PENDAHULUAN
Kelainan kongenital saluran reproduksi wanita dapat disebabkan :
Kelainan genetik Kejadian teratogenik pada saat perkembangan
embrionik
reproduksi Anomali dukstus Mullerian 1 3% Terjadi pada saat lahir, masa pubertas, masa reproduksi
Ambiguous Genitalia
Bayi baru lahir apa jenis kelaminnya? 1 : 14.000 ambiguous genitalia Female dan masculinized external genitalia
dikenal sebagai female pseudohermaphrodites Penyebab paling umum : congenital adrenal hyperplasia Septum vagina terpisah dari sinus urogenital pada saat 12 minggu usia kehamilan. Bila tereskpos androgen berlebihan pada > 12 mgg hipertrofi klitoris
Ambiguous Genitalia
Klasifikasi female Pseudohermaphroditism
Ambiguous Genitalia
Female pseudohermaphroditism induced by prenatal exposure to androgens. Exposure after 12th fetal week leads only to clitoral hypertrophy (diagram on left). Exposure at progressively earlier stages of differentiation (depicted from left to right) leads to retention of the urogenital sinus and labioscrotal fusion. If exposure occurs sufficiently early, the labia fuse to form a penile urethra
Ambiguous Genitalia
Pemeriksaan harus sistematis dan lengkap
apakah ada serviks atau uterus? Pemeriksaan tambahan :ultrasonografi, pediatric cystoscope
Ambiguous Genitalia
Clitoromegaly with posterior labial fusion in a child with congenital adrenal hyperplasia
Ambiguous Genitalia
Ambiguous Genitalia
Terapi :
Pemberian kortisol menekan ACTH Pembedahan vaginoplasty
Hymen Imperforata
Hymen junction antara sinovaginal bulb dengan urogenital sinus
Insidens 1 : 1.000
Hymen Imperforata
Pada saat pubertas nyeri perut siklik tanpa aliran menstruasi
Dapat berkembang hematocolpos dan
hematometrium
Hymen Imperforata
Imperforate hymen in a 13-year-old who presented with an acute abdomen. The vagina was distended by hematocolpos, with surgical incision, old blood was released
Hymen Imperforata
Hymen Imperforata
Terapi :
Insisi hymen pada arah jam 10, 2, dan 6 Hemostasis dapat dilakukan dengan jahitan
benang halus
Vaginal Agenesis
Biasanya berhubungan dengan MayerRokitansky-Kuster-Hauser syndrome (MRKH)
Karakteristik :
Tidak adanya vagina dan uterus, namun massa
Vaginal Agenesis
Disebabkan karena perkembangan yang gagal dan bukan karena keturunan genetik
Complete vaginal agenesis dijumpai pada
75% kasus sindrom MRKH 25% pasien mempunya vagina yg kecil Kedua ovarium dan tuba biasanya ada Sering di dd/ dgn transverse vaginal septum, cervical agenesis, dan androgen insensitivity syndrome
Vaginal Agenesis
Vaginal Agenesis
Diagnosis ditegakkan :
Amenorea pada saat pubertas Pemeriksaan fisik : tidak ada vagina atau vagina
yg pendek, uterus tidak dapat diraba pada pemeriksaan RT Karitipe normal USG : uterus tidak dijumpai, kedua ovarium dapat normal
Vaginal Agenesis
Terapi :
Non-surgical : vaginal dilators Surgical : membuat lubang vagina untuk
Uterine septum
Def : suatu kelainan dimana bagian kavum uteri mempunyai pemisah (septum) Merupakan malformasi kongenital yang
paling sering terjadi pada saluran reproduksi wanita. Kelainan anatomi dari luar (-). Terjadi akibat resopsi yang inkomplit dari duktus paramesonefrik pada minggu ke 11 perkembangan janin
Insidensi : 5% dari populasi Tidak menimbulkan masalah reproduksi, sehingga wanita dengan septum uteri dapat
hamil. Dapat terjadi keguguran, lahir prematur, malpresentasi. 60 % akan mengalami abortus spontan pada trimester I. Kondisi ini juga berhubungan dengan kelainan sistem ginjal.
Various types of uterine anomalies. A. Normal uterus and vagina. B. Double uterus (uterus didelphys) and double vagina. C. Double uterus with single vagina. D. Bicornuate uterus. E. Bicornuate uterus with a rudimentary left horn. F. Septate uterus. G. Unicornuate uterus
Septum yang tidak menimbulkan masalah reproduksi tidak perlu untuk dilakukan pembedahan.
SEPTUM UTERUS
Unicornuate
uterus
duktus mullerian. Insidensi : 20 % dari anomali uterus Fungsi uterus masih baik walaupun bisa didapati bersamaan dengan bicornuate uterus. Ini dikategorikan kedalam grup berdasarkan ada atau tidaknya kavum uteri. Dapat juga dijumpai renal anomali sekitar 40 % dari wanita dengan unicornuate uterus.
Komplikasi kehamilan
Aborsi spontan 51%
Rupture uterus
Kehamilan ektopik
Gangguan kehamilan disebabkan oleh berkurangnya volume intraluminal dan/atau tidak adekuatnya suplai darah ke fetus dan
plasenta Reseksi cervical dapat direkomendasikan jika ada gejala dysmenorrhea dan hematometra
Bicornuate Uterus
Sering juga disebut heart-shape uterus.
Pada bagian atas uterus terbentuk seperti
tanduk bercabang. Terjadi pada masa embriogenesis, dimana terjadi kegagalan pada penggabungan dari mullerian duct. Dimana bagian caudal berhasil bersatu sedangkan bagian kranial gagal untuk bersatu.
Insidensi : 0,4% dari semua wanita yang mempunyai kelainan pada mullerian duct. Tidak menimbulkan gejala sampai timbul
pada wanita yang mengalami kelainan ini. Kelahiran prematur 15-25% akan mengalami kelahiran prematur Malpresentasi presentasi bokong terjadi 40-50%
Diagnosis :
Sonohysterography MRI
Hysterosalpingography
hysteroscopy
sectio sesaria.
Arcuate Uterus
embriogenesis yang tidak lengkap dapat menyebabkan lekukan cekung pada cavum uteri bagian endometrium pada fundus. Masih belum dapat dipastikan apakah kelainan ini merupakan suatu anomali atau variasi anatomi dari uterus Fungsi reproduksi masih diperdebatkan Dari data retrospektif dari 176 pasien dilaporkan 45% mengalami aborsi Penatalaksanaan secara ekpektatif.
Arcuate Uterus
Didelphidae uteri
Terdapat dua uterus yang terpisah. Dapat mencapai cerviks yang terpisah dan vagina ganda. Masing-masing uterus hanya mempunyai satu tuba fallopi dan ovarium.
Kegagalan bersatu mullerian duct pada masa
embriogenesis.
presentation 43%, premature 21% Dapat diikuti oleh ipsilateral renal agenesis
Diagnosis :
Sonohysterography MRI
Hysterosalpingography
Hysteroscopy