SJJ Ryan

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
PERENCANAAN JEMBATAN BAJA TIPE

RANGKA WARNNER
(022) 2013789
Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
2011/2012
RYAN HARIYONO
101134025/2-TPJJ
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan kelulusan mata kuliah Struktur Baja Jembatan
Semester IV tahun ajaran 2011/2012.

PERENCANAAN
RANGKA
JEMBATAN BAJA
TIPE WARREN

PERENCANAAN RANGKA JEMBATAN BAJA TIPE WARREN
STRUKTUR BAJA JEMBATAN

2
0
1
1
/
2
0
1
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Jembatan merupakan salah satu rangkaian alat vitalitas manusia didalam
menyelesaikan aktifitasnya. Fungsi dari jembatan adalah sebagai penghubung
daerah satu dengan daerah yang lainnya dimana kedua daerah tersebut letaknya
saling terpisah. Namun kini fungsi jembatan menjadi lebih luas lagi. Kini fungsi
jembatan selain menghubungkan suatu daerah, jembatan berfungsi juga untuk
menambah jumlah jalan untuk mengurangi kemacetan diperkotaan. Kita kini dapat
melihat secara langsung kedaerah-daerah dan perkotaan bagaimana arti penting
sebuah jembatan sebagai suatu sarana yang dibutuhkan oleh manusia.
Pada zaman dahulu manusia membuat jembatan dengan menyusun
sejumlah bambu atau kayu dengan begitu saja. Biasanya untuk menjaga
keruntuhan dari bahan-bahan tersebut, maka bahan-bahan tersebut diikat antara
satu dengan yang lainnya dengan suatu pengikat atau sebuah tali.
Kini perkembangan zaman telah begitu pesat, begitu juga dengan perkembangan
teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali serta memproduksi bahan-bahan
yang diperlukan untuk suatu tujuan tertentu
Baja merupakan salah satu bahan teknologi yang dibuat oleh manusia.
Serangkaian baja yang dirangkai oleh manusia dibentuk menjadi suatu rangka konstruksi
baja. Konstruksi baja merupakan sejenis konstruksi yang sebagaian besar terdapat dalam
konstruksi bangunan gedung, jembatan dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah
Di dalam penyusunan laporan Struktur Baja Jembatan ini, disini penulis membahas
materi-materi yang diberikan oleh dosen pembimbing
Di dalam menyusun laporan Struktur Baja Jembatan ini, banyak membahas
materi-materi yang diberikan oleh dosen pembimbing, yakni perhitungan suatu konstruksi
jembatan rangka baja. Mulai dari perhitungan pembebanan akibat beban mati, beban lalu


2
0
1
1
/
2
0
1
2

lintas, dan beban angin kemudian perencanaan dimensi batang, perencanaan gelgar
memanjang dan melintang sampai perhitungan sambungan.
Yang dimaksud struktur konstruksi baja adalah sistem konstruksi yang
menggunakan penampang yang terdiri dari dua atau beberapa jenis batang yang berbeda
atau sama katakteristiknya yang digabung menjadi satu kesatuan penampang sedemikian
rupa sehingga bahan tersebut kuat dalam menahan beban yang bekerja.
Pada bangunan konstruksi baja dengan lantai beton bertulang baik bangunan
gedung maupun jembatan, lantai beton bertulang yang menahan beban lantai diatasnya
ditumpu oleh balok profil baja sebagai balok lantai.
1.3 Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Agar mahasiswa mengerti bagaimana merencanakan suatu jembatan dari rangka
baja.
2. Mahasiswa mengetahui analisa pembebanan dari suatu jembatan.
3. Mahasiswa mampu merencanakan dimensi batang dalam perencanaan jembatan.
4. Mahasiswa mampu merencanakan gelagar memanjang dan melintang jembatan.
5. Mahasiswa mengerti bagaimana menghitung suatu sambungan yang digunakan
dalam perencanaan jembatan.
1.4 Sumber Data Penulisan Laporan
Laporan ini dibuat dengan data yang diperoleh dari dosen pembimbing dengan
melakukan teknis penulisan yang mengacu pada ketentuan dosen pembimbing, tabel-
tabel baja, buku baja dan persyaratan perencanaan jembatan mengikuti metoda AISC-
ASD.


2
0
1
1
/
2
0
1
2

BAB II
DATA TEKNIS


2
0
1
1
/
2
0
1
2

1. Type rangka : TYPE D
2. Bentang jembatan (L) : 40 meter.
3. Lebar jembatan (B) : 11 meter
4. Lebar jalur : 4,5 meter
5. Lebar jalur lalu lintas : 9 meter
6. Lebar trotoar (Lt) : 1 meter
7. Tebal trotoar : 0,3 meter
8. Tebal plat lantai kendaraan : 0,22 meter
9. Kelas muatan : A/I
10. Mutu baja : BJ 41
a. Fy : 250 Mpa = 2,5 KN/m
b. Fu : 410 Mpa = 4,1 KN/m
11. Sambungan sambungan : dengan baut mutu tinggi dan las sudut
12. Tinggi rangka : 6 meter (Syarat H = h + (4 m h 6 m)
13. Jarak antar gelagar melintang () : 5 meter (Syarat 4 m 6 m)
14. Jarak antar gelagar memanjang (b) : 1,5 meter
15. Kemiringan batang diagonal () : 67
o
(Syarat 45
o
70
o
)
16. h : 1.25 meter (Syarat h 1.25 m)
17. Ruas bebas lalu lintas (h) : 4.75 meter (Syarat 4.25 m h 6 m)
18. Modus Elastis : 200000 Mpa
19. Modulus geser : 80000 Mpa


2
0
1
1
/
2
0
1
2

BAB III
PEMBEBANAN PADA JEMBATAN
3.1. Analisa Pembebanan pada Gelagar Memanjang

Data perencanaan:

a. Mutu baja : BJ 41
i. Fy : 250 Mpa = 2,5 KN/m
ii. Fu : 410 Mpa = 4,1 KN/m
b. Elastisitas Baja : 200000 Mpa = 2000000 kg/cm
2

c. Tebal lantai beton kendaraan : 0,22 m
d. Tebal aspal : 0,05 m
e. Tebal genangan air : 0,1 m
f. Jarak antar gelagar memanjang (b) : 1,5 m
g. Jarak antar Gelagar melintang () : 5 m
h. BJ beton () : 24,00 KN/m
2

i. BJ aspal () : 18,00 KN/m
2

j. BJ air () : 10,00 KN/m
2


2
0
1
1
/
2
0
1
2

3.1.1. BEBAN MATI (DL)
Berat pelat lantai kendaraan : d x b x 1 x
beton
0,22 x 1,5 x 24,00 = 7,92 KNm
Berat aspal : 0,1 x b x 1 x
aspal

0,05 x 1,5 x 18,00 = 1,35 KNm
Berat genangan air : 0,1 x b x
air

0,1 x 1,5 x 10 = 1,50 KNm
Berat gelagar memanjang WF 400x 400 (asumsi) = 2,00 KNm +
Total beban mati (qDL
) = 12,77 KNm

Momen dan gaya lintang akibat beban mati
qDL

M
DL
= . qDL
.
2
= . 12,77 . 5
2
= 39,906 KN
D
DL
= . qDL
. = . 12,77 . 5 = 31,925 KN
3.1.2. BEBAN HIDUP (LL)
Berdasarkan RSNI T-02-2005 berdasarkan qUDL dan Pkel sbb.
L = 30 m ; qUDL = 9 Kpa = 9 KN/m
2
Koreksi
L = 30 m ; qUDL = 9 (0,5 + 15/L) Kpa
Pkel = 49 KN/m


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Pada elemen jembatan yang ditinjau, maka digunakan
qUDL = 9 Kpa = 9 KN/m
2
(100%)
Pkel = 49 KN/m (100%)
Menghitung beban hidup terbagi rata (qLL ) dan beban hidup terpusat (PLL)
qLL = qUDL (100%) . b = 9. 1,5 = 13,5 KNm
D = (qLL . ) = 0,5 . 13,5 . 5 = 33,75 KN

PLL = Pkel (100%) . b = 49 . 1,5 = 73,5 KN
PLL
qLL

Mmax = . qLL .
2
+ . PLL . = . 13,5 . 5
2
+ . 73,5 . 5 = 134,0625 KNm
Dmax = . qLL . + PLL = . 13,5 . 5 + 73,5 =107,25 KN
3.1.3. BEBAN ANGIN (WL)
W = w . L . 2 => w = 50 100 kg/m
= 100 . 40 . 2
= 4000 Kg = 40 KN
W(1+1+d) = P
w
. b
P
w
=
( )
b
d) + 1 + W(1
=
( )
5 , 1
0,22) 1 40(1 + +
= 59,2 KN
Mmax = . P
w
. = . 59,2

. 5 = 74 KNm
Dmax = P
w
= 59,2 KN


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Mmax
total
= 1,2 M
DL
+ 1,6 M
LL
+ 1,0 M
WL

= 1,2 . 39,906 + 1,6 . 134,0625 + 1,0 . 74 = 336,387 KNm
Dmax
total
= 1,2 D
DL
+ 1,6 D
LL
+ 1,0 D
WL

= 1,2 . 31,925 + 1,6 . 107,25 + 1,0 . 59,2 = 269,110 KN
3.2. Analisa Pembebanan pada Melagar Melintang

Data perencanaan gelagar melintang
a. Mutu baja : BJ 41
i. Fy : 250 Mpa = 2,5 KN/m
ii. Fu : 410 Mpa = 4,1 KN/m
b. Elastisitas Baja : 200000 Mpa = 2000000 kg/cm
2

c. Tebal lantai beton kendaraan : 0,22 m
d. Tebal aspal : 0,05 m
e. Tebal genangan air : 0,1 m
f. Jarak antar gelagar memanjang (b) : 1,5 m
g. Jarak antar Gelagar melintang () : 5 m
h. BJ beton () : 24,00 KN/m
2

i. BJ aspal () : 18,00 KN/m
2

j. BJ air () : 10,00 KN/m
2

k. Jarak antara gelagar melintang () : 5 m
l. Total beban mati : 12.77 KN/m
m. Beban hidup : q = 9 KN/m P = 49 KN/m
n. Jumlah gelagar memanjang (n) : 8 buah


2
0
1
1
/
2
0
1
2

3.2.1. BEBAN MATI (DL)
V
gmj
= reaksi akibat beban mati pada gelagar memanjang
V
gmj
= qDL . = 12,77 . 5 =63,85 KN
Beban yang di equivalenkan
q
eq
=
B
Vgmj Vgmj
=
11
7 85 , 63
= 40,632 KN/m
Berat sendiri gelagar melintang
WF 800 . 300 (asumsi) =210 Kg/m = 2,1 KN/m +
q
DL
= 42,732 KN/m

Mmax = . qDL . B
2
= . 42,732 . 11
2
= 646,3215 KNm
Dmax = . qDL . B = . 42,732 . 11 = 235,026 KN

3.2.2. BEBAN HIDUP (LL)
qUDL = 9 Kpa = 9 KN/m
2
q
trotoar
= 5 Kpa . = 5 . 5 = 25 KN/m
P
kel
= 49 KN/m (100%)
Lx =
2
) ( 2 5 , 5 Lt B
= 1,75
q
LL
=
B
(50%).Lx) 2(Pkel + 5,5 (100%). Pkel + Lt) . 2(qtrotoar + Lx) . . ) 2(qUDL(50% + 5,5 . . qUDL(100%)

q
LL
=
11
5) 2(24,5.1,7 + 49.5,5 + 2(25.1) + 1,75) . 5 . 2(4,5 + 5,5 . 5 9.
= 66,5 KN/m


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Mmax = . qLL . B
2
= . 66,5. 11
2
= 1005,8125 KNm
Dmax = . qLL . B = . 66,5. 11 = 365,75 KN
3.2.3. BEBAN ANGIN (WL)
q
WL
=
B
Pw . Pw
=
11
59,2 . 7
= 37,67 KN/m
M
WL
= . qWL . B
2
= . 37,67. 11
2
= 569,75 KNm
D
WL
= . qWL . B = . 37,67. 11 = 207,185 KN

Mmax
total
= 1,2 M
DL
+ 1,6 M
LL
+ 1,0 M
WL
= 1,2 . 646,3215 + 1,6 . 1005,8125 + 1,0 . 569,75 = 2954,6358 KNm
Dmax
total
= 1,2 D
DL
+ 1,6 D
LL
+ 1,0 D
WL
= 1,2 . 235,026 + 1,6 . 365,75 + 1,0 . 207,185= 1074,4162 KN


2
0
1
1
/
2
0
1
2

BAB IV
PERENCANAAN GELAGAR

4.1. Perencanaan Gelagar Memanjang
Data perencanaan :
Mu = 100% Mu total = 336,387 KNm = 336387000 Nmm
Vu = 100% . D
MAX
total =269,110 KN = 269110 N
Mutu baja BJ 41 = Fy = 250 MPa = 2500 KN/m
2

Fu = 410 Mpa = 4100 KN/m
2

= 0,9
Syarat yang harus dipenuhi
Koefisien penampang plastis untuk WF = 1,12 (khusus untuk profil IWF)
Mu Mn
Mn 1,12 . Sx . Fy
Sx =
Fy 1,12
Mu
=
250 1,12 0,9
336387000

= 1334869,048 mm
3
= 1334,869048 cm
3

Asumsi IWF 400.300.9.14
Sx = 1740 cm
3
r = 22 mm = 2,2 cm
Sy = 418 cm
3
A= 120,10 cm
2

Ix = 33700 cm
4
h = 386 mm = 38,6 cm
Iy = 6240 cm
4
b = 299 mm = 29,9 cm
ix = 16,70 cm tf = 14 mm = 1,4 cm


2
0
1
1
/
2
0
1
2

iy = 7,21 cm tw = 9 mm = 0,9 cm

kontrol kekuatan terhadap kapasitas penampang (balok tidak tersokong)
f
=
tf 2
b
=
14 2
299
= 10,67 (pelat sayap)
w
=
tw
2 2 r tf h
=
0,9
2 , 2 . 2 4 , 1 . 2 6 , 38
= 34,89 (pelat badan)
P
=
Fy
170
=
250
170
P
=
Fy
1680
=
250
1680
=106,25 (pelat badan)
f
= 10,67
P
= 10,75 ............Ok (penampang kompak)
w = 34,89
P
= 106,25 .Ok (penampang kompak)
Mn = Mp
Mp = 1,12 . Sx . Fy = 1,12 . 1740000 . 250 = 487200000 Nmm
Mn Mu = Mp Mu
487200000 . 0,9 336387000
438480000 336387000 ...... Ok
Pemeriksaan pengaruh panjang bentang (balok tidak disokong penuh)
Lb = = 500 cm
Lp = 1,76 . iy .
Fy
E
= 1,76 . 72,1 .
250
200000
= 3589,16 mm = 358,916 cm
J = 1/3 ( h . tf
3
+ 2b . tw
3
) = 1/3 ( 38,6 . (1,4)
3
+ 2. 29,9 . (0,9)
3
) = 49,8375 cm
4

G = 80000 MPa = 800000 kg/cm
2

E = 200000 MPa = 2000000 kg/cm
2


2
0
1
1
/
2
0
1
2

FL = 0,3 . Fy = 0,3 . 250 = 75 MPa = 750 kg/cm
2

X
1
=
Sx
t
.
2
AJEG
=
1740
14 , 3
.
2
800000 2000000 8375 , 49 10 , 120

=124874,862 kg/cm
2
=12487,4862 MPa
X
2
= 4 .
2
JG
Sx
.
( )
Iy
4
2
h
Iy
= 4.
2
800000 8375 , 49
1740
|
.
|
\
|
.
4
6 , 38
2
= 2,84 . 10
-6
cm
4
/Kg
Lr =
FL
1
iy X
2
2
1 1 FL X + + =
750
21 , 7 124874,862

2 6 -
750 10 . 2,84 1 1 + +
=1940,031 cm
Jadi Lp L Lr
358,916 500 1940,031
Balok pada zona II dalam kondisi elastis
Cb= 3 , 2
168,1935 . 3 336,387 . 4 168,1935 . 3 336,387 . 2,5
336,387 . 12,5
s
+ + +

1 3 , 2 s
Mr = Sx . FL = 1740 . 750 = 1305000 kgcm = 130500 Nm
Mp = Fy . Zx
= Fy ( 1,12 . Sx ) = 2500 . (1,12 . 1740) = 487200 Nm
Mn = Cb (Mp (Mp Mr)) . Mp
Lp Lb
s
Lp - Lr

= 1 . (4872000 (4872000 130500)) . Mp s
358,916 - 031 , 1940

358,916 500

= 444891,2631 Nm Mp
Karena Mp Mn ; maka Mr = 130500 Nm


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Syarat
Mu Mn
Mu Mn
336387 444891,2631. 0,9
336387 Nm 400402,1368 Nm
Maka IWF 400.300.9.14...... Ok (Penampang untuk gelagar memanjang)
Pemeriksaan pelat badan
tw
h
=42,889 < 6,36.
Fy
E
= 179,8879 Ok (tidak perlu pengaku)

Pemeriksaan terhadap geser
Vu=269,110 KN
Kn= 5 (asumsi tidak ada pengaku)
Syarat
tw
h
=42,889 < 1,1.
Fy
E Kn..
=69,590 Ok
Vn = 0,6.250.386.9=521100 N = 52110 Kg
Syarat Vu < Vn
269,110 < 0,9. 521,10
269,110 < 468,99 Ok
Maka penampang IWF 400.300.9.14untuk gelegar memanjang


2
0
1
1
/
2
0
1
2

4.2. Perencanaan Gelagar Melintang
Data perencanaan :
Perencanaan : Mu= 100% x Mu tot = 2954,6358 KNm = 2954635800 Nmm
Vu = 100% x Dmax tot= 1074,4162 KN
Koefisien penampang plastis untuk WF = 1,12
= 0,9
Syarat yang harus dipenuhi
Mu Mn
Mn = 1,12 . Sx . Fy
Sx =
Fy 1,12
Mu
=
250 1,12 0,9
2954635800

= 11724745,24 mm
3
=11724,75424 cm
3
Coba WF 400.400.70.45
Sx = 12000 cm
3
r = 22 mm = 2,2 cm
Sy = 4370 cm
3
A= 770,1 cm
2
Ix = 298000 cm
4
h = 498 mm = 49,8 cm
Iy = 94400 cm
4
b = 432 mm = 43,2 cm
ix = 19,7 cm tf = 70 mm = 7,0 cm
iy = 11,1 cm tw = 45 mm = 4,5 cm


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Kontrol kekuatan terhadap kapasitas penampang (balok tidak tersokong)
f
=
tf 2
b
=
7,0 2
2 , 43
= 3,085
w
=
tw
2 2 r tf h
=
4,5
2 , 2 . 2 0 , 7 . 2 8 , 49
= 6,977
P
=
Fy
170
=
250
170
P
=
Fy
1680
=
250
1680
=106,2525 (pelat badan)
f
= 3,085
P
= 10,7517.......Ok (penampang kompak)
w
= 6,977
P
=106,2325.Ok (penampang kompak)

Pemeriksaan pengaruh panjang bentang
Lb = b = 150 cm
Lp = 1,76 . iy .
Fy
E
= 1,76 . 11,1 .
250
200000
= 552,5615 cm
Lp Lb (balok pada zona 1 dalam kondisi plastis)
Maka Mn = Mp
Mp = 1,12 . Sx . Fy = 1,12.12000000.250 = 36300000000 Nmm
Mu Mn
2954635800 36300000000. 0,9
2954635800 32670000000
Maka IWF 400.400.70.45 ...... Ok (Penampang untuk gelagar melintang)


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Pemeriksaan pelat badan
tw
h
=11,067 < 6,36.
Fy
E
= 179,8879 Ok (tidak perlu pengaku)

Pemeriksaan terhadap geser
Vu=1074,4162 KN=107,44162 Kg
Kn= 5 (asumsi tidak ada pengaku)
Syarat
tw
h
=11,067 < 1,1.
Fy
E Kn..
=69,590 Ok
Vn = 0,6.250.498.45=3361500 N = 336150 Kg
Syarat Vu < Vn
107,44162 < 0,9. 336150
107,44162 < 3025535 Ok
Persamaan dengan cara interaksi
Mn
Mu
+ 0,625
Vn
Vu
< 1,375
0 3267000000
2954635800
+ 0,625
3025535
4162 , 1074
= 0,09<1,375
Maka IWF 400.400.70.45 ...... Ok (Penampang untuk gelagar melintang)


2
0
1
1
/
2
0
1
2

BAB V
PEMBEBANAN PADA RANGKA BATANG
5.1. ANALISA PEMBEBANAN PADA GELAGAR INDUK (RANGKA BATANG)
Beban mati untuk lebar jembatan
Berat trotoar = x Lt x dt x
= 5 x 1 x 0,3 x 24 = 36 KN
Berat air = x B x x t x air
= 0,5 x 11 x 5 x 0,1 x 10 = 27,5 KN
Berat aspal = xB x x t x aspal
= 0,5 x 11 x 5 x 0,05 x 18 = 24,75 KN
Berat lantai = x B x x t x beton
= 0,5 x 11 x 5 x 0,22 x 24 = 145,2 KN
Gel. Memanjang = . berat WF 400.400.7
= 5 x 2,83 x 7 = 99,05 KN
Gel. Melintang = 0,5 x berat WF 600.300.14.23
= 0,5 x 2,83 x 11 = 15,565 KN
PK = 348,065 KN
Berat rangka (P
R
) (berat asumsi empiris)
P
R total
=
( ) ( )
L
B L + 5 , 0 20
=
( ) ( )
40
11 5 5 , 0 40 20 +

= 41,25 KN
P
D
= Pk + P
R total


2
0
1
1
/
2
0
1
2

P
D
= 348,065 + 41,25
= 389,315 KN
Beban hidup untuk lebar jembatan
L = 40 m
L > 30 m
P = 49 KN
qUDL =
|
.
|
\
|
+
L
15
5 , 0 9
=
|
.
|
\
|
+
40
15
5 , 0 9 = 7,875 KPa
x =
2
5 , 5 1 7
= 0,25
qLL =
( ) ( )
2 /
.. .
2
5 , 5
% 100 .. % 50 .
B
lt qtrotoar qUDL lx qUDL + |
.
|
\
|
+

=
( ) ( )
2 / 11
5 . 1 . 5 5 .
2
5 , 5
% 100 875 , 7 5 . 75 , 0 % 50 . 875 , 7 + |
.
|
\
|
+
= 26,918 KN/m
PLL = (Pkel 50%. 0.75)+(Pkel 100% 2,75)
= (49.0,5.0,75)+(49.1.2,75)
= 153,125 KN
Beban angin
W = 50kg/m
2
= 0,5 KN/m
2
BMS
Diambil 50 KN/m
2


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Yk = h + 1 + 1 = 0,95 + 1 + 1 = 2,95 m
Yr = h + 1/3 . (H - h) = 0,95 + 1/3 . (6 0,95) = 2,633 m
Yh = 1/2 h = 1/2 . 0,95 = 0,475 m
L = L - 2 = 30
Wk = 2 . Lw = 2 . 40 . 1 = 80 KN
Wr = 1 % 30 ) ' (
2
'

+
h H
L L
= % 30 ) 95 , 0 6 (
2
30 40

+
= 53,025 KN
Wh = h . Lw = 0,95 . 40 . 1 = 38 KN

V
AW
=
( ) ( ) ( )
B
Yh Wh Yr Wr Yk Wk + +

=
( ) ( ) ( )
11
475 , 0 38 633 , 2 025 , 53 95 , 2 80 + +
= 35,7877 KN
Beban angin yang bekerja pada titik simpul
P
W
=
( ) 1
simpul
V
AW
=
1 9
7877 , 35
= 4,4734 KN


2
0
1
1
/
2
0
1
2

5.2. Perhitungan Gaya Batang Akibat Beban Mati dan Beban Angin
Misalkan PDL = PW = P , maka VA = P
= (8 . P)
= 4 P

(Kemiringan batang diagonal) = 67
o

Titik simpul A
V
A
= 0 V
A
- P + a
1
. sin 67
o
= 0
4P - P + a
1
. sin 67
o
= 0
a
1
= - 3,8 P ( TEKAN )
H
A
= 0 b
1
+ a
1
. cos 67
o
= 0
b
1
+ (-3,8 P) . cos 67
o
= 0
b
1
= 1.5 P (TARIK)
Titik simpul O
V
L
= 0 a
1
. sin 67
o
+ d
1
. sin 67
o
= 0
3,8 P . sin 67
o
- d
1
. sin 67
o
= 0
d
1
= 3,8 P (TARIK)
H
L
= 0 a
1
. cos 67
o
+ a
2
+ d
1
. cos 67
o
= 0
3,8 P . cos 67
o
+ a
2
+ (3,8 P. cos 67
o
)= 0
a
2
= - 3 P ( TEKAN )


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Titik simpul C
V
C
= 0 d
1
. sin 67
o
+ d
2
. sin 67
o
P = 0
3,8 P . sin 67
o
+ d
2
. sin 67
o
P = 0
d
2
= -2,7 P ( TEKAN )
H
C
= 0 - b
1
- d
1
. cos 67
o
+ (d
2
. cos 67
o
) + b
2
= 0
-1,5 P 3,8 P. cos 67
o
+ 2,7 P. cos 67
o
+ b
2
= 0
b
2
= 2 P (TARIK)
Titik simpul P
V
M
= 0 d
2
. sin 67
o
- d
3
. sin 67
o
= 0
2,7 P . sin 67
o
- d
3
. sin 67
o
= 0
d
3
= 2,7 P (TARIK)
H
M
= 0 a
2
+ d
2
. cos 67
o
+ d
3
. cos 67
o
+ a
3
= 0
3 P + (2,7P. cos 67
o
)+ 2,7 P. cos 67
o
+ a
3
= 0
a
3
= - 5 P ( TEKAN )
Titik simpul D
V
D
= 0 d
3
. sin 67
o
+ d
4
. sin 67
o
P = 0
2,7 P. sin 67
o
+ d
4
. sin 67
o
P = 0
d
4
= -1,6 P ( TEKAN )
H
D
= 0 - b
2
d
3
. cos 67
o
+ d
4
. cos 67
o
+ b
3
= 0
-2 P 2,7 P. cos 67
o
+ (1,6 P. cos 67
o
) + b
3
= 0
b
3
= 2,4 P (TARIK)


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Titik simpul Q
V
N
= 0 d
4
. sin 67
o
- d
5
. sin 67
o
= 0
1,6 P. sin 67
o
- d
5
. sin 67
o
= 0
d
5
=1,6 P (TARIK)

H
N
= 0 a
3
+ d
4
. cos 67
o
+ d
5
. cos 67
o
+ a
4
= 0
5 P+ (1,6P cos 67
o
)+ 1,6 P . cos 67
o
+ a
4
= 0
a
4
= -6,25 P ( TEKAN )
Titik simpul E
V
E
= 0 d
5
. sin 67
o
+ d
6
. sin 67
o
P = 0
1,6 P. sin 67
o
+ d
6
. sin 67
o
P = 0
d
6
= -0,5P ( TEKAN )
H
E
= 0 - b
3
d
5
. cos 67
o
+ (d
6
. cos 67
o
) + b
4
= 0
-2,4 P 1,6 P. cos 67
o
+ 1,6 P. cos 67
o
+ b
4
= 0
b
4
= 2,4 P (TARIK)
Titik simpul R

V
O
= 0 d
6
. sin 67
o
- d
7
. sin 67
o
= 0
(0,5 P. sin 67
o
)- d
7
. sin 67
o
= 0
d
7
= 0,5 P (TARIK)
H
O
= 0 a
4
+ d
6
. cos 67
o
+ d
7
. cos 67
o
+ a
5
= 0
6,25 P + 0,5 P. cos 67
o
+ 0,5 P . cos 67
o
+ a
5
= 0
a
5
= -6,25 P ( TEKAN )


2
0
1
1
/
2
0
1
2

5.3. Perhitungan Beban Hidup Dengan Metoda Garis Pengaruh (Gaya Batang)

Pada saat :
P
LL
di A = V
A
= P
LL
= 1 P
LL
di G = V
G
=
L
L 6
P
LL
= 0,25
P
LL
di C = V
B
=
L
L
P
LL
= 0,875 P
LL
di H = V
F
=
L
L 5
P
LL
= 0,375
P
LL
di D = V
C
=
L
L 2
P
LL
= 0,75 P
LL
di I = V
H
=
L
L 7
P
LL
= 0,125
P
LL
di E = V
D
=
L
L 3
P
LL
= 0,625 P
LL
di B = V
I
=
L
L 8
P
LL
= 0
P
LL
di F = V
E
=
L
L 4
P
LL
= 0,5


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Contoh perhitungan
Mencari Sa1 di titik C :
Sa1 (C) =
O
Va
67 sin
=
O
67 sin
875 , 0
= - 0,951 (tekan)
Sa2 (C) =
6
Va
=
6
5 875 , 0
= -0.729 (tekan)
Sa3 (C) =
( ) ( )
6
1 2 + Va

=
( ) ( )
6
5 1 10 875 , 0 +
= -0.625 (tekan)
Sa3 (D) =
6
2 Va
=
6
10 875 , 0
= -1,533 (tekan)
Sa4 (C) =
( ) ( )
6
1 2 + Va

=
( ) ( )
6
2 1 3 + Va
= -0.521 (tekan)
Mencari Gaya btang max Sa1 :
G btng max= ( P
LL
. Ymax )+(q
LL
( L . Ymax ))
= (153,125.-0,951)+( 26,918 (20.-0,951)
= -790.870 KN (tekan)


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Contoh perhitungan
Sd1 (C) =
O
Va
67 sin
=
O
67 sin
0.875
= 0.95 (tarik)
Sd2 (C) =
O
Va
67 sin
1 +
=
O
67 sin
1 0.875 - +
= 0.14 (tarik)
Sd3 (C) =
O
Va
67 sin
1
=
O
67 sin
1 0.875
= -0.14 (tekan)
Sd4 (C) =
O
Va
67 sin
1 +
=
O
67 sin
1 0.875+
= 0.14 (tarik)

Mencari Gaya btang max Sd1 :
G btng max = ( P
LL
. Ymax )+(q
LL
( L . Ymax ))
= (153,125. 0.95)+( 26,918 ( 20 . 0.95)
= 790.870 KN (tarik)


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Contoh perhitungan
Sb1 (C) =
6
2 / 1 Va
=
6
5 , 2 0.875
= 0.802 (tarik)
Sb2 (C) =
( ) ( )
6
5 , 0 1 5 , 1 Va

=
( ) ( )
6
5 , 2 1 5 , 7 0.875
= 0.677 (tarik)
Sb2 (D) =
6
5 , 1 Va
=
6
5 , 7 0.875
= 0.698 (tarik)
Sb3 (E) =
6
5 , 2 Va
=
6
5 , 12 0.875
= 0.469 (tarik)

Mencari Gaya btang max Sb1 :
G btng max = ( P
LL
. Ymax )+(q
LL
( L . Ymax ))
= (153,1250.802)+( 26,918 ( 25 . 0.802)
= 667.3331 KN (tarik)


2
0
1
1
/
2
0
1
2


2
0
1
1
/
2
0
1
2

BAB VI
PERENCANAAN DIMENSI BATANG

6.1 Perencanaan Batang Tarik
6.1.1 Batang Bawah ( b
1
s/d b
8
)
1. Pembebanan
P
DL
= 934.356 KN fy = 2500
2
cm
kg

P
LL
= 1213.333 KN fu = 4100
2
cm
kg

P
W
= 10.7362 KN L
k
= 500 cm

2. Beban rencana terfaktor (Beban Ultimate)
Nu = 1,2 P
DL
+ 1,6 P
LL
+ 1 P
W

= 1,2 (934.356) + 1,6 (1213.333) + 10.7362
= 2961.71 KN
3. Menentukan Ag minimum
a. Kondisi leleh : Nu . fy . Ag
Ag min =
) ( 9 , 0
y
f
Nu

=
) 2500 ( 9 , 0
296171
2
cm Kg
= 131,69cm

b. Kondisi fraktur : Nu . f
u
. Ae
Nu . f
u
. A
n
. U


2
0
1
1
/
2
0
1
2

A
n
min =
) 9 . 0 ( . ) 4100 ( 75 , 0
296171
2
cm Kg

= 107,0175 cm
Untuk batang b disambung pada ke dua sayapnya seperti gambar :
Cat : U = 0.90 untuk b/h > 2/3
Berdasarkan Ag 131,69 cm, ambil IWF 400. 400. 15. 15
lubang baut : d = 2.5 cm
t
f
= 28 mm
Jumlah lubang baut pada satu irisan tegak lurus penampang
= 4 (2.5) (2.8) = 28 cm
2

Ag min = An min + jumlah luas lubang baut
= 107,0175 + 28 = 135,0175 cm
Dari kedua kondisi batas di atas diambil harga terbesar :
Ag min = 135,0175 cm
2

4. Menghitung i
min
untuk syarat kelangsingan
i
min
=
240
Lk
=
240
500
= 2,083 cm > iy
Dari tabel ambil IWF 400 .400. 15. 15
Cek : b/h = 1 > 2/3 OK
A = 178.5 cm > 135,0175 cm OK
i
y
= 9,54 cm > 2,083 cm OK


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6.1.2 Batang Diagonal (d
1
,d
3
,d
5
,d
7
,d
8
,d
10
,d
12
,d
14
)
1. Pembebanan
P
DL
= 1479.4 KN fy = 2500
2
cm
kg

P
LL
= 790.870 KN fu = 4100
2
cm
kg

P
W
= 16.9989KN L
k
= 707 cm

Nu = 1,2 P
DL
+ 1,6 P
LL
+ 1 P
W

= 1,2 (1479.4) + 1,6 (790.870) + 16.9989
= 3333.08 KN
3. Menentukan Ag minimum
a. Kondisi leleh : Nu . fy . Ag
Ag min =
) ( 9 , 0
y
f
Nu

=
) 2500 ( 9 , 0
333308
2
cm Kg
= 148.137 cm
b. Kondisi fraktur : Nu . f
u
. Ae
Nu . f
u
. A
n
. U
A
n
min =
) 9 . 0 ( . ) 4100 ( 75 , 0
333308
2
cm Kg
KN

= 120.436 cm


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Untuk batang b disambung pada edua sayapnya seperti gambar :
Cat : U = 0.90 untuk b/h > 2/3
Berdasarkan Ag 131,69 cm, ambil IWF 400. 400. 15. 15
lubang baut : d = 2.5 cm
t
f
= 28 mm
Jumlah lubang baut pada satu irisan tegak lurus penampang
= 4 (2.5) (2.8) = 28 cm
2

Ag min = An min + jumlah luas lubang baut
= 120,436 + 28 = 148,436 cm
Dari kedua kondisi batas di atas diambil harga terbesar :
Ag min = 148,436 cm
2

4. Menghitung i
min
untuk syarat kelangsingan
i
min
=
240
Lk
=
240
707
= 2,945 cm > iy
Dari tabel ambil IWF 400. 400. 15. 15
Cek : b/h = 1 > 2/3 OK
A = 178.5 cm > 148,436 cm OK
i
y
= 9,54 cm > 2,945 cm OK


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6.2 Perencanaan Batang Tekan
6.2.1 Batang Diagonal (a
1
,a
10
,d
2
,d
4
,d
6
,d
9
,d
11
,d
13
)
1. Pembebanan
P
DL
= 1479.397 KN fy = 2500
2
cm
kg

P
LL
= 790.870 KN Fu = 4100
2
cm
kg

P
W
= 16.9989 KN L
k
= 707 cm

Nu = 1,2 P
DL
+ 1,6 P
LL
+ 1 P
W

= 1,2 (1479.397) + 1,6 (790.870) + 16.9989
= 3333.08 KN
3. Perkiraan luas penampang yang dibuthkan dengan mengasumsikan kelangsingan
awal
min
i
Lk
= 100 atau i
min
=
100
Lk
=
100
707
= 7,07 cm
c =
t
1
min
i
Lk
E
fy

=
t
1
07 , 7
707
200000
250

= 1.125


2
0
1
1
/
2
0
1
2

0.25 < c < 1.2, maka :
=
c 67 , 0 6 , 1
43 , 1
=
125 , 1 67 , 0 6 , 1
43 , 1

= 1,689
Nu . Nn
Nu . Ag . fcr
Ag
fcr
Nu
n
. |

Ag
( )
|
.
|
\
|

689 . 1
250
85 . 0
10 3333.08
3

26492,10409 mm = 264,921 cm
4. Dari tabel Profil, dipilih IWF 400.400.18.28
Ag = 295,4cm
i
y
= 10,2 cm
i
x
= 17,7 cm
5. Cek kelangsingan pelat penampang
f =
t
b
=
) 28 ( 2
405
= 7,23
r =
fy
400
=
250
400
= 25,298
f < r OK!!! (Asumsi tidak terjadi tekuk lokal terpenuhi)


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6. Cek kelangsingan terhadap tekuk global
min
i
Lk
=
07 , 7
707
= 100
c =
t
1
min
i
Lk
E
fy

=
t
1
100
200000
250

= 1,125
0,25 < c < 1,2 maka :
=
c 67 , 0 6 , 1
43 , 1
=
125 , 1 67 , 0 6 , 1
43 , 1

= 1,68

7. Cek kapasitas penampang:
Nn = Ag . fcr
=
( )( )
68 . 1
10 250 10 5 , 295
3 2

= 4397,321 KN
Nu . Nn
(0,85) (4397,321)
Nu = 3333.08 KN 3737,723 KN OK!!!!
Penampang yang dipilih ternyata memenuhi syarat dan cukup efisien.


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6.2.1 Batang Atas (a
2
s/d a
9
)
1. Pembebanan
P
DL
= 2433.21875 KN fy = 2500
2
cm
kg

P
LL
= 1386.667 KN Fu = 4100
2
cm
kg

P
W
= 27.9588 KN L
k
= 500 cm

Nu = 1,2 P
DL
+ 1,6 P
LL
+ 1 P
W

= 1,2 (2433.21875) + 1,6 (1386.667) + 27.9588
= 5585.11 KN
3. Perkiraan luas penampang yang dibuthkan dengan mengasumsikan kelangsingan
awal
min
i
Lk
= 50 atau i
min
=
50
Lk
=
50
500
= 10 cm
c =
t
1
min
i
Lk
E
fy

=
t
1
50
200000
290

= 0.61
0.25 < c < 1.2, maka :


2
0
1
1
/
2
0
1
2

=
c 67 , 0 6 , 1
43 , 1
=
61 . 0 67 , 0 6 , 1
43 , 1

= 1.2
Nu . Nn
. Ag . fcr
Ag
fcr
Nu
n
. |

Ag
( )
|
.
|
\
|

162 . 1
250
85 . 0
10 5585.11
3

30540,695 mm = 305,40 cm
4. Dari tabel Profil, dipilih IWF 400.400.20.35
Ag = 360.7cm
i
y
= 10.4 cm
i
x
= 18.2 cm
5. Cek kelangsingan pelat penampang
f =
t
b
=
) 35 ( 2
400
= 5.714 ;
r =
fy
400
=
250
400
= 25,3
f < r OK!!! (Asumsi tidak terjadi tekuk lokal terpenuhi)


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6. Cek kelangsingan terhadap tekuk global
min
i
Lk
=
4 . 10
500
= 48.08
c =
t
1
min
i
Lk
E
fy

=
t
1
08 . 48
200000
290

= 0,58
0,25 < c < 1,2 maka :
=
c 67 , 0 6 , 1
43 , 1
=
58 , 0 67 , 0 6 , 1
43 , 1

= 1.149
7. Cek kapasitas penampang
Nn = Ag . fcr
=
( )( )
149 . 1
10 250 10 7 . 360
3 2

= 7848,128 KN
Nu . Nn
(0,85) (7848,128)
Nu = 6377.60 KN 6670,91 KN OK
Penampang yang dipilih ternyata memenuhi syarat dan cukup efisien


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6.3.PERHITUNGAN SAMBUNGAN BAUT

6.3.1 Batang Atas
a. Data :
- Profil IWF

400.400.20.35
- = 16 mm
- f
y
= 250 Mpa
- f
u
= 410 Mpa
- Jumlah bidang geser (m) = 1
- Mutu Baut = A 325 dimana f
y baut
= 325 Mpa
- = 0,9

b. Menentukan diameter baut
d
efektif
=
m f
f
yb
y
t
o
4
1
5 . 0
4 . 2 .
min
=
1 .
4
1
325 5 . 0
250 4 . 2 16
t x x
x x

= 75,22 mm
d
max
= 1 inchi = 44.45 mm
d
efektif
= 75,22 mm > d
max
= 44.45 mm
Jadi, d
baut
= 44.45 mm

c. Menentukan daya dukung baut
N
geser
= . 0.5 f
yb
A
baut
. m
= 0.9 x 0.5 x 32500 x (1/4 0.04445
2
) . 1


2
0
1
1
/
2
0
1
2

= 22.69 ton

N
tumpu
=
min
. d . 2.4 f
y
.
= 0.016 x 0.04445 x 2.4 x 25000 x 0.9
= 38,4 ton
Jadi N
baut
= 22.69 ton.

1. Batang a
2
= a
9
P = 261.013 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
261.013

= 11,5 buah 12 buah
2. Batang a
3
= a
8
P = 438,489 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
438,489

= 19,32 buah 20 buah
3. Batang a
4
= a
7
P = 548,11 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
548,11

= 24,25buah 25 buah
4. Batang a
5
= a
6

P = 558,511 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
558,511


2
0
1
1
/
2
0
1
2

= 24,6 buah 25 buah

6.3.2 Batang Bawah
a. Data :
- Profil IWF

400.400.15.15
- = 16 mm
- f
y
= 250 Mpa
- f
u
= 410 Mpa
y baut
= 325 Mpa
- = 0,9

d
efektif
=
m f
f
yb
y
t
o
4
1
5 . 0
4 . 2 .
min
=
1 .
4
1
325 5 . 0
250 4 . 2 16
t x x
x x

= 75,22 mm
d
max
= 1 inchi = 44.45 mm
d
efektif
= 75,22 mm > d
max
= 44.45 mm
Jadi, d
baut
= 44.45 mm
N
geser
= . 0.5 f
yb
A
baut
. m
= 0.9 x 0.5 x 32500 x (1/4 0.04445
2
) . 1
= 22.69 ton
N
tumpu
=
min
. d . 2.4 f
y
.
= 0.016 x 0.04445 x 2.4 x 25000 x 0.9


2
0
1
1
/
2
0
1
2

= 38,4ton
Jadi N
baut
= 22.69 ton.

1. Batang b
1
= b
8
P = 173.418 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
173.418

= 7,64 buah 8 buah
2. Batang b
2
= b
7
P = 219,075 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
219,075

= 9,65 buah 10 buah
3. Batang b
3
= b
6
P = 280,571 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
280,571

4. Batang b
4
= b
5
P = 296,171 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
296,171

= 15.67 buah 16 buah


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6.3.3 Batang Diagonal (d
1
,d
3
,d
5
,d
7
,d
8
,d
10
,d
12
,d
14
)
a. Data :
- Profil IWF

400.300.15.15
- = 16 mm
- f
y
= 250 Mpa
- f
u
= 410 Mpa
y baut
= 325 Mpa
- = 0,9

d
efektif
=
m f
f
yb
y
t
o
4
1
5 . 0
4 . 2 .
min
=
1 .
4
1
325 5 . 0
250 4 . 2 16
t x x
x x

= 75,22 mm
d
max
= 1 inchi = 44.45 mm
d
efektif
= 75,22 mm > d
max
= 44.45 mm
Jadi, d
baut
= 44.45 mm

N
geser
= . 0.5 f
yb
A
baut
. m
= 0.9 x 0.5 x 32500 x (1/4 0.04445
2
) . 1
= 22.69 ton


2
0
1
1
/
2
0
1
2

N
tumpu
=
min
. d . 2.4 f
y
.
= 0.016 x 0.04445 x 2.4 x 25000 x 0.9
= 38,4 ton
Jadi N
baut
= 22.69 ton.

1. Batang d
1
= d
14
P = 333.308 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
333.308

2. Batang d
3
= d
12
P = 250,739 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
250,739

3. Batang d
5
= d
10
P = 168,169 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
168,169

= 7,41 buah 8 buah
4. Batang d
7
= d
8
P = 99,1578 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
99,1578

= 4.37 buah 5 buah


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6.3.4. Batang Diagonal (a
1
,a
10
,d
2
,d
4
,d
6
,d
9
,d
11
,d
13
)
a. Data :
- Profil IWF

400.400.18.28
- = 16 mm
- f
y
= 250 Mpa
- f
u
= 410 Mpa
y baut
= 325 Mpa
- = 0,9
d
efektif
=
m f
f
yb
y
t
o
4
1
5 . 0
4 . 2 .
min
=
1 .
4
1
325 5 . 0
250 4 . 2 16
t x x
x x

= 75,22 mm
d
max
= 1 inchi = 44.45 mm
d
efektif
= 75,22 mm > d
max
= 44.45 mm
Jadi, d
baut
= 44.45 mm
N
geser
= . 0.5 f
yb
A
baut
. m
= 0.9 x 0.5 x 32500 x (1/4 0.04445
2
) . 1
= 22.69 ton
N
tumpu
=
min
. d . 2.4 f
y
.
= 0.016 x 0.04445 x 2.4 x 25000 x 0.9
= 38,4 ton
Jadi N
baut
= 22.69 ton.


2
0
1
1
/
2
0
1
2

1. Batang a
1
= a
10
P = 333.308 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
333.308

2. Batang d
2
= d
13
P = 88,0452 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
88,0452

= 3,8 buah 4 buah
3. Batang d
4
= d
11
P = 32,5915 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
32,5915

= 1,4 buah 2 buah
4. Batang d
6
= d
9
P = 27,1159 ton
Jumlah Baut =
baut
N
P
=
69 . 22
27,1159

= 1,195 buah 2 buah


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6.4 Sambungan Gelagar Memanjang
a. Data :
- IWF 400.300.9.14
- Vu = 269,110 KN = 26911,0 kg
- = 16 mm
- Diameter baut (D
f
) = 20 mm (M20)
- A
s
= 245 mm
2
(tabel 11 RSNI T-03-2005)
- Mutu Baut = A 325 dimana
o F
u
b
= 8250 Kg/cm
2

- Fb = 0,60 F
u
b
= 4950 kg/cm
2

- = 0,9
- Jumlah bidang geser (n
s
)= 2


2
0
1
1
/
2
0
1
2

DETAIL SAMBUNGAN PADA GELAGAR MEMANJANG

b. Menentukan nilai resultan gaya yang bekerja pada gelagar memanjang

Jarak baut :
S = 7d = 7.20= 140mm
S
1
= 2d = 2.20= 40mm
SI= 2d = 2.20= 40mm
U = 6d = 6.20= 120mm
Bidang geser (m) = 2
Jumlah baris (n) = 2
Jumlah kolom (k) = 2
b = 2d + 7d +2d
= 11d = 11(20mm)
= 220 mm

e = b
= (220 mm) = 110 mm
P = Vag memanjang = 269,110 KN = 26911,0 kg


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Momen = P . e =26911,0 . 11 =296021 kgcm

Rp =
n
P
2
1

R
Mv
=
( )
+
2 2
1
.
i i
Y X
X M

R
Mh
=
( )
+
2 2
1
.
i
i
Y X
Y M
R
i
= ( )
2 2
P MV Mh
R R R + +

c. Menentukan kekuatan baut
N
geser
= . 0.5 Fb A
baut
. m
= 0.9 x 0.5 x 4950 x (2,45) . 2
= 10914,75 kg
N
tumpu
=
min
. d . 2.4 f
y
.
= 0.016 x 0.02 x 2.4 x 25000 x 0.9
= 17,28 ton = 17280 kg
Jadi N
baut
= 10914,75 kg

Syarat sambungan aman : Ri N
baut
no
baut
gaya yang bekerja pada baut
keterangan gaya akibat momen gaya akibat P
total(Ri)
x y x^2 y^2 rmv rmh rp
1 -7 6 49 36 -6094.55 5223.9 3363.875 5894.549785
2 7 6 49 36 6094.55 5223.9 3363.875 10805.13464 max
3 7 -6 49 36 6094.55 -5223.9 3363.875 10805.13464
4 -7 -6 49 36 -6094.55 -5223.9 3363.875 5894.549785

196 144

340


2
0
1
1
/
2
0
1
2

10805.13464 kg 10914,75 kg OK!
6.5 Sambungan Gelagar Melintang
6.5.1 Sambungan pada badan gelagar memanjangnya
a. Data :
- Profil IWF 400.400.70.45
- Vu = = 1074,4162 KN = = 107441,62 kg
- = 16 mm
- Diameter baut (D
f
) = 20 mm (M20)
- A
s
= 245 mm
2
o F
u
b
= 10350 Kg/cm
2

- Fb = 0,60 F
u
b
= 6210 kg/cm
2

- = 0,9
s
)= 2

DETAIL SAMBUNGAN PADA GELAGAR MELINTANG


2
0
1
1
/
2
0
1
2

b. Menentukan nilai resultan gaya yang bekerja pada gelagar melintang
Jarak baut :
S = 4d = 4.20= 80mm Bidang geser (m) = 2
S
1
= 2d = 2.20= 40mm Jumlah baris (n) = 5
SI= 2d = 2.20= 40mm Jumlah kolom (k) = 4
U = 6d = 3.20= 60mm
b = 2d + 4d+ 4d+ 4d +2d
= 16d = 16(20mm)
= 320 mm
e = b
= (320 mm) = 160 mm
Momen yang terjadi (M) = P . e
= 107441,62. 16 = 1719065,92 kgcm


2
0
1
1
/
2
0
1
2

Rp =
n
P
2
1

R
Mh
=
R
Mv
=
( )
+
2 2
1
.
i i
Y X
X M

R
i
= ( )
2 2
P MV Mh
R R R + +

N
geser
= N
geser
= . 0.5 Fb A
baut
. m
= 0.9 x 0.5 x 6210 x (2,45) . 2
= 13693,05 kg
N
tumpu
=
min
. d . 2.4 f
y
.
= 0.016 x 0.02 x 2.4 x 25000 x 0.9
= 17,28 ton = 17280 kg
Jadi N
baut
= 13693,05 kg

baut
11651,71258 kg 13693,05 kg OK!

( )
+
2 2
1
.
i
i
Y X
Y M


2
0
1
1
/
2
0
1
2

6.5.2 Sambungan pada badan gelagar melintangnya
a. Data :
- Profil IWF 400.400.70.45
- Vu = = 1074,4162 KN = = 107441,62 kg
- = 16 mm
- Diameter baut (D
f
) = 20 mm (M20)
- A
s
= 245 mm
2
o F
u
b
= 10350 Kg/cm
2

- Fb = 0,60 F
u
b
= 6210 kg/cm
2

- = 0,9
s
)= 2

DETAIL SAMBUNGAN PADA GELAGAR MELINTANG


2
0
1
1
/
2
0
1
2

b. Menentukan nilai resultan gaya yang bekerja pada gelagar melintang
Jarak baut :
S = 4d = 4.20= 80mm Bidang geser (m) = 2
S
1
= 2d = 2.20= 40mm Jumlah baris (n) = 5
SI= 2d = 2.20= 40mm Jumlah kolom (k) = 4
U = 6d = 3.20= 60mm
b = 2d + 4d+ 4d+ 4d +2d
= 16d = 16(20mm)
= 320 mm
e = b
= (320 mm) = 160 mm
Momen yang terjadi (M) = P . e
= 107441,62. 16 = 1719065,92 kgcm

Kp =
n
P
2
1
=
20
1 . 36865
2
1
x
= 921,63 kg

K
Mx
=
( )
+
2 2
1
.
i
i
Y X
Y M
=
1440 1600
12 01 , 56663 5
+
x

= 2197,35 kg
K
My
=
( )
+
2 2
1
.
i i
Y X
X M
=


2
0
1
1
/
2
0
1
2

= 2197,35 kg
Rp =
n
P
2
1

R
Mh
=
R
Mv
=
( )
+
2 2
1
.
i i
Y X
X M

R
i
= ( )
2 2
P MV Mh
R R R + +
N
geser
= N
geser
= . 0.5 Fb A
baut
. m
= 0.9 x 0.5 x 6210 x (2,45) . 2
= 13693,05 kg
N
tumpu
=
min
. d . 2.4 f
y
.
= 0.016 x 0.02 x 2.4 x 25000 x 0.9
= 17,28 ton = 17280 kg
Jadi N
baut
= 13693,05 kg

baut
11651,71258 kg 13693,05 kg OK!

( )
+
2 2
1
.
i
i
Y X
Y M


2
0
1
1
/
2
0
1
2

BAB VII
KESIMPULAN


2
0
1
1
/
2
0
1
2

BAB VIII
PENUTUP

Dalam sebuah perencanaan suatu rangka baja kita dituntut untuk melakukan suatu
perencanaan dengan target antara lain :
a. Kuat, artinya perencanaan yang kita buat harus memiliki struktur yang kuat untul
menerima beban baik beban berat konstruksi sendiri maupun beban luar.
b. Efisien, artinya perencanaan dibuat dengan sefisien mungkin tanpa mengurangi
persyaratan yang berlaku.
c. Pelaksanaan mudah.
d. Berat konstruksi minimum, hal ini berpengaruh terhadap kekuatan struktur untuk
menanggung beban tersebut.
e. Biaya minimum.
f. Waktu konstruksi yang minimum, hal ini berhubungan dengan lamanya pekerjaan suatu
konstruksi.

Tidak jarang suatu perencanaan akan berbeda dengan pelaksanaan, misalnya dalam
perencanaan rangka baja didapatkan dimensi penampang baja yang berbeda ukuran, tetapi
dalam pelaksanaan dimensi penampang yang digunakan adalah seragam dan sama. Hal ini
berhubungan dengan kemudahan konstruksi tersebut dikerjakan dan penyambungan dimensi
batang yang lebih mudah. Jadi dalam sebuah perencanaan kita dituntut untuk merencanakan
konstruksi yang sesuai target yang akan dicapai.


2
0
1
1
/
2
0
1
2

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Rudy, Ir.
1987. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Kanisius.

Moeljono, Drs.,SP1.
2004. Konstruksi Baja Dasar. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.

Moeljono, Drs.,SP1.
2004. Konstruksi Baja Jembatan. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.

SJJ Ryan

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

SJJ Ryan

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERENCANAAN JEMBATAN BAJA TIPE

= 10,67 (pelat sayap)

358,916 - 031 , 1940

Anda mungkin juga menyukai