuh dan simpulan.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 6

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Nomor1 Agustus 2012

Volume 1

Pada paragraf tubuh, siswa sudah dapat menyusun kata-kata berdasarkan paragraf pengantar yang telah ditulis. Paragraf pengantar dirasa membantu siswa dalam menuangkan argumen-argumennya. Sementara itu, siswa akan lebih ter-bantu lagi dengan selesainya paragraf tubuh sehingga pada paragraf simpulan, siswa dengan mudahnya membuat simpulan untuk mengakhiri esai. Hal berbeda terjadi pada kalimat efektif, diksi, dan ejaan. Berdasarkan hasil penelitian, ejaan adalah indikator yang paling rendah di antara indikator yang lain. Semua siswa pada dasarnya sudah paham mengenai penggunaan ejaan. Hanya saja, dalam penerapannya siswa masih sulit. Hal ini mempengaruhi tingkat kemampuan siswa dalam penggunaan ejaan. Untuk diksi, siswa sudah mampu memilih kata-kata yang tepat untuk digunakan. Hal serupa juga terjadi pada peng-gunaan kalimat efektif sehingga persentase untuk kalimat efektif lebih tinggi di-ikuti diksi dan ejaan. Dari hasil menulis esai, siswa kurang menguasai enam indikator tersebut. Terdapat kemungkinan siswa sudah paham, namun dalam melaksanakannya siswa masih kurang. Walau demikian, tingkat kemampuan siswa dalam menulis esai ini dapat meningkat lebih maksimal dengan pembelajaran yang lebih mendalam lagi di sekolah. C. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan menulis esai pada siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun ajaran 2011/2012 berkategori baik dengan skor rata-rata 23,67 dan berpersentase 78,89%. Sementara itu, kemampuan menulis esai pada siswa kelas XII SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan indikator ketepatan pengembangan paragraf pengantar esai berkategori baik dengan skor rata-rata 3,96 dan berpersentase 79,11%. Indikator ketepatan pengembangan paragraf tubuh esai berkategori baik dengan skor rata-rata 4,15 dan berpersentase 82,95%. Indikator ketepatan pengembangan paragraf simpulan esai berkategori sangat baik dengan skor rata-rata 4,55 dan berpersentase 90,93%. Indikator keefektifan kalimat dalam esai berkategori baik dengan skor rata-rata 4,10 dan berpersentase 82,04%. Indikator ketepatan diksi dalam esai berkategori baik dengan skor rata-rata 3,83 dan berpersentase 76,82%. Indikator ketepatan ejaan dalam esai berkategori cukup dengan skor rata-rata 3,09 dan berpersentase 61,78%. Kemampuan siswa dalam menulis esai berdasarkan indikator ejaan mem-peroleh skor rata-rata terendah dibandingkan dengan lima indikator lainnya. Sebaiknya, siswa dapat lebih memperhatikan penggunaan ejaan ini agar esai yang ditulis terlihat lebih teratur. Selain itu, rata-rata siswa memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas terhadap topik yang siswa pilih. Namun, rata-rata siswa kesulitan dalam menulis-kan ide-ide mereka dalam suatu kalimat sehingga tidak dapat dipungkiri ketidak-efektifan kalimat mudah ditemui dalam esai siswa. Untuk itu, kepada guru Bahasa Indonesia hendaknya dapat membelajarkan kembali tentang kalimat efektif kepada siswanya. Hal ini dilakukan agar ide-ide berlian siswa dan pesan yang hendak siswa sampaikan tersebut tidak terbuang begitu saja hanya karena kalimat dalam esai mereka tidak efektif.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 7

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Nomor1 Agustus 2012

Volume 1

Demikian pula dengan jenis penelitian esai. Disamping unik, penelitian mengenai esai ini bervariasi. Oleh karena itu, peneliti atau calon peneliti selanjutnya dapat memilih jenis-jenis esai lainnya sebagai fokus penelitian. DAFTAR RUJUKAN Akhadiah, Sabarati, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia. Fuad, Muhammad, dkk. 2006. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Yogyakarta: Ardana Media. Kalidjernih, Freddy K. 2010. Penulisan Akademik. Edisi Kedua. Bandung: Widya Aksara Press. Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Mafrukhi, dkk. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Edisi Tiga. Yogyakarta: BPFE. __________. 2011. Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandarlampung: Unila. Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga. Putri, Gita Leviana 2010, Lomba Menulis Tentang Perpustakaan Bagi Siswa SMA/ Sederajat Tingkat Nasional 2010, SMA Negeri 9 Bandarlampung, diakses 08 Oktober 2010, http://smalan.sch.id/index.php?option=com_ content&view=article&id=310:lomba-menulis-tentang-perpustakaan-bagisiswa-sma-sederajat-tingkat-nasional-2010&catid=1 Rahardi, F. 2006. Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature dan Esai. Modul Dasar Pelatihan Jurnalistik bagi Pemula Dilengkapi juga dengan Aneka Contoh Tulisan. Jakarta: PT Kawan Pustaka. Sarjono, Agus R. 2004, Sebuah Bukan Esai tentang Esai, Horizon Edisi XXXVIII, Januari, p. 7-24. Suyanto, Edi. 2011. Membina, Memilihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia secara Benar. Yogyakarta: Ardana Media. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Edisi Revisi. Bandung: Angkasa. ____________________. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung Halaman 8

Anda mungkin juga menyukai