Anamnesis. Pasien akan mengeluhkan adanya keluar cairan dari vagina. Pasien akan merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir, dan tidak bisa di tahan. Untuk membedakannya dengan urin, biasanya cairan ketuban berbau khas. Selain itu, warna cairan ketuban biasanya aga keruh dan sedikit putih, sedangkan urin biasanya berwarna bening.
Inspeksi Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih jelas.
Pemeriksaan inspekulo Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH nya. Yang dinilai adalah: Keadaan umum dari cervix, juga dinilai dilatasi dan pendataran dari cervix.Dilihat prolaps dari tali pusat atau extrimitas bayi. Bau dari amnion yang khas juga diperhatikan
Pooling dari cairan amnion pada fornix posterior mendukung diagnosis KPD.Melakukan perasat vasalva atau menyuruh pasien batuk untuk memudahkan melihat pooling.
Cairan amnion di konfirmasikan dengan menggunakan nitrazine test.Kertas nitrazine akan berubah kepada biru jika ph cairan diatas 6.0-6.5.Sekret vagina ibu hamil adalah pH 4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah warna, tetap kuning Tes ini bisa memberikan hasil positif palsu bila tersamarkan dengan cairan seperti darah, semen, atau vaginitis seperti trichomonas.
Mikroskopik (tes pakis). Jika dengan pooling dan tes nitrazine masih samar dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari cairan yang di ambil dari fornix posterior. Cairan di swab kemudian dikeringkan diatas gelas objek dan dilihat dibawah mikroskop gambaran ferning yang menandakan cairan amnion.
Pemeriksaan Lab Pemeriksaan Alpha-fetoprotein (AFP) .Mempunyai konsentrasi tinggi didalam cairan amnion tetapi tidak di semen atau urin. Pemeriksaan darah lengkap dan kultur dari urinalysis Tes Pakis Tes Lakmus (Nitrazine test)
Pemeriksaan ultrasonogarphy (USG) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri.Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit (oligohydramions atau anhydramions). Oligihydramions ditambah dengan anamnesis dari pasien bisa membantu diagnosis tapi bukan menegakkan diagnosis rupturnya membran fetal. Selain itu dinilai Amniotic fluid index (AFI), presentasi janin, berat janin , dan usia janin. Ultrasonografi dapat mengindentifikasikan kehamilan ganda, anormaly janin atau melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis dan sering digunakan dalam mengevaluasi janin..