Anda di halaman 1dari 6

NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

I. NILAI-NILAI (Values) ==> the guidelines and beliefs that a person uses when confronted with
situation in which a choice must be made. Or, are global beliefs that guide actions and judgement across a variety of situations.

Atau keyakinan dasar/assumsi dasar bahwa suatu modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau social dibandingkan modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi kebaikan atau lawannya. Nilai-nilai yang diyakini tersebut secara intensitas dapat dinyatakan dalam system nilai (values system) yaitu suatu hirarki yang didasarkan pada suatu peringkat nilai-nilai seseorang dalam hal intensitasnya. Jadi sistem nilai-nilai relatif tidak dapat dilihat (abstrak) tetapi dapat dirasakan atau diamati dan mempengaruhi perilaku seseorang. Nilai penting untuk mempelajari perilaku keorganisasian karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi kita. Individu-individu memasuki suatu organisasi dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan tidak seharusnya. Tentu saja gagasan-gagasan itu sendiri tidaklah bebas nilai. Sebaliknya gagasan-gagasan itu mengandung penafsiran benar dan salah. Lebih jauh lagi gagasan itu menyiratkan bahwa perilaku-perilaku atau hasil tertentu lebih suka ketimbang yang lain. Akibatnya nilai memperkeruh objektivitas dan rasionalitas. Sumber dari nilai: 1) Telah ada secara genetis 2) Faktor yang mempengaruhi seperti orang tua (parents), guru, teman, dan pengaruh lingkungan termasuk budaya nasional sehingga nilai-nilai secara relatif stabil dan langgeng, dan sulit berubah. Jenis-jenis nilai: a. Menurut Allport ( allports six values categories). 1) Teoretis (theoretical) ==> interest in the discovery of truth through reasoning and systematic thinking. 2) Ekonomis (economical) ==> interest in usefulness and practicality, including the accumulation of wealth.

3) Estetis (aesthetica) ==> interest in beauty, form, and artisitic harmony. 4) Sosial (social) ==> interest in people and love as a human relationship. 5) Politik (political) ==> interest in gaining power and influencing other people. 6) Religius (religius) ==> interest in unity and in understand the cosmos as a whole. b. Menurut Rokeach Values Survey (RVS): 1) Terminal (terminal values) ==> keadaan akhir eksistensi yang sangat diharapkan/diinginkan, tujuan yang ingin di capai selama hayatnya (are values that reflect a persons belief about ends to be achieved) 2) Instrumental (instrumental values). ==> modus-modus perilku yang lebih diinginkan atau cara mencapai nilai-nilai terminal seseorang (are values that reflect a persons belief about the means for achieving desired ends).

Table 1. Nilai Terminal dan Instrumental dalam Survei Rockeach NILAI TERMINAL
* Suatu hidup nyaman (hidup makmur) * Suatu hidup yang menggairahkan (hidup aktif, merangsang). * Rasa berprestasi (kontribusi lama) * Suatu dunia damai (bebas dari perang dan konflik) * Suatu dunia yang indah (keindahan alam, seni) * Kesamaan (persaudaraan, kesempatan yang sama untuk semua). * Kemanan keluarga (merawat orang lain). * Kemerdekaan (ketidak tergantungan, pilihan bebas). * Kebahagiaan (kepuasan). * Harmoni batin ( kepuasan ). * Cinta yang dewasa (kekariban seksual dan spiritual ) * Kemanan nasional (perlingdungan terhadap serangan). * Kesenangan (hidup santai dan dapat dinikmati). * Keselamatan (hidup abadi dan terselamatkan ). * Hormat kepada diri (menhargai diri) * Pengakuan social (respek, pengagum ) * Persahabatan sejati (perkawanan karib) * Bijaksana (pemahaman akan kehidupan yang matang)

NILAI INSTRUMENTAL
* Ambisius (kerja keras, bercita-cita tinggi) * Berpikiran luas (berpikiran terbuka) * Kapabel (mampu, efektif) * Riang (senang, gembira) * Bersih (rapi teratur) * Berani (tegak mempertahankan keyakinan) * Memafkan (bersedia mengampuni orang yang di cintai) * Membantu (bekerja untuk kesejahteraan orang lain ) * Jujur (tulus, tidak bohong) * Imaginatif (berani, kreatif) * Bebas (berdikari, mencukupi diri) * Intelektual (cerdas, reflektif, penuh renungan) * Logis (konsisten) * Mencintai (penuh kasih saying, lembut) * Patuh (menurut, penuh hormat) * Sopan (santun, budi bahasa) * Tanggung jawab (handal, dapat bergantung) * Kendali diri (displin diri, tenang)

Implementasi dalam organisasi: 1) Employment interview 2) Performance expectation

3) Employee effort 4) Employee loyalty.

II. SIKAP (attititudes) ==> mental states of readiness for need arousal, atau kondisi kesiapan mental untuk perkembangan kebutuhan. Atau pernyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai sesuatu (objek, orang, atau peristiwa). Or,,, are predispositions to respond in a positive or negative way to someone or something in ones environment. Sikap adalah determinan perilaku sebab sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap adalah perasaan positif atau negative atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, objek, atau peristiwa. * Sikap mempunyai implikasi pada manajer yaitu ,1)sikap dapat dipelajari, 2) sikap mendefinisikan predisposisi kita terhadap aspek-aspek yang terjadi, 3) sikap memberikan dasar perasaan bagi hubungan antarpribadi dan identifikasi dengan orang lain, dan 4) sikap dapat diatur dan dekat dengan inti kepribadian. * Sikap dipengaruhi oleh factor keluarga, lingkungan dan budaya. Jadi sikap tidak sama dengan nilai akan tetapi saling terkait dan dapat dilihat dan dirasakan/cenderung bersifat nyata.

* Tiga komponen: 1) Affective ==> segmen emosional atau perasaan dari suatu sikap ( are the specific feelings regarding the personal imapact of the antecedents) 2) Cognitive ==> segmen persepsi, pendapat atau keyakinan dari suatu sikap (are the beliefs, opinions, knowledge, or information a person possesses). 3) Behavioral ==> suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu terhadap seseorang atau seseuatu ( are the intentions to behave in acertain way based on a persons specific feelings or attitude).

Gambar : The three component of attitudes STIMULI life Work Factors :


Job Design Manager Style Company Policies Technology Salary Fringe Benefit

ATTITUDES
Component : Affect Cognition Behaviour

OUTCOMES
Responses : Emotional : Statement about liking Perceptual : Statement about belief Action : Statement about behaviour

Jenis-jenis sikap dalam perilaku organisasi 1) Kepuasan kerja (job Satisfaction) ==>sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan, dan sebaliknya,.jadi sikap karyawan lebih sering mereka maksudkan dengan kepuasan kerja. 2) Keterlibatan dalam kerja (Job Involvement) ==> derajat (tinggi-rendah)seseorang memihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif dalamnya, dan menganggap kinerjanya penting bagi harga diri. 3) Komitmen terhadap organisasi (Organizational Commitment) ==> derajat (tinggi-rendah) seseorang memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Komponen sikap secara sistimatik dan hubungannya dengan dengan perilaku dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar : Hubungan Values, Komponen Sikap dan Perilaku

BELIEF S& VALUE S

Create

ATTITUDE S

BEHAVIO predispose UR

that

III. KEPUASAN KERJA * Hal-hal yang menentukan kepuasan kerja: a. Tantangan pekerjaan (Challenges) ==> karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaanpekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang . pekerjaan yang kurang menantang mencitakanan kebosanantetapi yang terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan. b. Imbalan (rewards) ==> para karyawan menginginkan system reward dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila reward dilihat sebagai adil yang berdasarkan pada tuntututan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standard pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan kerja. Tentu saja tidak semua mengejar uang, banyak orang bersedia menerima uang yang lebih kecil untuk bekerja di lokasi yang lebih diinginkan atau pada pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam pekerjaan yang mereka lakukan dan jam kerja. Tetapi kunci yang menghubungkan system reward dengan kepuasan bukan lah jumlah mutlak yang dibayarkan, lebih penting lagi adalah persepsi keadilan. Sama halnya dengan promosi, karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang adil. Promosi memberikan kesempatan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, tanggung jab yang lebih diinginkan/banyak, dan status soial yang meningkat. Oleh karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dengan cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan merasakan kepuasan dengan pekerjaan mereka. c. Rekan sekerja (colegas) ==> orang-orang yang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari pekerjaan mereka. Bagi kebanyakan karyawan kerja juga mengisi kebutuhsn akan interaksi social. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantarkan kepada kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasa juga merupakan determinan utama dari kepuasan kerja. Umumnya studi mendapatkan bahwa kepuasan kerja karyawan meningkat bila penyelia/supervisor langsung bersifat ramah dan dapat memahami, memberikan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukan suatu minat pribadi pada mereka.

d. Situasi kerja (work condition) ==> karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyaman pribadi maupun untuk memudahkan pekerjaan mereka. Studi-studi memperagakan bahwa karyawn lebih menyukai keadaan pisik sekitar yang tidak berbahaya atau merpotkan. Temperature, cahaya, keributan atau factor lingkungan lain seharusnya tidak ekstrim ( terlalu banyak atau terlalu sedikit ) seperti terlalu panas atau terlalu kurang cahaya , Dampak kepuasan kerja terhadap perilaku organisasi : a. Produktivitas (productivity). b. Kepuasan kerja (job satisfaction) c. Tingkat absensi (absenteeism). d. Tingkat perputaran tenaga kerja/keluar-masuknya karyawan (labor turn over). * Ekspresi ketidakpuasan karyawan (job dis-satisfaction): ==> mengacu pada dimensi bentuk ekspresi ketidak puasan (aktif - pasif), dan sifat ekspresi ketidak puasan (konstrutif destruktif). Bentuk pengungkapan ketidak puasan kerja : a. Suara (Voice) ==> dengan aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki kondisi meliputi saran perbaikan, membahas problem-problem dengan atasan, dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh. b. Eksit (Exit) ==> perilaku yang mengarah untuk meninggalkan organisasi, meliputi pencarian suatu posisi baru maupun meminta berhenti.. c. Kesetiaan (Loyalty) ==> pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi . meliputi berbicara membela menghadpi kritik dari luar dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk melakukan hal yang tepat. d. Pengabaian (Neglect) ==> secara pasif membiarkan kondisi memburuk termasuk kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi dan tingkat kekeliruan yang yang meningkat..
Refferences : Gibson, James L, Ivancevich, John M, Donnelly Jr, James H (2000), Organizations, Behavior, Structure, Processes, 10th Edition, Irwin Mc.Graw Hill, USA. Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application,12th Edition, Prentice Hall, USA.

Anda mungkin juga menyukai