Tak Terlihat Kisah Sukses : Padamu Negeri, Nata de Coco made in PNPM, Peduli Bergerak Bersama Warga Merajut Harapan Dalam Warna-warni Batik Sasirangan, Mendadak Terang di Landak Apa kata Media ?
5
2007
Konsumsi
Pencapaian PNPM Perdesaan
tahun
9,1%
2012
naik
20% Kecamatan
termiskin
11,8%
Konsumsi
naik
Konsumsi
12,7%
Perencanaan
naik
Tingkat partisipasi
39%
Edisi 6 - 2012
topik utama
Mimpilah yang menjadi motor bagi keberhasilan program PNPM Mandiri selama lima tahun sejak diluncurkan di Palu, Sulawesi Tengah, pada 30 April 2007. Program ini mengubah kehidupan lebih dari 34 juta jiwa melalui pembangunan 63.000 pos kesehatan, renovasi atau pembangunan 6.400 sekolah, pemberian 117.000 beasiswa pendidikan, perbaikan atau pembangunan 32.500 kilometer jalan, pembangunan 10.000 sistem irigasi, 9.900 fasilitas air bersih, serta 4.500 sanitasi air. Yang lebih penting, PNPM di wilayah pedesaan berkontribusi positif untuk menanggulangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rumah tangga, serta membuka akses pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi, konsumsi rumah tangga dalam cakupan PNPM pedesaan meningkat hingga 9,1 persen. Hal itu menunjukkan bahwa rumah tangga miskin yang menerima PNPM lebih berkesempatan untuk hidup di atas garis kemiskinan nasional. PNPM Pedesaan turut meningkatkan akses terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan melalui PNPM Generasi Sehat dan Cerdas. Hasil penelitian menunjukkan PNPM Generasi Sehat dan Cerdas turut menurunkan kasus gizi buruk pada bayi sebesar 2,2 persen. Hal ini terjadi karena masyarakat bisa menghemat waktu dan biaya untuk menuju ke pusat layanan kesehatan berkat perbaikan jalan dan jembatan. Peningkatan sarana
transportasi itu juga menambah tingkat partisipasi di Sekolah Dasar, sebanyak 0,8 persen, dan di Sekolah Menengah Pertama, sebesar 3,8 persen. Dalam bidang pembangunan infrastruktur pun, PNPM terbilang sangat efektif. Biaya yang digunakan 56 persen lebih murah daripada kontraktor pada umumnya. Terlebih lagi, 85 persen infrastruktur yang dikerjakan oleh masyarakat tergolong bermutu baik atau sangat baik. Kemampuan organisasi masyarakat dalam mengelola kegiatan pembangunan meningkat lewat keterlibatan dalam institusi masyarakat. Hal ini turut mendorong terciptanya demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas. Kegiatan PNPM banyak melibatkan orang miskin, sebanyak 45 persen, serta perempuan, sebesar 50 persen. Masyarakat melihat terbukanya akses atas informasi berujung pada akuntabilitas program. Hasil ini dicapai berkat pelaksanaan PNPM Mandiri yang bertumpu pada prinsip kesederhanaan,
transparansi dan akuntabilitas, desentralisasi, keberpihakan pada orang miskin, otonomi, kesetaraan dan keadilan gender, prioritas usulan, berkelanjutan, juga menekankan kolaborasi serta partisipasi berbagai pihak di masyarakat. PNPM melibatkan 31-40 persen perempuan atau setidaknya 30.000 perempuan dalam aktivitas simpan-pinjam. Ini gagasan awalnya adalah bottom-up. Jadi idenya datang dari masyarakat dan kemudian masyarakatlah yang menentukan. Pemerintah hanya memfasilitasi. Asumsinya masyarakat yang paling tahu kebutuhan-kebutuhannya. Maria Hartiningsih - Jurnalis PNPM Mandiri adalah program pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat yang menjadi unggulan pemerintah. PNPM mengurangi kemiskinan di seluruh provinsi di Indonesia dengan membuka lapangan pekerjaan dan menanamkan modal untuk proyek infrastruktur skala kecil, demi meningkatkan pembangunan masyarakat pedesaan dan perkotaan. (Yasmin Kapitan PSF)
Kegiatan Pembagian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita gizi kurang di Desa Wae Rii, Ruteng.
topik utama
3 kegiatan PNPM
H.R Agung Laksono, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat menyampaikan, Perubahan secara dinamis sudah terjadi di level pengambilan kebijakan pelaksana program dan level masyarakat itu sendiri. Selama dua hari ini, para peserta Temu Nasional telah melakukan diskusi, saling berbagi pengalaman dan tukar informasi. Temu Nasional ini menghasikan 25 rekomendasi penting dari para peserta yang akan digunakan untuk menyusun road map dalam rangka mewujudkan PNPM Mandiri impian masyarakat. Road map PNPM Mandiri yang sudah diperkaya dengan hasil Temu Nasional akan dibahas pada konsultasi publik 2012. Road map tersebut akan menjadi acuan pelaksanaan untuk memastikan keberlanjutan PNPM Mandiri paska 2014. integrasi dan nilai yang ada di program. Hal ini tidak akan optimal tanpa jaminan peraturan dan kebijakan oleh pemerintah, karena jaminan tersebut adalah kekuatan. Resolusi Temu Nasional PNPM Mandiri 2011 yang terangkum dalam 5 pilar penguatan pemberdayaan masyarakat Indonesia yang menjadi dasar bagi road map untuk penguatan PNPM Mandiri impian masyarakat adalah PNPM Mandiri sebagai pemberdayaan masyarakat yang terbuka dan terdesentralisasi; efektif dan terintegrasi; terlembaga dan berkelanjutan; memiliki pendamping yang efektif dan terlembaga; dan mengedepankan prinsip transparansi dan perlawanan terhadap berbagai bentuk praktek korupsi. Dalam tanggapannya, Drs. Ayip Muich SH., MSi., Direktur Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementrian Dalam Negeri menyatakan, Di PNPM ada dua pembelajaran, pembelajaran pada masyarakat itu sendiri dan pembelajaran pada aparaturnya. Masyarakat dapat dipercaya untuk melaksanakan program dan aparatur negara mendampingi dan memberi kepercayaan kepada masyarakat. Senada, Dr. Ir. Ceppie Kusumadilaga MA, Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan Unit Kecil dan Menengah, Bappenas menyatakan bahwa PNPM memiliki pembelajaran positif dan menjadi pembelajaran bagi negara lain seperti Cina dan Afghanistan. PNPM adalah program dengan open menu dan menjaga karakteristik daerah dan kearifan local. Fleksibilitasi ini dapat terlaksana dengan baik, dan ternyata semua sudah sejalan dengan apa yang diimpikan, tambahnya. (Puji Wulandari & Benedicta R. Kirana - PSF) kegiatan PNPM
Padamu Negeri,
Harapan siswa Sekolah Dasar di Gorontalo
Oleh : Benedicta R Kirana Puji Wulandari-PSF
Padamu negeri, kami berjanji. Padamu negeri, kami berbakti, Padamu negeri, kami mengabdi. Bagimu negeri, jiwa raga kami,nyanyi mereka sepanjang jalan menuju sekolah. Anak-anak ini adalah siswa Kelas Jauh dari SDN 1 Toyidito, Kecamatan Pulubala, Gorontalo. Selama 1 jam berjalan kaki menuju ke sekolah, mereka melintasi perbukitan dan sungai dengan penuh semangat tanpa memperdulikan kaki mereka yang basah terkena air dan lumpur.
Dusun Toyidito Atas terletak di perbukitan. Disinilah anak-anak ini tinggal dan membantu orang tua mereka bercocok tanam. Jauhnya jarak rumah tinggal mereka dengan sekolah induk, pernah menjadi salah satu penyebab anak putus sekolah. Jarak 7 kilometer melintasi perbukitan dan sungai bukanlah hal yang mudah untuk ditempuh anak mereka menuju sekolah setiap harinya, terlebih jika cuaca tidak mendukung dan air sungai sedang pasang. Setiap minggunya mereka hanya bisa menghadiri 2 kelas kata Syarifuddin Umar, KPMD Toyidito. Melalui PNPM Generasi, tahun 2007, masyarakat memutuskan untuk mengajukan gagasan Kelas Jauh untuk mempermudah anak mereka mendapatkan pendidikan. Pada saat itu, gagasan awal Kelas Jauh meliputi: kontrak rumah penduduk sebagai lokasi kegiatan belajar mengajar sebesar Rp 750.000 per tahun, biaya transportasi 2 orang Guru Tidak Tetap (GTT) sebesar Rp 750.000 per bulan untuk 12 bulan, seragam sekolah, alat tulis dan sandal jepit. Pada tahun 2010, melalui PNPM Generasi, masyarakat sepakat untuk membangun 3 ruang kelas beserta meja dan kursi belajarnya dengan total anggaran Rp 52.108.400, tetapi transportasi GTT dikurangi menjadi Rp 250.000 per bulan selama 12 bulan, karena Pemerintah Daerah bersedia untuk mensubsidi Rp 200.000. Pada saat ini, hanya Ibu Wisna Tipuwo yang bertahan mengajar 5 kelas di Dusun Toyidito Atas. Dulu saya tertarik untuk mengajar di Kelas Jauh memang karena insentifnya Rp 750,000. Pada saat ini, insentif tersebut dikurangi menjadi Rp 250,000. Tapi saya tidak bisa meninggalkan anakanak ini. Orangtua mereka buta aksara. Kalau saya tinggalkan, mereka juga akan buta aksara. Saya bertahan demi mereka. Dengan keterbatasan ini, fokus pengajaran saya pada membaca, menulis dan berhitung saja. katanya.
Guru Kelas Jauh bernama Wisna Tipuwo membagi kelas menjadi dua. Kelas 1 sampai 3 menghadap ke papan tulis kayu, dan kelas 4 dan 5 menghadap ke arah yang berbeda. Sementara Ibu Wisna mengajarkan berhitung untuk kelas 1 sampai 3, kelas 4 dan 5 mengerjakan soal yang sudah dipersiapkan. Dengan menggunakan papan tulis dan kapur, Ibu Wisna menjelaskan perkalian pada murid kelas 4 dan 5. Para murid tidak memiliki buku paket dan mereka hanya menyalin dari penjelasan ibu guru. Ibu Wisna Tipuwo menambahkan, Kondisinya memang seperti ini. Saya mengambil sisa buku paket di sekolah induk untuk memberikan materi pelajaran kepada mereka. Kami akan segera menempati kelas baru yang baru selesai dibangun.
kisah sukses
Harapan saya suatu saat nanti kita bisa belajar dengan buku paket dan memiliki perpustakaan dengan buku bacaan. Jafar Daud, siswa kelas V Kelas Jauh mengatakan bahwa sekolah induk terlalu jauh unuk dijangkau. Saya senang belajar di Kelas Jauh. Saya ingin menjadi guru. tambahnya. Harapannya untuk melanjutkan sekolah cukup tinggi. Sama halnya dengan siswa kelas 1, Irfan Hamzah dan siswa kelas 4, Maryam Yunus yang juga berkeinginan untuk menjadi guru. Nampaknya keteladanan ibu Wisna berkesan bagi siswa Kelas Jauh di Dusun Toyidito.
Tidak jauh berbeda dengan keadaan di Toyidito, para siswa di sekitar Tenilo, Kecamatan Boalemo yang terletak di pesisir dan dikeliling oleh bukit-bukit. Para guru dan siswa harus berjalan kaki sejauh 4 km atau menyeberangi laut untuk pergi ke sekolah terdekat yang dibangun oleh pemerintah provinsi Gorontalo, yaitu Sekolah Satu Atap Tilamuta. Sekolah ini terdiri dari 2 bangunan, SMP 3 Tilamuta terletak di bagian depan dan SD 07 Tilamuta terletak di bagian belakang. Junarjo Adam, Kepala Desa Tenilo menjelaskan bahwa karena sulitnya medan menuju sekolah, masyarakat di sekitar Tenilo mengajukan proposal
kegiatan pengadaan kapal kayu bagi para siswa. Dan proposal ini direalisasikan melalui program PNPM Generasi yang kemudian menyediakan 2 kapal kayu dan memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah kepada para siswa. Hadijah, seorang guru SMP 3 Tilamuta menyatakan bahwa dengan adanya kapal kayu ini telah membantu meningkatkan tingkat kehadiran siswa. Sebelum ada kapal, hanya 30 persen siswa sekolah ini yang hadir setiap harinya, bahkan banyak siswa yang hanya datang ke sekolah satu minggu sekali dikarenakan masalah jarak dan sulitnya medan yang ditempuh dengan berjalan kaki, khususnya saat musim hujan. Ada 11 anak yang putus sekolah. Sekarang lebih dari 20 siswa dari Dusun 3 datang bersekolah dengan kapal. ujarnya. Soan Bahu, siswa kelas 5 Sekolah Dasar 7 Tenilo berangkat ke sekolah pukul 6 pagi bersama 9 siswa lainnya telah siap menunggu di dermaga desa. Dengan menggunakan perahu ini, mereka membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di dermaga tempat sekolah satu atap berada, dan perahu ini dioperasikan oleh para siswa yang lebih tua secara bergantian. Mengenai masalah keselamatan, Junarjo Adam lebih lanjut menambahkan, Para siswa sudah diberi pengarahan dan pelatihan keselamatan apabila kapal
mengalami masalah di tengah laut. Dan untuk perawatan kapal, dilakukan secara swadaya oleh orang tua siswa yang bersangkutan melalui iuran bulanan. Saya ingin menjadi polisi dan melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi. kata Dedi Mubana, siswa kelas 5. Dedi sebelumnya harus berjalan kaki selama 1 jam dari rumahnya di dusun Ligese, Dulu saya berjalan kaki, sepatu saya bawa supaya tidak cepat rusak. Kalau turun hujan, saya tidak bisa bersekolah karena jalan berlumpur dan banjir, tambahnya. Saya ingin menjadi seorang guru, kata Lisna Labargo, siswi SMP kelas 1. Seperti halnya Dedi, Lisna dulu berjalan kaki dari Dusun Ligese. Semangatnya menjadi seorang guru mendorongnya untuk masuk sekolah sejak duduk di bangku SD. Walaupun perahu sudah tersedia, Lisna mengaku masih menenteng sepatunya dan memakainya apabila sudah sampai di sekolah agar sepatunya selalu terlihat bersih dan rapi. Kesulitan yang mereka hadapi bukanlah halangan tidak mengurangi semangat untuk belajar dan menggapai cita-cita mereka untuk nantinya mengabdi pada negeri.
kisah sukses
Tahun 2011
Neutral 61 68 45 40 67 61 50 52 73 42 36 595
Negative 5 13 13 8 15 15 12 9 4 14 4 112
Total 146 161 137 110 173 187 140 123 160 134 85 1556
2012
AGUSTUS
JANUARI
MARET
APRIL
JUNI
JULI
2011
SEPTEMBER
DESEMBER
FEBRUARI
OKTOBER
2012
BERITA UTAMA PNPM MANDIRI Kesepakatan Bersama antara Kementrian Pelaksana PNPM Mandiri dengan BRI
Pada tanggal 30 Maret 2012 lalu, telah dilakukan penandatangan Naskah Kesepakatan Bersama (MoU) antara Kementerian Pelaksana PNPM Mandiri dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Gedung Krida Bakti, Jakarta. Kementerian pelaksana tersebut adalah Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisara dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kelautan dan Perikatan, Kementerian Kehutanan, dana Kementerian Pertanian. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, H.R. Agung Laksono hadir dalam menyaksikan acara penandatanganan MoU ini.
mengembankan usahanya, melalui berbagai kegiatan pelatihan dan pembinaan, sehingga dihasilkan pelaku Usaha Mikro, kecil dan Menengan (UMKM) yang berasal dari program PNPM Mandiri. BRI masuk sebagai salah satu pihak yang dapat menyediakan sumber daya keuanganmelalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bertujuan mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin, yang masih sangat kesilitan dalam hal permodalan, papar Ali.
MEI
NADA PEMBERITAAN DAN ANALISA Mitigasi untuk pengurangan TKI dan antisipasi krisis ekonomi global
Publikasi yang berkaitan dengan mitigasi yang dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk sebagai dampak dari krisis ekonomi global, mendominasi berita positif media monitoring; dan keputusan pemerintah pusat dalam mengalokasikan dana sebenar Rp1,4 triliun untuk PNPM Mandiri dalam rangka mengurangi angka pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Dana tambahan ini harapannya dapat menjangkau 2,5 juta pekerja dan dicairkan di daerah-daerah yang tercatat mengirimkan TKI dalam jumlah yang besar melalui PNPM Mandiri. Sementara itu, masalah keamanan nasional tidak memberikan dampak yang berarti terhadap pencairan dana PNPM Mandiri, misalnya kasus konik Freeport di Papua.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), padat kara produktif, dan teknologi tepat guna yang akan diberlakukan di 38 kanturng TKI.
juga mempergunakan dana kelompok simpan pinjam perempuan Rp 28 juta lebih. Sehingga akibat perbuatannya, terdakwa telah mengakibatkan kerugian negara Rp 824.409.300, kata Rahmadani, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari kejaksaan Negeri Kuala Simpang, Aceh Tamiang. Atas dakwaan itu, perbuatan terdakwa dijerat dalam dakwaan primair atau subsidair melanggar Pasal 2 dan 3 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
KUNJUNGAN MEDIA
Pada tanggal 12 17 April 2012, Tim PSF mengadakan kunjungan media ke Kabupaten Maluku Barat Daya, Propinsi Maluku. Kabupaten Maluku Barat Daya mempunyai 48 pulau, dan 16 pulau di antaranya dihuni dengan jumlah penduduk 76.350 jiwa. Kunjungan dilakukan di Pulau Kisar dan Pulau Leti, untuk melihat kegiatan PNPM Mandiri di kabupaten kepulauan dan area perbatasan.
19 April 2012, Ambon Ekspress Kehadiran PNPM Sangat Membantu Masyarakat MBD
Kehadiran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan diharapkan membawa angin segar bagi peningkatan ekonomi masyarakat kecil. Di KabupatenMaluku Barat Daya (MBD) hal itu lebih-lebih lagi. Karena intervensi dana pembangunan ini langsung menyentuh rakyat. Apalagi di bumi Kalwedo ini, infrastruktur dasar masih jauh dari harapan. Kehadiran program ini bagaikan embun di tengah padang gersang bagi masyarakat MBD. Ketika program lain menjadi langka, PNPM Mandiri Perdesaan masuk dan membangun sampao ke pelosok desa dan menyentuh langsung kepentingan masyarakat, ujar Sekertaris Daerah Kabupaten MBD, Charles Kapressy.
8 Agustus 2011, Pos Kupang Sidang Kasus Dana PNPM, JPU Nilai Kartini Terbukti Korupsi
Kartini, terdakwa kasus korupsi dana PNPM Mandiri, Kecamatan Rte Tengah, Kabupate Rote Ndao, dituntut tiga tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), Eddy Wanses, S.H ... terdakwa Kartini juga dituntut membayar denda sebesar Tp100 juta subsider enam bulan kurungan dan dituntut mengganti kerugian negara sebsar Rp831 juta subsider satu tahun enam bulan penjara.
Nata de Coco
Made in PNPM
Produksi Nata de Coco KSM Al-Ikhlas pesat berkembang berkat dukungan PNPM Mandiri.
Anda penggemar Nata de Coco? Bisa jadi Nata de Coco yang dikonsumsi adalah produk penerima manfaat PNPM Mandiri. Pasalnya, Nata de Coco buatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Al-Ikhlas dari Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia, telah menjadi langganan sejumlah toko swalayan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Produknya terpampang di rak-rak mewah di toko-toko tersebut, baik dalam kemasan gelas, kantong plastik, maupun dus. Kami bangga, produk kami bisa menembus (toko) swalayan, ujar Nirwan, Ketua KSM Al-Ikhlas di Rahandouna. Selain di swalayan, imbuh Nirwan, Nata de Coco buatan KSM Al-Ikhlas, yang beranggotakan lima orang ini, juga dipasarkan di kantin-kantin sekolah. Mulai SD hingga SMA. Tidak hanya di Kota Kendari, namun sudah merambah ke kabupaten tetangga. Ini merupakan prestasi membanggakan, ungkap Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Rahandouna, Rahmadi Rija. Membanggakan, papar Rahmadi, karena awalnya tidak ada satu pun dari anggota KSM tersebut yang mampu membuat Nata de Coco. Mereka ada yang awalnya hanya bekerja sebagai buruh harian, supir, atau penjual sayuran. Bermodal kemauan untuk maju, mereka pun membentuk kelompok dan mengajukan permohonan dana bergulir melalui PNPM Mandiri.
KSM tersebut mendapat dana bergulir Rp 2,5 juta dari PNPM Mandiri Perkotaan pada 2009. Disinilah titik awal sukses mereka. Usaha mereka diawali dengan mengikuti pelatihan membuat Nata de Coco, begitu dinyatakan layak mendapat pinjaman bergulir. Lalu mereka memproduksi Nata de Coco secara bertahap, ungkap Rahmadi. Tidak hanya itu, mereka juga berinovasi. Awalnya Nata de Coco buatan mereka hanya dikemas seperti es lilin polos, namun sekarang ada yang dikemas dalam plastik dan gelas berlogo. Dulu, mereka hanya mampu memproduksi 700 bungkus es lilin per hari, sekarang 1.600 gelas per hari atau 70 dus. Sebetulnya ingin lebih, namun kemampuan mesin dan tenaga masih terbatas, imbuh Nirwan. Tak kurang 140 kilogram Nata de Coco mereka hasilkan setiap hari. Itu pun sudah dibantu oleh lima tenaga kerja tambahan, yang dibayar Rp600 ribu per bulan. Kini, modal mereka telah berkembang menjadi Rp 45 juta. Menurut rencana, mereka akan meningkatkan usaha dan menambah tenaga kerja. Terimakasih PNPM, ungkap Nirwan, yang hingga kini tetap hidup sederhana dan tak meninggalkan profesi lamanya sebagai supir. (Rahmadi Rija- Koordinator BKM Mattanggonawe)
9 kisah sukses
karena kami tinggal dekat lokasi perumahan. Jasa binatu dimana saya magang, dapat menghasilkan ratusan ribu rupiah per hari. Saya berharap nantinya dapat membuka usaha binatu seperti itu. Dengan anggota yang menempuh pendidikan SMP dan SMA, mereka bekerja sebagai ART dan karyawan toko, dan sebagian masih belum memiliki pekerjaan. Para pemuda ini memiliki harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Keterbatasan peluang kerja tidak menjadi halangan. Dengan adanya program pelatihan yang diadakan oleh Lakpesdam NU, mereka memiliki keahlian baru, yang nantinya diharapkan dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Project Ocer Lakpesdam NU Mataram, Ely Mahmudah, mengatakan bahwa nantinya Lakpesdam NU juga akan membantu anggota kelompok tersebut untuk menyediakan modal peralatan wirausaha. Tetapi pendampingan tidak hanya akan berhenti pada pelatihan ddan pendistribusian alat usaha saja. Hal yang penting juga adalah pendampingan pemasaran dan pengemasan. Kami akan terus mendampingi kelompok-kelompok ini. (B. Ely Mahmudah - Ketua Lakpesdam Mataram)
10 kisah sukses
Kami dulu adalah karyawan rumah produksi batik sasirangan, berkat PNPM Mandiri kami dapat memiliki modal untuk memproduksi batik sendiri kata Masrupah, anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Sasirangan adalah kain adat suku banjar yang diproduksi dengan teknik tusuk jelusur, diikat, kemudian dicelup warna. Kain yang pada awalnya digunakan pada upacara adat banjar ini mulai digunakan dalam keseharian sebagai busana, selendang, taplak meja dan lain-lain. Melihat tingginya permintaan atas kebutuhan kain sasirangan, 10 ibu rumah tangga di Desa Kertak Hanyar 2 memutuskan untuk membuka usaha sendiri setelah beberapa tahun bekerja pada pengusaha kain sasirangan. Kelompok Al Munawarah dibentuk pada tahun 2009 dan mendapatkan pinjaman sebesar Rp 10.000.000 untuk 10 orang anggotanya. Ketua kelompok SPP Al Munawarah, Masrupah mengatakan Pinjaman itu kami gunakan untuk membeli bahan. Kalau harus menunggu hasil penjualan kain yang kami titipkan di toko, perputarannya lama. Sembari menunggu laku, kami tetap memproduksi kain dengan pinjaman itu. Alhamdulilah lancar. Pinjaman tahun pertama lunas tanpa tunggakan. Keberhasilan usaha di tahun pertama tersebut mendorong mereka untuk memajukan usahanya. Dengan pinjaman sebesar Rp 27.500.000 pada tahun 2011 mereka
dapat mengembangkan usaha mereka. Sewaktu kami menjadi karyawan di toko produksi, kami hanya mendapatkan RP 350.000 per bulan. Dengan memproduksi sendiri seperti ini kami bisa mendapatkan penghasilan Rp 625.000 per bulan. Dengan bekerjasama sebagai kelompok produksi kain sasirangan, anggota SPP Al Munawarah bekerja sama untuk memasarkan kain tersebut di toko sasirangan, masyarakat umum, dan sekolah. Hal ini membuahkan tanggapan positif dan jumlah produksi mereka semakin meningkat. Peningkatan produksi tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Kelompok SPP Al Munawarah mengajak ibu-ibu di Desa Kertak Hanyar 2 untuk membantu produksi mereka dengan merajut kain sebelum dicelup warna. Sejumlah 100 orang ibu-ibu diperbantukan dalam proses produksinya. Pada saat ini kelompok SPP Al Munawarah dapat memproduksi 500 600 potong kain setiap bulannya, dimana sebelum memiliki modal mereka hanya dapat memproduksi 50-100 potong saja. Kain sasirangan semi sutra dijual dengan harga Rp 65.000 dan kain sutra dijual dengan harga Rp 130.000. Mereka berharap supaya usaha mereka dapat semakin maju dan mereka dapat membuka toko sendiri di kemudian hari. Masrupah mengatakan,Kami berharap SPP dapat terus berkelanjutan dan membantu ibu-ibu lainnya yang juga ingin membuka usaha. (Benedicta R Kirana-PSF)
11 kisah sukses
Sedikitnya 700 rumah di Kabupaten Landak kini dapat menikmati terangnya malam dengan berfungsinya sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Mereka tersebar di enam desa dari dua kecamatan di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat: Desa Rasan, Mungu, Engkangin, Bentiang, Pare, Sempatung dan Tengon. Disini dulunya tak ada listrik. Ini berkat PNPM Mandiri, demikian diungkapkan Yanto, warga desa Bentiang, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, belum lama ini. Desa Bentiang merupakan satu dari empat desa di Kecamatan Air Besar, yang mendapat alokasi dana untuk pembangunan PLTMH dari PNPM Mandiri. Di desa ini sendiri terdapat dua dusun yang mendapat Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk PLTMH. Dusun Semamepada 2009 dan dusun Sejanjung-Ma Domong pada 2010.
Masyarakat member alas an penolakan tersebut dengan membandingkan pembangunan jembatan gantung oleh kontraktor yang mahal, menelan biaya Rp 2,5miliar, juga PLTMH oleh sebuah Dinas senilai Rp 1,2 miliar. Sementara jembatan gantung yang dibangun warga di desaSerimbuk sekitar Rp300 juta atau PLTMH di desa Pare senilai Rp 335 juta. Kualitas dan kapasitas sarana yang dibangun warga desa dengan dana PNPM hamper sama dengan dibangun kontraktor atau Dinas. Bahkan harganya lebih murah, ujar Dendy Erwandi, Fasilitator Teknik Kecamatan PNPM Mandiri yang bertugas di Kecamatan Air Besar. Hal itu karena pengerjaan prasarana dalam PNPM dilakukan dan dikelola sendiri oleh warga desa secara terbuka dan transparan. Pelaksanaannya juga diawasi langsung oleh masyarakat. Bahkan masyarakat memberikan kontribusi tenaga dan uang, sehingga mengurangi biaya dan mark-up. Kini, tidak lama lagi, warga desaTengon, khususnya yang tinggal di dusun Kulum, dapat tersenyum lebar. Harapan menikmati terang di malam hari akan segera terwujud. Usulan pembangunan PLTMH senilai Rp 332, disepakati oleh masyarakat Air Besar untuk didanai PNPM Mandiri TA 2011. Pengerjaannya telah dimulai akhir Juni 2012. Bila tidak ada aral melintang, 300 warga dusun Kulum akan menikmati listrik dalam dua bulan mendatang. (M. Ikhwan Maulana - PSF & Tauk Rinaldi - Sekertariat Pokja)
Boleh dibilang, kami ini baru merdeka dari kegelapan pada 2009, turut Yanto.
Keberhasilan pembangunan PLTMH di dua dusun tersebut, semakin memperkuat kecintaan dan kepercayaan warga Air Besar pada PNPM Mandiri. Apalagi, setelah itu, sejumlah prasarana dasar di desa-desa di Air Besarpun ternyata baru terealisasi berkat pendanaan dari PNPM Mandiri. Hal itu diamini oleh warga lainnya, termasuk warga desaTengon. Kami belajar. PNPM telah membuka mata masyarakat. Mereka turut membangun, merencanakan dan mengawasi, sehingga hasilnya jelas. Manfaatnya nyata, ungkap Joni, Kepala Desa Tengon, Kecamatan Air Besar. Oleh sebab itu, meski pada 2010 warga desaTengon kecewa karena usulan pembangunan PLTMH yang diajukan desanya dinilai belum dapat terdanai oleh PNPM, namun hal itu tidak lantas membuat mereka menerima kucuran bantuan daripihak lain, termasuk Dana Aspirasidari DPRD Landak. Masyarakat menolak menggunakan Dana Aspirasi, masyarakat lebih percaya dengan PNPM karena sudah jelas aturannya dan terlihat hasilnya, papar Joni.
12 kisah sukses
Buku ini beredar di toko buku Gramedia, Aksara, Kinokuniya dan Times dalam dua bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Hasil dari penjualan buku ini akan didonasikan bagi mereka yang diprolkan di dalamnya.
13 kegiatan PNPM
Buku Baru
Dapat diunduh di www.psflibrary.org
Program PNPM Generasi Sehat dan Cerdas: Ringkasan Eksekutif : Hasil Akhir dari Survei Evaluasi Dampak
Diterbitkan oleh: Bank Dunia
Dokumen ini menguraikan temuan-temuan dari evaluasi yang dilaksanakan dalam tiga gelombang dari tahun 2007 sampai 2010. Survei dasar (baseline survey) berlangsung dari bulan Juni 2007 sampai Agustus 2007. Survei kedua diadakan dari bulan Oktober 2008 sampai Januari 2009 setelah pelaksanaan PNPM Generasi selama 15 sampai 18 bulan. Survei ketiga dan terakhir dilaksanakan dari bulan Oktober 2009 sampai Januari 2010 setelah pelaksanaan proyek selama 27 sampai 30 bulan. Lebih dari 45.000 anggota rumah tangga, kepala desa serta petugas sekolah dan sarana pelayanan kesehatan menjadi responden dalam survei putaran ketiga dan terakhir ini.
14 buku baru
www.pnpm-support.org