"Allah menghendaki buat kamu kemudahan dan tidak menghendaki buat kamu kesulitan. ( [2] : 185 ) .. "dan Dia ( Allah ) tidak menjadikan bagi kamu dalam hal agama sedikit kesulitanpun " ( [ 22] : 78 )
Tatkala Nabi mengutus Muadz bin Jabal dan Abu Musa al-Asyari ke Yaman, beliau ber pesan kepada keduanya:
, ,
Hendaknya kalian mempermudah dan jangan mempersulit, berikanlah kabar gembira dan jangan membuat lari, saling membantu dan jangan berselisih (HR. Bukhori 3038 dan Muslim 1733
: ,
Aisyah berkata: Tdklah Rasulullah diberi pilihan di atr dua perkara kecuali beliau memilih yg paling ringan selagi hal tsb bkn dosa. Adapun bila hal tsb merupakan dosa mk beliau adlh org yg paling jauh darinya. (HR. Bukhori 3560 dan Muslim 2327)
Lanjutan
Pendapat Ulama
1.Ibnu Asyir : kekayaan adalah emas dan perak tetapi lalu berubah pengerti annya mjd sesuatu yg disimpan dan dimiliki. 2.Hanafi : kekayaan adalah segala sesuatu yg dpt dimiliki dan dimanfaat kan menurut kebiasan. Kekayaan dpt disebut kekayaan bila memenuhi 2 syarat tsb, seperti tanah, binatang, barang-barang, perlengkapan dan uang.
Sesuatu yg tdk dapat dimanfaatkan tetapi mungkin dimiliki seperti ikan di laut, binatang di hutan dan burung di udara adalah termasuk kekayaan. 3. Maliki, Syafii dan Hanbali : kekayaan adalah sgl manfaat yg dpt dikuasai dg cara menguasai tempat dan sumbernya. 4. Ibnu Najim : kekayaan adalah sesuatu yg dpt dimiliki dan disimpan untuk keperluan,
Tarjihnya
Qardhawi menyimpulkan bhw yg paling tepat adalah pendapat madzhab Hanafi. Alasannya : pengertian tsb lbh tepat dlm kamus B.Arab dpt diterapkan pengertiannya lwt nash nash ttg zakat.
Dg demikian maka kekayaan adalah sesuatu yg berwujud dan dpt dimiliki, itulah yg dpt dibebani kewajiban mengeluarkan zakat.
Pendapat ini dikemukakan oleh Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahhab Khalaf dan Abdurrahman Hasan.
Qardhawi sgt mendukung pendapat tsb yg disertai pembahasan lengkap dg dalil-dalil.
Contohnya
Isi Fatwa yang dikeluarkan tanggal 29 September 1984 itu adalah : seorang dokter dilarang menggugurkan kandungan seorang wanita yang telah genap 120 hari, kecuali untuk menyelematkan wanita/ibu itu dari marabahaya yang ditimbulkan oleh kandungannya
Lanjutan.
. Dan seorang dokter boleh menggugurkan kandungan wanita dengan persetujuan kedua belah pihak yaitu suami istri, sebelum kandungan itu genap berusia 40 hari, yakni saat masih berbentuk segumpal darah. Apabila kandungan itu sudah lebih dari 40 hari dan belum sampai 120 hari maka dalam keadaan seperti ini tidak boleh dilakukan abortos kecuali dalam dua kondisi berikut ini:
Lanjutan.
a. Apabila kandungan itu tetap dipertahankan, akan menimbulkan bahaya bagi sang ibu dan bahaya itu akan berlangsung terus menerus sampai sehabis melahirkan. b. Apabila sudah dapat dipastikan bahwa janin yang lahir akan menderita cacat baik fisik atau akalnya, yang kedua hal itu tidak mungkin dapat disembuhkan.
sumber : Suhartono, S.Ag.,SH.,MH.(Hakim PA Martapura)
Definisi Mujmal ()
Secara etimologi ada beberapa arti yang diberikan kepada lafaz Mujmal. Pertama Mujmal diartikan sebagai global/ umum atau dalam bahasa Arab disebut .Kedua Mujmal diartikan dengan samar atau dalam bahasa Arab disebut . Ketiga ada pula yang memberi arti Mujmal dengan yang tidak diketahui arti atau dalam bahasa Arab disebut dengan .
Lanjutan
Secara terminologi : Mujmal diartikan sebagai berikut : 1. Prof.DR. Abdul Wahhab Khallaf : lafazh yang shighotnya tidak dapat menunjukan kepada pengertian yang dikandung olehnya, dan tidak terdapat qorinah-qorinah lafazh atau keadaan yang dapat menjelaskannya. Maka sebab itu kesamaran di dalam alMujmal ini bersifat lafzhi bukan sifat yang baru datang.
Lanjutan
2. Wahbah al-Zuhaili mendefinisian Mujmal sebagai berikut : Lafaz yang samar maksudnya, yang tidak dapat diketahui kecuali dg penjelasan dr pembicara sendiri. Tidak dapat diketahui dengan akal karena hanya bisa diketahui dengan dalil naqli dari pembicara itu. Maksudnya lafaz itu tidak dapat diketahui kecuali dengan adanya penjelasan dari yg memujmalkan atau alMujmil atau Syari
Lanjutan
Dr definisi di ats dpt kt tangkap pengertian : 1. Al-Mujmal adalah lafazh atau kata yang tidak jelas ( global ) artinya.
2. Tidak pula ter dpt petunjuk atau qorinah yg menjelaskan arti global dari kata tsb.
Lanjutan
3. Jalan untuk mengetahui maksud Mujmal tidak dalam batas kemampuan akal manusia, tetapi satu-satunya jalan untuk memahami adalah melalui penjelesan dari yang me-mujmalkan atau dalam hal ini Syari.
PENYEBAB MUJMAL
Dalam menjelaskan hal ini, Muhammad Said Ramadhan al-Buthi menyebutkan bahwa ada 6 hal penyebab lafaz Mujmal yaitu : 1. Lafaz itu mengandung makna yang tidak jelas atau tidak tertentu kualitasnya. Misalnya firman Allah SWT dalam surat alAnam ayat 141 : dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya.
Lanjutan.
Lafaz hak dlm ayat ini, sekalipun maknanya scr umum bisa dimengerti, namun jenis dan kualitas hak tersebut tidak jelas.
Oleh karena itu diperlukan dalil lain yg akan menjelaskannya. Rasulullah bersabda: Tidak ada kewajiban zakat untuk tamr (kurma masak) yang kurang dari 5 wasaq. HR. Bukhari dan Muslim.
Lanjutan
Rasulullah bersabda:
Semua tanaman yg diairi air yg turun dr langit dan mata air atau oleh sungai, zakatnya seper sepuluhnya (10%), dan yang diairi dg pembiayaan, zakatnya setengah dari seper sepuluh (5%). HR. Bukhari
2. Lafaz itu mengandung makna musytarak ( bersama ) antr dua makna atau lbh sesuai dg arti etimologinya.
Misalnya firman Allah 2 : 228 : Wanita-wanita yg ditalak itu hendaklah menahan dirinya (menunggu)tiga quru Lafaz quru dlm ayat ini bersifat mujmal, krn scr etimologi mengandung dua makna, yaitu haid dan suci.
Pemahaman Berbeda
Contohnya
Lafaz "kuluu wasyrabuu" (makan dan minumlah) menggunakan bentuk perintah, ttp yg dimaksud adlh mubah. Lafaz "fankihuu maa thaba lakum minn nisa'" (nikahilah wanita-wanita yg kamu sukai) jg menggunakan bentuk perintah. Nah, para ulama ada yg memandang bahwa itu adlh wajib (mazhab Zhahiri), dan ada yg memandang sunnah (jumhur ulama).
4. Situasi Darurat
Makna Darurat scr Bahasa Menurut Al-Jurjani dlm At-Tarifat hal 138, dhararah dari kata dharar. Kata dharar ada tiga makna pokok, yaitu 1. Lawan dari manfaat (dhid al-nafi), 2. Kesulitan/kesempitan (syiddah wa dhayq), 3. Buruknya keadaan (suul hal). (AlMunawwir, 1984: 876). Kata dhararah, dlm Al-Mujam al-Wasith hal 538 mempunyai arti kebutuhan (hajah), sesuatu yg tdk dpt dihindari (la ma dfa a lah), dan kesulitan
Situasi Darurat
Dalil Darurat
Istilah darurat bersumber dr ayat al-Quran :
QS al-Baqarah [2]: 173; QS al-Maidah [5]: 3; QS al-Anam [6]: 119; QS al-Anam [6]: 145; QS an-Nahl [16]: 115
(Asjmuni Abdurrahman, 2003: 42-43
173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yg (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah [108]. Ttp barangsiapa dlm keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tdk mengingin kannya dan tdk (pula) melampaui batas, maka tdk ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [108] selain Allah.
Dalil darurat
. segala kerusakan harus dihilangkan Prinsip ini merupakan prinsip yang paling dasar dalam fiqih Islam, yaitu menghilangkan kerusakan dan kemudaratan. Hal ini karena Islam diturunkan oleh Allah memiliki maksud fundamental yaitu menyebarkan maslahah (kebaikan) dan menghilangkan mafsadah (kerusakan). Semua hukum yang terdapat dalam fiqih Islam bertitik tolak dari prinsip ini sehingga Islam menjadi rahmatan li al-alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Lanjutan
Sumber yg melahirkan prinsip ini di antaranya adalah: Dan apabila kamu menceraikan istri-istrimu lalu mrk sudah sampai kepada masa iddahnya, maka pertahankanlah mereka dengan cara yg baik atau lepaskanlah dengan cara yg baik pula. Dan janganlah kamu mempertahankan mereka karena ingin memberikan kemudaratan (menyiksa) hingga kamu melampaui batas )QS.2: 231)
Lanjutan
Janganlah seorang ibu tertimpa bahaya karena anaknya, dan tidak boleh juga seorang ayah terkena bahaya karena anaknya... )QS. Al-Baqarah: 233). Tidak boleh memberikan mudharat (bahaya) kepada diri sendiri dan tidak boleh juga kepada orang lain.
Segala kesulitan akan membawa kemudahan. Macam-macam kesulitan yg bs memberikan kemudahan antara lain: 1.Sakit. Karena sakit org blh bertayamum sbg ganti wudhu dan mandi. 2. Karena bepergian seorang muslim blh shalat qashor , tdk berpuasa ramadhan, dan mengganti pd hari lain, blh tdk shalat jumat
Sholat darurat
3.Keadaan terpaksa. Karena keadaan terpaksa seorang boleh makan bangkai atau daging babi, karena bila tidak memakannya ia akan mati. Jika keadaan memaksa seorang dokter dibolehkan melihat aurat wanita yang bukan muhrimnya untuk kepentingan operasi
4.Lupa. Keadaan lupa, menurut hadist Nabi, bisa menggugurkan tanggung jawab.
Orang yang berpuasa, tiba-tiba ia makan pada siang hari dengan benar-benar karena lupa, maka itu tidak membatalkan puasanya
5.Kesulitan umum . Shalat dipandang syah dilakukan di tempat yang penuh kotoran karena sukar mencari alternatif atau adanya bencana.
Wanita haid dilarang shalat dan tidak menggantikannya pada waktu yang lain, karena hal itu sukar dilakukan.
Lanjutan
6.Kurang sempurna. Kewajiban dibebaskan dari anak yang belum baligh karena belum sempurna akalnya. Orang gila dibebaskan dari shalat dan puasa karena kurang sempurna akalnya.
Situasi Darurat
Lanjutan
3.Wahbah Az-Zuhaili, dalam Nazhariyyah adh-Dharrah (hlm. 65) : darurat sebagai datangnya bahaya (khathr) bg manusia atau kesulitan (masyaqqah) yg amat berat, yg membuat dia khawatir akan terjadinya madarat atau sesuatu yg menyakitkan atas jiwa, anggota tubuh, kehormatan, akal, harta, dan yg bertalian dengannya
sumber DARURAT (Dharrah) Oleh: M. Shiddiq Al-Jawi
5. Fleksibilitas Fatwa
Definisi Fatwa
Di dalam Kitab Mafaahim Islaamiyyah diterangkan sebagai berikut, Secara literal, kata al-fatwa bermakna jawaban atas persoalan-persoalan syariat atau perundang-perundangan yg sulit. Bentuk jamaknya adalah fataawin dan fataawaa. Jika dinyatakan aftaa fi al-mas`alah : menerangkan hukum dalam permasalahan tersebut.
Lanjutan
al-iftaa` adalah penjelasan hukum-hukum dalam persoalan-persoalan syariat, undangundang, dan semua hal yg berkaitan dg pertanyaan-pertanyaan orang yang bertanya (ibaanat al-ahkaam fi al-mas`alah alsyariyyah, au qanuuniyyah, au ghairihaa mimmaa yataallaqu bisu`aal al-saail)
Lanjutan
Al-Muftiy : orang yg menyampaikan penjelasan hukum atau menyampaikan fatwa di tengah-tengah masyarakat. Mufti : seorang faqih yg diangkat oleh negara u/ menjawab persoalan-persoalan
Syarat Mufti
Al-Nawawi menyebutkan syarat tsb sbb : 1. Mukallaf 2. Muslim 3. Berkepribadian kuat 4. Dapat dipercaya 5. Suci dari sifat-sifat tercela 6. Berjiwa kuat 7. Berotak cemerlang 8. Berpikiran tajam 9. Bisa melakukan istinbath hukum 10. Sehat jasmani dan rohani
Lanjutan
seoarang yang ditanya tersebut menolak dan melemparkan pertanyaan tersebut kepada orang lain, orang lain tersebut juga menolak dan melemparkan pertanyaan tersebut kepada orang lain dan seterusnya hingga pertanyaan tersebut kembali kepada orang pertama yang ditanya.
Lanjutan
Ibnu Masud meriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa: Barang siapa yang memberikan fatwa dari setiap permasalahan yang dimintakan fatwa kepadanya, maka dia adalah orang gila Imam Syafii prnh ditanya tdk lsg menjawab, tetapi dia mengatakan: Hingga saya tahu mana yang terbaik, apakah diam atau menjawabnya
Lanjutan
Imam Malik juga diriwayatkan bahwa dia pernah ditanya 50 permasalahan. Dia tidak menjawab satu permasalahan pun, dia mengatakan: , Barang siapa menjawab suatu permintaan fatwa, maka hendaknya sebelum menjawab menyodorkan dirinya, apakah di surga atau neraka, setelah selesai maka dia boleh menjawab
Harta itu bolehlah diambil dan disedekahkan kepada fakir miskin, atau disalurkan pada proyek-proyek kebaikan atau lainnya yang oleh si penabung dipandang ber
Harta itu bolehlah diambil dan disedekahkan kepada fakir miskin, atau disalurkan pada proyek-proyek kebaikan atau lainnya yang oleh si penabung dipandang bermanfaat bagi kepentingan Islam dan kaum muslimin. Karena harta haram itu bukanlah milik seseorang, uang itu bukan milik bank atau milik penabung, tetapi milik kemaslahatan umum.
Lanjutan
'Wahai Ummus Saib, mengapa engkau menggigil?' Dia menjawab, 'Demam, mudahmudahan Allah tdk memberkatinya.' Beliau bersabda, 'Janganlah engkau memaki-maki demam, karena dia dpt menghilangkan dosa-dosa anak Adam seperti ububan (alat pengembus api pada tungku pandai besi) menghilangkan karat besi.'"20
DOA PENUTUP