Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik penyuluhan : Hipertensi dalam kehamilan

Sub Pokok Bahasan : Preeklampsi ringan,preeklampsi berat, eklampsi Hari/tanggal Waktu : Kamis, 27 Desember 2012 : 30 Menit

Tempat penyuluhan : IRNA 3 Ruang 8 RSU dr.Saiful Anwar Malang Sasaran Penyaji : wanita/ibu-ibu hamil : Vebby Asri R

I.

TUJUAN 1.1 Tujuan Instruksional umum Setelah dilakukan penyuluhan ibu hamil dapat mengetahui tentang hipertensi dalam kehamilan 1.2 Tujuan instruksional khusus Setelah dilakukan penyuluhan ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang : a. Pengertian hipertensi b. Pengertian hipertensi dalam kehamilan c. Pengertian preeklampsi ringan, berat dan eklampsi d. Faktor resiko hipertensi dalam kehamilan e. Manifestasi klinik hipertensi dalam kehamilan f. Pencegahan hipertensi dalam kehamilan g. Diit Preeklamsi

II. SASARAN wanita/ibu-ibu hamil

III. METODE Ceramah dan tanya jawab IV. MEDIA Leaflet dan lembar balik.

V. KEGIATAN OPERASIONAL No 1 Kegiatan Penyuluh Pembukaan Kegiatan Sasaran Sasaran mendengarkan serta memperhatikan para penyuluh 2 Ceramah / Penyampaian Materi Sasaran mendengarkan, memperhatikan dan mengerti tentang materi yang diberikan 3 Tanya jawab Sasaran menanyakan tentang materi yang tidak dimengerti 4 Penutupan dan Evaluasi Sasaran dapat menyebutkan isi materi yang telah disampaikan. 5 menit 10 menit 10 menit Waktu 5 menit

VI. EVALUASI Evaluasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung dan diharapkan diberikan. Pertanyaan : a. Pengertian hipertensi b. Pengertian hipertensi dalam kehamilan c. Pengertian preeklampsi ringan, berat dan eklampsi d. Faktor resiko hipertensi dalam kehamilan e. Manifestasi klinik hipertensi dalam kehamilan f. Pencegahan hipertensi dalam kehamilan g. Penatalaksanaan pasien hipertensi Ibu dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang

MATERI PENYULUHAN

Pengertian hipertensi Tekanan darah sistolik dan diastolik 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolic 15mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi. A. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN a. Pengertian Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. hipertensi merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan.tekanan diastolic menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah jantung. b. Klasifikasi a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan b. Preeklamsia-eklamsia Preeklampsia (penyakit dengan gejala peningkatan tekanan darah disertai dengan dijumpainya protein dalam urin dalam kadar berlebih, dan pembengkakan tubuh akibat penimbunan cairan setelah kahamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan), terbagi dua, yaitu bentuk ringan dan bentuk berat. Eklampsi merupakan kasus akut pada penderita preeklampsi, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. Sama halnya dengan preeklampsia, eklampsia dapat timbul pada ante, intra dan postpartum. Eklampsi postpartum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan. Pada penderita preeklampsia yang akan kejang,umumnya

memberi gejala-gejala atau tanda-tanda yang khas, yang dapat dianggap sebagai tanda prodoma akan terjadinya kejang. Preeklamsi yang disertai dengan tanda-tanda

prodoma ini disebut sebagai implending eklamsia atau imminent eklamsi. c. Hipertensi kronik superimposed preeklamsia Hipertensi kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya kehamilan. Apabila tidak diketehui adanya hipertensi sebelum kehamilan maka

hipertensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah sistolik 140mmHg atau tekanan darah diastolic 90 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu. d. Hipertensi gestasional Hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia tetapi tanpa proteinurin. c. Faktor Risiko Terdapat banyak factor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang dapat dikelompokkan dalam factor resiko sebagai berikut : a. Primigravida, primipaternitas b. Hiperplasentosis misalnya mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, bayi besar c. Umur yang ekstrim d. Riwayat keluarga pernah prreeklamsi/eklamsi e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil f. Obesitas d. Patofisiologi Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar.

Teori-teori yang sekarang banyak di anut adalah : a. b. c. d. e. f. Teori kelainan vaskularisasi plasenta Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Teori intoleransi imunologik antara ibu dan bayi Teori adaptasi kardiovaskularisasi genetic Teori defisiensi gizi Teori inflamasi

Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola

sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199). e. Manifestasi klinik Selain bengkak pada kaki dan tangan, protein pada urine dan tekanan darah tinggi, gejala preeklampsia yang patut diwaspadai adalah : a. Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh b. Nyeri ulu hati c. Sakit kepala yang berat d. Perubahan pada refleks e. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali f. Ada darah pada air kencing g. Pusing h. Mual dan muntah yang berlebihan

f.

Pencegahan Preeklamsi Yang dimaksud pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya preeklampsi pada perempuan hamil yang mempunyai resiko

terjadinya preeclampsia. Pencegahan dapat dilakukan dengan non medical dan medical a. Pencegahan dengan nonmedical Pencegahan nonmedical ialah pencegahan dengan tidak memberikan obat Cara yang paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Diindonesia tirah baring masih diperlukan pada mereka yang mempunyai resiko tinggi terjadinya preeclampsia meskipun tirah baring tidak terbukti mencegah terjadinya preeclampsia dan mencegah persalinan

preterm.restriksi garam tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeclampsia Hendaknya diet ditambah suplemen yang mengandung (a) minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, (b)antioksidan : vitamin c,vitamin e.(c)elemen logam berat: zinc, magnesium,kalsium. b. Pencegahan dengan medical Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat-

obatan,pemberian kalsium dapat dipakai sebagai suplemen pada resiko tinggi terjadinya preeclampsia. Selain itu dapat diberikan zinc .

B.

PRE EKLAMPSIA RINGAN a. Definisi Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel b. Diagnosis Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu.

a.

Hipertensi: sistolik/diastolik 140/90 mmHg.keneikan sistolik 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeklampsia Proteinuria : 300 mg/24 jam atau 1 + dipstik. Edema: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia ,kecuali edema pada lengan , muka dan perut, edema generalisata

b. c.

c. Penanganan Pre-Eklamsia Ringan 1. Istirahat di tempat tidur dangan berbaring pada sisi tubuh yang menyebabkan pengaliran darah ke placenta meningkat, aliran darah ke ginjal lebih banyak, tekanan vena pada extremitas bawah turun dan rearbsorbsi cairan di daerah tersebut meningkat. Cara ini biasanya berguna untuk menurunkan tekanan darah dan

mengurangi edema. 2. Pemberian phenobarbital 3 x 30 mg sehari akan menenangkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah 3. 4. Dianjurkan untuk mengurangi garam dalam diet penderita Pada umumnya pemberian obat diuretika dan antihipertensiva tidak dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak dapat menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu pemakaian obat tersebut dapat menutupi gejala pre-eclamsi berat. d. Rawat Jalan Ibu hamil dengan preeklampsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan . Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat, tetapi tidak harus mutlak selalu tirah baring. Pada umur kehamilan di atas 20 minggu tirah baring posisi miring menghilangkan tekanan rahim pada vena kava inferior,sehingga meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung, hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital. Diit diberikan cukup protein, roboransia rendah karbohidrat, pranatal. Tidak lemak, garam

secukupnya

dan

diberikan

obat-obat

diuretik,antihipertensi,dan sedatif, dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit,fungsi hati,urin lengkap, dan fungsi ginjal

e. Rawat Inap Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklampsia ringan perlu dirawat dirumah sakit. Kriteria preeklampsia ringan dirawat di rumah sakit,ialah (a) bila tidak ada perbaikan tekanan darah,kadar proteinuria selama 2 minggu.

C. PREEKLAMPSIA BERAT a. Definisi Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 110 mmHg disertai proteinuria lebih dari 5 g/24 jam b. Diagnosis Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut : 1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 110 mmHg tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring 2. Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif. 3. Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 400 cc/24 jam. 4. Kenaikan kadar kreatinin plasma. 5. Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran,nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur. 6. Nyeri epigastrium 7. Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular) 8. Pertumbuhan janin yang intrauterin yang terhambat c. Pembagian Preeklampsi Berat Preeklampsi berat dibagi menjadi (a) preeklampsi berat tanpa impending eklampsia dan (b) preeklampsia berat dengan impending eklampsi. Disebut impending eklampsi bila preeklampsi berat disertai gejala-gejala subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan vesus, muntah-muntah nyeri epigastrium dan kenaikan progresif tekanan darah.

d. Perawatan dan Pengobatan Preeklampsia Berat Pengelolaan preeklampsia dan eklampsia mencakup pencegahan kejang ,pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan, pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlibat dan saat yang tepat untuk persalinan. e. Penanganan Pre-Eklamsia Berat Pada penderita yang masuk rumah sakit sudah dengan tanda-tanda dan gejala-gejala pre-eclamsi berat segera harus diberi sedativa yang kuat untuk mencegah terjadinya kejang-kejang. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk mencegah kejang-kejang yaitu: 1. Larutan magnesium sulfat 40% sebanyak 10 ml disuntikan

intramuskular sebagai dosis pertama dan dapat diulang dengan 2 ml tiap 4 jam menurut keadaan. Tambahan hanya diberikan bila diuresis baik, refleksi patella (+), dan kecepatan nafas 16/menit. Selain untuk menenangkan, obat ini bisa juga untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis. o Lytic cocktail, yaitu larutan glukosa 5% sebanyak 500 ml yang berisi pethidin 100 mg, chlorpromazine 50 mg dan promethazine 50 mg sebagai infus intravena 2. Obat antihipertensi, untuk pasien preeklamsia berat, obat yang dianjurkan adalah hidralazin yang diberikan secara intravena, tetapi obat ini tidak terdapat di Indonesia dan penurunan tekanan darah yang terjadi sangat tinggi sehingga dapat membahayakan pasien. Oleh karena itu dipakai nifedipin oral yang dapat menurunkan tekanan darah secara cepat dan cukup aman digunakan. Dosis yang dipakai adalah 3 x 10 mg perhari 3. Antioksidan (Vit C,E, NAC) diberikan untuk menetralisir radikal bebas yang timbul akibat disfungsi endotel 4. 5. Diuretik, tidak diberikan kecuali terdapat edema paru. Apabila terdapat oligouria maka pasien sebaiknya diberikan glukosa 20% intravena Kemudian setelah bahaya akut tertangani, dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan, persalinan dapat dilakukan dengan cunam atau ekstraktor vakum dengan memberikan narcosis umum untuk menghindarkan rangsangan pada susunan SSP.

Dalam melakukan penatalaksanaan perlu diperhatikan timbulnya gejala komplikasi, terutama edema pulmonary dan oligouri. Keluhan seperti nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium harus sering ditanyakan. Pada pasien juga dilakukan pemeriksaan fundus mata.

f.

Pengaturan Diet pada Preeklamsi

Ciri khas diet preeklamsi adalah memperhatikan asupan garam dan protein. Tujuan dari pengaturan diet pada preeklamsi adalah : a) Mencapai dan mempertahankan status gizi normal. b) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal. c) Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air. d) Menjaga keseimbangan nitrogen e) Menjaga agar pertambahan berat badan tidak melebihi normal. f) Mengurangi atau mencegah timbulnya resiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau persalinan. Syarat dari pemberian diet preeklamsi adalah : a) Energi dan semua zat gizi cukup, dalam keadaan berat makanan diberikan secara berangsur sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan . Penambahan energi tidak melebihi 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil. b) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat/ringannya retensi garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg / bulan atau dibawah 1 kg / minggu. c) Protein tinggi ( 1 - 2 Kg BB ) d) Lemak sedang berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. e) Vitamin cukup, Vit C dan B6 diberikan sedikit lebih banyak. f) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.

g) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien. h) Cairan diberikan 2500 ml sehari pada saat ologuria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang dibutuhkan tubuh.

Jenis diet Preeklamsi: Diet Preeklamsi I. Diet preeklamsi diberikan kepada pasien dengan preeklamsi berat . Makanan ini diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari peroral dan kekurangannya diberikan parenteral. Makanan ini kurang energi dan zat gizi karenanya hanya diberikan selama 1-2 hari. Diet Preeklamsi II. Diet preeklamsi II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsi I atau kepada pasien preeklamsi yang keadaan penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lemak diberikan sebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lain. Diet Preeklamsi III. Diet preeklamsi III diberikan sebagai perpindahan dari diet preeklamsi II dan I kepada pasien dengan preeklamsi ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah. Diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi, jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan BB yang boleh lebih dari 1 Kg / BB.

D. EKLAMPSIA a. Gambaran Klinik Eklampsi merupakan kasus akut pada penderita preeklampsi, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. Eklampsi postpartum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan. Preeklamsi yang disertai dengan tanda-tanda prodoma ini disebut sebagai implending eklamsia atau imminent eklamsi. b. Perawatan Eklampsia Perawatan dasar eklampsi yang utama ialah terapi suportif untuk

stabilisasi fungsi vital, mengatasi dan mencegah kejang,mencegah trauma pada pasien pada waktu kejang, mengendalikan tekanan darah, khususnya pada waktu kritis hipertensi, melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat. c. Pengobatan Medikamentosa obat anti kejang magnesium sulfat perawatan pada waktu kejang pengobatan obstetrik

sikap terhadap kehamilan ialah semua kehamilan dengan eklampsi harus diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah mencapai stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu.

E. Penatalaksanaan pasien hipertensi Ketika pasien mengetahui bahwa tekanan darahnya tinggi sebaiknya pasien segera memeriksakan ke tenaga kesehatan ataupun langsung ke rumah sakit guna pengobatan lebih cepat untuk itu perlu kesadaran pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Acher, Sachk; 1998; Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan Obstetri edisi kedua; Binarupa Aksara; Jakarta Kethlyn; 1998; Infant Maternity Nursing Health Care Planning, Lab. UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, 1994; Pedoman Diagnosis dan Penatalksanaan; RSUD Dr. Soetmo; Surabaya Lynda Juall Carpenitto; 1998; Dokumentasi Askep ; EGC, Jakarta NK Alit, Esty. Y; 2000, Askep pada Kien Dengan Preeklamsia-Eklamsia; PSIK FK Unair; Surabaya Prof. H. Moh. Dikman Angsar, SPOG; 1999; Hipertensi Dalam Kehamilan, FK Unair; Surabaya. --------------; 1999; Diklat Kuliah Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan: FK Unair; Surabaya

Anda mungkin juga menyukai