Anda di halaman 1dari 2

JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal menelaah laporan hasil analisis (LHA) dari Pusat Pelaporan dan

n Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait dengan transaksi mencurigakan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Termasuk, rekeningrekening gendut yang dimiliki para wakil rakyat. Sebelumnya KPK pernah menerima laporan LHA anggota DPR. Itu sedang ditelaah. Jika ada yang baru, kami belum menerima. Tentunya kami menunggu, kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP di kantornya kemarin. PPATK telah memiliki 18 LHA terkait dengan anggota DPR. Johan mengatakan, PPATK harus menyerahkan seluruh LHA tentang transaksi mencurigakan kepada aparat penegak hukum, termasuk KPK. Ada dua tipe laporan dari PPATK yang diterima KPK. Pertama adalah atas inisiatif dari PPATK. Kedua adalah LHA yang dilaporkan atas permintaan KPK. Menurut Johan, untuk LHA yang diminta KPK, semuanya menyangkut tersangka yang sedang ditangani. KPK akan melakukan validasi untuk laporan yang merupakan inisiatif dari PPATK. Sudah ada anggota DPR yang dijerat kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang melalui metode tersebut. Yakni, Wa Ode Nurhayati, mantan legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN). Itu dikembangkan dari LHA, ujarnya. Nah, Wa Ode sudah divonis enam tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta. Dalam catatan KPK, wakil rakyat baik di DPR maupun DPRD mendominasi daftar tersangka kasus korupsi. Di antara 46 tersangka korupsi yang ditetapkan KPK, ada 16 anggota DPR dan DPRD. Anggota DPR yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK tahun ini, antara lain, Angelina Patricia Pingkan Sondakh (Partai Demokrat), Zulkarnaen Djabar (Partai Golkar), dan Emir Moeis (PDI Perjuangan) -- mantan Ketua DPD PDI Perjuangan Kaltim. Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, banyak politikus yang menjadikan aset negara sebagai mesin ATM. Parpol-parpol menggantungkan hidupnya dan menjadikan kekayaan negara sebagai mesin ATM, kata Busyro. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat korupsi yang dilakukan kader parpol bukan hanya terjadi di DPR, namun juga di pemerintahan. ICW merekam, 52 kader parpol terjerat korupsi sepanjang 2012. Mereka tersebar dari pusat hingga daerah. Politikus asal Partai Golkar mendominasi kasus korupsi. Ada 14 kader Partai Golkar terjerat kasus korupsi, kata peneliti ICW Apung Widadi, kemarin. Runner-up kader korup ditempati Partai Demokrat dengan sepuluh politikus. Berikutnya PAN dan PDI Perjuangan yang menyumbang masing-masing delapan kader. Empat kader PKB juga tersangkut korupsi sepanjang tahun ini. Sedangkan Gerindra dan PPP masing-masing memiliki dua kader yang tersangkut korupsi. Sementara, Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, sudah beberapa kali PPATK menyampaikan

temuan rekening gendut. Dia mempersilakan hal itu diperiksa. Tapi, kenapa yang diangkat hanya DPR. Itu kan perbuatan yang kalau dibilang memang ada unsur pencucian uangnya ya silakan ditindaklanjuti. Jangan seolah-olah DPR lagi, DPR lagi, protesnya. Menurut dia, semua temuan PPATK itu harus ditindaklanjuti KPK. Jangan hanya karena DPR merupakan lembaga politik, maka fokus KPK kepada DPR. Banyak rekening gendut di republik ini yang harus ditelusuri dan dicari kenapa begitu. Apakah itu dari bisnis atau apa dari pencucian uang, kata petinggi Partai Demokrat itu. Marzuki menantang PPATK dan KPK untuk memublikasikan semua rekening gendut pejabat negara yang dianggap mencurigakan. Dari sana para pejabat negara yang namanya disebut diminta untuk memberikan penjelasan secara terbuka kepada publik. Kalau tidak bisa mengklarifikasi, ya, dikembalikan ke negara. Kalau tidak mau mengembalikan, ditindaklanjuti secara hukum, ujar Marzuki. (pri/c4/ca/jpnn/che/k1) KPK Periksa Rekening Gendut Anggota DPR Marzuki Alie: DPR Lagi.. DPR Lagi..

Anda mungkin juga menyukai