Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor.

377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan menyatakan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh perekam medis adalah klasifikasi dan kodifikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis. Menurut Abdelhak, dkk (2001) coding is classifying data and assigning a representatif for that data (kegiatan mengode adalah mengklasifikasikan data dan menetapkannya untuk mewakili data tersebut). Dengan kata lain pengodean adalah merupakan pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data. Perekam medis khususnya petugas coding harus mampu menentukan kode diagnosis pasien sesuai dengan petunjuk dan peraturan pada pedoman buku ICD yang berlaku. Hasil pengodean diagnosis akan dapat memudahkan pencatatan, pengumpulan dan pengambilan kembali informasi sesuai dengan diagnosis ataupun tindakan medis-operasi yang diperlukan (medical terms). Data hasil pengodean juga akan memudahkan entry data ke database komputer yang tersedia karena satu kode bisa mewakili beberapa terminologi yang digunakan para dokter. Sampai sekarang, selain ke-15 rumah sakit berpartisipasi dalam sistem case mix ini sebahagian rumah sakit di Indonesia (sekitar 65%) belum membuat diagnosis yang lengkap dan jelas berdasarkan ICD-10 serta belum tepat pengkodeaannya. Hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia belum tepat sehingga akan berdampak terhadap keefektifan pengelolaan data dan informasi pelayanan kesehatan tersebut. Kunci sukses dari penyusunan Case-mix adalah pada diagnosis dan pengkodean yang teliti. Apabila diagnosis dan kode yang dicantumkan pada berkas rekam medis tidak tepat, maka dapat berdampak terhadap biaya pelayanan kesehatan. Hal ini dapat menunjukkan ketidakefektifan pengelolaan data pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan. (Depkes RI, 2008) Menurut Sudra (2008), pemahaman petugas tentang bahasa terminologi medis dan beban kerja dapat mempengaruhi keakuratan pengkodean. Beban kerja

coder tersebut terlihat dari jumlah berkas rekam medis pasien yang telah dikode setelah mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit per hari. Dalam menetapkan kode diagnosis pasien rawat inap yang akurat juga perlu diperhatikan informasi tambahan seperti jenis kelamin, umur, kehamilan, riwayat penyakit, komplikasi, hasil pemeriksaan, dan lembar konsultasi. Hasil studi pendahuluan terhadap lima dokumen rekam medis (DRM) menunjukkan bahwa 3 DRM(60%) diantaranya terdapat kesalahan dalam pemilihan terminologi medis (TM) yang mengakibatkan kode diganosis tidak akurat. Diagnosis yang tertulis dalam DRM; radang kelopak mata dan konjungtiva, dengan kode H10.9. Hal tersebut tidak tepat, H10.9 untuk Conjunctivitis, Unspecified. Seharusnya terminologi medis dari diagnosis penyakit tersebut adalah Blepharoconjunctivitis dengan Lead Term (LT) Blepharoconjunctivitis untuk mencari kode pada ICD 10 volume 3; H10.5 dan dicocokkan pada ICD 10 volume I dan didapat kode akhir H10.5.

METODE PENELITIAN Rancangan penelitian adalah observasional analitik dengan melakukan telaah ketepatan pemilihan terminologi medis pada dokumen rekam medis untuk mencari kode diagnosis pada ICD Voume 3 dan wawancara terhadap coder sebagai metode pengumpulan data. Obyek penelitian adalah dokumen rekam medis yang ditetapkan dengan pendekatan time series untuk mengetahui beban kerja coder setiap jam kerja efektif selama satu bulan secara berurutan. Analisis data penelitian dengan menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh beban kerja coder dan ketepatan pemilihan terminologi medis terhadap keakuratan kode diagnosis utama.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Pemilihan Terminologi Medis Dan Kode Diagnosis Yang Tidak Tepat Tabel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kasus Gastritis Erosif Varises esophagus + anemia due to blood loss Radang kelopak mata dan conjungtiva Bronchitis acute Usia : 12 tahun Kekeruhan lensa mata kanan Usia : 2 bulan DM II AKDR Dengue Fever Hepatitis Usia : 2 bulan KP BTA+ Terminologi Medis (TM) conjunctivitis cataract Diabetes Insertion contraseptive Tuberculosis Lead Term (LT) Gastritis Varises conjunctivitis Bronchitis cataract Diabetes Insertion Fever Hepatitis Tuberculosis Kode K29.0 I85.9 H10.9 J40 H26.9 E14 Z30.9 A91 K75.9 A15.9

No

Kasus

Terminologi Medis (TM)

Lead Term (LT) Gastritis

Kode Vol.3 Gastritis - Acute (Erosive) K29.1 Varices see also varix varix - esophagus I85.9 --bleeding I85.0 Blepharoconjunctiv itis H10.5 Bronchitis -catarrhal (15 years of age and above) J40 - - acute see Bronchitis, acute or subacute - - chronic J41.0 - - under 15 years of age J20.9 Cataract (cortical) (immature) (incipient) (see also Cataracta) H26.9 - congenital Q12.0 Diabetes,diabetic (mellitus) (controlled) (familial)(sever) E14.- non-insulindependent (of the young) E11.Vol.1 K29.1 Other acute gastritis I85.0 Oesophageal varices with bleeding H10.5 Blepharoconjunct ivitis J20.9 Acute bronchitis, unspecified Includes: Bronchitis: NOS, in those under l5 years of age ----------Q12.0 Congenital cataract

Kode Akhir K29.1 I85.0

Gastritis Erosif Varises esophagus + anemia due to blood loss Radang kelopak mata dan conjungtiva

Varices

Blepharoconj ungtivitis

Blepharoconj ungtivitis

H10.5

J20.9

Bronchitis acute Usia : 12 tahun

Bronchitis

Q12.0

Kekeruhan lensa mata kanan Usia : 2 bulan

cataract

cataract

E11. Non-insulindependent diabetes mellitus


See before E10 for subdivisions Includes: diabetes (mellitus) (nonobese) (obese): adult-onset maturity-onset nonketotic stable type II non-insulin dependent diabetes of the young

E11.9

DM II

Diabetes

Diabetes

AKDR

Insertion Insertion contraseptive Fever

Dengue Fever

Hepatitis Usia : 2 bulan

Hepatitis

Insertion - intrauterine contraceptive device Z30.1 Fever - Dengue (virus) A90 Hepatitis K75.9 - fetus or newborn P59.2

Z30.1 Insertion of (intrauterine) contraceptive device A90 Dengue fever [classical dengue] P59.2 Neonatal jaundice from other and unspecified

Z30.1

A90 P59.2

Tabel No 1 2 3

2.Deskripsi Statistik Beban Kerja Coder dan Ketepatan PemilihanTerminologi Medis, dan Keakuratan Kode Diagnosis Utama Variabel Min Mak Mean Standar Deviasi Beban Kerja 32 40 36,21 2,288 Ketepatan 22 34 27,79 2,804 Keakuratan Kode 21 30 25,36 2,119

Tabel. 2 menunjukkan bahwa beban kerja coder rata rata setiap jam kerja efektif pada tiap hari selama satu bulan adalah mampu mengkode diagnosis pada 30 DRM. Dan pemilihan terminologi medis yang tepat untuk mencari kode diagnosis pada buku ICD x volume 3 rata rata adalah 28 DRM. Sedangkan kode diagnosis utama yang akurat rata rata terdapat pada

Tabel 3.Deskripsi Ketepatan Pemilihan Terminologi medis (TM) Keakuratan Kode Diagnosis Utama No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Beban Kerja (DRM)
36 34 36 40 33 40 32 35 35 36 40 36 35 34 36 35 40 36 35 35 34 33 35 39 37 35 40 38 35 38 36 40 36

dan

Persentase Ketepatan TM Tepat Tidak Tepat (%) (%)


80,6 70,6 72,2 72,5 75,8 80 87,5 62,9 62,9 80,6 75 69,4 88,6 79,4 75 85,7 75 69,4 88,6 80 76,5 90,9 85,7 76,9 70,3 74,3 70 89,5 85,7 63,2 69,4 70 69,4 19,4 29,4 27,8 27,5 24,2 20 12,5 37,1 37,1 19,4 25 30,6 11,4 20,6 25 14,3 25 30,6 11,4 20 23,5 9,09 14,3 23,1 29,7 25,7 30 10,5 14,3 36,8 30,6 30 30,6

Keakuratan Kode Akurat Tidak akurat (%) (%)


69,4 67,6 72,2 62,5 75,8 65 87,5 62,9 60 69,4 65 63,9 80 73,5 69,4 85,7 65 69,4 77,1 77,1 76,5 87,9 80 61,5 70,3 65,7 62,5 73,7 74,3 63,2 58,3 62,5 66,7 30,6 32,4 27,8 37,5 24,2 35 12,5 37,1 40 30,6 35 36,1 20 26,5 30,6 14,3 35 30,6 22,9 22,9 23,5 12,1 20 38,5 29,7 34,3 37,5 26,3 25,7 36,8 41,7 37,5 33,3

Uji Persyaratan

Tabel 4.Uji Normalitas, Linieritas, Multicolinieritas Uji Normalitas Beban Kerja Ketepatan TM Keakuratan Uji Multiocolinieritas Beban kerja Ketepatan TM Uji Linieritas Nilai P
0,054 0,712 0,373

Keterangan Berdistribusi normal

Nilai VIF 1,076 Tidak ada Multiocolinieritas 1,076 Nilai DW 2,349 Linier

Tabel 4 menunjukkan bahwa semua persyaratan analisis regresi linier ganda terpenuhi. Hasil uji normalitas pada semua variabel ;nilai p>0,05 sehingga data berdistribusi normal. Nilai VIF >10 berarti tidak ada hubungan antar variabel bebas. Tabel 5. Uji Hipotesis
Variabel Beban kerja Ketepatan Konstanta B 0,294 0,583 19,83 Beta 0,227 0,452 Nilai t 2,546 6,179 4,594 Nilai P 0,016 0,001 0,001 Nilai F 19,532 Nilai P 0,001 Hasil pengujian Ho ditolak Ho ditolak Adjusted R2 0,537

Tabel 5 menunjukkan bahwa secara partial terdapat pengaruh variabel terhadap keakuratan kode diagnosis pada nilai p=0,016(<0,05). Demikian juga secara partial terdapat pengaruh variabel ketepatan terminologi medis dengan keakuratan kode diagnosis utama pada nilai p=0,001(<0,05). Dan secara bersama sama terdapat pengaruh variabel beban kerja dan ketepatan terminologi medis terhadap keakuratan kode diagnosis. Nilai R2 =0,537, berarti variabel beban kerja dan ketepatan kode diagnosis utama mempunyai kontribusi sebesar 53,7% terhadap keakuratan kode diagnosis utama.

Anda mungkin juga menyukai