Anda di halaman 1dari 20

PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT HUSADA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Topik

: Morbili

Dokter Pembimbing : Dr. Frieda Hartono, Sp.A Penyaji Nim : Christian Elizar : 10-2010-238

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Alamat Tanggal masuk RS ORANG TUA Nama Ayah Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

: An. FFF : 5 tahun 10 bulan : Laki-laki : Jl. Gotong Royong no.81, Kel. Pondok Bambu, Jakarta Pusat : 17 Desember 2011

: Tn. S : 43 tahun : Tamat SMA : Supir Travel : Rp 3.000.000

Nama Ibu Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

: Ny. T.K.L : 38 tahun : Tamat SMA : Karyawati Farmasi : Rp 1.750.000

II.

RIWAYAT PENYAKIT Anamnesis Alloanamnesis Tanggal Keluhan utama Keluhan Tambahan

: Ayah pasien : 19 Desember 2011 : Demam sejak 4 hari SMRS(17 Desember 2011) : Pusing, batuk, pilek, bercak merah pada kulit, mata merah

Riwayat Penyakit Sekarang : Ayah pasien menyatakan bahwa, Pasien datang dari UGD RS.HUSADA dengan keluhan demam yang timbul mendadak sejak 4 hari SMRS, demam naik-turun tidak teratur, tidak menggigil, tidak kejang, dan tidak ada penurunan kesadaran. Pasien sudah diberi obat penurun panas, namun demam pasien hanya turun beberapa jam, kemudian panas badan pasien naik lagi. Sejak demam, nafsu makan pasien berkurang. Tidak ada batuk dan pilek. Tidak ada mual muntah. BAB dan BAK tidak ada keluhan. 3 hari SMRS demam pasien belum membaik, dan timbul bercakbercak merah yang timbul di belakang telinga. Keluhan disertai batuk kering dan pilek warna bening. Kedua mata pasien menjadi merah dan berair. Pasien dibawa

ke dokter, dan dinyatakan menderita campak. Sudah diberi obat, namun tidak ada perbaikan. BAB dan BAK tidak ada keluhan. 2 hari SMRS pasien belum mengalami perbaikan. Masih tetap demam, mata merah, batuk dan pilek. Bercak merah semakin menyebar sampai ke leher, dada, wajah, punggung, tangan, dan kaki. BAB dan BAK tidak ada keluhan. 1 hari SMRS pasien masih belum mengalami perbaikan. Demam, mata merah, batuk, pilek, dan bercak merah tidak kunjung membaik. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Akhirnya pasien dibawa berobat ke RS HUSADA untuk penanganan lebih lanjut. Pasien baru pertama kali sakit seperti ini. Tidak ada riwayat alergi. Ada riwayat kontak dengan teman sekolah yang menderita penyakit seperti ini 1 minggu lalu. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit serupa. Ada kontak dengan teman sekolah yang menderita penyakit serupa.

III.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN Kehamilan : Perawatan antenatal : Teratur Trimester I : 1x Trimester II : 1x Trimester III : 2x Penyakit kehamilan : Tidak ada Kelahiran : Tempat kelahiran Ditolong Cara persalinan Masa gestasi Keadaan bayi

: Rumah Sakit : Dokter : Sectio Caesarea : Cukup bulan (38 minggu) : Berat badan lahir : 2700 gram Panjang badan lahir : 48 Cm Lingkar kepala : 36 Cm Sianosis : Tidak ada Ikterik : Tidak ada Nilai APGAR : ibu pasien tidak tahu (saat dilahirkan pasien langsung menangis kencang, kulit warna kemerahan, dan bergerak aktif) 6 Kelainan bawaan : Tidak ada Kesan : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan *) Kurva Lubchenko terlampir

IV. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Riwayat Pertumbuhan Berat badan lahir : 2700 gram, panjang badan lahir 48 cm Berat badan 5 tahun 10 bulan: 26 kg Kesan: riwayat pertumbuhan pasien tidak dapat dinilai karena KMS tidak dibawa Riwayat Perkembangan: Pertumbuhan gigi pertama : 8 bulan

Psikomotor Mengangkat kepala Tengkurap Duduk Merangkak Berdiri Berjalan Berlari Berbicara Membaca dan menulis : 2 bulan : 3 bulan : 6 bulan : 7 bulan : 9 bulan : 10 bulan : 12 bulan : 15 bulan : 5 tahun

Gangguan perkembangan mental / emosi : tidak ada.

*) Pasien sekarang bersekolah di tk besar

Perkembangan Pada Umur 5 Tahun


15 bulan Motori k Berjalan sendiri, merangka k naik 18 bulan Berlari, duduk di kursi, berjalan naik tangga dengan 1 tangan dipegang Adaptif Membuat menara 3 kubus, membuat Membuat menara 4 kubus, mencoret Membuat menara kubus, menggamba 7 Membuat menara kubus, menggamba 9 Membuat menara kubus, menggamba 10 Membuat jembatan dari kubus, Menggamba r segitiga 24 bulan Berlari, naik turun tangga, melompat 30 bulan Naik tangga dengan kaki berselangseling 36 bulan Naik sepeda 48 bulan Melempar bola, menggunting , menggambar 60 bulan Melompatlompat

tangga

menggambar

garis dengan pensil warna Bahasa Mengikuti perintah sederhana

-coret

r lingkaran

manusia

Memberi nama 10 gambar

Membuat kalimat

Menyebut dirinya saya

Mengetahui umur jenis kelamin, menghitung 3 objek dan

Bercerita

Memberi nama warna, membuat kalimat dengan lancar

Sosial

Memeluk orang tua

Makan sendiri dengan bantuan

Memegang sendok dengan baik, membantu membuka pakaian

Berpurapura dalam bermain

Mencuci tangan, membuka pakaian tidak berkancing

Bermain dengan beberapa anak, ke sendiri pergi toilet

Berpakaian sendiri, menanyakan arti kata

Kesan : Riwayat perkembangan sesuai usia. V. RIWAYAT IMUNISASI DASAR (UMUR) Vaksin PPI BCG DPT / DT Polio Campak Hepatitis B 2 bulan 2 bulan 2 bulan 0 bulan 4 bulan 3 bulan 1 bulan 6 bulan 4 bulan 6 bulan 5 bulan -

BOOSTER (UMUR) -

Vaksin Non PPI Hepatitis A HiB Thypim MMR Varisela

DASAR (UMUR) 2 bulan -

BOOSTER (UMUR) -

Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap, imunisasi non PPI tidak lengkap, booster tidak dilakukan. VI. RIWAYAT MAKAN ASI PASI Buah / biskuit (laktogen) Bubur susu Nasi tim / bubur -

Umur (bulan) 02 24

ASI ad libitum on demand ASI ad libitum on demand ASI ad libitum on demand ASI kadangkadang -

46

2 kali sehari (pepaya sebanyak 4-5 sendok) Pepaya/pisang (1 x sehari) Pepaya/pisang ( 2 x sehari)

68

Susu SGM 5 x 120cc Susu SGM 4 x 200 cc

1 x sehari 1 x sehari semangkuk semangkuk kecil kecil 1 x sehari 2 x sehari semangkuk semangkuk kecil kecil

8 12

umur lebih dari 1 tahun Jenis makanan Bubur/nasi TIM Sayur Daging Telur Tahu dan tempe Susu Lain-lain Umur 5 tahun 10 bulan Jenis makanan Nasi Sayur Daging Telur Tahu dan tempe Susu Lain-lain Frekuensi dan jumlahnya 3x sehari, 1 piring 3x sehari, 1 mangkuk kecil 3x seminggu 7x seminggu 7x seminggu Dancow 3 x 200 cc Buah-buahan, snack Frekuensi dan jumlahnya 3x sehari, 1 mangkuk kecil 3x sehari, 1 mangkuk kecil 3x seminggu 7x seminggu 7x seminggu Dancow 3 x 200 cc Buah-buahan, snack

Kesan : kuantitas cukup

kualitas : cukup

VII. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA ( - ) Sepsis ( - ) Meningoencephalitis (- ) Kejang demam ( - ) Tuberkulosis ( - ) Pneumoni (- ) Alergi lainnya ( - ) Asma ( - ) Alergi Rhinitis (- ) Gastritis ( - ) Diare akut ( - ) Diare Kronis (- ) Amoebiasis ( - ) Disentri ( - ) Kolera (- ) Difteri ( - ) Tifus Abdominali ( - ) DBD ( -) polio ( - ) Cacar air (- ) Campak (- ) Penyakit Jantung Bawaan (- ) Batuk rejan ( - ) Tetanus ( - ) ISK (- ) Demam Rematik Akut ( - ) Penyakit Jantung Rematik ( - ) Kecelakaan (- ) Glomerulonephritis (- ) Sindroma Nefrotik ( - ) Operasi VIII. RIWAYAT KELUARGA Corak reproduksi : Pasien adalah anak tunggal

Data keluarga : AYAH Umur Perkawinan ke Umur saat menikah Keadaan kesehatan/ penyakit 43 tahun 1 32 tahun Sehat IBU 38 tahun 1 27 tahun Sehat

IX. DATA PERUMAHAN Kepemilikan rumah : Milik sendiri. Keadaan rumah : Pasien tinggal di rumah yang dihuni oleh 4 orang yaitu nenek, ayah, ibu, dan anak. Terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu dan 1 dapur. Rumah menggunakan air PAM. Ventilasi : Pada masing-masing kamar terdapat 2 buah jendela yang saling berhadapan serta terdapat kisi-kisi (lubang udara) di atas pintu. Cahaya : Cahaya matahari dapat masuk dan mencapai sebagian ruangan. Keadaan lingkungan : Saluran air di sekitar lingkungan lancar, tidak berbau, dan sering dibersihkan. Tidak ada tumpukan sampah di daerah pemukiman. Kesan : keadaan rumah dan lingkungan cukup baik X. PEMERIKSAAN FISIS Tanggal : 19 Desember 2011 Status generalis Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

Berat badan Tinggi badan

: Nadi Pernafasan Suhu : 26 kg : 125 cm

: 90 x/menit, kuat dan teratur : 30 x/menit : 38,7C

Interpretasi berat badan : o Berdasarkan kurva NCHS (National Center for Health Statistics), perbandingan usia dengan berat badan terletak pada persentil 95 o Berdasarkan kurva NCHS (National Center for Health Statistics), perbandingan usia dengan panjang badan terletak pada persentil 95 *) Kurva NCHS terlampir Kesan : status gizi cukup Kepala : Bentuk tidak ada kelainan, ubun-ubun besar sudah menutup, tidak cekung, rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, tidak teraba adanya benjolan. : Bentuk tidak ada kelainan, kedudukan kedua bola mata simetris, palpebra superior dan inferior tidak cekung, konjungtiva anemis -/-, injeksi konjungtiva +/+, sklera ikterik -/-, kornea jernih, pupil bulat 3 mm, isokor, refleks cahaya +/+. : Bentuk tidak ada kelainan, liang telinga kanan dan kiri lapang, sekret -/-, serumen -, kedua membran timpani intak, hiperemis -/-, bulging -/: Bentuk tidak ada kelainan, deviasi septum nasal -/-, sekret +/+ bening, encer. : Caries (+) 1.2 (incisivus 2 kanan atas) : Bentuk tidak ada kelainan, bibir tidak kering dan tidak sianosis, tonsil T1-T1 tenang, faring hiperemis, uvula terletak di tengah, koplik spot tidak tampak. : Bentuk tidak ada kelainan, kaku kuduk (-), KGB tidak teraba membesar

Mata

Telinga

Hidung Gigi geligi Mulut

Leher

Thorax Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Abdomen Inspeksi

: Bentuk normal, simetris dalam keadaan diam dan pergerakan : vokal fremitus kanan sama dengan kiri : Sonor pada kedua lapang paru : Suara nafas vesikuler, ronki-/-, wheezing-/-

: Pulsasi iktus kordis tidak terlihat : Pulsasi iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula sinistra :: Bunyi jantung I-II reguler, murmur(-), gallop(-)

: Datar, tidak tampak gambaran vena kolateral

Auskultasi Palpasi Perkusi Genitalia eksterna Kulit

: Bising usus + normal : Supel, Hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri epigastrium (-). : Timpani : Laki-laki, phimosis (-), hernia (-). : Warna putih, turgor kulit baik, ikterus (-), sianosis (-), tampak bercak bewarna merah berbentuk makulopapular di belakang telinga, leher, dada, wajah, punggung, tangan, dan kaki : Akral hangat, deformitas tidak ada, oedem tidak ada

Ekstremitas

XI.

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Kaku kuduk Refleks fisiologis Refleks patologis Kesan : Tidak ada : Normal : Tidak ada : status neurologis baik

XII.

PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM ( 17 Desember 2011) Hematologi Hasil Hb : 12,3 g/dl Ht : 37 vol % Leukosit : 5900/ul Trombosit : 170000/ul Eritrosit : 4,37 juta/ul Kesan :

Rujukan 11,0-15,0 40-54 5000-10000 150000-440000 4,8-6,2

XIII.

RESUME Telah diperiksa seorang anak laki-laki berusia 5 tahun 10 bulan dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS, demam naik-turun tidak teratur, tidak menggigil, tidak ada kejang, dan tidak ada penurunan kesadaran. Sejak demam Nafsu makan pasien menurun. 3 hari SMRS demam pasien belum membaik, dan timbul bercak-bercak merah yang timbul di belakang telinga. Keluhan disertai batuk kering dan pilek warna bening. Kedua mata pasien menjadi merah dan berair. Pasien dibawa ke dokter, dan dinyatakan menderita campak. Sudah diberi obat, namun tidak ada perbaikan. 2 hari SMRS bercak merah semakin menyebar sampai ke leher, dada, wajah, punggung, tangan, dan kaki pasien. 1 hari SMRS pasien masih belum mengalami perbaikan. Akhirnya pasien dibawa ke RS Husada. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Penderita baru pertama kali sakit seperti ini. Tidak ada riwayat alergi. Ada riwayat kontak dengan teman sekolah yang menderita penyakit seperti ini 1 minggu lalu. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran Tanda Vital

: Compos mentis : Nadi Pernafasan Suhu

: 90 x/menit : 30 x/menit : 38,7 C

Mata Kedua konjungtiva tampak kemerahan (injeksi conjungtiva +/+) - Hidung Sekret +/+ bening encer - Mulut Faring tampak hiperemis, koplik spot tidak tampak - Kulit Terdapat bercak bewarna merah berbentuk makulopapular di belakang telinga, leher, dada, wajah, punggung, tangan, dan kaki PEMERIKSAAN LABORATORIUM ( 17 Desember 2011) Hematologi Hasil Hb Ht Leukosit Trombosit Eritrosit XIV.

: 12,3 g/dl : 37 vol % : 5900/ul : 170000/ul : 4,37 juta/ul

Rujukan 11,0-15,0 40-54 5000-10000 150000-440000 4,8-6,2

DIAGNOSIS KERJA Morbili o Demam tinggi mendadak selama 4 hari disertai batuk. o Riwayat kontak dengan penderita morbili 1 minggu sebelumnya. o Bercak merah muncul dimulai dari belakang telinga menyebar ke tubuh o Injeksi konjungtiva DIAGNOSIS BANDING Rubella Exantema subitum PEMERIKSAAN ANJURAN Pemeriksaan Anti IgG dan anti IgM Rubella Pemeriksaan H2TL ulang

XV.

XVI.

XVII. PENATALAKSANAAN Non medikamentosa : 1. Isolasi penderita 2. Bed rest. 3. Makan makanan lunak 26 x 100 kal/ kgBB/ hari Medikamentosa 1. Terapi cairan Maintenance

= 2600 kalori

: (10 x 100 cc) + (10 x 50) + (6 x 20) = 1620 cc

Koreksi suhu : ( 38,7 37 ) C x 12% x 1620 cc = 330 cc Total cairan yang diberikan: 1950 cc/24 jam = 81 tetes/menit (mikrodrip) IVFD KAEN 3A 1950 cc/24 jam = 81 tetes/menit (mikrodrip) 2. Paracetamol (Sanmol) syrup 3 x 2 cth 3. Ceftriaxone 26 kg x 20 mg/kgBB/hr = 1g / hari = 1 x 1 vial IV XVIII. PROGNOSIS Ad Vitam Ad functionam Ad Sanationam

: bonam : bonam : bonam

FOLLOW UP
19 Desember 2011 S: - Demam masih ada - Batuk pilek mulai membaik O : Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Nadi : 90/menit Nafas : 30x/ menit Suhu : 38,7 C Mata : injeksi konjungtiva +/+ Hidung : sekret +/+ Mulut : faring tampak hiperemis. Bercak koplik (-) Kulit : bercak di wajah berkurang. Bercak di leher,dada, punggung, kedua tangan tetap. A : Morbili dengan perbaikan klinis P: 1. IVFD KAEN 3A 1950cc/24 jam = 81 tetes/menit (mikrodrip) 2. Paracetamol syrup 3 x 2 cth 3. Ceftriaxzone 26 kg x 20 mg/kgBB/hr = 1 g / hari = 1 x 1 vial IV

20 Desember 2011 S: - Demam mulai turun - batuk jarang O : Keadaan umum : tampak sakit ringan Kesadaran : compos mentis Nadi : 90x/menit Nafas : 30x/ menit Suhu : 37,4 C Mata : injeksi konjungtiva +/+ Hidung : sekret +/+ Mulut : faring tampak hiperemis Kulit : bercak di wajah semakin berkurang bercak di leher,dada, punggung, kedua tangan tetap. A : Morbili dengan perbaikan klinis P:
Medikamentosa

10

1. IVFD KAEN 3A 1698cc/24 jam = 71 tetes/menit (mikrodrip) 2. Paracetamol syrup 3 x 2 cth 3. Ceftriaxzone 1 x 1 vial IV

21 Desember 2011 S: - Sudah tidak demam - Sudah tidak batuk O : Keadaan umum Kesadaran Nadi Nafas Suhu Hidung Mulut Kulit : tampak sakit ringan : compos mentis : 88x/menit : 28x/menit : 36,8 C : sekret -/: faring tampak hiperemis : bercak di pipi semakin berkurang Bercak di leher,dada, punggung, kedua tangan berkurang. A : Morbili dengan perbaikan klinis P: Pasien boleh berobat jalan

11

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
MORBILI NAMA LAIN Campak, Measles, Rubeola

DEFINISI Morbili adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu : a. stadium kataral, b. stadium erupsi, c. stadium konvalesensi.

ETIOLOGI Penyebabnya adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili Paramycovirus yaitu genus virus morbili. Virus ini terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini sangat sensitif terhadap panas dan dingin, dan dapat diinaktifkan pada suhu 30C dan -20C, sinar ultraviolet, eter, tripsin dan betapropiolakton. Cara penularan penyakit ini dengan droplet dan kontak langsung dengan penderita.

EPIDEMIOLOGI Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili.

12

Bila si ibu menderita morbili pada trimester pertama, kedua dan ketiga, maka dia mungkin akan melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan, berat badan lahir rendah, lahir mati, atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. Bila si ibu belum pernah menderita morbili, maka bayi yang dilahirkannya tidak memiliki kekebalan terhadap morbili dan dapat menderia penyakit ini setelah ia dilahirkan. Bila ibunya menderita morbili pada usia kehamilan 1-2 bulan, 50% kemungkinan akan mengalami abortus. Sejak tahun 1970 penyakit campak di Indonesia telah mendapat perhatian khusus, yaitu sejak terjadinya wabah campak yang cukup serius di pulau Lombok, dengan kematian 330 diantara 12.107 kasus dan di pulau Bangka terdapat 65 kematian diantara 407 kasus. Beberapa kasus campak di Indonesia masih ditemukan di tahun 2004. Meskipun sudah dilakukan imunisasi, namun serangan virus yang bisa menyebabkan kematian ini masih menyerang di beberapa wilayah di Indonesia.

PATOLOGI Sebagai reaksi terhadap virus, maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini terjadi pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva.

GEJALA KLINIS Penyakit ini merupakan salah satu self limiting disease yang memiliki masa tunas 1020 hari dan dibagi dalam 3 stadium, yaitu : 1. Stadium kataral (prodromal) Biasanya stadium ini berlangsung selama 4 5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis, dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem, timbul bercak Kopliks yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang di jumpai. Bercak Kopliks berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Jarang ditemukan di bibir tengah atau palatum.

Kadang-kadang terdapat makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium erupsi. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering di diagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak Kopliks dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.

13

2. Stadium erupsi Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum molle. Kadang-kadang terlihat pula bercak Kopliks. Terjadinya eritema yang berupa makula-papula disertai meningkatnya suhu badan. Diantara makula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul di belakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan dibagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah

pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah belakang. Kadang dapat ditemukan splenomegali. Tidak jarang disertai diare muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini ialah black measles, yaitu morbili yang perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus. 3. Stadium konvalesensi Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala yang patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema, disertai leher dan

ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

Panas Panas dapat meningkat hingga hari kelima atau keenam yaitu pada saat puncak timbulnya erupsi. Kadang-kadang temperatur dapat bifasis dengan peningkatan awal yang cepat dalam 24-48 jam pertama diikuti dengan periode normal selama 1 hari dan selanjutnya terjadi peningkatan yang cepat sampai 39C-40,6C pada saat erupsi ruam mencapai puncaknya. Pada morbili yang tidak mengalami komplikasi, temperatur turun diantara hari ke 2-3, sehingga timbulnya eksantema. Bila tidak disertai komplikasi, maka 2 hari setelah timbul ruam yang lengkap, panas biasanya turun. Bila panas menetap, maka kemungkinan penderita mengalami komplikasi.

Coryza

14

Tidak dapat dibedakan dengan common cold. Batuk dan bersin diikuti dengan hidung tersumbat dan sekret yang mukopurulen dan menjadi profus pada saat erupsi mencapai puncaknya serta menghilang bersamaan dengan menghilangnya panas.

Konjungiva Pada stadium awal periode prodromal dapat ditemukan transverse marginal line injection pada palpebra inferior. Gambaran ini sering dihubungkan dengan adanya inflamasi konjungtiva yang luas dengan disertai adanya edema palpebra. Keadaan ini dapat disertai dengan peningkatan lakrimasi dan fotofobia. Konjungtivitis akan menghilang setelah demam turun.

Batuk Batuk disebabkan oleh reaksi inflamasi mukosa saluran pernafasan. Intensitas batuk meningkat dan mencapai puncaknya pada saat erupsi. Namun demikian batuk dapat bertahan lebih lama dan menghilang secara bertahap dalam waktu 5-10 hari. Bercak Kopliks Merupakan gambaran bercak-bercak kecil yang ireguler sebesar ujung jarum/ pasir yang berwarna merah terang dan pada bagian tengahnya berwarna putih kelabu. Gambaran

ini merupakan salah satu tanda patognomonik morbili. Pada hari pertama timbulnya ruam sudah dapat ditemukan adanya bercak Kopliks dan menghilang hari ketiga timbulnya ruam.

Ruam Timbul setelah 3-4 hari panas. Ruam mulai sebagai eritema makulo-papuler, mulai timbul dari belakang telinga pada batas rambut, kemudian menyebar kedaerah pipi, leher, seluruh wajah dan dada serta biasanya dalam waktu 24 jam sudah menyebar sampai ke lengan atas dan selanjutnya ke seluruh tubuh, mencapai kaki pada hari ketiga. Pada saat ruam sudah sampai ke kaki, maka ruam yang timbul lebih dulu mulai berangsur-angsur menghilang.

DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinik yang khas dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan adanya limfositosis dan

15

leukopeni. Dalam sputum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya multi nucleated giant cell yang khas.

DIAGNOSIS BANDING 1. German measles (Rubela) Gejala lebih ringan dari morbili, umumnya terjadi pada anak usia 5-14 tahun. Terdiri dari gejala infeksi saluran nafas bagian atas, demam ringan, tidak ada bercak Kopliks namun terdapat pembesaran kelenjar regional di daerah suboccipital, servikal bagian posterior dan post aurikuler. Bercak merah pada rubela tidak timbul terlalu banyak dan tidak separah morbili, ruam lebih halus yang mula-mula timbul pada daerah wajah lalu menyebar ke batang tubuh dan menghilang dalam waktu 3 hari. Gejala lain, umumnya selera makan anak akan menurun karena terjadi pembengkakan pada limpa.

2. Eksantema subitum Penyakit ini juga disebabkan oleh virus, biasanya timbul pada bayi berumur 6-36 bulan. Perjalanan penyakitnya mirip morbili, namun bedanya ruam akan timbul pada saat panas turun.

KOMPLIKASI Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi anergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif). Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti bronkopneumonia,

gastroenteritis, ensefalitis, otitis media akut, dan gangguan gizi. Pneumoni Merupakan penyebab kematian utama dari morbili dengan insiden berkisar antara 3085%. Hal ini dapat terjadi oleh karena perluasan infeksi virus disertai dengan infeksi sekunder. Secara klinis manifestasinya dapat berupa bronkiolitis, bronkopneumoni, dan lobar pneumoni. Bakteri yang sering menimbulkan pneumoni pada morbili adalah Pneumococcus, Streptococcus, Staphylococcus, Hemofilus influenzae, dan kadang disebabkan oleh Pseudomonas dan Klebsiella.

16

Komplikasi ini harus dicurigai bila anak dengan morbili menunjukkan adanya gangguan pernafasan disertai panas yang menetap. Pemeriksaan foto thorak dapat memperkuat diagnosis.

Gastroenteritis Merupakan komplikasi yang banyak ditemukan, dengan insiden berkisar antara 19,130,4%.

Ensefalitis Merupakan komplikasi yang berat dan sering menyebabkan kematian. Insiden komplikasi ini berkisar antara 0,1-2% dan biasanya timbul pada hari 2-6 setelah timbul ruam. Patogenesis komplikasi ini belum diketahui secara pasti. Gejala-gejalanya berupa panas, sakit kepala, muntah, lemah, kejang-kejang, koma, atau kelemahan umum. Perjalanan penyakit ini bervariasi dari yang ringan sampai berat dan berakhir dengan kematian dalam 24 jam.

Otitis media akut Merupakan komplikasi yang sering ditemukan.

Gangguan gizi Terjadi akibat intake yang kurang (anoreksia dan muntah)

PENGOBATAN Morbili merupakan suatu penyakit self limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat simptomatis yaitu ; memperbaiki keadaan umum, antipiretik bila suhu tinggi, sedativum, dan obat batuk. Antibiotika diberikan bila ternyata terdapat infeksi sekunder. Tindakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul.

Indikasi masuk Rumah Sakit dianjurkan bila : Morbili yang disertai komplikasi Morbili dengan kemungkinan komplikasi yang berat, yaitu bila ditemukan : Bercak/ eksantema merah kehitaman yang menimbulkan desquamasi dengan squama yang lebar dan tebal.

17

Suara parau terutama disertai tanda penyumbatan seperti laringitis dan pneumonia Dehidrasi berat Kejang dengan penurunan kesadaran PEM berat

PENCEGAHAN Morbili dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Imunisasi yang diberikan dapat berupa imunisasi aktif dan pasif.

Imunisasi aktif Vaksin yang diberikan ialah Live attenuated measles vaccine. Mula-mula diberikan strain Edmonson B, tetapi strain ini dapat menimbulkan panas tinggi dan eksantema pada hari ke 7-12 post vaksinasi, sehingga strain vaksin ini sering diberikan bersama-sama dengan gamma globulin di lengan lain. Sekarang digunakan strain Schwarz dan Moraten dan tidak diberikan bersama gamma globulin. Di Indonesia digunakan vaksin virus morbili hidup yang telah dilemahkan yaitu strain Schwarz. Vaksin ini diberikan sebanyak 0,5 ml secara subkutan dan dapat menimbulkan kekebalan yang berlangsung lama. Pada penyelidikan serologis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Pada negara maju dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 15 bulan yaitu karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi dengan baik karena masih ada antibodi dari ibu. Tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi dilakukan pada umur 15 bulan. Pada saat ini di Indonesia dan negara berkembang lainnya, angka kejadian morbili masih tinggi dan seringkali dijumpai penyulit maka WHO menganjurkan pemberian vaksin morbili dilakukan pada umur 9 bulan keatas. Pada anak dibawah umur 9 bulan umumnya tidak dapat memberikan kekebalan yang baik, karena gangguan antibodi yang dibawa sejak lahir. Pemberian imunisasi ini akan menyebabkan anergi terhadap tuberkulin selam 2 bulan setelah vaksinasi. Bila anak telah mendapat imunoglobulin atau tranfusi darah sebelumnya, maka vaksinasi ini harus ditangguhkan sekurang-kurangnya 3 bulan.

18

Vaksinasi dapat juga diberikan pada : Orang dengan alergi telur Penderita TB yang sedang mendapat tuberkulostatika

Vaksinasi tidak boleh dilakukan bila : Menderita infeksi saluran nafas akut atau infeksi akut lainnya yang disertai dengan demam lebih dari 38C Memiliki riwayat kejang demam Terdapat defisiensi imunologik Penderita leukimia, dalam pengobatan kortikosteroid dan imunosupresif Memiliki riwayat alergi (ditunda sampai dengan 2 minggu sembuh) Dalam masa kehamilan

Imunisasi pasif Dengan pemberian gamma globulin namun tidak banyak dianjurkan karena terdapat risiko terjadinya ensefalitis dan penyebaran proses tuberkulosis

PROGNOSIS Morbili merupakan self limiting disease dan berlangsung 7-10 hari, sehingga bila tanpa disertai dengan komplikasi maka prognosisnya baik.

19

KEPUSTAKAAN
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 2 Jakarta: Infomedika, 2002. 2. Rampengan, T.H. Laurentz, I.R. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak Jakarta: EGC, 1997. 3. Ranuh, I.G.N, et al. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta: BP3 IDAI, 2005. 4. FKUI-RSCM. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Jakarta: FKUI, 2005.

20

Anda mungkin juga menyukai